Perubahan dalam kondisi pasar bisa menyebabkan masalah bagi bisnis. Masalah dalam bisnis bisa beragam, tidak ada perusahaan yang bebas dari masalah. Untuk itu, penting bagi para pemimpin perusahaan untuk memiliki strategi problem solving yang kuat.
Memecahkan sebuah masalah dalam bisnis tidak hanya melihat dari permukaannya saja. Bahkan, seringkali yang terjadi masalah di permukaan adalah akibat dari akar masalah yang tidak diurai selama sekian waktu.
Bagaimana strategi problem solving yang kuat dan bisa menghasilkan solusi progresif untuk bisnis? Mari kita belajar strategi problem solving ala Bill Gates. Perusahaan yang ia bangun dari dulu hingga kini, Microsoft, masih menjadi pemimpin pasar dalam industri perangkat lunak.
Rahasia Microsoft bisa bertahan menjadi pemimpin pasar hingga saat ini salah satunya karena memiliki proses problem solving yang kuat.
Berdasarkan riset dari McKinsey menunjukkan bahwa organisasi dengan kemampuan problem solving terbaik dalam level top quartile akan menghasilkan 3,5 kali lipat memiliki total return to shareholders (TRS) 3,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang berada di kuartil bawah.
Penemuan tersebut menunjukkan bagaimana seorang pemimpin wajib memiliki kemampuan problem solving yang baik di era disrupsi dan tantangan bisnis yang semakin tidak terprediksi.
Belajar dari cara berpikir Bill Gates sangatlah menarik, ketika ada masalah yang terjadi dalam bisnis, ia bukan panik, tapi justru mengajukan pertanyaan pada pikirannya.
Kebiasaan itu terbentuk sejak ia masih remaja, kemudian diimplementasikan pada Microsoft hingga saat ini.
Ada dua pertanyaan yang selalu Bill Gates ajukan ketika mengatasi masalah dalam bisnis atau kesehariannya.
Pertanyaan pertama adalah siapa yang sudah mengani masalah ini dengan baik?
Lanjut ke pertanyaan kedua yakni apa yang bisa kita pelajari dari mereka?
Dua pertanyaan yang sangat sederhana dan sepertinya mudah dijawab, bukan? Namun, kenyataannya pertanyaan itu termasuk sulit untuk dijawab.
Dua pertanyaan sederhana itu akan susah dijawab apabila sudah menyangkut masalah yang tidak dialami oleh banyak orang.
Seperti yang dialami Bill Gates ketika menyangkut masalah kesehatan global. Sehingga ia terus melakukan riset mendalam tentang kesehatan global.
Lantas, Bill Gates tidak hanya berhenti pada dua pertanyaan itu saja, dia selalu menanyakan pertanyaan refleksi seperti,
Belajar dari Bill Gates, ternyata dasar dari membuat strategi problem solving adalah mengajukan pertanyaan yang tepat.
Ada beragam cara untuk membuat strategi problem solving dalam bisnis. Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan sesuai dengan cara Bill Gates dan cara lainnya yang disarankan oleh Harvard University.
Saat terjadi masalah, jangan hanya fokus pada siapa yang berbuat salah. Namun, tanyakan pertanyaan yang bisa menemukan akar masalah tersebut. Seperti dua pertanyaan yang Bill Gates selalu ajukan yakni siapa yang sudah mengani masalah ini dengan baik? Dan apa yang bisa kita pelajari dari mereka?
Sebelum Anda memutuskan solusi untuk masalah dalam bisnis, penting untuk Anda memetakan masalah yang terjadi, menetapkan batasan, konteks, dan perspektif.
Contohnya, bayangkan Anda memimpin perusahaan konsultan teknologi dan ternyata dalam setahun terakhir terjadi penurunan pendapatan. Ketika masalah itu terjadi cobalah memetakan dengan pertanyaan yang tepat seperti:
Dan pertanyaan lain yang bisa memetakan dari berbagai konteks. Tidak ada cara tepat dan terbaik untuk memetakan masalah. Pastikan Anda sebagai pemimpin bisa mengajak tim Anda untuk memetakan masalah dengan hal yang bermanfaat.
Prioritaskan empati ketimbang emosi dalam membuat strategi problem solving. Empati ini adalah kemampuan seseorang untuk bisa merasakan apa yang dirasakan dan dialami oleh tim kita.
Empati ini dibutuhkan untuk mengurai akar permasalahan. Jika masalah penurunan penjualan terjadi, Anda dan tim bisa mendatangi konsumen untuk menanyakan apa yang mereka rasakan dan alami terkait produk perusahaan Anda.
Dengan mendengarkan konsumen dan berempati, Anda bisa mendapatkan ide yang bisa digunakan untuk mengurai permasalahan bahkan membuat solusi.
Breaking Fixed Cognitive ini menggambarkan sebuah kondisi dimana seseorang menyelesaikan masalah berdasarkan pengalamannya di masa lalu. Padahal masalah yang terjadi sekarang belum tentu relevan dengan masa kini.
Terkadang sebuah masalah tidak bisa dipecahkan dengan pola lama. Untuk itu, Anda dan tim bisa saling berkolaborasi untuk mencari perspektif baru dalam memecahkan sebuah permasalahan bisnis.
Tugas utama Anda sebagai seorang pemimpin adalah untuk menciptakan lingkungan dan ekosistem yang kondusif untuk melakukan pemecahan masalah. Bangunlah suasana di mana tim merasa aman untuk menyampaikan ide tanpa takut dikritik dan tetap merasa dihargai.
Bukan langkah bijak, jika ada masalah, pemimpin langsung menyalahkan timnya. Justru ketika ada masalah, pemimpin akan menjadi garda terdepan untuk mengajak timnya menyelesaikan masalah.
Karena masalah yang dilakukan oleh tim adalah tanggung jawab dari seorang pemimpin. Umumnya berikut ini ada empat langkah inti strategi problem solving yang biasanya dilakukan menurut Ken Watanabe dalam bukunya Problem Solving 101
Jika ada masalah, tenang sejenak. Perhatikan apa yang sebenarnya terjadi, pahami situasi yang terjadi bukan dari satu pihak saja tapi dari berbagai pihak dan sudut pandang.
Dengan memahami situasinya maka kita akan bisa mendefinisikan masalahnya. Misalkan ada penurunan penjualan, kemudian kita meminta pemahaman situasi dan data dari tim penjualan dan kita bisa mendefinisikan bahwa penjualan menurun karena di wilayah X terjadi penurunan distributor.
Anda akan dihadapkan pada masalah yang berulang jika tidak mampu mengidentifikasi akar masalah yang ada. Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi akar masalah seperti logic tree, 5 Whys, dan sebab-akibat.
Cara logic tree ini menganalogikan bahwa masalah layaknya pohon. Masalah utama layaknya bagian atas pohon. Cabang-cabangnya mewakili penyebab utama atau dimensi dari masalah tersebut.
Sub-cabang yang menjabarkan lebih lanjut rincian dari setiap penyebab. Sehingga pada akhirnya berakhir pada hipotesis atau solusi potensial.
Cara 5 Whys ini adalah dengan menanyakan lima kali pertanyaan “kenapa” hingga menghasilkan hipotesis atau akar masalah potensial.
Lakukan brainstorm berbagai ide solusi dengan tim, kemudian lakukan analisis pro dan kontra serta efektivitasnya, dan yang paling penting adalah memilih yang paling masuk akal dan berdampak besar.
Setelah menemukan dan memilih ide solusi terbaik, ini saatnya untuk membuat rencana aksi yang konkret dan langsung bisa dieksekusi. Buatlah rencana tersebut dengan detail meliputi siapa melakukan apa, bagaimana, kapan, dimana, dan bagaimana evaluasinya nanti.
Kemampuan strategi problem solving akan terasah seiring jam terbang Anda sebagai pemimpin dalam menghadapi masalah.
Tantangan yang dihadapi pemimpin dalam menghadapi masalah datang dari berbagai sisi yang sering kali membuat pemimpin kewalahan.
Untuk mengatasi kewalahan itu pemimpin perlu mengasah kemampuan problem solving-nya kembali dengan belajar strategi pemecahan masalah yang kreatif, rasional, efektif, dan optimal.
Cara pemecahan masalah dengan cara kreatif, rasional, efektif, serta optimal bisa dipelajari di pelatihan problem solving & decision making dari prasmul-eli.
Mari konsisten untuk memecahkan masalah dengan kepala dingin agar solusi terbaik yang datang menangani masalah bisnis Anda.