Setiap transformasi yang terjadi dalam perusahaan akan menyentuh setiap aspek mulai dari aspek sumber daya manusia, proses, strategi, struktur, dan teknologi. Peran HR menjadi peran strategis karena berhubungan dengan sumber daya manusia, sehingga perlu untuk terus upskilling dan reskilling dengan mengikuti HR (Human Resources) training.
Dalam proses transformasi, HR memiliki peran penting untuk menggerakkan berbagai macam inisiatif dalam perusahaan. Contohnya seperti memetakan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan nilai perusahaan, menciptakan lingkungan kerja yang lebih fleksibel, memprioritaskan perencanaan tenaga kerja strategis, manajemen kinerja, dan pelatihan ulang.
Berdasarkan konferensi yang diadakan McKinsey secara virtual pada bulan Mei 2020 menyatakan bahwa dua tahun kedepan semenjak konferensi diadakan, para praktisi HR akan fokus untuk memperkuat agility (ketangkasan) dan identitas.
Untuk mendukung peran strategis HR, perlu adanya pelatihan untuk upskilling dan reskilling yang diperuntukkan untuk HR.
Transformasi bisnis tidak akan efektif tanpa adanya transformasi fungsi HR itu sendiri. Untuk tetap menjadi relevan dan beradaptasi dengan proses transformasi, perlu diadakan pelatihan HR.
HR Training atau pelatihan HR adalah proses sistematis untuk membangun dan mengembangkan kapabilitas profesional HR agar mampu menjadi strategic partner organisasi, menggerakkan perubahan budaya, mendukung agility bisnis, serta mengelola siklus hidup karyawan secara adaptif dan berbasis data.
Secara singkat, HR Training adalah alat strategis untuk membentuk HR yang bukan hanya "mengelola karyawan", tetapi menggerakkan organisasi maju dalam menghadapi disrupsi.
Sebagai penggerak perubahan atau transformasi dalam sebuah perusahaan, HR perlu untuk bertransformasi terlebih dahulu.
Stigma yang melekat pada HR adalah HR masih terlalu sering terjebak dalam tugas-tugas transaksional yang bersifat administratif, sehingga kurang optimal dalam menciptakan nilai nyata bagi organisasi.
Sebuah artikel dari Harvard Business Review tahun 2015 menyebutkan bahwa talenta atau sumber daya manusia menjadi tiga prioritas utama para CEO perusahaan. Namun, hal yang disayangkan adalah kurangnya rasa percaya diri fungsi HR untuk mengoptimalkan para talenta.
Untuk itu perlu adanya reskilling dan upskilling yang mengkombinasikan pembelajaran tradisional (pelatihan, kursus digital, alat bantu kerja) dengan metode nontradisional (pelatihan antarteman, jaringan pembelajaran, dan personalisasi perubahan massal) untuk mendapatkan hasil yang efektif dan optimal.
Pelatihan HR yang didesain dengan tepat akan memaksimalkan fungsi dan peran HR dalam transformasi di sebuah organisasi. Berikut ini manfaat HR training atau pelatihan HR:
Agar HR mampu menjaga agar seluruh aktivitas organisasi tetap sejalan dengan purpose dan nilai-nilai perusahaan, mereka perlu dibekali pemahaman mendalam tentang bagaimana menerjemahkan konsep nilai dan tujuan ke dalam kebijakan, prosedur, dan perilaku sehari-hari.
HR harus dapat menginternalisasi nilai tersebut dan menjadi role model bagi seluruh karyawan. Mereka juga perlu terampil mengukur seberapa jauh organisasi telah menghidupi nilai-nilai tersebut, serta mampu menyesuaikan kebijakan bila terjadi penyimpangan dari arah yang telah ditetapkan.
Untuk memastikan bahwa sistem kompensasi dan manajemen kinerja mendukung budaya organisasi, HR perlu memiliki keahlian dalam merancang sistem evaluasi dan penghargaan berbasis perilaku dan kontribusi terhadap misi perusahaan, bukan hanya hasil kuantitatif semata.
Ini berarti HR harus mampu menetapkan indikator kinerja baru yang mengukur kepatuhan terhadap nilai, kolaborasi lintas tim, inovasi, dan adaptasi terhadap perubahan.
Mereka juga perlu memahami bagaimana mengaitkan pencapaian purpose ini dengan sistem penghargaan finansial maupun non-finansial yang adil dan transparan.
HR perlu mengembangkan kemampuan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data tenaga kerja dengan lebih sistematis.
Hal ini termasuk menggunakan data untuk mengidentifikasi pola keberhasilan perekrutan, efektivitas program pengembangan, prediksi turnover, serta mengukur engagement dan produktivitas karyawan.
Dengan pendekatan berbasis data ini, HR dapat membuat keputusan yang lebih akurat, cepat, dan terukur dalam mengelola siklus hidup karyawan, memastikan organisasi memiliki sumber daya manusia terbaik untuk mendukung transformasi.
HR harus memahami bagaimana merancang dan mengelola pengalaman kerja karyawan secara holistik, dari proses perekrutan, onboarding, pengembangan karier, hingga exit process.
Fokus utama adalah menciptakan perjalanan kerja karyawan yang intuitif, personal, dan relevan dengan kebutuhan zaman.
HR perlu mampu memetakan kebutuhan emosional, profesional, dan aspirasi karyawan di setiap tahap karier mereka, serta mengintegrasikan umpan balik berkelanjutan untuk melakukan perbaikan dalam waktu cepat.
Pengalaman karyawan yang kuat akan memperkuat keterlibatan dan loyalitas dalam organisasi yang agile.
Dalam konteks agile, HR perlu mampu mengembangkan sistem pengelolaan karyawan yang fleksibel dan berbasis eksperimen.
Ini meliputi pengembangan jalur karier yang dinamis, yang memungkinkan karyawan untuk bergerak antar peran atau proyek sesuai dengan kebutuhan organisasi dan aspirasi pribadi.
Sistem manajemen kinerja pun perlu disesuaikan menjadi lebih ringan, dengan fokus pada feedback real-time, pengembangan berkelanjutan, dan penyesuaian target secara berkala.
HR juga harus mendorong proses pembelajaran yang cepat, praktis, dan adaptif sesuai dengan perkembangan kebutuhan kompetensi di lapangan.
HR harus mampu mengambil peran strategis dalam memetakan kebutuhan tenaga kerja jangka panjang, dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, disrupsi industri, serta perubahan ekspektasi pekerja.
HR perlu bisa mengidentifikasi keterampilan yang akan menjadi kritikal di masa depan, memetakan kesenjangan keterampilan yang ada saat ini, serta merancang program reskilling dan upskilling yang proaktif.
HR juga harus mempertimbangkan dinamika supply and demand tenaga kerja baik di internal organisasi maupun di pasar tenaga kerja eksternal, sehingga strategi pengembangan dan perekrutan lebih presisi dan terintegrasi.
Untuk menciptakan budaya di mana karyawan berani mengambil inisiatif dan mengelola risiko secara sehat, HR perlu mendorong lingkungan kerja yang aman secara psikologis.
Budaya yang dibangun termasuk membangun kepercayaan, transparansi, serta sistem penghargaan yang tidak hanya fokus pada keberhasilan, tetapi juga mengapresiasi upaya inovatif, meskipun hasilnya belum sempurna.
HR harus mampu membimbing pimpinan unit kerja untuk menerapkan pola pikir coaching, membuka ruang dialog, serta mendorong pengambilan keputusan cepat di tingkat tim, tanpa harus selalu bergantung pada struktur otoritas tradisional.
Karena perannya yang semakin strategis dalam mendukung transformasi bisnis dan membangun agility organisasi, fungsi HR tidak lagi cukup hanya mengandalkan pengalaman administratif masa lalu.
HR harus menjadi unit yang terus berkembang, memperbaharui pengetahuan, dan mengasah keterampilannya agar mampu memenuhi ekspektasi perusahaan masa kini dan masa depan.
Pertanyaannya sekarang, pelatihan HR seperti apa yang paling dibutuhkan perusahaan Anda?
Apakah itu penguatan kapabilitas analitik, pengembangan employee experience, atau transformasi dalam mengelola talent berbasis prinsip agile? Atau justru pelatihan yang holistik?
Jika tim Anda butuh pelatihan holistik, prasmul-eli menjadi pilihan tepat karena menawarkan pelatihan sekaligus sertifikasi Human Resources Management & Development.
Mari maksimalkan fungsi HR untuk mencapai dampak transformasi bisnis yang maksimal.
Supply chain atau rantai pasok adalah proses perjalanan yang dilalui bahan mentah, sumber daya, komponen, dan barang sebelum dirakit menjadi sebuah produk dan dijual ke konsumen.
Jika perjalanan supply chain terganggu, maka akan berdampak juga pada proses penjualan produk. Misalkan ketika ada inflasi salah satu bahan mentah, maka akan berdampak pada peningkatan harga jual sebuah produk.
Seperti perang tarif dagang yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap China, maka akan meningkatkan harga-harga barang yang ada di Amerika. Karena barang-barang yang dijual di Amerika pasti ada andil bahan mentah dari China.
Bahkan dengan adanya kebijakan Trump yang baru ini, harga iPhone bisa digadang-gadang para analis akan naik di kisaran 30 sampai 40 persen. Karena ada beberapa bahan mentah pembuatan iPhone yang diproduksi di China.
Oleh karena itu, supply chain ini sangat penting bagi bisnis. Bisnis perlu menerapkan supply chain dengan efektif agar tidak berdampak negatif bagi penjualan.
Supply chain atau rantai pasokan adalah jaringan organisasi, orang, aktivitas, informasi, dan sumber daya yang terlibat dalam membuat dan mendistribusikan produk dari pemasok bahan baku hingga ke konsumen akhir. Ini termasuk proses mulai dari produksi, pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi barang.
Secara sederhana, supply chain adalah sistem yang menghubungkan berbagai elemen dalam bisnis untuk memastikan produk atau layanan dapat sampai ke tangan konsumen dengan biaya rendah, waktu yang cepat, dan kualitas yang baik.
Proses supply chain tidak hanya melibatkan satu pihak, bahkan bisa lintas geografi. Siapa saja yang terlibat dalam proses supply chain? Berikut ini daftarnya:
Pemasok (Suppliers), pemasok menyediakan bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa.
Produsen, mengubah bahan baku menjadi produk jadi.
Vendor, yang menjual dan membeli bahan baku mentah.
Distributor atau jasa layanan logistik, yang mengirimkan produk jadi ke toko, gudang, atau langsung ke konsumen.
Supply chain manager, yang memastikan proses operasional berjalan mulus mulai dari perencanaan, pencarian sumber bahan baku, proses pabrikan, dan pengiriman ke konsumen.
Retailer, yang menjual produk secara daring maupun di toko fisik
Pelanggan, yang menerima produk atau jasa akhir. Mereka bisa berupa individu atau perusahaan lain.
Supply chain menjadi urat nadi bagi sebuah bisnis. Tanpa supply chain, bisnis akan kewalahan dalam menerima dan mengirimkan barang ke konsumen.
Berikut ini beberapa manfaat supply chain bagi bisnis:
Meningkatkan Efisiensi Biaya
Pengelolaan supply chain yang baik mendukung perusahaan untuk mengurangi biaya, baik itu biaya bahan baku, biaya produksi, hingga biaya pengiriman. Hal ini meningkatkan profitabilitas dan daya saing.
Produk Terkirim di Waktu yang Tepat
Dengan sistem rantai pasokan yang efektif, barang dapat sampai ke konsumen tepat waktu. Ini penting untuk mempertahankan kepuasan pelanggan.
Meningkatkan Kualitas Produk
Pengelolaan supply chain yang baik memastikan bahwa produk yang sampai di konsumen memenuhi standar kualitas yang tinggi.
Pengendalian Stok yang Lebih Baik
Dengan pemantauan yang tepat, kita dapat menghindari kelebihan atau kekurangan stok. Ini membantu untuk memastikan bahwa produksi tetap berjalan dengan lancar dan memenuhi permintaan pasar.
Fleksibilitas dalam Respons terhadap Permintaan Pasar
Ketika ada perubahan dalam kebutuhan pelanggan atau kondisi pasar, supply chain yang efisien memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan cepat.
Meningkatkan Layanan Pelanggan
Produk yang dikirim dengan cepat, tepat waktu, dan dalam kondisi baik meningkatkan pengalaman pelanggan, yang pada akhirnya membangun loyalitas dan meningkatkan penjualan.
McKinsey mengklasifikasikan guncangan rantai pasokan menjadi empat tipe yang berbeda berdasarkan dampak, waktu respons, dan frekuensi terjadinya:
Bencana yang Tidak Terduga
Peristiwa luar biasa yang tidak bisa diprediksi dan menyebabkan kerugian hingga triliunan dolar. Contoh termasuk terorisme ekstrem dan serangan siber sistemik.
Bencana yang Dapat Diperkirakan
Guncangan dengan dampak serupa dengan bencana tak terduga, namun pola yang lebih besar dan probabilitas kejadian dapat memandu persiapan secara umum. Contoh termasuk krisis finansial dan konflik militer global.
Gangguan yang Tidak Terduga
Peristiwa serius dan mahal tetapi dalam skala yang lebih kecil daripada bencana. Contohnya adalah pelanggaran data, penarikan produk, dan kecelakaan industri.
Gangguan yang Dapat Diperkirakan
Beberapa gangguan dapat terdeteksi sebelum terjadi. Contohnya adalah perselisihan dagang antara China-AS dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Organisasi seringkali fokus pada mengelola gangguan yang paling sering mereka hadapi. Pandemi COVID-19 mengingatkan bahwa meskipun gangguan ekstrem jarang terjadi, organisasi tetap perlu mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan tersebut ketika membuat keputusan dan strategi jangka panjang.
Untuk sebagian besar organisasi, hal ini berarti memperluas fokus manajer rantai pasokan yang selama ini berfokus pada biaya, penggunaan modal, layanan, dan kualitas untuk mencakup tiga prioritas baru yang sangat penting yakni ketahanan, kelincahan, dan keberlanjutan.
Dengan meningkatkan fokus pada resiliensi dan agility, perusahaan dapat lebih siap untuk menghadapi dan mengelola guncangan yang tak terduga atau yang sudah dapat diperkirakan, sehingga menjaga kelangsungan operasional dalam kondisi yang tidak pasti.
McKinsey terus menekankan pentingnya resiliensi dan agility dalam proses supply chain agar bisa terus bertahan dalam jangka panjang.
Berdasarkan penjelasan McKinsey, berikut adalah tiga cara untuk meningkatkan resiliensi supply chain:
Mengintegrasikan dan Menyederhanakan Operasi
Tindakan ini melibatkan beberapa langkah kunci, termasuk:
Membuat pusat komando untuk mengkonsolidasikan respons organisasi terhadap gangguan.
Mensimulasikan dan merencanakan untuk gangguan pasokan dan permintaan yang ekstrem.
Mengevaluasi kembali strategi inventaris just-in-time untuk memastikan ketersediaan barang yang cukup dalam situasi yang tak terduga.
Mencapai Resiliensi Struktural
Mencapai resiliensi jangka panjang melibatkan:
Membangun digital twin untuk bagian kritis dari rantai pasokan, yang memungkinkan simulasi dan pengujian kasus skenario.
Menciptakan dan menguji skenario "what if" untuk memahami dampak dari berbagai potensi gangguan.
Meningkatkan berbagi data dengan pemasok untuk memastikan aliran informasi yang lebih transparan dan responsif.
Mempertimbangkan pembatasan (ring-fencing) pada sebagian tim rantai pasokan untuk memastikan keberlanjutan operasional.
Tanggap Darurat (Firefighting)
Tindakan ini mencakup langkah-langkah jangka pendek untuk mengidentifikasi celah dalam rantai pasokan yang sebelumnya terabaikan.
Meskipun ini tidak membangun ketahanan jangka panjang, taktik ini berguna dalam menghadapi gangguan sementara dan harus diikuti dengan reformasi yang lebih kompleks dan jangka panjang untuk memperkuat ketahanan secara keseluruhan.
Ketiga langkah ini dapat membantu perusahaan membangun supply chain yang lebih tahan terhadap gangguan dan lebih siap beradaptasi dengan perubahan di masa depan.
Dengan adanya disrupsi yang semakin tidak terprediksi pasca COVID-19, adanya perang geopolitik, perang tarif dagang, dan dinamika politik, akan mempengaruhi proses perjalanan supply chain.
Oleh karena itu, membangun resiliensi dan agility menjadi kunci penting untuk beradaptasi di masa disrupsi ini.
Ajak tim Anda untuk membangun resiliensi supply chain dengan mengikuti pelatihan supply chain management dari prasmul-eli.
Mari, bangun keberlanjutan bisnis dengan kelancaran supply chain!
Di abad 21 ini, data telah menjadi mata uang baru yang menjadi aset penting dan sangat berharga bagi bisnis. Namun, hanya perusahaan yang melakukan cara analisis data dengan benar yang bisa merasakan manfaat berharga dari data.
Manfaat data dalam bisnis bisa menjadi landasan untuk mengambil keputusan yang tidak sekedar berlandaskan asumsi semata. Dengan adanya data, keputusan yang diambil akan lebih terukur.
Keberadaan data juga menjadi pembelajaran penting bagi bisnis, misalkan ketika melakukan marketing campaign, ada konten yang berhasil dan tidak. Bisnis bisa mengetahui penyebabnya dari data yang ada.
Data hanyalah angka mati yang tidak berarti apa-apa jika tidak dianalisis dengan baik. Analisis data adalah proses sistematis untuk mengumpulkan, mengorganisir, memeriksa, dan menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mendapatkan wawasan, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah.
Dalam analisis data, berbagai teknik dan metode digunakan untuk mengidentifikasi pola, tren, dan hubungan yang dapat memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan atau untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena tertentu.
Lalu, bagaimana cara best practice yang dilakukan data analyst dalam melakukan analisis data yang bisa bermanfaat untuk bisnis? Berikut tahapan cara analisis data.
Sebelum memulai analisis, penting untuk memahami konteks bisnis dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Mindset yang kita perlukan adalah mindset untuk berorientasi dengan tujuan bisnis.
Hal tersebut bisa mencakup peningkatan penjualan, pengoptimalan biaya, atau peningkatan kepuasan pelanggan. Analisis yang dilakukan harus sejalan dengan tujuan bisnis tersebut.
Untuk mengetahui tujuan bisnis yang ingin dicapai dalam proses analisis data ini, maka seorang data analyst akan berkomunikasi dengan pemangku kepentingan dari berbagai departemen, seperti manajer pemasaran, tim produk, atau tim keuangan, untuk memahami masalah yang mereka hadapi dan tujuan yang ingin dicapai.
Seorang data analyst akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih fokus pada, "Apa yang ingin dicapai?" dan "Apa masalah yang perlu dipecahkan?". Inilah langkah paling awal dari setiap proses analisis data.
Pengumpulan data yang tepat sangat penting karena keputusan bisnis yang baik hanya dapat diambil berdasarkan data yang akurat dan lengkap.
Untuk mendapatkan data yang akurat, seorang data analyst akan mengidentifikasi sumber data yang relevan (misalnya, database perusahaan, data pelanggan, data transaksi, data operasional).
Selanjutnya adalah mengumpulkan data melalui berbagai sumber seperti API, basis data internal, atau file yang dibagikan. Proses ini termasuk memverifikasi keakuratan dan kelengkapan data serta menghindari kesalahan data yang bisa memengaruhi hasil analisis.
Setelah melakukan pengumpulan data, perlu adanya pembersihan data. Proses pembersihan data dilakukan untuk menangani masalah seperti nilai yang hilang, duplikat, atau inkonsistensi. Menggunakan tools seperti SQL, Microsof Excel, Pytohon, dan semisalnya untuk membersihkan dan memformat data.
Sebagai seorang data analyst, sangat penting untuk memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Data analyst perlu mengeksplorasi data secara mendalam untuk menemukan pola, tren, dan wawasan yang dapat membantu memecahkan masalah bisnis yang ada.
Langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis deskriptif menggunakan teknik statistik dasar, seperti rata-rata, median, deviasi standar, dan distribusi data.
Ini memberikan gambaran umum tentang keadaan data dan membantu dalam mengidentifikasi pola atau anomali.
Alat visualisasi data seperti Power BI, Tableau, atau matplotlib di Python membantu menggambarkan data dalam bentuk grafik yang mudah dipahami oleh pemangku kepentingan.
Setiap analisis harus didorong oleh hipotesis yang dapat diuji. Data analyst tidak hanya menerima data begitu saja, tetapi mereka akan mencari cara untuk menguji teori dan asumsi yang ada, serta melihat apakah hasil yang didapat valid.
Mereka akan melakukan analisis eksploratif dengan mengembangkan hipotesis yang akan diuji lebih lanjut. Misalnya, "Apakah perubahan harga produk mempengaruhi penjualan?"
Untuk menguji ini, mereka menggunakan uji statistik (seperti uji t atau ANOVA) untuk memastikan bahwa perubahan harga berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan.
Jika perlu, mereka akan menggunakan regresi untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel dependen dan independen.
Tujuan analisis data yang dilakukan data analyst adalah memberikan wawasan yang tidak hanya relevan, tetapi juga dapat digunakan untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih baik.
Jika hasil analisis sebelumnya menunjukkan hubungan yang signifikan, data analyst akan melanjutkan dengan membangun model prediktif menggunakan algoritma seperti regresi linier, decision tree, atau machine learning (seperti random forest atau XGBoost) untuk meramalkan hasil bisnis di masa depan.
Mereka juga akan memvalidasi model menggunakan teknik cross-validation untuk memastikan bahwa model tersebut robust dan tidak overfitting terhadap data.
Setelah memperoleh wawasan dari data, tahap selanjutnya adalah menyajikan temuan ini secara jelas dan menarik kepada pemangku kepentingan, terutama yang mungkin tidak memiliki latar belakang teknis.
Hal yang dilakukan data analyst adalah menggunakan dashboard interaktif dengan tools seperti Power BI atau Tableau untuk memvisualisasikan data dalam format yang mudah dipahami.
Grafik dan tabel dibuat untuk menyederhanakan kompleksitas data dan menjelaskan temuan secara langsung. Laporan disusun dalam format yang fokus pada wawasan bisnis sehingga tim manajemen dapat dengan mudah mengambil keputusan yang lebih cepat.
Data yang dianalisis tidak berarti jika tidak diikuti dengan tindakan nyata yang mendukung tujuan bisnis.
Berdasarkan wawasan yang ditemukan, data analyst akan bekerja sama dengan tim terkait (misalnya, tim pemasaran atau pengembangan produk) untuk menerjemahkan hasil analisis menjadi tindakan yang konkrit.
Misalnya, jika analisis menunjukkan bahwa kampanye pemasaran tertentu meningkatkan konversi pelanggan, mereka akan merekomendasikan untuk mengoptimalkan atau menggandakan investasi di area tersebut.
Analisis data adalah proses yang terus berkembang. Data analyst akan selalu memantau hasil dari tindakan yang telah diambil untuk menilai dampaknya dan mengidentifikasi area perbaikan.
Mereka akan terus memantau data untuk memastikan bahwa perubahan yang diimplementasikan memberikan hasil yang diinginkan.
Jika ada perubahan kondisi pasar atau masukan dari tim lain, mereka melakukan analisis ulang dan memperbarui model prediktif. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk tetap agile dalam pengambilan keputusan berbasis data.
Jika Anda dan tim mengikuti langkah-langkah analisis data diatas, analisis data tidak hanya memberikan wawasan yang mendalam, tetapi juga mempengaruhi strategi dan keputusan yang meningkatkan kinerja perusahaan.
Hal terpenting adalah mindset, mindset yang diperlukan untuk analisis data yang sukses adalah berpikir kritikal, berbasis data, dan komunikatif.
Dengan pendekatan yang sistematik dan iteratif, setiap analisis membantu perusahaan bergerak lebih cepat, lebih efisien, dan lebih responsif terhadap perubahan pasar.
Jika selama ini analisis data yang perusahaan Anda lakukan belum berdampak bagi bisnis, Anda perlu mengikutkan tim data analyst Anda pada pelatihan yang tepat.
Anda bisa meminta pelatihan yang dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan analisis data perusahaan Anda. prasmul-eli menyediakan corporate training program berdasarkan kebutuhan klien.
Ini era data sebagai mata uang, jadi, jangan biarkan data-data di perusahaan Anda hanya menjadi angka mati yang tidak bernyawa. Sebaliknya, jadikan data-data itu sebagai strategi kesuksesan bisnis Anda.
Assessment adalah bagian integral yang tak terpisahkan dalam strategi pengembangan sumber daya manusia yang efektif dan berdampak untuk perusahaan.
Berdasarkan laporan dari McKinsey pada tahun 2015, ada survei terhadap eksekutif global mengenai pembangunan kapabilitas, laporan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang efektif dalam pembangunan kapabilitas mengandalkan assessment yang lebih objektif terhadap keterampilan inti tim mereka.
Dengan adanya assessment, perusahaan bisa mengidentifikasi kesenjangan keterampilan yang ada di perusahaan. Kesenjangan keterampilan tersebut bisa menjadi dasar untuk menentukan pelatihan atau pembelajaran apa yang perusahaan perlukan.
Pelatihan yang diadakan spesifik sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan akan memberi dampak lebih besar terhadap perusahaan. Untuk itulah assessment dibutuhkan.
Assessment adalah alat yang sangat penting untuk mengukur berbagai aspek yang berkaitan dengan sumber daya manusia, termasuk keterampilan, kompetensi, kinerja, dan potensi karyawan.
Assessment merupakan proses yang sistematis untuk menilai kemampuan atau kualitas individu dalam konteks tertentu, baik itu kemampuan teknis, perilaku, atau potensi pengembangan lebih lanjut.
Hal ini penting dalam rangka menyesuaikan program pelatihan dengan kebutuhan spesifik setiap karyawan dan perusahaan secara keseluruhan.
Dengan melakukan assessment, perusahaan dapat mengetahui secara lebih akurat area mana yang perlu diperbaiki dan mana yang sudah sesuai dengan praktik terbaik di industri.
Jika perusahaan menggunakan program pelatihan standar, maka sumber daya seperti waktu dan anggaran bisa saja digunakan secara tidak efisien. Pelatihan pun tidak sesuai dengan kebutuhan spesifik karyawan atau perusahaan.
Namun, dengan assessment yang tepat, perusahaan dapat memfokuskan pelatihan pada area yang memerlukan perbaikan dan memperkuat area yang sudah baik. Ini akan menghasilkan program pelatihan yang lebih terpersonalisasi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja karyawan, yang berujung pada dampak positif bagi bottom-line perusahaan.
Perusahaan membutuhkan assessment untuk berbagai alasan yang sangat strategis, antara lain:
Assessment membantu perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan setiap individu dalam organisasi, mempermudah perusahaan untuk menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat, serta merancang program pelatihan dan pengembangan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan menggunakan assessment yang tepat, perusahaan dapat memastikan bahwa tim memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini membantu dalam meningkatkan kinerja karyawan dan juga mempercepat pencapaian target perusahaan.
Assessment memberi data objektif yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik mengenai promosi, penempatan tugas, pengembangan karier, serta perencanaan suksesi di perusahaan. Keputusan-keputusan ini menjadi lebih terarah dan minim bias.
Melalui assessment, perusahaan dapat mengidentifikasi potensi masalah atau ketidaksesuaian sejak dini, sehingga dapat diambil langkah-langkah preventif untuk mengurangi risiko yang bisa muncul, baik itu dari sisi kinerja individu maupun tantangan terkait budaya perusahaan.
Skill assessment adalah alat untuk mengukur keterampilan teknis atau fungsional yang dimiliki oleh seorang karyawan, yang berkaitan langsung dengan pekerjaan yang mereka lakukan.
Penilaian ini membantu perusahaan untuk memastikan bahwa karyawan memiliki keterampilan yang sesuai dengan peran mereka, serta mengidentifikasi area di mana mereka mungkin membutuhkan pelatihan lebih lanjut.
Dengan demikian, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien, memastikan bahwa setiap individu memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja tim dan organisasi secara keseluruhan.
Personality assessment digunakan untuk menilai sifat-sifat kepribadian individu yang dapat mempengaruhi cara mereka bekerja, berinteraksi dengan rekan kerja, dan beradaptasi dalam budaya perusahaan.
Penilaian ini membantu perusahaan memahami apakah karyawan memiliki kepribadian yang sesuai dengan peran dan tim mereka.
Karyawan dengan kepribadian yang cocok dengan budaya organisasi lebih cenderung untuk sukses, berkontribusi secara positif, dan beradaptasi dengan perubahan. Oleh karena itu, assessment kepribadian sangat penting dalam merekrut dan menempatkan karyawan di posisi yang tepat.
360-degree feedback adalah metode penilaian yang mengumpulkan umpan balik dari berbagai sumber, termasuk atasan, rekan sejawat, dan bawahan, untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai kinerja seorang karyawan.
Metode ini memberikan wawasan yang lebih objektif dan holistik tentang bagaimana seorang karyawan berperforma dalam konteks sosial dan profesional.
Feedback dari berbagai perspektif memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan serta area yang perlu ditingkatkan pada karyawan, sekaligus memberikan kesempatan bagi individu untuk memperbaiki aspek-aspek tertentu dari gaya kepemimpinan atau kolaborasi mereka.
Performance appraisal adalah proses evaluasi terhadap pencapaian karyawan dalam memenuhi tujuan atau target yang telah ditetapkan.
Penilaian kinerja ini membantu perusahaan untuk menilai kontribusi karyawan terhadap tujuan bisnis, memberikan feedback yang konstruktif, dan menentukan langkah selanjutnya, seperti pelatihan tambahan atau promosi.
Selain itu, performance appraisal memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan strategis, seperti kompensasi, kenaikan gaji, atau perubahan dalam penempatan peran, sehingga menciptakan sistem pengelolaan kinerja yang adil dan terukur.
Penilaian potensi berfokus pada mengidentifikasi kemampuan dan bakat karyawan yang mungkin tidak terlihat dalam tugas mereka sehari-hari, tetapi sangat penting untuk posisi lebih tinggi di masa depan.
Penilaian ini digunakan untuk melihat sejauh mana seorang karyawan dapat berkembang dan beradaptasi dengan peran yang lebih besar atau lebih strategis dalam organisasi.
Dengan mengidentifikasi potensi tersebut, perusahaan dapat mempersiapkan perencanaan suksesi dan memastikan bahwa mereka memiliki pemimpin yang siap mengambil alih peran penting di masa depan. Ini juga membantu dalam merancang program pengembangan karier yang sesuai.
Neuro leadership assessment menggabungkan prinsip-prinsip ilmu saraf dengan teori kepemimpinan untuk menilai bagaimana otak seseorang berfungsi dalam konteks kepemimpinan dan pengambilan keputusan.
Assessment ini membantu mengidentifikasi bagaimana pemimpin mengelola stres, pengambilan keputusan, dan reaksi mereka terhadap situasi yang penuh tekanan.
Dengan assessment ini, perusahaan dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang lebih efektif, memastikan bahwa para pemimpin mampu mengelola tim dengan baik, membuat keputusan rasional, dan menjaga kesejahteraan diri serta tim di tengah tantangan yang ada.
Penilaian kesesuaian budaya digunakan untuk menilai sejauh mana karyawan atau kandidat cocok dengan budaya dan nilai-nilai perusahaan.
Karyawan yang memiliki kesesuaian budaya yang tinggi dengan perusahaan lebih cenderung merasa puas dengan pekerjaan mereka, beradaptasi dengan mudah, dan bekerja lebih produktif.
Penilaian ini penting untuk mengurangi turnover, meningkatkan keterlibatan karyawan, dan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis. Dengan memilih karyawan yang sesuai dengan budaya organisasi, perusahaan bisa memastikan bahwa tim bekerja dengan visi yang sama dan dapat lebih mudah mencapai tujuan bersama.
Penilaian perilaku dilakukan untuk menilai bagaimana karyawan berinteraksi dengan rekan kerja dan bagaimana mereka bertindak dalam berbagai situasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
Assessment ini mengukur keterampilan interpersonal, kemampuan untuk bekerja dalam tim, dan cara seseorang mengatasi masalah atau tantangan.
Penilaian perilaku memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dinamika sosial dalam tim dan apakah karyawan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk bekerja secara kolaboratif dan efektif dalam lingkungan kerja.
Ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan manajemen tim dan meminimalkan konflik internal.
Situational judgment test adalah alat yang digunakan untuk menilai bagaimana karyawan atau kandidat membuat keputusan dalam situasi kerja yang realistis.
Tes ini menguji kemampuan mereka untuk menangani skenario yang mungkin terjadi di tempat kerja dan memilih solusi terbaik berdasarkan kondisi yang ada.
Dengan menggunakan tes ini, perusahaan dapat mengukur kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan karyawan dalam konteks yang mendekati situasi nyata, sehingga memastikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan di lapangan.
Penilaian sejawat mengumpulkan umpan balik dari rekan kerja sejawat mengenai kinerja atau perilaku karyawan. Ini memberi perspektif yang lebih luas dan sering kali lebih objektif, karena rekan sejawat bekerja langsung dengan individu yang dinilai.
Penilaian sejawat dapat membantu dalam mengidentifikasi area pengembangan yang mungkin tidak terlihat oleh atasan atau manajer, serta memberikan kesempatan bagi karyawan untuk memperoleh umpan balik tentang bagaimana mereka bekerja dalam tim.
Penilaian ini sangat berguna dalam meningkatkan kolaborasi tim dan pengelolaan hubungan interpersonal.
Dengan berbagai jenis assessment di atas, perusahaan dapat lebih mudah menilai keterampilan, potensi, dan kesesuaian karyawan dalam peran mereka, serta mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki atau dikembangkan.
Ini memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi dan berbasis data dalam pengelolaan talenta, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan harmonis.
Apakah perusahaan Anda sudah mengetahui kesenjangan keterampilan yang karyawan miliki? Jika belum, Anda bisa mengadakan program assessment yang dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan Anda di prasmul-eli.
Personalisasikan kebutuhan pelatihan atau pengembangan kompetensi karyawan dengan assessment yang tepat.
Agile culture adalah budaya kerja organisasi yang akhir-akhir ini relevan dengan perubahan lanskap bisnis yang tidak terprediksi.
Agile culture menekankan pada budaya kerja organisasi yang gesit dan mudah beradaptasi dengan perubahan pasar.
Riset dari McKinsey menunjukkan bahwa organisasi yang mengadopsi budaya kerja yang agile lebih cepat merespon krisis, sedangkan organisasi yang tidak mengadopsi budaya kerja agile kemungkinan besar akan kehilangan manfaat dari kecepatan dan ketahanan yang dibutuhkan dalam situasi "new normal" setelah pandemi COVID-19.
Namun, dalam kenyataannya melakukan transformasi budaya konvensional dengan budaya kerja yang agile menjadi salah satu tantangan terbesar perusahaan.
Untuk itu, marilah kita pelajari contoh perusahaan global dunia yang sudah berhasil menerapkan agile culture.
ByteDance menerapkan agile culture dengan mengutamakan mindset kewirausahaan dan inovasi terus-menerus.
Dalam prinsip "Always Day 1", ByteDance menekankan pentingnya untuk selalu memiliki sikap seperti hari pertama kerja, dengan terus berinovasi dan beradaptasi tanpa bergantung pada pencapaian atau sumber daya sebelumnya.
Mereka mendorong tim untuk tetap gesit dan fokus pada efisiensi dan kesederhanaan, serta mengurangi prosedur yang tidak perlu, yang merupakan inti dari budaya agile.
Selain itu, ByteDance menolak rasa puas dan terus menjaga keterbukaan dan kerendahan hati, yang membantu perusahaan tetap fleksibel dan siap menghadapi perubahan pasar yang cepat.
Netflix menerapkan agile culture dengan menekankan pada prinsip-prinsip yang mengutamakan performa tinggi, kolaborasi tim, dan penyesuaian cepat terhadap perubahan.
Di dalam budaya kerja mereka, Netflix mendorong pemberdayaan individu dengan memberikan kebebasan untuk mengambil keputusan dan berinovasi tanpa banyak batasan, sebuah ciri khas dari metode agile.
Penerapan agile culture lainnya oleh Netflix adalah sebagai berikut:
Pemberdayaan Individu.
Netflix memberikan kebebasan kepada karyawan untuk membuat keputusan secara mandiri dan berinovasi tanpa batasan yang ketat, yang mencerminkan prinsip agile dalam memberdayakan tim untuk bertindak secara cepat dan efektif.
Kolaborasi Tim
Netflix menekankan kerja tim yang erat dan kolaborasi lintas fungsi, di mana tim yang berbeda bekerja sama untuk mencapai tujuan yang lebih besar, sesuai dengan prinsip agile yang mengutamakan kolaborasi dan komunikasi.
Adaptasi Cepat terhadap Perubahan
Dalam budaya Netflix, mereka sangat terbuka terhadap perubahan dan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan cepat terhadap tren pasar atau kebutuhan pelanggan yang berubah, yang mencerminkan fleksibilitas agile.
Keberanian untuk Mengubah Status Quo
Netflix mendorong inovasi yang berani dan pemecahan masalah yang tidak konvensional, mengaplikasikan prinsip agile yang menekankan pada eksperimen dan iterasi untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Pencapaian Hasil Jangka Panjang
Fokus Netflix bukan hanya pada perbaikan jangka pendek, tetapi pada hasil yang berkelanjutan, yang mirip dengan pendekatan agile yang menekankan hasil yang dapat ditingkatkan secara bertahap melalui iterasi dan feedback.
Keterbukaan Umpan Balik
Netflix memiliki nilai candor yang memungkinkan karyawan bisa memberi dan menerima umpan balik. Nilai candor ini memberi ruang untuk mereka menunjukkan apa yang berhasil dan yang belum, serta untuk mengakui kesalahan dan belajar darinya.
Netflix sangat menghargai keterbukaan dan kejujuran dalam memberikan umpan balik, yang memungkinkan perbaikan berkelanjutan dan pertumbuhan dalam tim, sesuai dengan prinsip agile yang mendorong feedback sebagai bagian penting dari proses pengembangan.
OpenAI memiliki nilai dan prinsip operasional yang sejalan dengan prinsip-prinsip agile, seperti kolaborasi, adaptasi, iterasi cepat, pemberdayaan individu, dan umpan balik berkelanjutan. Berikut ini implementasinya dalam praktik sehari-hari:
Kolaborasi dan Keragaman Perspektif
OpenAI sangat menekankan kerja tim lintas disiplin (cross-functional team) dan mengedepankan keterbukaan ide. Mereka mencari talenta dari beragam disiplin dan latar belakang untuk memastikan beragam perspektif dalam tim.
Perusahaan meyakini bahwa ide terbaik muncul ketika diuji dan disempurnakan oleh orang-orang dengan latar belakang, pengalaman, dan cara berpikir berbeda.
Kerja tim lintas disiplin ini mendorong budaya rasa ingin tahu di mana ide dapat ditantang dan bukan hanya diterima begitu saja. Hal tersebut mencerminkan kolaborasi erat dan cross-functional yang menjadi inti prinsip budaya kerja agile.
Adaptasi terhadap Perubahan
OpenAI mengadopsi prinsip kelincahan dalam menghadapi perubahan. Salah satu prinsip operasionalnya yakni “Update quickly,” menekankan pentingnya siap beradaptasi.
Mereka memulai pekerjaan dengan suatu hipotesis dan bersedia mengubah pendekatan seiring diterimanya informasi baru. Dengan kesadaran bahwa fleksibilitas adalah kunci kemajuan.
Sikap adaptif ini sejalan dengan prinsip agile yang menekankan respons cepat terhadap perubahan daripada terpaku pada rencana awal.
Iterasi Cepat
Budaya OpenAI mendorong iterasi dan perbaikan kontinu. Nilai “act with humility” (bertindak dengan kerendahan hati) dikaitkan langsung dengan pendekatan iteratif.
Kerendahan hati membuat mereka sadar batas pengetahuan dan tetap terbuka pada ide atau perspektif baru serta kemungkinan melakukan kesalahan.
Mentalitas ini mendorong pendekatan iteratif dalam penerapan (deployment). Artinya mereka mengembangkan produk/riset melalui siklus cepat sambil terus belajar.
Pendekatan iteratif memastikan bahwa setiap peningkatan segera diujicoba dan disempurnakan, sesuai dengan prinsip agile untuk melakukan rapid iteration.
Pemberdayaan Individu dan Tim
OpenAI memberikan kepercayaan dan otonomi tinggi kepada karyawan, selaras dengan prinsip agile yang memberdayakan individu dalam tim.
Prinsip “find a way” menunjukkan bahwa setiap orang diberi kebebasan mencari solusi terbaik.
Perusahaan memberikan kuasa kepada individu dan tim untuk menemukan pendekatan yang berhasil, di mana ide dapat datang dari mana saja, tanpa memandang jabatan atau masa kerja.
Hal ini berarti setiap anggota tim didorong proaktif berinisiatif dan berinovasi. Budaya semacam ini memastikan tim self-organizing, dengan anggota yang merasa dimiliki dan termotivasi.
Umpan Balik Berkelanjutan
OpenAI menekankan pentingnya umpan balik dan pembelajaran kontinu. Pendekatan mereka terhadap pengembangan sangat iteratif dengan pengintegrasian umpan balik ke dalam penelitian sebagai bagian dari siklus kerja.
Artinya, setiap hasil atau rilis dievaluasi dan ditingkatkan berdasarkan masukan, baik internal maupun eksternal.
Selain itu, budaya internalnya mendorong keterbukaan terhadap kritik dan saran. Budaya tersebut mendorong karyawan untuk mencari kebenaran, mempertanyakan asumsi, dan tetap terbuka pada sudut pandang baru.
Siklus umpan balik yang kontinu ini membantu tim berevolusi dan meningkatkan proses maupun produk secara berkelanjutan, sesuai prinsip agile.
Dari ketiga contoh penerapan budaya kerja agile, bisa dilihat bahwa mereka menerapkan nilai-nilai dan prinsip agile dalam keseharian praktik kerja di perusahaan.
Namun, perubahan budaya kerja konvensional ke agile culture ini butuh usaha yang holistik, perlu pemahaman tentang budaya kerja agile.
Untuk menyamakan pemahaman tentang nilai-nilai, prinsip, dan budaya kerja agile, Anda bisa mengikutkan tim Anda pada pelatihan tentang Agile Scrum dari prasmul-eli.
Pelatihan Agile Scrum ini akan membantu tim Anda mendapatkan pemahaman sama tentang praktik agile dalam organisasi sehingga perlahan bisa membangun budaya kerja agile.
Era disrupsi mendorong perusahaan untuk melahirkan pemimpin yang adaptif. Pemimpin yang adaptif adalah pemimpin yang terus belajar. Untuk itu, penting adanya pelatihan kepemimpinan. Kali ini kita akan memaparkan tujuan dan manfaat pelatihan kepemimpinan bagi perusahaan.
Menurut survei yang dilakukan oleh McKinsey Quartely, sebanyak 90% responden surveinya menyatakan bahwa bahwa pembangunan kapabilitas menjadi salah satu prioritas utama bagi organisasi mereka.
Artinya, banyak perusahaan yang menyadari bahwa untuk tetap kompetitif dan berkembang, mereka membutuhkan karyawan yang memiliki keterampilan yang tinggi dan relevansi dengan kebutuhan bisnis yang terus berubah.
Dalam konteks kepemimpinan, perusahaan pun membutuhkan karyawan yang memiliki keterampilan kepemimpinan yang adaptif, solutif, dan transformatif. Untuk itu, perusahaan tidak segan mengeluarkan budget untuk mengadakan pelatihan kepemimpinan.
Di saat ketidakpastian ekonomi, mengadakan pelatihan untuk karyawan menjadi tantangan sendiri. Tantangannya adalah apakah terlihat return of investment (ROI) dari pelatihan yang sudah diadakan.
ROI menjadi faktor utama yang diperhitungkan karena perusahaan tidak bisa leluasa mengeluarkan budget di saat ekonomi yang sedang bergejolak ini.
Masih dari McKinsey Quartely, dari responden yang mengikuti survey hanya seperempat dari responden yang merasa bahwa program pelatihan yang mereka jalankan efektif dalam meningkatkan kinerja secara terukur. Bahkan, hanya 8 persen yang memantau return on investment (ROI) dari program pelatihan tersebut.
Namun, perusahaan perlu menyadari bahwa keberhasilan perusahaan sangat bergantung pada kemampuan tim untuk bergerak cepat, beradaptasi, dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang penuh tantangan.
Apabila di perusahaan masih kekurangan orang-orang yang punya keterampilan kepemimpinan yang tepat, maka adanya pelatihan kepemimpinan dibutuhkan.
Tujuan pelatihan kepemimpinan ini akan membantu membekali karyawan dengan kemampuan adaptasi, pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat, serta kemampuan untuk mengelola tim dengan lebih baik dalam situasi yang berubah-ubah.
Bila perusahaan sudah memutuskan untuk mengikutsertakan karyawannya pada pelatihan kepemimpinan baik dari vendor, maka inilah manfaat pelatihan kepemimpinan yang bisa diharapkan.
Pelatihan kepemimpinan membantu karyawan untuk menjadi lebih fleksibel dan cepat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik itu perubahan internal di dalam organisasi atau perubahan eksternal yang dipengaruhi oleh pasar dan ekonomi.
Kemampuan adaptasi yang lebih baik memungkinkan tim untuk bertindak dengan cepat dan tepat dalam menghadapi situasi yang tidak pasti, mempercepat pengambilan keputusan dan merespons dinamika bisnis dengan lebih efisien.
Dalam situasi ketidakpastian, kemampuan untuk membuat keputusan yang cepat dan tepat menjadi sangat penting.
Pelatihan kepemimpinan memberikan alat dan teknik yang diperlukan untuk membantu karyawan dalam mengelola informasi yang terbatas dan membuat keputusan yang informasional serta strategis. Ini akan membantu tim untuk tidak terjebak dalam keraguan, tetapi malah bergerak dengan percaya diri menuju solusi.
Di tengah ketidakpastian, stres dan konflik sering kali muncul dalam organisasi. Pelatihan kepemimpinan memberikan keterampilan untuk mengelola stres pribadi dan tim, serta menangani konflik internal secara konstruktif.
Pemimpin yang dilatih dapat memediasi masalah dan menjaga hubungan profesional tetap positif, sehingga tim tetap fokus pada tujuan bersama tanpa gangguan yang tidak perlu.
Komunikasi yang efektif sangat penting dalam kepemimpinan. Pelatihan kepemimpinan akan membantu para pemimpin untuk menyampaikan visi, tujuan, dan ekspektasi dengan jelas, serta mendengarkan dan mengelola umpan balik dari tim.
Kemampuan komunikasi yang baik mendorong keterbukaan dan transparansi dalam tim, menciptakan lingkungan yang lebih kolaboratif dan produktif.
Pemimpin yang inspiratif mampu memotivasi tim mereka untuk bekerja lebih keras, berkomitmen, dan mencapai tujuan bersama.
Pelatihan kepemimpinan mengajarkan keterampilan untuk memotivasi orang lain, tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan nyata yang mencerminkan nilai dan visi perusahaan. Kepemimpinan yang inspiratif juga menciptakan rasa percaya diri dalam tim dan meningkatkan loyalitas serta keterlibatan mereka.
Pelatihan kepemimpinan berfokus pada pengembangan keterampilan kolaborasi dan kerjasama tim. Ketika seorang pemimpin mengelola tim dengan baik, baik itu dalam pengelolaan tugas, motivasi, maupun dinamika sosial dalam tim, maka kinerja tim secara keseluruhan akan meningkat.
Pemimpin yang efektif akan mampu mengoptimalkan kekuatan setiap anggota tim, mendorong mereka untuk berkolaborasi dengan lebih produktif dan mencapainya hasil yang lebih tinggi.
Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang unik. Pelatihan kepemimpinan membantu peserta untuk menemukan dan mengembangkan gaya kepemimpinan mereka yang autentik, sesuai dengan nilai-nilai pribadi dan budaya perusahaan. Kepemimpinan yang autentik meningkatkan kredibilitas dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan tim serta pemangku kepentingan lainnya.
Setiap perusahaan ketika mengeluarkan budget untuk pelatihan kepemimpinan, tentunya mengharapkan ROI yang maksimal. Untuk itu, perusahaan Boys and Girls Club America (BGCA) menjadi contoh yang tepat dalam memaksimalkan manfaat pelatihan.
Boys & Girls Clubs of America (BGCA) menghadapi tantangan umum organisasi lainnnya yakni keterbatasan kemampuan dalam kepemimpinan dan keterbatasan dana untuk mengatasi masalah ini. Di tengah ekspansi yang direncanakan dan adanya gelombang pensiun, BGCA memulai inisiatif untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan melalui pelatihan yang terukur.
Mereka melakukan penilaian 360 derajat terhadap setiap pemimpin lokal untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang dapat meningkatkan kinerja organisasi, seperti kemampuan membangun dewan yang efektif dan strategi pengembangan pendapatan. Dengan menggunakan analisis regresi, mereka memfokuskan pelatihan pada empat aspek yang terbukti sangat berpengaruh terhadap kinerja organisasi.
Hasil pelatihan menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan di lokasi yang mengikuti pelatihan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak mengikuti pelatihan.
BGCA kemudian menghitung potensi keuntungan yang bisa diperoleh jika seluruh organisasi mengimplementasikan program serupa, dengan proyeksi peningkatan lebih dari 350.000 anggota baru dan tambahan pendapatan tahunan lebih dari $100 juta. BGCA juga menemukan bahwa program ini menghasilkan lebih dari empat kali lipat pengembalian investasi, termasuk biaya perjalanan dan pelatihan.
Program ini terbukti tidak hanya meningkatkan keterampilan kepemimpinan tetapi juga mendorong kinerja bisnis yang lebih baik, membuktikan nilai pelatihan yang terhubung langsung dengan metrik kinerja organisasi.
Investasi pada pelatihan kepemimpinan akan memberikan dampak maksimal jika dirancang secara tepat dan selaras dengan prioritas kebutuhan bisnis.
Kebutuhan pelatihan kepemimpinan tiap bisnis akan berbeda satu dengan lainnya, oleh karena itu prasmul-eli menawarkan program pelatihan kepemimpinan personalisasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Dengan pelatihan kepemimpinan terpersonalisasi, Anda tidak perlu khawatir berinvestasi pada pelatihan yang tidak relevan dengan kebutuhan. Karena tim prasmul-eli akan mendesain sesuai dengan kebutuhan Anda.
Abad 21 telah membawa tantangan dan kesulitan tersendiri. Untuk menghadapi tantangan abad 21 yang semakin tidak terprediksi dibutuhkan pelatihan leadership yang bisa meningkatkan kemampuan para pemimpin perusahaan.
Sepuluh tahun lalu, observasi dari McKinsey menyatakan bahwa seorang leader hanya berfokus pada empat atau lima isu kritikal dalam sekali waktu. Hari ini isu kritikal bisa datang dua kali lipat bahkan lebih dalam satu waktu.
Isu kritikal itu menjadi tantangan yang datangnya tidak terduga. Tantangan tersebut seperti adanya COVID-19, disrupsi teknologi seperti generative AI, adanya transisi energi, kondisi geopolitik yang tidak stabil, dan tantangan lainnya yang menuntut peran kepemimpinan dari seorang leader untuk menavigasi arah perusahaannya.
Tantangan yang ada menuntut leader untuk menjadi pembelajar sejati. Leader bisa mengikuti pelatihan leadership dari lembaga terpercaya seperti prasmul-eli untuk menjawab tantangan abad 21.
Berikut ini tujuh rekomendasi pelatihan leadership terbaik yang bisa menjadikan Anda seorang leader yang tetap relevan dengan abad 21.
Keterampilan fundamental menjadi pemimpin adalah mengelola dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum memimpin orang lain. Untuk itu pelatihan Self Leadership ada. Pelatihan Self Leadership dirancang untuk membantu peserta memahami pentingnya kepemimpinan diri dalam menghadapi tantangan kepemimpinan di tempat kerja.
Program ini mengajarkan manajer untuk memiliki kontrol diri yang lebih baik, pengelolaan waktu yang efisien, dan pengambilan keputusan yang lebih bijaksana.
Dengan mengikuti pelatihan ini, peserta dapat meningkatkan kesadaran diri mereka dan lebih memahami potensi serta kelemahan pribadi. Mereka juga akan mempelajari teknik manajemen diri yang dapat membantu mencapai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional, yang sangat penting dalam menjaga produktivitas dan kesejahteraan.
Program ini juga memberikan strategi untuk meningkatkan fokus, disiplin diri, serta motivasi untuk menghadapi berbagai tantangan kepemimpinan di dunia kerja. Hal penting lainnya adalah peserta akan dilatih untuk mengambil keputusan yang lebih efisien dan efektif, menggunakan pendekatan yang praktis dan aplikatif dalam setiap situasi.
Ketika keterampilan fundamental sudah dikuasai, kemampuan kepemimpinan berikutnya adalah memimpin tim. Oleh karena itu, pelatihan Team Leadership didesain untuk mengembangkan keterampilan memimpin tim yang beragam dan dinamis.
Dalam organisasi modern, kepemimpinan yang dapat menginspirasi dan mengarahkan tim menuju tujuan bersama menjadi kebutuhan utama, terutama dengan kompleksitas dan variasi yang ada dalam setiap tim. Program ini dirancang untuk membekali manajer dengan kemampuan untuk membangun hubungan yang kuat dengan anggota tim, serta mengarahkan mereka menuju pencapaian tujuan yang lebih besar.
Peserta pelatihan ini akan memahami teknik-teknik kepemimpinan yang efektif untuk tim dengan latar belakang dan keterampilan yang berbeda-beda. Selain itu, mereka akan belajar cara mengembangkan komunikasi yang lebih baik dalam tim, menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan memperkaya kerjasama antar anggota.
Program ini juga memberi wawasan tentang mengelola dinamika tim secara konstruktif dan bagaimana mengurangi potensi konflik yang dapat merusak kinerja. Selama pelatihan, peserta akan mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan kolaborasi dan melihat langsung bagaimana mencapai tujuan tim secara kolektif.
First Line Leadership adalah program yang dirancang khusus untuk para pemimpin yang baru memulai karir kepemimpinan mereka, terutama bagi mereka yang berada pada posisi manajer pertama atau pun supervisor.
Pelatihan ini memberikan keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk mengelola tim secara efektif, berkomunikasi dengan jelas, dan membuat keputusan yang tepat pada tingkat operasional.
Peserta akan dibekali dengan keterampilan dasar dalam memimpin tim pertama secara efektif dan efisien, yang merupakan tantangan utama bagi manajer baru. Mereka juga akan belajar mengelola perbedaan dalam tim, serta meningkatkan motivasi anggota tim agar dapat bekerja dengan semangat yang tinggi dan fokus pada tujuan bersama.
Pelatihan ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana membangun hubungan yang kuat dengan tim, serta teknik-teknik komunikasi yang efektif untuk memastikan semua anggota tim merasa dihargai dan dipahami. Di akhir program, peserta akan lebih siap untuk mengelola tugas harian dan memprioritaskan apa yang paling krusial bagi kesuksesan tim.
Transformational Leadership adalah program yang dirancang untuk pemimpin yang ingin memimpin perubahan besar di dalam organisasi mereka.
Kepemimpinan transformasional membantu peserta untuk menginspirasi dan memotivasi tim dengan visi yang jelas, serta kemampuan untuk membawa organisasi melewati perubahan yang signifikan. Program ini sangat cocok untuk mereka yang ingin mengubah arah organisasi dan menciptakan dampak yang lebih besar.
Peserta pelatihan ini akan belajar teknik-teknik untuk menginspirasi dan memotivasi tim dalam menghadapi perubahan besar. Mereka akan meningkatkan kemampuan untuk menjadi pemimpin yang visioner, dengan keterampilan untuk memberdayakan orang lain agar berkontribusi penuh dalam perubahan tersebut.
Dalam program ini peserta akan dibekali best practice, bukan sekedar teori, tentang di dunia kepemimpinan. Tidak berhenti pada best practice saja, adanya bedah studi kasus, diskusi interaktif membuat peserta bisa lebih memahami esensi pelatihan ini.
Unlock Your Leadership Potential adalah program yang membantu peserta untuk memiliki dua sudut pandang baik tentang leadership itu sendiri dan juga followership. Sebelum menjadi pemimpin yang baik, seorang pemimpin perlu belajar bagaimana menjadi seorang follower yang mengikuti arahan seorang leader untuk mencapai tujuan bersama.
Mengapa belajar tentang followership itu penting? Karena seorang pemimpin yang baik butuh follower yang baik pula. Dengan belajar followership, kita akan belajar bagaimana membuat orang lain yang kita pimpin mau mengikuti tujuan yang sudah kita tetapkan.
Peserta juga akan belajar bagaimana bisa memberikan dukungan yang dibutuhkan atasan dalam mencapai tujuannya. Followership ini akan mengurangi tingkat kegagalan suatu tim dalam mencapai tujuan.
Neuro Leadership adalah pelatihan yang menggabungkan prinsip-prinsip kepemimpinan dengan ilmu neuroscience yang berpusat pada cara otak bekerja. Program ini membekali manajer dengan pemahaman tentang bagaimana otak manusia bekerja dalam konteks kepemimpinan, sehingga mereka dapat memimpin dengan cara yang lebih efektif dan memahami perilaku tim lebih baik.
C-Level Leadership adalah program yang ditujukan untuk pemimpin senior, khususnya mereka yang berada pada tingkat eksekutif atau manajer tingkat atas. Pelatihan ini memberikan keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk mengelola perubahan besar dalam organisasi dan membuat keputusan strategis yang berdampak luas.
Peserta pelatihan ini akan mempelajari lebih dalam peran strategisnya untuk membangun dan menjaga tata kelola perusahaan yang baik, serta pemahaman mengenai whistleblowing dan money laundering.
Peserta dikenalkan juga dari legal perspective dalam pengelolaan perusahaan yang tepat hukum. Hal ini penting untuk menjaga integritas organisasi dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Hal penting lainnya adalah peserta akan belajar cara menilai kinerja keuangan perusahaan, serta memahami masalah keuangan yang dihadapi manajemen senior seperti pajak, transfer pricing, dan dividen.
Pelatihan ini juga akan membahas strategic foresight untuk membantu pemimpin eksekutif merencanakan masa depan organisasi, serta menangani masalah organisasi terkait struktur dan kontrol manajemen.
Terakhir, peserta juga akan mempelajari keterampilan untuk mengelola keterlibatan stakeholder dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan, termasuk dalam pengelolaan konflik dan komunikasi yang efektif. Secara keseluruhan, program ini bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan yang dapat langsung diterapkan dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan organisasi, meningkatkan efektivitas manajerial dalam menghadapi tantangan bisnis modern.
Setiap program pelatihan di prasmul-eli menawarkan pendekatan praktis dan aplikatif yang memberikan peserta keterampilan yang dapat langsung diterapkan dalam dunia kerja mereka.
Pelatihan-pelatihan ini dirancang untuk mengatasi tantangan kepemimpinan yang dihadapi oleh pemimpin modern di berbagai sektor, dan untuk mempersiapkan mereka agar dapat menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan.
Anda bisa mengikuti pelatihan leadership ini sesuai dengan kebutuhan Anda. Bahkan, Anda bisa meminta personalisasi pelatihan leadership yang cocok untuk kebutuhan Anda saat ini.
Tingkatkan kemampuan leadership Anda untuk tetap relevan menghadapi tantangan Abad 21.
Sebanyak 80 persen eksekutif global meyakini bahwa menjadikan manajemen proyek sebagai kompetensi inti dapat membantu perusahaan tetap kompetitif selama masa resesi, sebagaimana dilaporkan oleh Economist Intelligence Unit. Dari fakta tersebut, kini pelatihan project management pun semakin diminati oleh perusahaan.
Kompetensi project management semakin diperlukan terlebih bila bisnis menghadapi krisis atau resesi. Bisnis yang telah menerapkan project management dengan baik bisa mengurangi risiko bisnis dan pengeluaran uang pada projek yang tidak berhasil.
Survei yang dilakukan oleh McKinsey yang menyatakan bahwa hampir sebanyak 60% eksekutif senior mengatakan bahwa membangun disiplin manajemen proyek yang kuat akan menjadi tiga prioritas utama bagi perusahaan di masa depan. Survei tersebut semakin memperkuat pentingnya kompetensi project management.
Pertanyaannya adalah apakah bisnis Anda sudah membangun pondasi project management yang kuat? Cara membangun pondasi project management dimulai dengan memiliki pemahaman yang sama tentang project management. Untuk itulah adanya pelatihan project management bisa membantu Anda membangun pondasi project management yang kuat.
Di saat situasi krisis, tidak terprediksi, perang tarif dagang dimana-mana, bisnis harus beradaptasi. Adanya project management membantu bisnis untuk secara konsisten menghasilkan dampak bagi bisnis.
Bisnis yang memiliki project management yang kuat, bisa menentukan ke depannya apakah bisnis tersebut akan memiliki klien kembali atau apakah produk yang dibuat disukai oleh pasar.
Proyek jangka pendek dan panjang pun terus dilakukan. Para manajer akan terlibat dalam proyek tersebut, tidak terbatas pada divisi tertentu. Manajer pemasaran akan memiliki proyek pemasaran sendiri, manajer keuangan pun sama punya proyek yang harus diselesaikan.
Tantangan utamanya dari proyek ini adalah bagaimana untuk menyeimbangkan sumber daya yang telah dikeluarkan dengan waktu, biaya, dan hasil yang diinginkan.
Pelatihan project management mampu menjawab tantangan tersebut. Pelatihan project management membekali peserta pelatihan dengan fondasi awal tentang project management hingga cara implementasinya sesuai dengan tipikal bisnis yang mereka tangani.
Pelatihan project management ini bertujuan untuk membekali baik manajer operasional atau non operasional dengan pengetahuan manajemen proyek dan menerapkannya pada proyek yang sedang dihadapi. Sehingga para manajer ini bisa mencapai tujuan proyek mereka dengan efisien.
Setiap karyawan baik itu level manajer atau belum mencapai level manajer perlu untuk diikutsertakan dalam pelatihan project management. Tujuannya ketika nanti mengimplementasikan proyek, proyeknya bisa berjalan dengan lancar.
Apa saja yang akan bisnis dapatkan ketika bisa mengimplementasikan project management? Berikut ini lima urgensi dari project management berdasarkan laporan Project Management Institute (PMI) pada tahun 2010 terkait nilai dari project management.
Dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil seperti resesi, adanya perang tarif dagang, banyak perusahaan mengalami tekanan besar dalam menjaga operasional dan profitabilitas. Dalam situasi seperti ini, project management berperan penting sebagai sistem pengendalian yang membantu perusahaan tetap fokus pada prioritas strategis dan efisiensi penggunaan sumber daya.
Dengan adanya pendekatan project management yang terstruktur, perusahaan dapat merespons perubahan dengan cepat, menyusun ulang prioritas, dan menghindari proyek-proyek yang tidak relevan atau boros.
Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga menangkap peluang baru saat pesaing lain kesulitan beradaptasi. Oleh karena itu, project management bukan hanya alat teknis, melainkan mekanisme adaptif yang menjaga daya saing di tengah ketidakpastian.
Manajemen proyek yang baik memberikan kerangka kerja untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko secara sistematis sejak awal proyek. Melalui perencanaan yang matang, pengendalian mutu, serta pemantauan berkelanjutan, perusahaan dapat menghindari pemborosan biaya dan kegagalan implementasi.
Perusahaan yang menerapkan praktik manajemen proyek secara disiplin mampu memangkas biaya, mengurangi risiko, dan meningkatkan tingkat keberhasilan proyek.
Sebagai contoh, Intel berhasil menurunkan durasi rata-rata proyek dari 88 minggu menjadi jauh lebih pendek berkat penerapan standar manajemen proyek yang ketat. Hal ini membuktikan bahwa risiko proyek bukan hanya dapat dikurangi, tetapi juga dikonversi menjadi peluang efisiensi.
Proyek yang gagal bukan hanya membuang dana, tetapi juga melemahkan kepercayaan stakeholder. Project management mencegah itu dengan menghadirkan kejelasan tujuan, proses yang terukur, dan kontrol terhadap setiap tahapan pelaksanaan.
Manajemen proyek tidak berjalan sendiri, melainkan berfungsi sebagai penghubung antara strategi organisasi dengan eksekusi di lapangan. Dengan adanya sistem seperti Project Management Office (PMO), perusahaan memiliki alat untuk mengevaluasi kesesuaian setiap proyek terhadap sasaran strategis perusahaan. PMO memainkan peran penting dalam membantu manajemen puncak mengidentifikasi proyek yang benar-benar memberikan nilai tambah strategis.
Sebagai contoh, DirecTV menggunakan PMO untuk mengevaluasi dampak strategis setiap proyek sebelum dilaksanakan. Dalam satu kasus, tim berhasil menghemat waktu layanan call center secara signifikan dengan proyek IT yang dirancang berdasarkan analisis perilaku pelanggan.
Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan efisiensi operasional, tetapi juga penguatan positioning perusahaan di mata pelanggan. Semua ini tidak mungkin dicapai tanpa adanya sistem project management yang terintegrasi dengan proses pengambilan keputusan strategis.
Dalam industri yang sangat kompetitif, kemampuan menyelesaikan proyek tepat waktu dan sesuai anggaran dapat menjadi pembeda utama antara pemimpin pasar dan pemain yang tertinggal.
Menurut laporan Economist Intelligence Unit tahun 2009, sebanyak 90 persen eksekutif senior global mengakui bahwa metode manajemen proyek merupakan aspek krusial untuk memastikan keberhasilan proyek sekaligus mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan.
Penerapan project management yang konsisten memungkinkan perusahaan lebih responsif terhadap kebutuhan pasar dan permintaan pelanggan. Ketika sebuah proyek diluncurkan dengan sukses, baik itu pengembangan produk baru, transformasi digital, atau ekspansi pasar, perusahaan mendapatkan keuntungan berupa reputasi, loyalitas pelanggan, dan peluang bisnis baru.
Oleh karena itu, manajemen proyek tidak hanya berdampak pada hasil proyek semata, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap performa bisnis jangka panjang.
Salah satu kekuatan utama dari pendekatan manajemen proyek adalah kemampuannya untuk menghadirkan transparansi dalam pelaksanaan proyek. Melalui penggunaan tools seperti dashboard, milestone tracking, dan review berkala, seluruh pemangku kepentingan dapat melihat perkembangan proyek secara real-time. Ini menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, di mana setiap anggota tim bertanggung jawab terhadap target dan deliverables-nya masing-masing.
Transparansi ini juga membantu manajemen tingkat atas dalam membuat keputusan yang cepat dan tepat berbasis data aktual, bukan asumsi. Misalnya, pada kasus DirecTV, semua data proyek dapat diakses oleh pimpinan melalui platform PMO, sehingga mereka dapat menyesuaikan strategi dan alokasi sumber daya dengan cepat bila diperlukan.
Dengan sistem monitoring yang baik, organisasi tidak hanya mempercepat waktu respons, tetapi juga mengurangi risiko salah arah strategi akibat kurangnya informasi.
Anda sudah memahami lima urgensi dari project management untuk bisnis Anda. Sudahkah project management menjadi tiga prioritas utama dalam bisnis Anda? Jika sudah,tapi implementasinya masih dirasa kurang, Anda bisa mengikuti pelatihan The Real Project Management dari prasmul-eli untuk meningkatkan kompetensi manajemen proyek Anda.
Pelatihan ini ideal untuk manajer dan supervisor yang ditunjuk untuk mengelola proyek, baik di bidang operasional maupun non-operasional. Dengan mengikuti program ini, Anda akan memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan proyek dengan lebih efisien dan efektif, serta mampu menghadapi tantangan yang muncul selama siklus proyek.
Inilah saatnya Anda meningkatkan kompetensi project management bisnis Anda dan jadilah unggul di industri Anda.
Pasca COVID-19, dunia terus mengalami perubahan. Kompetisi antar perusahaan pun semakin ketat. Bisnis yang pintar untuk meningkatkan visibilitasnya, maka bisnis itulah yang akan dikenal oleh konsumen. Oleh karena itu, banyak perusahaan terus melakukan aktivitas digital marketing untuk bisa beradaptasi di masa krisis.
Apalagi bila melihat isu politik yang terus berkembang baik di Indonesia maupun di ranah global juga mempengaruhi iklim dunia bisnis. Kondisi politik yang tidak menentu membuat konsumen menahan daya belinya untuk mencegah kemungkinan terburuk.
Daya beli konsumen yang menurun tentu berpengaruh pada operasi bisnis. Bisnis akan mengurangi budget operasional seperti budget untuk marketing. Dilemanya adalah dengan budget terbatas, perusahaan menuntut tim marketing-nya untuk mendatangkan sebanyak mungkin penjualan agar perusahaan bisa terus bertahan.
Di tengah dilema tersebut, aktivitas pemasaran yang paling memungkinkan adalah dengan mengoptimalkan aktivitas digital marketing. Lantas bagaimana memaksimalkan manfaat digital marketing di masa krisis? Simak penjelasan berikut!
Ketika krisis yang disebabkan oleh perubahan faktor ekonomi, politik, dan lainnya yang menyebabkan perusahaan merugi, pilihan terburuk yang dipilih perusahaan adalah melakukan PHK agar perusahaan masih bisa terus berjalan. Selain PHK, perusahaan juga akan melakukan efisiensi budget operasional seperti operasional marketing.
Tim marketing sejatinya pun dihadapkan dengan berbagai tantangan, bukan hanya dari terbatasnya budget perusahaan. Namun, ada tantangan eksternal yang perlu ditangani ketika krisis melanda. Apa sajakah itu?
Ketika krisis penurunan daya beli konsumen menjadi hal yang mutlak terjadi. Konsumen menahan uangnya untuk mencegah kemungkinan terburuk. Konsumen menjadi lebih selektif dan mengurangi pengeluaran, terutama untuk produk non-esensial. Dampaknya bagi bisnis adalah tentu penjualan menurun.
Fokus konsumen akan bergeser ke kebutuhan dasar, keamanan, dan kepercayaan merek. Mereka akan memprioritaskan pada kebutuhan primer terlebih dahulu.
Sulit merencanakan kampanye jangka panjang karena situasi berubah cepat. Perilaku konsumen pun susah diprediksi karena berubah dengan cepat pula. Analisis pasar jadi tidak akurat karena data historis kehilangan relevansi.
Perusahaan yang masih belum memprioritaskan aktivitas digital marketing-nya maka siap-siap untuk tidak lagi relevan dengan kondisi pasar. Sekarang ini konsumen sebagian besar lebih menghabiskan banyak waktunya di saluran digital dan e-commerce.
Semua bisnis berebut atensi di ruang digital dengan anggaran terbatas.Pesaing bisa jadi lebih adaptif atau agresif dengan promosi. Bisnis yang mampu muncul di setiap saluran digital mempunyai potensi untuk menjadi top of mind di benak konsumen.
Tantangan tersebut membuat tim marketing perlu mengatur strategi digital marketing-nya kembali. Pada saat ini, sudah tidak bijak lagi jika hanya fokus pada satu channel saja walaupun channel tersebut adalah channel unggulan perusahaan.
Sekarang ini kuncinya ada pada visibilitas bisnis di seluruh saluran digital. Oleh karena itu, bisnis bisa mencoba mengaktivasi dan mengoptimalkan aktivitas omnichannel agar aktivitas digital marketing yang dilakukan tidak hanya mendapat dampak yang biasa, tapi bisa membawa dampak lebih banyak bagi perusahaan.
Apakah bisnis Anda sudah mulai melakukan aktivitas digital marketing, tapi dampaknya belum terasa? Aktivitas digital marketing ini perpaduan antara seni dan kemampuan untuk memanfaatkan data. Untuk mengoptimalkan manfaat digital marketing terlebih di masa krisis, ada rekomendasi dari McKinsey yang masih sangat relevan dengan era sekarang.
Setiap bisnis punya costumer journey-nya masing-masing. Perjalanan konsumen dari mengenal hingga akhirnya membeli produk dari sebuah bisnis pun beragam. Untuk itu penting untuk mengintegrasikan aktivitas antar saluran atau omnichannel. Integrasikan antara social media, website, e-commerce, dan CRM (Customer Relationship Management) platform, digital advertising platform.
Tujuan adanya strategi omnichannel adalah untuk memastikan konsumen mendapat pengalaman yang konsisten dan mulus dari tahap awal mengenal brand hingga akhirnya melakukan pembelian dan menjadi pelanggan loyal. Ini berarti brand harus hadir secara aktif di setiap titik kontak digital yang mungkin dilalui pelanggan.
Contoh dari strategi omnichannel ini adalah misalkan tim marketing Anda akan menjaring konsumen baru lewat iklan awareness di Instagram, ketika konsumen melakukan klik pada iklan tersebut, konsumen akan diarahkan pada konten blog informasional.
Di dalam konten blog yang berisi informasi ini ada ajakan untuk mengunjungi halaman landing page. Kemudian ada chatbot WhatsApp yang melakukan follow up apabila konsumen mengisi formulir yang ada di landing page. Setelah konsumen melakukan pembelian, konsumen akan mendapatkan program loyalti misal mendapatkan email diskon untuk pembelian selanjutnya.
Alih-alih hanya mengandalkan pesan dari brand, strategi ini mendorong konsumen sendiri untuk membuat dan menyebarkan konten tentang pengalaman mereka. Konsumen dilibatkan untuk menjadi bagian dari narasi brand, sehingga mereka merasa memiliki identitas bersama brand tersebut. Dengan begitu, mereka bukan hanya pembeli, tapi juga menjadi duta merek (brand advocate) yang menyebarkan pesan secara organik dan lebih dipercaya oleh jaringan mereka.
Contohnya adalah dengan mengadakan kampanye hashtag challenge, review di TikTok, testimoni video di Instagram Story, atau referral program yang memberikan insentif saat mereka mengajak teman membeli.
Di era digital dan krisis, brand harus mengadopsi pola pikir seperti media—produksi konten dalam jumlah besar, terjadwal, dan relevan untuk berbagai segmen pasar. Ini mencakup pemilihan format konten (artikel, video, infografik), platform distribusi (YouTube, LinkedIn, TikTok), serta penyesuaian konten terhadap karakteristik dan kebutuhan tiap audiens. Konsistensi, keberagaman, dan nilai konten menjadi elemen penting untuk mempertahankan perhatian konsumen.
Misalkan brand Anda adalah brand kecantikan, maka konten yang dibuat tidak hanya konten tentang produk, tetapi juga konten tentang tips perawatan wajah di blog, tutorial make-up di YouTube Shorts, infografik ingredients di Instagram, email newsletter setiap Jumat, dan semisalnya.
Dengan melimpahnya data digital dari berbagai saluran (klik iklan, perilaku pengguna di website, engagement media sosial), brand harus mampu mengelola dan menginterpretasi data untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat. Data digunakan untuk personalisasi kampanye, segmentasi pelanggan, retargeting iklan, dan mengukur efektivitas setiap saluran. Strategi ini menjamin bahwa anggaran pemasaran digunakan secara efisien dan tepat sasaran.
Aktivitas yang mencerminkan menggunakan data digital secara strategis adalah menggunakan Google Analytics untuk mengetahui halaman mana yang paling banyak ditinggalkan, kemudian kita lakukan perbaikan pada landing page tersebut, setelah perbaikan dilakukan maka perlu dipantau apakah ada peningkatan konversi atau tidak, dan retarget pengunjung yang belum checkout lewat email reminder atau iklan dinamis.
Apakah bisnis Anda masih belum merasakan manfaat besar dari aktivitas digital marketing? Bukannya untung, sering kali Return of Investment (ROI) yang telah dikeluarkan untuk aktivitas digital marketing masih rendah. Jika kondisi bisnis Anda masih seperti itu, maka ada yang perlu diperbaiki.
Anda bisa mengikutkan tim marketing bisnis Anda untuk mengikuti pelatihan Digital Marketing yang bisa membuka wawasan dan strategi baru untuk meningkatkan nilai ROI dari aktivitas digital marketing.
prasmul-eli menyediakan pelatihan digital marketing yang bisa tim Anda ikuti. Peserta akan dilatih dengan coach professional dan tentunya Anda akan belajar strategi omnichannel yang mampu memaksimalkan manfaat digital marketing bagi bisnis Anda.
Inilah saatnya untuk meningkatkan manfaat maksimal dari digital marketing untuk terus bertumbuh di masa krisis.
Inovasi dalam sebuah bisnis mutlak adanya. Dengan inovasi, bisnis akan terus relevan ketika perubahan terus terjadi. Untuk terus mendorong inovasi dalam sebuah bisnis, bisa menggunakan Design Thinking. Apa itu Design Thinking dan bagaimana perannya dalam sebuah inovasi? Mari kita bedah pengertian design thinking dan bagaimana implementasinya dalam sebuah bisnis.
Awalnya Design Thinking hanya populer di kalangan desainer saja. Namun, ternyata Design Thinking ini bisa diterapkan di berbagai bidang baik untuk bidang kreatif maupun bisnis. Karena Design Thinking memiliki pendekatan berbasis pada sudut pandang manusia.
Design Thinking adalah pendekatan untuk menyelesaikan masalah dan mendapatkan solusi terbaik secara kreatif yang berfokus pada manusia.
Merujuk pada definisi dari IDEO, Design Thinking adalah sebuah pendekatan berinovasi yang berpusat pada manusia dengan menggunakan perangkat kerja desainer untuk mengintegrasikan kebutuhan customer, kemungkinan teknologi, dan persyaratan untuk kesuksesan bisnis. Design Thinking ini mulai dipopulerkan oleh IDEO sejak tahun 1991.
Akhir-akhir ini Design Thinking menjadi sangat populer penggunaannya. Design Thinking menjadi salah satu kunci sukses perusahaan besar yang ada di dunia seperti Google, Toyota, Apple, dan masih banyak perusahaan besar lainnya.
Design Thinking menggabungkan pemikiran kreatif dan kritis. Meskipun diawali dengan kata "design," pendekatan ini tidak hanya mencakup aspek kreatif, tetapi juga aspek analitis.
Dengan Design Thinking, proses memecahkan masalah dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan intuitif dalam memahami akar masalah yang terjadi.
Lalu bagaimana Design Thinking dapat diimplementasikan dalam bisnis?
Setelah menggunakan kemampuan intuitif maka selanjutnya adalah menggunakan kemampuan rasional dan analitik. Karena bisnis tidak bisa berjalan hanya dengan modal perasaan. Perlu pemikiran yang rasional.
Tujuan utama dari Design Thinking adalah memberikan solusi dari sebuah permasalahan yang dihadapi oleh manusia.
Namun, karena penggunaan Design Thinking ini telah sampai pada tingkat bisnis dan perusahaan maka beragam harapan dan tujuan pun sangat diharapkan dari implementasi Design Thinking ini.
Adapun tujuan Design Thinking yang biasa perusahaan harapkan adalah sebagai berikut:
Menghasilkan produk/layanan baru yang bisa relevan dengan pasar dan menjawab permasalahan target pasar.
Membantu mengembangkan kemampuan praktis dan inovatif tim untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam perusahaan.
Design Thinking ini memiliki fokus yang berbeda dengan pendekatan inovasi lainnya.
Pendekatan inovasi lainnya ada yang technology-based dan competitor-based. Sedangkan Design Thinking ini termasuk pendekatan inovasi yang customer-centric. Fokus utama dari Design Thinking adalah fokus untuk mengidentifikasi masalah dan memecahkan masalah dengan solusi yang berpusat pada manusia. Sehingga solusi yang dihasilkan kemudian adalah solusi yang benar-benar dibutuhkan oleh manusia.
Secara sederhana Design Thinking menggabungkan sudut pandang manusia dengan teknologi apa yang layak dan model bisnis yang tepat juga.
Bila divisualisasikan maka Design Thinking berada ditengah arsiran antara Desirability, Viability, dan Feasibility.
Desirability: Apa yang dibutuhkan oleh orang?
Feasibility: Apa yang secara teknis mungkin terjadi di masa depan?
Viability: Apa yang mungkin bisa dijadikan model bisnis yang berkelanjutan?
Lantas bagaimana sebenarnya cara berpikir menggunakan Design Thinking ini?
Design Thinking membantu Anda untuk mengubah ide atau pikiran yang masih abstrak menjadi implementasi yang konkret. Ide-ide yang berasal dari tim bisnis Anda akan lebih terstruktur dan terorganisasi hingga menghasilkan inovasi produk dan layanan.
Lantas apa saja langkah yang perlu dilakukan untuk menggunakan Design Thinking?
Dalam Design Thinking Model Stanford ada lima tahapan yang perlu dilalui yakni empathize, define, ideate, prototype, dan test.
Setiap terjadi sebuah masalah atau permasalahan, perlu diidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi atau apa akar utama sebuah permasalahan.
Untuk bisa menemukan akar utama permasalahan maka kita perlu menggunakan kemampuan nurani kita dengan berempati.
Empati juga menjadi awal yang penting untuk menciptakan inovasi yang berarti. Karena hal terpenting dari inovasi adalah seberapa kita mengetahui tentang pengguna produk kita dan kehidupannya.
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan atau pengalaman orang lain seolah-olah kita mengalaminya sendiri.
Lantas apa yang perlu dilakukan dalam tahap empati ini. Anda bisa melakukan hal berikut:
Dari cara diatas, wawancara menjadi cara yang paling efektif untuk menggali permasalahan dari konsumen kita. Sedangkan shadowing efektif untuk melihat kebutuhan atau potensi yang tak dikenali oleh konsumen kita.
Hal yang perlu diingat adalah ketika berempati dengan masalah pengguna, jangan mencoba untuk menghakimi, cobalah untuk memunculkan rasa ingin tahu yang tinggi, berpikiran terbuka, optimis, dan saling menghargai.
Setelah menggali apa yang sebenarnya konsumen kita keluhkan dan butuhkan, langkah selanjutnya adalah mendefinisikan apa yang sedang terjadi.
Terkadang pengguna sadar bahwa ia mengalami kendala dalam melakukan hal tertentu, tapi mereka tidak bisa memberi nama apa masalah yang sedang terjadi tersebut.
Dalam tahapan ini penting untuk mendefinisikan kebutuhan konsumen. Hal terpenting dalam tahap define adalah membingkai masalah yang dihadapi oleh konsumen dengan tepat untuk menghasilkan solusi yang terbaik.
Contoh kasus misalkan sebuah perusahaan e-commerce ingin meningkatkan pengalaman pengguna dalam proses checkout yang sering kali ditinggalkan oleh pelanggan sebelum menyelesaikan pembelian.
Setelah melakukan observasi dan wawancara, ditemukanlah masalah utamanya yakni banyak pengguna yang merasa proses checkout terlalu panjang dan rumit.
Akar masalah utama telah ditemukan, selanjutnya masalah tersebut perlu didefinisikan. Proses pendefinisian ini seperti proses perumusan masalah dalam sebuah karya ilmiah. Dari contoh kasus tersebut, masalah tersebut didefinisikan dalam sebuah pertanyaan berikut ini:
"Bagaimana cara menyederhanakan proses checkout agar pelanggan merasa lebih mudah dan cepat dalam menyelesaikan pembelian?"
Dengan tahap define yang tepat, tim dapat memastikan bahwa semua solusi yang dihasilkan benar-benar berfokus pada masalah yang relevan bagi pengguna.
Setelah Anda bisa mendefinisikan masalah dengan jelas dan tepat maka ini saatnya untuk bereksplorasi dengan mengeluarkan ide-ide cemerlang dan brilian.
Namun, hal yang perlu diingat adalah dalam tahapan ideate ini bukan tentang ide yang tepat saja, tapi proses menghasilkan banyak ide solusi dan kemungkinan sebanyak mungkin.
Hal terpenting dalam tahapan ideate ini adalah menciptakan, menghasilkan, atau memunculkan ide berdasarkan perspektif yang tepat.
Hasil yang diharapkan dari tahapan ideate ini adalah mendapatkan sebanyak mungkin ide yang dapat menjawab kebutuhan, ketakutan, masalah dari target pengguna kita.
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan dalam menggali ide yakni:
Ada cara mudah untuk menghasilkan ide solusi sebanyak mungkin dengan formula "How Might We". Pertanyakan segala kemungkinan dengan "How Might We."
Ide-ide solusi telah didapatkan, kini saatnya membuat prototype dari ide Anda untuk mewujudkannya menjadi hal yang konkret dari ide yang masih abstrak.
Tujuan dari tahapan prototype ini adalah untuk memastikan bahwa produk/layanan/solusi yang dibuat sesuai dengan target konsumen.
Selain itu, tujuan lainnya adalah merencanakan nantinya produk/layanan/solusi ini mendapatkan umpan balik yang positif dari pengguna.
Dalam membuat prototype ini, Anda tidak perlu menunggu sempurna sampai segala fiturnya terlengkapi. Anda bisa membuat prototype versi minimumnya atau yang biasa disebut dengan Minimum Viable Product (MVP).
Setelah prototype sudah dibuat, untuk mengetahui efektivitas dari prototype tersebut maka perlu untuk diujikan langsung pada calon konsumen.
Inilah tahapan dimana Anda bisa menguji hipotesa yang Anda buat dan tuangkan dalam bentuk prototype, menguji empati Anda, dan siap-siap mendapatkan umpan balik dari konsumen produk Anda.
Ujilah dan ukur pengalaman pengguna dalam kaitannya dengan customer journey.
Tahapan ini juga penting untuk memahami solusi yang telah Anda buat dan kebutuhan konsumen Anda.
Manfaat Design Thinking tidak hanya dirasakan oleh bisnis dan perusahaani, tapi juga individu. Berikut kelebihan Design Thinking yang dirasakan oleh setiap individu dalam sebuah organisasi:
Sedangkan inilah kelebihan Design Thinking dari sisi bisnis:
Dibalik ketenarannya, ada berbagai kritik yang menandai adanya kelemahan dari Design Thinking. Berikut ini beberapa kelemahan Design Thinking:
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat dalam Intelectual Economic tahun 2016, Design Thinking memiliki hubungan erat dengan bisnis yakni sebagai alat yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan untuk mengenali pendorong baru dalam berinovasi sesuai pemikiran desain.
Selain itu, hubungan dengan bisnis lainnya adalah untuk memastikan bahwa bisnis Anda akan terus menghasilkan nilai yang bermanfaat bagi pengguna. Bisnis terus memberikan inovasi yang bernilai bagi konsumen.
Dengan tujuan utamanya adalah agar bisnis Anda tetap bertahan dalam situasi yang semakin kompetitif dan penuh ketidakpastian.
Waktu yang tepat untuk menggunakan Design Thinking adalah ketika Anda menemukan masalah kompleks dalam bisnis yang berkaitan dengan manusia.
Atau ketika Anda ingin berinovasi dengan mengembangkan produk baru dalam jangka waktu yang lebih cepat.
Waktu yang tepat untuk menggunakan Design Thinking adalah ketika:
Keberadaan Design Thinking menjadi penting untuk mengembangkan inovasi produk dari sebuah bisnis. Inovasi membuat bisnis tetap relevan, asal inovasi yang dilakukan berlandaskan kebutuhan konsumen.
Apakah Anda ingin belajar dan mengimplementasikan Design Thinking untuk perusahaan Anda? Prasmul-Eli menyediakan pelatihan Design Thinking secara on-site untuk Anda dan tim agar mampu mendorong inovasi bisnis dalam sebuah perusahaan. Anda akan belajar didampingi oleh para professional coach. Pelatihan Design Thinking dari Prasmul-Eli pun sudah tersertifikasi ISO 9001:2015.
Apakah perusahaan Anda sudah siap berinovasi menggunakan Design Thinking?
Perubahan pasar semakin tak terprediksi, bisnis perlu beradaptasi. Hukum rimba berlaku, siapa yang bisa beradaptasi maka ia akan bertahan. Mereka yang bisa bertahan tak terlepas dari bagaimana peran penerapan strategic leadership di dalam operasi bisnisnya.
Strategic leadership atau kepemimpinan strategis memegang peran penting dalam mengarungi pasar yang semakin dinamis. Setiap pemimpin baik di level manajer atau top eksekutif perlu menerapkannya. Strategic leadership membantu para pemimpin mengarahkan organisasinya menuju visi besar dan menginspirasi setiap orang yang ada di organisasi untuk bergerak bersama menuju visi besar tersebut.
Kepemimpinan strategis tak hanya untuk perusahaan besar saja, bahkan untuk bisnis level UMKM pun perlu menerapkannya. Ada sebuah riset yang dilakukan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung terhadap populasi 557 restoran dan kafe yang ada di Kabupaten Bandung Wetan untuk menguji bagaimana peran penerapan strategic leadership berpengaruh terhadap strategi bersaing UMKM restoran dan kafe.
Hasil penelitian terhadap 50 sampel UMKM dari 557 populasi UMKM restoran dan kafe menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara strategic leadership dengan strategi bersaing. Strategic leadership memberikan pengaruh 16,08% terhadap strategi kompetitif UMKM restoran dan kafe.
Bisnis UMKM saja sudah mulai berbenah untuk menerapkan strategic leadership dalam menghadapi perubahan pasar. Apakah bisnis Anda sudah mulai menerapkannya? Berikut ini akan dijelaskan bagaiman peran strategic leadership bisa membantu bisnis Anda bertahan di tengah perubahan pasar yang dinamis dan tak terprediksi.
Masih ingatkah bagaimana bisnis Anda bisa bertahan ketika COVID-19 membuat banyak bisnis lumpuh? Namun, di sisi lain ada bisnis seperti bisnis digital yang justru bertumbuh. Dari COVID-19, ada pelajaran besar bahwa bisnis perlu bersiap dengan segala macam faktor yang bisa mengguncang pasar. Tak hanya bersiap, tapi perlu juga beradaptasi agar bisa bertahan.
Apalagi dengan kondisi sekarang ini, pergantian kepemimpinan pemerintahan membuat banyak kebijakan yang berpengaruh terhadap ekonomi rakyat. Masih hangat di ingatan, bagaimana kebijakan efisiensi anggaran terhadap banyak kementerian juga berdampak terhadap ekonomi rakyat karena efisiensi anggaran artinya pengurangan belanja negara sehingga bisa berdampak pada UMKM atau perusahaan yang biasa bermitra dengan pemerintah.
Perubahan pasar akan selalu ada dan tidak bisa bisnis hindari. Faktor yang mempengaruhinya pun beragam mulai dari faktor sosial, ekonomi, politik, teknologi, hingga perubahan preferensi pasar.
Perubahan pasar mengakibatkan sebuah bisnis bisa kehilangan relevansinya di pasar. Kita bisa belajar dari bangkrutnya Kodak. Dulu siapa yang tak mengenal Kodak? Kodak telah menjadi pemimpin pasar di bidang fotografi. Namun, seiring berkembangnya teknologi, Kodak terlambat untuk berinovasi. Pasar sudah menyukai fotografi digital, tetapi Kodak masih tetap dengan produknya yang belum memanfaatkan teknologi digital. Sehingga membuat produknya tak bisa lagi relevan dengan pasar dan ditinggalkan.
Tak hanya membuat bisnis menjadi tidak relevan, implikasi dari perubahan pasar sangat besar bagi bisnis dan menjadi tantangan yang perlu ditaklukan. Berikut ini beberapa tantangan yang perlu ditangani dari adanya perubahan pasar yang dinamis ini.
Perubahan pasar sering kali datang dengan ketidakpastian tinggi, seperti perubahan regulasi, fluktuasi ekonomi, atau tren konsumen yang berubah dengan cepat. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dalam pengambilan keputusan dan risiko yang sulit diprediksi.
Perusahaan yang tidak memiliki kepemimpinan strategis yang kuat sering kali kesulitan untuk merespons perubahan pasar secara cepat. Hal ini dapat membuat mereka tertinggal dari pesaing yang lebih cepat beradaptasi. 3. Kehilangan Daya Saing
Perubahan pasar menyebabkan pergeseran dalam preferensi konsumen, teknologi baru, atau peraturan industri yang dapat membuat produk atau layanan perusahaan menjadi kurang relevan.
Ketika pasar berubah, perusahaan mungkin merasa perlu untuk mengubah model operasional mereka. Proses dan sistem yang sudah ada mungkin tidak lagi efisien atau efektif dalam menghadapi situasi baru, yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas.
Perusahaan dapat terjebak dalam upaya jangka pendek untuk bertahan hidup di pasar yang berubah, kehilangan fokus pada visi dan tujuan jangka panjang mereka. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan arah dan strategi yang tidak terintegrasi.
Ketika perubahan pasar menyebabkan ketidakpastian atau kebingungan, karyawan dapat merasa cemas dan kurang termotivasi, yang berdampak pada moral tim dan kinerja mereka.
Perubahan pasar dapat mempengaruhi permintaan produk atau layanan tertentu, menyebabkan ketidakseimbangan dalam pengelolaan sumber daya, baik dari segi tenaga kerja, bahan baku, atau modal.
Perubahan dalam preferensi pelanggan atau inovasi pesaing dapat membuat perusahaan kesulitan untuk menjaga kepuasan pelanggan dan loyalitas mereka.
Perubahan pasar dapat mempengaruhi hubungan perusahaan dengan mitra bisnis atau pemasok, misalnya, karena ketidakpastian dalam pasokan atau pergeseran permintaan produk.
Ketika pasar berubah, perusahaan sering kali perlu mengubah struktur organisasi, proses internal, atau budaya kerja. Perubahan ini dapat memicu resistensi dari dalam organisasi.
Ibarat sebuah kapal yang sedang mengarungi samudera, kadang kapten kapal akan dihadapkan dengan kondisi samudera dengan ombak tenang, sedang, hingga badai. Selama sang kapten sudah tahu tujuan atau destinasi yang akan ia tuju, ia akan mengerahkan segala cara untuk mengarungi samudera. Tujuan yang jelas akan menggerakkan awak kapal untuk membantunya dalam menavigasi kapal agar selamat sampai tujuan.
Memimpin sebuah bisnis layaknya kapten kapal tadi. Ciri khas utama dari seorang pemimpin yang punya keterampilan strategic leadership adalah ia punya visi yang kuat dan menurunkan semangat mencapai visi itu kepada orang-orang yang dipimpinnya. Visi yang kuat menjadi pegangan utama ketika perubahan pasar terjadi. Jika ada perubahan, sang pemimpin bisa menavigasi untuk mengambil jalur lain agar tetap bisa menuju visi tersebut. Sehingga visi yang terbentuk bukanlah visi jangka pendek, tapi jangka panjang.
Pada bagian sebelumnya, kita telah melihat bagaimana dampak perubahan pasar terhadap keberadaan bisnis. Dampaknya tak hanya berpengaruh pada besaran pendapatan yang diterima bisnis, tapi juga mempengaruhi bagaimana cara bisnis beroperasi. Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa peran yang bisa Anda ambil alih untuk menerapkan strategic leadership agar bisnis atau perusahaan bisa terus bertahan di dalam gejolak perubahan pasar.
Pemimpin yang memiliki keterampilan strategic leadership akan memiliki kepekaan untuk bisa memprediksi tren pasar dan kebutuhan konsumen yang berubah dinamis. Karena selalu terbiasa memikirkan visi jangka panjang, pandangannya terhadap pasar pun tak hanya berfokus pada saat ini saja, tapi juga memprediksi bagaimana pasar ke depannya.
Kepekaan seorang dengan strategic leadership akan menavigasi perusahaannya untuk mencoba adopsi teknologi baru, membangun budaya inovasi dalam perusahaannya, atau menyesuaikan model bisnisnya untuk beradaptasi dengan perubahan pasar.
Perubahan pasar tak terprediksi dari tahun ke tahun, bahkan tren pasar bulan ini bisa berbeda dengan bulan ke depan. Ketika perubahan sudah terlihat di depan mata, Anda sebagai seorang pemimpin perlu untuk tanggap, cepat, dan tepat dalam mengambil keputusan.
Keputusan yang diambil dalam waktu dekat pun tak boleh ceroboh. Karena salah mengambil keputusan akan membawa bisnis ke arah yang tak diinginkan.
Birokrasi yang kaku membuat bisnis lambat berjalan. Ini biasa terjadi dalam korporasi besar sehingga membuat organisasi tidak fleksibel untuk tanggap terhadap perubahan. Bisnis perlu membangun budaya organisasi yang agile atau lincah, di mana tim bisa dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan dan tantangan baru. Hal ini mencakup penyesuaian proses bisnis, pengembangan produk, atau bahkan perubahan dalam cara berkomunikasi dengan pelanggan.
Bisnis bisa mengadopsi cara startup dalam mengembangkan model bisnis dan produknya. Startup biasanya akan menguji apakah produknya laku di pasar dengan membuat MVP (Minimum Viable Product) atau versi sederhana dari produk mereka tapi tetap fungsional. Dari MVP tersebut, mereka akan dapat umpan balik dari konsumen untuk pengembangan berikutnya.
Inovasi jadi kunci mutlak untuk bertahan menghadapi perubahan pasar. Inovasi tak melulu harus membuat sesuatu yang baru. Inovasi bisa dimulai dari memperbarui apa yang sudah ada. Misal memperbarui cara penggunaannya atau semacamnya.
Budaya inovasi perlu Anda tumbuhkan sebagai pemimpin kepada tim. Berikan ruang terbuka untuk tim mengutarakan dan menyampaikan ide inovatif dan kreatifnya tanpa ada justifikasi. Lingkungan yang mendukung gagasan inovatif dan kreatif bisa mendukung eksperimen dan solusi kreatif, yang dapat mengarah pada pengembangan produk atau layanan baru yang relevan dengan kebutuhan pasar yang terus berubah.
Bisnis bukan hanya tentang Anda, tim, dan konsumen. Bisnis merupakan ekosistem yang saling terhubung. Ada investor, konsumen, karyawan, pemasok bahan baku, mitra bisnis, dan bahkan masyarakat sekitar. Salah satu hal yang membuat bisnis terus bertahan di era perubahan pasar dinamis adalah karena eratnya hubungan bisnis dengan pemangku kepentingan (stakeholders).
Pemimpin yang memiliki kepemimpian strategis akan memastikan hubungan yang lebih transparan dan saling menguntungkan dengan mitra bisnis, serta berkolaborasi untuk menemukan solusi bersama dalam menghadapi perubahan pasar. Pemimpin yang efektif dapat menjaga komunikasi yang terbuka dan mengelola ekspektasi mereka dengan baik, yang pada gilirannya akan memperkuat posisi perusahaan di pasar.
Adanya visi dan misi jangka panjang membuat bisnis bisa menentukan langkah apa yang perlu ditempuh untuk mencapai visi dan misi itu. Sekalipun perubahan pasar terjadi, mereka bisa fleksibel beradaptasi dengan cara lain asalkan visi dan misi itu adalah visi dan misi jangka panjang.
Visi dan misi jangka panjang membuat Anda sebagai pemimpin tak hanya terpaku pada keuntungan jangka pendek, tetapi lebih pada keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan dalam waktu yang lebih panjang.
Ini Saatnya Mempersiapkan Pemimpin dengan Strategic Leadership Sejak Dini
Perubahan pasar akan terus berlanjut bahkan tak akan ada habisnya. Jangan pernah puas dengan bisnis Anda yang sekarang. Sisakan ruang kosong untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan pasar yang sering kali tak terprediksi.
Dalam dunia bisnis tak ada kunci pasti untuk tetap bertahan karena semuanya serba dinamis. Kunci utamanya ada pada tonggak kepemimpinan dalam bisnis itu sendiri. Agar bisnis Anda terus relevan dan bisa bertahan bahkan berkembang di pasar yang dinamis, para pemimpin bisnis perlu memiliki keterampilan strategic leadership.
Pemimpin yang memiliki kemampuan strategic leadership dapat memberikan arahan yang jelas dan memastikan bahwa perusahaan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan eksternal seperti perkembangan teknologi, perubahan preferensi konsumen, fluktuasi ekonomi, dan persaingan global.
Apakah bisnis Anda sudah menerapkan strategic leadership ini? Jika belum, tidak ada waktu yang tepat untuk memulainya selain sekarang. Jangan menunggu waktu yang tepat. Karena waktu yang tepat adalah sekarang ini juga.
Belajarlah strategic leadership pada yang telah berpengalaman seperti mengikuti program dari prasmul-eli yang telah berpengalaman menangani klien perusahaan nasional, BUMN, hingga multinasional.
Saat ini zaman berubah dengan cepat, hal tersebut tentunya berpengaruh pada industri hingga perusahaan yang bergerak di dalamnya. Perubahan ini pun akan memengaruhi target perusahaan hingga operasionalnya. Kunci untuk memastikan implementasi perubahan berjalan lancar adalah pemimpin dengan agile leadership.
Agile leadership akan berperan dalam mendorong inovasi dan membentuk lingkungan kerja solutif untuk berbagai tantangan baru. Selain itu, juga dapat membantu karyawan bekerja lebih efisien, efektif, dan produktif.
Lantas, apa itu agile leadership, apa saja karakteristik, dan cara mengembangkannya? Pelajari selengkapnya di bawah ini!
Agile leadership adalah tipe kepemimpinan yang mengutamakan fleksibilitas, kolaborasi, dan pendekatan proaktif dalam menghadapi perubahan.
Path to Agility menyebutnya sebagai tipe kepemimpinan yang harus dimiliki setiap manajer hingga pemilik bisnis dalam lingkungan bisnis yang terus bergerak cepat. Tujuannya tentu untuk memastikan bisnis tetap kompetitif dengan menjadi lebih fleksibilitas dan mudah beradaptasi dengan zaman.
Agile leadership tidak hanya bertugas untuk memastikan perubahan dapat diimplementasikan dengan baik, tapi juga memastikan perubahan tersebut membawa pengaruh positif untuk bisnis, tim, dan terjadi inovasi yang menguntungkan. Jenis kepemimpinan ini juga akan mengubah cara perusahaan mengambil keputusan.
Sebelumnya mungkin Anda akan menunggu masukan dan keputusan dari manajer sebelum menentukan pilihan, tanpa mendengar masukan dari anggota tim lain. Dalam agile leadership, Anda didorong untuk menjalankan komunikasi yang lebih terbuka dan mau mendengar masukan dari anggota tim, bukan hanya dari manajer semata.
Cara kerja ini dipercaya dapat meningkatkan efektivitas, mendukung pertumbuhan bisnis, memastikan kontribusi juga perkembangan pekerja, hingga mengutamakan orang daripada proses.
Selain dalam mengambil keputusan, ada lima karakteristik lain yang harus dimiliki agile leadership.
Melansir Betterworks berikut adalah karakteristik agile leadership:
Agile berasal dari kata agility yang berarti fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi. Dengan begitu, agile leadership akan melihat perubahan sebagai sebuah kesempatan daripada gangguan.
Tipe pemimpin ini akan menciptakan budaya eksperimental di mana tim didorong untuk mencoba pendekatan baru dan belajar dari kegagalan.
Pemimpin dengan agile leadership adalah sosok yang visioner. Seperti yang disebutkan di poin sebelumnya, jenis kepemimpinan ini melihat perubahan sebagai kesempatan untuk berkembang dan menjadi lebih baik di masa depan.
Mereka tidak akan ragu mengubah visinya menyesuaikan kepentingan perusahaan dan industri. Tipe pemimpin ini juga memikirkan perkembangan timnya selama bekerja di perusahaan. Mereka akan memberdayakan setiap individu untuk meningkatkan skill dan kualitas dirinya.
Tangguh berarti agile leadership tidak mudah menyerah atau mundur saat menghadapi kesulitan atau tantangan dari sebuah perubahan. Tipe pemimpin akan terus memikirkan solusi kreatif dan inovasi untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi.
Terutama di industri yang semakin kompetitif, perusahaan akan mencari manajer atau pemimpin yang agile untuk memastikan target bisnisnya terpenuhi.
Selain pada diri sendiri, seorang pemimpin yang agile akan memberdayakan timnya. Mulai dari arahan yang jelas dan kepercayaan tinggi kepada timnya. Agile leadership akan mendorong timnya untuk mampu mengambil keputusan dengan baik melalui kolaborasi serta diskusi.
Perusahaan zaman sekarang juga mendukung adanya ownership, akuntabilitas, dan perkembangan yang berlanjut. Selain memberikan kepercayaan, pemimpin tipe ini akan memfasilitasi hal tersebut tanpa micromanaging.
Dengan yakin dan berkomitmen terhadap perkembangan diri serta timnya, seorang pemimpin agile akan menerima feedback dari timnya. Dirinya akan menggunakan feedback tersebut untuk belajar dan mengubah mindset-nya.
Selain itu dengan tren baru, perubahan kondisi pasar, hingga kebutuhan konsumen, pemimpin dengan agile leadership akan terus belajar untuk mengembangkan skill-nya.
Berikut alasan mengapa bisnis atau perusahaan harus punya pemimpin dengan agile leadership:
Perusahaan biasanya akan mengutamakan sosok yang mampu menyelesaikan target dan tujuan bisnis dengan baik untuk menjadi pemimpin atau manajer. Namun, belum tentu orang tersebut punya kualitas yang tepat untuk jadi pemimpin, terlebih untuk mengembangkan agile leadership.
Maka dari itu, untuk menemukan sosok yang bisa mengembangkan tipe kepemimpinan agile, perusahaan harus mengutamakan mereka yang penuh rasa ingin tahu, adaptif pada perubahan, dapat berkomunikasi dengan baik, dan mampu memotivasi rekan kerjanya.
Sosok tersebut dapat mengembangkan agile leadership dengan cara berikut:
Dapat disimpulkan bahwa agile leadership adalah tipe kepemimpinan yang mengutamakan fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi. Pemimpin bertipe ini akan mendorong timnya untuk berkolaborasi dan menciptakan inovasi.
Agile leadership akan mendukung perkembangan setiap orang dalam timnya. Jika Anda mendapatkan kesempatan untuk jadi pemimpin, tentu gaya kepemimpinan ini harus jadi acuan Anda dalam mengelola tim.
Lantas, bagaimana cara membentuk karakteristik agile leadership dan mampu memotivasi timnya untuk melihat peluang dalam perubahan? Anda bisa pelajari best practices dan diskusi langsung dengan profesional leader dunia kerja di short program Team Leadership: Becoming Flexible Leaders dari prasmul-eli.
Klik di sini untuk daftar programnya sekarang juga!
Perbedaan bos dan leader terlihat melalui caranya mengambil keputusan dalam membangun budaya kerja, membentuk lingkungan tim, hingga memotivasi karyawan.
Bos hanya fokus pada memerintah, mengontrol, dan memastikan tugas selesai. Sementara leader akan memotivasi karyawan atau timnya untuk mencapai level yang lebih tinggi lewat kolaborasi dan dukungan.
Bukan hanya budaya dan lingkungan kerja, perbedaan bos dan leader akan memengaruhi kesuksesan karyawan hingga perusahaan secara menyeluruh. Jika Anda mendapatkan kesempatan untuk jadi pemimpin, pelajari perbedaan bos dan leader, serta dampak yang masing-masing hadirkan dalam tim.
Merangkum The Speaker Lab dan Monitask, berikut adalah enam aspek yang membedakan bos serta leader.
Karakteristik seorang bos yang paling sering ditemui adalah memanfaatkan skill pegawainya untuk kepentingan pribadi, tidak mementingkan situasi emosional pegawai, hingga melakukan micromanaging terhadap timnya.
Selain itu, karakteristik lain dari bos antara lain:
Sementara, seorang leader punya karakteristik yang menginspirasi dan memimpin timnya dengan visi serta komitmen yang jelas. Seorang leader juga mampu:
Karakteristik lainnya dari leader adalah mengenali potensi dan skill timnya, lalu membantu mereka untuk berkembang.
Berdasarkan karakteristik bos di poin sebelumnya, Anda sudah dapat membayangkan bagaimana cara bos memotivasi karyawannya dalam aktivitas kerja sehari-hari. Benar, mereka tidak akan segan untuk menekan dan memberikan “pelajaran”, dengan alasan ingin memotivasi timnya untuk bekerja lebih baik. Mungkin bos juga akan mencoba untuk:
Berbeda dari itu, seorang leader akan memotivasi dengan pendekatan yang lebih personal. Mereka akan fokus pada small wins atau pencapaian kecil timnya. Selain itu, leader akan memotivasi dengan:
Bos akan mendorong kolaborasi dan kerja sama dalam timnya, tapi biasanya hanya timnya yang solid, sementara bos tetap menempatkan diri sebagai sosok yang lebih tinggi dibandingkan timnya. Seorang bos juga tidak akan memberikan arah dan komunikasi yang jelas, contohnya:
Perbedaan paling jelas dari seorang leader adalah ia percaya bahwa satu orang saja tidak cukup untuk menyelesaikan sebuah masalah. Butuh kolaborasi dan kerja sama tim. Berikut cara leader meningkatkan kolaborasi dan komunikasi dalam timnya:
Perbedaan bos dan leader berikutnya adalah pada dampak yang mereka berikan pada karyawan atau timnya. Bos akan melihat otoritas sebagai kesempatan untuk menekan dan memengaruhi karyawan, sementara leader akan menggunakan otoritas sebagai cara untuk memberikan arahan dan contoh kepada karyawannya.
Dampak seorang bos yang menekan dan memengaruhi karyawan adalah perasaan tidak dihargai, hilang motivasi, dan tidak ada kesempatan untuk berkembang.
Sementara, seorang leader akan memberikan dampak yang berbeda, seperti dihargai, pendapatnya didengar, kesempatan untuk berkembang lewat proyek tertentu, hingga arahan serta ekspektasi yang jelas akan membuat karyawan jadi termotivasi untuk bekerja.
Seorang bos akan selalu merasa bahwa cara kerjanya paling benar dan terbaik. Alhasil, bos akan kesulitan menerima perubahan. Dengan digitalisasi dan perubahan arah perusahaan, pasti harus ada rencana serta cara kerja baru.
Karyawan, terutama generasi muda, punya ide-ide kreatif untuk mengoptimalkan pekerjaan. Sayangnya, bos biasanya akan menolak cara baru dan ide kreatif tersebut. Mereka akan tetap memaksakan cara kerja yang sudah lama dilakukan.
Sementara itu, seorang leader akan mudah beradaptasi terhadap perubahan. Mereka tidak segan untuk menerima masukan dari seluruh anggota tim. Leader juga akan mengutamakan creative problem-solving dan ikut belajar serta berkembang bersama timnya.
Terakhir adalah perbedaan bos dan leader dari segi lingkungan serta budaya kerja yang terbentuk. Seorang bos akan membuat lingkungan dan budaya kerja yang tidak nyaman, contohnya:
Berbeda dari itu, seorang leader akan menciptakan lingkungan yang aman dan positif, contohnya:
Dari 6 aspek di atas, sudah terlihat jelas bukan perbedaan antara bos dan leader? Dalam setiap kantor atau perusahaan, Anda pasti akan menemui salah satu di antaranya. Sementara jika Anda mendapat kesempatan untuk jadi pemimpin, cobalah untuk belajar jadi leader dan panutan bagi anggota tim.
Bagaimana cara membentuk karakteristik leader dan bisa jadi pemimpin yang memotivasi timnya? Anda bisa pelajari best practices dan diskusi langsung dengan profesional leader dunia kerja di short program Team Leadership: Becoming Flexible Leaders dari prasmul-eli. Klik di sini untuk daftar programnya sekarang juga!