Bekerja dengan Efisien dalam Lingkungan Kerja Multigenerasi

02 December 2021

Apa yang dimaksud dengan multigenerational workforce? Multigenerational workforce tersebut mengacu pada suatu lingkungan kerja dengan pekerjanya yang berasal dari lintas generasi. Dengan demikian, keragaman di lingkungan kerja tidak lagi hanya berdasarkan pada jenis kelamin, kesukuan, maupun karakter yang dibawa oleh masing-masing, melainkan ada juga perbedaan dalam segi usianya.

  • Wah, pasti anak millennial nih!
  • Susah ya, kerja dengan angkatan kolot!
  • Anak muda zaman sekarang susah diajak diskusi!

Apakah Anda familiar dengan kata-kata di atas? Atau barangkali Anda sendiri yang kerap kali mengucapkan kalimat demikian? Jika ya, mungkin Anda saat ini sedang berada di lingkungan kerja dengan multigenerational workforce.

Menurut The Center of Generational Kinetics di Amerika, terdapat lima golongan generasi berdasarkan periode kelahiran yang ada di masyarakat secara umum. Saat ini, beberapa di antaranya masih berada dalam usia produktif kerja. Kelima golongan tersebut adalah:

  • Traditionalists atau Silent Generations, lahir pada tahun 1945 dan sebelumnya
  • Baby Boomers, lahir pada tahun 1946-1964
  • Generation X, lahir pada tahun 1965-1976
  • Generation Y atau millennials, lahir pada tahun 1977-1995
  • Generation Z, lahir pada tahun 1995 dan setelahnya

Di samping kelima kelompok generasi di atas, terdapat satu generasi lagi yang lahir dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, yaitu Generation Alpha. Akan tetapi, saat ini Generation Alpha masih berada pada usia kanak-kanak sampai menjelang remaja, sehingga belum ada yang memasuki usia produktif kerja.

Jika lingkungan kerja Anda terdiri dari karyawan lintas usia dan generasi, maka Anda pun perlu mengetahui terlebih dahulu implikasi apa yang muncul dari kondisi tersebut. Salah satu kondisi mendasar yang mungkin Anda temukan adalah beragam perspektif atau sudut pandang terhadap pekerjaan.

Saat menghadapi suatu permasalahan, Anda akan mendapatkan berbagai macam insight atau solusi untuk menanganinya. Tentu saja, perbedaan usia akan berpengaruh terhadap perbedaan cara pandang serta kemampuan melakukan pemecahan masalah.

Selain itu, multigenerational workforce juga akan memberikan kesempatan terjadinya proses belajar melalui mentoring atau pendampingan dari karyawan senior kepada junior. Hal ini tentu harus dilihat dalam konteks yang positif. Pasalnya, hal ini dapat menjadi salah satu cara untuk menyampaikan pengetahuan atau transfer knowledge baik berupa teori maupun praktik.

Jika para karyawan senior bersedia untuk membimbing karyawan junior secara langsung, inilah kesempatan para junior untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya dalam memahami pekerjaan. Berdasarkan hal ini, tentu perusahaan menjadi salah satu pihak yang diuntungkan, bukan?

Di samping beberapa keuntungan yang telah disampaikan di atas, tentu lingkungan kerja multigenerasi memiliki tantangannya tersendiri. Berdasarkan temuan Academy to Innovate HR (AIHR), beberapa tantangan yang kerap dihadapi dalam sebuah lingkungan kerja multigenerasi adalah sebagai berikut:

  • Perbedaan gaya komunikasi menyebabkan perbedaan pemahaman akan suatu permasalahan
  • Stereotipe negatif antar generasi yang diakibatkan oleh kurangnya rasa saling memahami
  • Ekspektasi terhadap penyelesaian tugas

Untuk dapat mengatasi tantangan yang mungkin dihadapi, maka berikut ini beberapa Strategi untuk Lingkungan Kerja Multigenerasi yang dapat Anda terapkan di perusahaan:

  1. Memahami karakteristik setiap generasi

Setiap generasi tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Para karyawan senior mungkin memiliki karakter pekerja keras dan juga loyal, sedangkan karyawan muda yang umumnya merupakan generasi milenial dikenal sebagai tech savvy serta memiliki kemampuan beradaptasi yang baik.

Oleh karena itu, penting sekali bagi pemimpin perusahaan untuk memahami gaya bekerja serta keahlian dari karyawannya. Hal ini dapat membantu Anda dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap karyawan. Dengan demikian, Anda pun akan lebih mudah untuk menemukan orang yang tepat untuk menyelesaikan suatu persoalan.

2. Menghilangkan stereotipe negatif

Dapat Anda bayangkan betapa tidak nyamannya bekerja di lingkungan yang penuh dengan prasangka. Oleh karena itu, Anda sebagai pemimpin perusahaan lah yang harus menghilangkan kondisi tersebut. Meningkatkan komunikasi sebagai upaya untuk menambah pemahaman dan rasa saling percaya antar generasi dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan suasana kerja yang lebih harmonis.

3. Pentingnya kolaborasi dan bimbingan

Telah kita pahami bahwa setiap generasi memiliki caranya sendiri dalam memandang sebuah hal atau permasalahan. Melalui kolaborasi dan komunikasi yang baik, bayangkan solusi dan inovasi apa saja yang dapat Anda temukan ketika berdiskusi. Tentu hal ini tidak akan berjalan jika setiap karyawan masih tertutup terhadap satu sama lain.

Dengan begitu, pemimpin perusahaan harus memastikan semua karyawan terbuka terhadap masukan, meskipun itu berasal dari generasi yang lebih muda. Jika hal ini sudah terjalin, tentu karyawan senior pun akan senang hati membimbing dan berbagi ilmu serta pengalaman dengan para juniornya.
 

Apa yang dimaksud dengan multigenerational workforce? Multigenerational workforce tersebut mengacu pada suatu lingkungan kerja dengan pekerjanya yang berasal dari lintas generasi. Dengan demikian, keragaman di lingkungan kerja tidak lagi hanya berdasarkan pada jenis kelamin, kesukuan, maupun karakter yang dibawa oleh masing-masing, melainkan ada juga perbedaan dalam segi usianya.

  • Wah, pasti anak millennial nih!
  • Susah ya, kerja dengan angkatan kolot!
  • Anak muda zaman sekarang susah diajak diskusi!

Apakah Anda familiar dengan kata-kata di atas? Atau barangkali Anda sendiri yang kerap kali mengucapkan kalimat demikian? Jika ya, mungkin Anda saat ini sedang berada di lingkungan kerja dengan multigenerational workforce.

Menurut The Center of Generational Kinetics di Amerika, terdapat lima golongan generasi berdasarkan periode kelahiran yang ada di masyarakat secara umum. Saat ini, beberapa di antaranya masih berada dalam usia produktif kerja. Kelima golongan tersebut adalah:

  • Traditionalists atau Silent Generations, lahir pada tahun 1945 dan sebelumnya
  • Baby Boomers, lahir pada tahun 1946-1964
  • Generation X, lahir pada tahun 1965-1976
  • Generation Y atau millennials, lahir pada tahun 1977-1995
  • Generation Z, lahir pada tahun 1995 dan setelahnya

Di samping kelima kelompok generasi di atas, terdapat satu generasi lagi yang lahir dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, yaitu Generation Alpha. Akan tetapi, saat ini Generation Alpha masih berada pada usia kanak-kanak sampai menjelang remaja, sehingga belum ada yang memasuki usia produktif kerja.

Jika lingkungan kerja Anda terdiri dari karyawan lintas usia dan generasi, maka Anda pun perlu mengetahui terlebih dahulu implikasi apa yang muncul dari kondisi tersebut. Salah satu kondisi mendasar yang mungkin Anda temukan adalah beragam perspektif atau sudut pandang terhadap pekerjaan.

Saat menghadapi suatu permasalahan, Anda akan mendapatkan berbagai macam insight atau solusi untuk menanganinya. Tentu saja, perbedaan usia akan berpengaruh terhadap perbedaan cara pandang serta kemampuan melakukan pemecahan masalah.

Selain itu, multigenerational workforce juga akan memberikan kesempatan terjadinya proses belajar melalui mentoring atau pendampingan dari karyawan senior kepada junior. Hal ini tentu harus dilihat dalam konteks yang positif. Pasalnya, hal ini dapat menjadi salah satu cara untuk menyampaikan pengetahuan atau transfer knowledge baik berupa teori maupun praktik.

Jika para karyawan senior bersedia untuk membimbing karyawan junior secara langsung, inilah kesempatan para junior untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya dalam memahami pekerjaan. Berdasarkan hal ini, tentu perusahaan menjadi salah satu pihak yang diuntungkan, bukan?

Di samping beberapa keuntungan yang telah disampaikan di atas, tentu lingkungan kerja multigenerasi memiliki tantangannya tersendiri. Berdasarkan temuan Academy to Innovate HR (AIHR), beberapa tantangan yang kerap dihadapi dalam sebuah lingkungan kerja multigenerasi adalah sebagai berikut:

  • Perbedaan gaya komunikasi menyebabkan perbedaan pemahaman akan suatu permasalahan
  • Stereotipe negatif antar generasi yang diakibatkan oleh kurangnya rasa saling memahami
  • Ekspektasi terhadap penyelesaian tugas

Untuk dapat mengatasi tantangan yang mungkin dihadapi, maka berikut ini beberapa Strategi untuk Lingkungan Kerja Multigenerasi yang dapat Anda terapkan di perusahaan:

  1. Memahami karakteristik setiap generasi

Setiap generasi tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Para karyawan senior mungkin memiliki karakter pekerja keras dan juga loyal, sedangkan karyawan muda yang umumnya merupakan generasi milenial dikenal sebagai tech savvy serta memiliki kemampuan beradaptasi yang baik.

Oleh karena itu, penting sekali bagi pemimpin perusahaan untuk memahami gaya bekerja serta keahlian dari karyawannya. Hal ini dapat membantu Anda dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap karyawan. Dengan demikian, Anda pun akan lebih mudah untuk menemukan orang yang tepat untuk menyelesaikan suatu persoalan.

2. Menghilangkan stereotipe negatif

Dapat Anda bayangkan betapa tidak nyamannya bekerja di lingkungan yang penuh dengan prasangka. Oleh karena itu, Anda sebagai pemimpin perusahaan lah yang harus menghilangkan kondisi tersebut. Meningkatkan komunikasi sebagai upaya untuk menambah pemahaman dan rasa saling percaya antar generasi dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan suasana kerja yang lebih harmonis.

3. Pentingnya kolaborasi dan bimbingan

Telah kita pahami bahwa setiap generasi memiliki caranya sendiri dalam memandang sebuah hal atau permasalahan. Melalui kolaborasi dan komunikasi yang baik, bayangkan solusi dan inovasi apa saja yang dapat Anda temukan ketika berdiskusi. Tentu hal ini tidak akan berjalan jika setiap karyawan masih tertutup terhadap satu sama lain.

Dengan begitu, pemimpin perusahaan harus memastikan semua karyawan terbuka terhadap masukan, meskipun itu berasal dari generasi yang lebih muda. Jika hal ini sudah terjalin, tentu karyawan senior pun akan senang hati membimbing dan berbagi ilmu serta pengalaman dengan para juniornya.
 

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia