Mengenal Brand Persona dan Peran Pentingnya Bagi Bisnis

04 January 2022

Brand memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah pengembangan produk. Bisnis yang sukses biasanya juga tidak terlepas dari keberhasilan sebuah brand dalam mengelola strategi pemasarannya. Anda mungkin sedang membangun brand dari produk bisnis Anda. Hingga saat ini, brand juga memiliki tren yang terus berubah dari waktu ke waktu.

Ada banyak persepsi yang diyakini seseorang dalam membangun sebuah brand. Namun, pada dasarnya tujuan dari pengelolaan brand harus dapat merepresentasikan visi dan misi yang dimiliki oleh sebuah bisnis. Melansir dari 99designs, berikut pendapat Johnny Levanier terkait dengan brand persona bagi sebuah bisnis.

Brand Persona vs Brand Identity

Baik brand persona dan brand identity sama-sama mendefinisikan keunikan brand melalui atribut visual. Di saat bersamaan, brand identity merupakan istilah menyeluruh yang mencakup semua aset yang merepresentasikan brand seperti logo, website, tipografi, dan skema warna. Brand persona menjadi aset visual lain yang sesuai dengan brand identity.

Brand persona lebih mengacu pada gambar avatar sebagai visualisasi brand. Brand persona akan membuat tone of voice dari sebuah brand sebagai karakter literal. Namun, brand persona juga bukan berarti maskot. Meksipun sama-sama membuat karakter yang unik sebagai wajah dari sebuah brand, keduanya tidak bisa saling menggantikan.

Cara Membuat Brand Persona untuk Bisnis Anda

Pentingnya sebuah persona bisa menentukan elemen yang saling berkaitan saat Anda membangun brand. Untuk dapat membuat brand persona, berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan.

1.   Buat brand dengan strategi yang jelas

Hal ini tentu sudah jelas, tapi kehadiran sebuah brand harus dibangun agar Anda dapat mengartikulasikan strategi yang jelas. Mengembangkan brand strategy bukan proses yang jelas karena tidak semua hal dapat dikendalikan. Ada persepsi yang muncul dengan hasil berbeda dengan harapan sehingga Anda perlu mengatur kembali pengelolaan brand Anda.

2.   Bangun kepribadian dari brand yang dibuat

Sebagaimanapun bergunanya sebuah strategi, kesan sebuah brand akan tetap terasa penuh perhitungan daripada personal. Karena itulah, Anda perlu menentukan sifat humanis yang sejalan dengan representasi brand yang ingin dibuat.

Personality sebuah brand bisa muncul sebagai sebuah sincerity, competense, sophistication, excitement, atau ruggedness. Kelima personality ini muncul dari Jennifer Aaker terkait dengan dimensi brand personality.

3.   Evaluasi hubungan brand dengan customer

Sebuah brand dibentuk dari persepsi yang muncul dari pelanggan terkait bisnis, customer, dan brand itu sendiri. Karena itulah, penting untuk mendapatkan persona yang akurat untuk dapat mempertimbangkan brand dengan relasinya bagi customer.

4.   Buat profil dari persona yang diinginkan

Setelah mempertimbangkan hal-hal tadi, sudah saatnya untuk mempersonalisasi profil dari brand yang dibuat. Dari perilaku-perilaku abstrak yang telah digambarkan, mulailah untuk mengubahnya menjadi persona yang nyata. Anda bahkan bisa membuat visualisasi dalam bentuk detail umum seperti memberi nama, foto atau ilustrasi, usia, hobi, tipe kepribadian, hingga makanan yang disukai atau tidak disukai.

5.   Jangan meniru, bangun brand Anda sendiri

Hingga saat ini, sudah banyak brand yang berupaya untuk membangun relasi personal dengan customer. Namun, upaya keras tersebut justru sering kali terkesan dipaksakan sehingga tidak muncul secara alami. Hal ini seperti memaksakan cara berbicara remaja untuk seorang kepala sekolah.

Membuat brand persona tidak sama halnya dengan memaksakan sebuah nilai pada customer. Anda tetap harus memikirkan awal yang sama untuk memulai sebuah brand dengan permulaan para customer tertarik dengan brand Anda. Dengan begitu, akan terbentuk kepribadian yang bersifat lebih personal dan tetap sasaran.

Brand memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah pengembangan produk. Bisnis yang sukses biasanya juga tidak terlepas dari keberhasilan sebuah brand dalam mengelola strategi pemasarannya. Anda mungkin sedang membangun brand dari produk bisnis Anda. Hingga saat ini, brand juga memiliki tren yang terus berubah dari waktu ke waktu.

Ada banyak persepsi yang diyakini seseorang dalam membangun sebuah brand. Namun, pada dasarnya tujuan dari pengelolaan brand harus dapat merepresentasikan visi dan misi yang dimiliki oleh sebuah bisnis. Melansir dari 99designs, berikut pendapat Johnny Levanier terkait dengan brand persona bagi sebuah bisnis.

Brand Persona vs Brand Identity

Baik brand persona dan brand identity sama-sama mendefinisikan keunikan brand melalui atribut visual. Di saat bersamaan, brand identity merupakan istilah menyeluruh yang mencakup semua aset yang merepresentasikan brand seperti logo, website, tipografi, dan skema warna. Brand persona menjadi aset visual lain yang sesuai dengan brand identity.

Brand persona lebih mengacu pada gambar avatar sebagai visualisasi brand. Brand persona akan membuat tone of voice dari sebuah brand sebagai karakter literal. Namun, brand persona juga bukan berarti maskot. Meksipun sama-sama membuat karakter yang unik sebagai wajah dari sebuah brand, keduanya tidak bisa saling menggantikan.

Cara Membuat Brand Persona untuk Bisnis Anda

Pentingnya sebuah persona bisa menentukan elemen yang saling berkaitan saat Anda membangun brand. Untuk dapat membuat brand persona, berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan.

1.   Buat brand dengan strategi yang jelas

Hal ini tentu sudah jelas, tapi kehadiran sebuah brand harus dibangun agar Anda dapat mengartikulasikan strategi yang jelas. Mengembangkan brand strategy bukan proses yang jelas karena tidak semua hal dapat dikendalikan. Ada persepsi yang muncul dengan hasil berbeda dengan harapan sehingga Anda perlu mengatur kembali pengelolaan brand Anda.

2.   Bangun kepribadian dari brand yang dibuat

Sebagaimanapun bergunanya sebuah strategi, kesan sebuah brand akan tetap terasa penuh perhitungan daripada personal. Karena itulah, Anda perlu menentukan sifat humanis yang sejalan dengan representasi brand yang ingin dibuat.

Personality sebuah brand bisa muncul sebagai sebuah sincerity, competense, sophistication, excitement, atau ruggedness. Kelima personality ini muncul dari Jennifer Aaker terkait dengan dimensi brand personality.

3.   Evaluasi hubungan brand dengan customer

Sebuah brand dibentuk dari persepsi yang muncul dari pelanggan terkait bisnis, customer, dan brand itu sendiri. Karena itulah, penting untuk mendapatkan persona yang akurat untuk dapat mempertimbangkan brand dengan relasinya bagi customer.

4.   Buat profil dari persona yang diinginkan

Setelah mempertimbangkan hal-hal tadi, sudah saatnya untuk mempersonalisasi profil dari brand yang dibuat. Dari perilaku-perilaku abstrak yang telah digambarkan, mulailah untuk mengubahnya menjadi persona yang nyata. Anda bahkan bisa membuat visualisasi dalam bentuk detail umum seperti memberi nama, foto atau ilustrasi, usia, hobi, tipe kepribadian, hingga makanan yang disukai atau tidak disukai.

5.   Jangan meniru, bangun brand Anda sendiri

Hingga saat ini, sudah banyak brand yang berupaya untuk membangun relasi personal dengan customer. Namun, upaya keras tersebut justru sering kali terkesan dipaksakan sehingga tidak muncul secara alami. Hal ini seperti memaksakan cara berbicara remaja untuk seorang kepala sekolah.

Membuat brand persona tidak sama halnya dengan memaksakan sebuah nilai pada customer. Anda tetap harus memikirkan awal yang sama untuk memulai sebuah brand dengan permulaan para customer tertarik dengan brand Anda. Dengan begitu, akan terbentuk kepribadian yang bersifat lebih personal dan tetap sasaran.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia