Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Artikel

Article-Banner-October-No.7.webp
Apa Itu User Generated Content (UGC)? Pelajari Tipe, Manfaat, dan Cara Menjalankannya
17 October 2024

Ketika Anda meluncurkan produk baru, lalu satu minggu kemudian ada konsumen yang membuat konten terkait cara pakai dan manfaat produk Anda di media sosial. Hal tersebut adalah bentuk dari User Generated Content atau UGC.

User generated content dapat dikatakan sebagai cara pengguna atau user sebuah produk untuk menunjukkan cara pakai, dampak, dan manfaatnya pada hidup mereka. UGC bukan hanya soal membuat konten, tapi dampaknya pada brand dan user itu sendiri.

Bisnis yang mengutamakan UGC dapat menghasilkan dampak yang tak kalah dari content marketing secara umum. Pahami tentang UGC mulai dari tipe, manfaat, dan cara menjalankannya di bawah ini.

Apa Itu User Generated Content?

User Generated Content adalah jenis konten orisinal dan terkait dengan brand atau produk yang dibuat dan dipublikasikan oleh konten dan pengguna lewat channel marketing seperti media sosial dan blog. 

User generated content hadir dalam beragam bentuk, mulai dari gambar, video, review produk, testimoni, dan bahkan podcast.

UGC biasanya dibuat secara gratis, terutama jika konsumen benar-benar suka dan merasakan manfaat dari produk Anda. Ketika para konsumen membuat UGC, mereka akan memengaruhi dan mengajak pengguna media sosial untuk menggunakan produk Anda. 

Selain di media sosial, konten artikel pun bisa menjadi UGC, terutama mereka yang aktif menulis di platform komunitas atau punya blog sendiri.

Saat ini, user generated content sudah menjadi salah satu strategi konten marketing yang dijalankan perusahaan. Salah satu strategi yang dipakai perusahaan untuk mengembangkan UGC mereka adalah mengirimkan produk gratis kepada pengguna media sosial yang sebelumnya melakukan review produk dan mempublikasikannya.

Selain itu, UGC pun bermanfaat untuk menyebarkan informasi terkait manfaat dan keunggulan produk melalui word of mouth. Hal tersebut juga salah satu strategi marketing “gratis” yang disukai brand. 

Tipe User Generated Content

Jika ingin mencoba menjalankan UGC, pahami dulu ragam tipe yang bisa brand dan produk Anda sasar, dilansir dari Hootsuite.

  1. Konten organik

UGC organik adalah konten yang dibuat oleh konsumen tanpa permintaan dari brand. Mereka dengan sadar membuat konten tentang manfaat dan cara menggunakan produk secara efektif. Konten organik adalah tipe user generated content yang diharapkan banyak brand. 

  1. Review dan testimoni

Review dan testimoni positif di media sosial dapat menjadi UGC. Anda dapat meminta izin pada konsumen tersebut untuk memasukkan review dan testimoninya pada media sosial serta website. Anda juga dapat mengumpulkan beberapa jenis review positif untuk menjadi bukti positif manfaat produk Anda.

  1. Foto

Foto adalah salah satu UGC yang paling umum. Foto yang termasuk user generated content adalah ketika konsumen menggunakan produk Anda, atau menunjukkan manfaat atau dampak dari produk. Gunakan hashtag khusus untuk mengumpulkan gambar-gambar tersebut dengan lebih mudah.

  1. Video

Konten Instagram, TikTok, YouTube adalah bentuk user generated content yang sedang populer. Contohnya adalah konten “product hauls” di YouTube, di mana YouTuber me-review produk-produk yang baru mereka beli dari berbagai brand. Anda juga dapat menggunakan bagian dari video di mana sang YouTuber menyebut produk Anda. 

  1. Konten media sosial

Konten media sosial hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari video, podcast, foto, GIF, stories (video pendek), bahkan cuitan di X. Manfaatkan setiap platform dan jenis konten yang ada di dalamnya untuk menghasilkan user generated konten.

  1. Artikel blog

Biasanya UGC dalam bentuk artikel dapat berupa artikel review produk, berita atau update terkait produk, hingga artikel SEO dengan CTA ke produk Anda.

Manfaat User Generated Content

  • Menunjukkan bahwa produk Anda benar-benar digunakan dan bermanfaat untuk banyak orang.
  • Menunjukkan orisinalitas dan kejujuran produk Anda.
  • Menciptakan komunitas pengguna yang loyal atau setia pada produk Anda.
  • Menjadi strategi marketing dengan biaya murah atau bahkan gratis untuk mempromosikan produk Anda.
  • Menjadi portofolio tambahan untuk produk dan brand Anda.

Cara Efektif Menjalankan UGC

Mengutip Buffer, berikut adalah lima cara efektif menjalankan strategi user generated content: 

  1. Buat tren dan hashtag

Pertama-tama, Anda harus mendorong konsumen membuat konten di media sosial. Caranya adalah dengan membuat campaign dengan tren khusus atau mengikuti tren yang ada, serta menyiapkan hashtag untuk mengumpulkan konten tersebut. 

Tren yang relevan dan mudah dilakukan akan membuat konsumen rela membuat UGC secara gratis. Terlebih jika ada aspek FOMO (Fear of Missing Out) di media sosial saat ini.

  1. Berikan hadiah pada pengguna yang membuat UGC

Untuk semakin menambah semangat, Anda dapat memberikan hadiah pada konsumen yang membuat UGC. Tidak perlu semua orang, buat undian dengan hadiah menarik seperti voucher diskon dan produk terbatas. Hal ini akan menarik perhatian dan memberikan motivasi pada konsumen untuk membuat konten terbaik.

  1. Berikan kebebasan pada tim internal untuk berkreasi

Selain konsumen di media sosial, Anda juga harus memotivasi para tim internal untuk ikut membuat UGC. Jangan batasi kreativitas mereka, biarkan mereka membuat konten yang sesuai dengan keinginan dan gayanya, asalkan tetap sesuai dengan tema campaign dan tren.

  1. Jangan terbatas pada konten media sosial

Selain media sosial, Anda dapat mendorong produk user generated content melalui channel lain. Contohnya adalah konten blog, di mana campaign yang Anda buat juga akan memberikan undian hadiah pada konsumen yang menulis artikel di blog pribadinya.

  1. Lakukan best practices ini

Ingat beberapa cara ini saat membuat campaign UGC:

  1. Selalu minta izin pemilik konten sebelum menggunakan konten mereka di akun media sosial atau website brand Anda.
  2. Selalu menambahkan kredit seperti menulis sumber konten atau nama akun media sosial konsumen yang Anda pakai kontennya.
  3. Lakukan interaksi dengan konten yang sudah konsumen buat, jangan hanya like atau repost, tapi juga tinggalkan komentar dan balas komentar yang ada di dalamnya.
  4. Bersikap inklusif dengan menunjukkan konten-konten dari beragam jenis konsumen dari berbagai latar belakang.

Itulah informasi lengkap tentang user generated content yang harus Anda pahami. Secara garis besar UGC adalah bentuk konten yang dibuat oleh user media sosial terkait produk Anda. Bentuknya beragam, dari video, foto, cuitan, hingga artikel. 

Tertarik untuk menjalankan atau mengembangkan UGC untuk produk dan brand Anda? Pelajari tentang UGC, channel marketing, hingga konten marketing melalui short program prasmul-eli yang bertajuk Digital Marketing Fundamental.

Program tersebut diisi oleh pakar dan profesional digital marketing yang siap berbagi ilmu serta best practices digital marketing untuk Anda. Klik link ini untuk daftar programnya!

Article-Banner-October-No.6.webp
Self Awareness dalam Pemimpin: Pelajari Manfaat dan Cara Mengembangkannya
16 October 2024

Jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin yang mampu membuat keputusan dengan baik dan efektif, jawabannya adalah dengan mengembangkan self awareness. 

Self awareness tidak hanya soal pengaruh diri kepada orang lain, melainkan kesadaran atas kemampuan dan batasan diri sendiri.

Skill satu ini dapat membantu Anda menjadi seseorang yang dipercaya di tempat kerja dan orang-orang sekitar. Maka dari itu, penting untuk mengembangkan kemampuan yang satu ini.

Pelajari selengkapnya mulai dari tipe-tipe, karakteristik, hingga cara membangun self awareness di bawah ini.

Pengertian Self Awareness

Self awareness adalah kemampuan seseorang untuk memahami karakter, perasaan, motivasi, dan keinginan dirinya sendiri. 

BetterUp mengartikan self awareness adalah kemampuan untuk mengontrol dan menyadari tindakan, pikiran, atau emosi yang sesuai maupun tidak dengan standar diri sendiri.

Seseorang yang self awareness tinggi bisa mengevaluasi diri sendiri, mengatur emosinya, berperilaku sesuai nilai, dan memahami citra diri sendiri di mata orang lain. Secara sederhana, self awareness adalah kemampuan untuk menilai tindakan, perasaan, dan pikiran diri sendiri secara objektif. 

Kemampuan ini akan membantu seorang pemimpin untuk menilai perkembangan mereka dan secara efektif mengubah pandangan serta arah kepemimpinannya ketika diperlukan.

Self awareness dalam kepemimpinan

Self awareness dalam kepemimpinan ditandai dengan kemampuan untuk memahami karakteristik, perilaku, dan kemampuan seorang pemimpin yang berpengaruh pada orang-orang di sekitarnya, seperti anggota tim dan stakeholder internal perusahaan.

Pemimpin dengan kemampuan ini mampu mengatur cara berbicara dan bersikap secara efektif dengan rekan kerja serta anggota timnya sendiri. Mereka dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi pada situasi apapun untuk memastikan semua rencana dan tanggung jawab terselesaikan dengan baik.

Manfaat Self Awareness

Beberapa manfaat self awareness yang dapat dirasakan adalah:

  • Mampu memengaruhi hasil atau keputusan dalam tim.
  • Mampu membuat keputusan dengan percaya diri.
  • Mampu berkomunikasi dengan intensi yang jelas.
  • Mampu memahami berbagai hal dari perspektif yang berbeda.
  • Mengurangi asumsi dan bias dalam bertindak atau membuat keputusan.
  • Membantu Anda dalam membangun hubungan yang lebih baik.
  • Mampu meregulasi emosi dengan baik.
  • Mengurangi stres dan membuat lebih bahagia.

Tipe-Tipe Self Awareness

Ada dua tipe self awareness, yakni:

  • Public self awareness: menyadari bagaimana Anda tampil atau terlihat di mata orang lain. Kemampuan ini membuat Anda memahami tujuan dan bentuk norma yang ada di lingkup sosial, Kemudian, secara efektif menjalankannya agar dapat diterima oleh masyarakat. 
  • Private self awareness: menyadari dan merefleksikan kondisi internal diri sendiri. Ciri seseorang yang punya private self awareness adalah introspektif serta mengelola perasaan dan perilakunya dengan baik.

Ciri Orang yang Punya Self Awareness

Secara umum berikut 8 karakteristik dan ciri seseorang yang punya self awareness yang baik, dikutip dari Indeed:

  1. Reflektif

Skill ini ditandai dengan kemampuan untuk merefleksikan pikiran, perkataan, dan perilaku Anda saat berinteraksi dengan orang lain.

  1. Berempati

Artinya Anda mampu memahami kebutuhan dan kondisi orang lain. Hal ini adalah bentuk kepemimpinan yang suportif.

  1. Jeli

Seorang pemimpin akan jeli melihat situasi sekitar dan siapa lawan bicaranya. Anda akan mampu memerhatikan situasi di sekitar Anda untuk mengetahui cara merespons atau bertindak yang baik.

  1. Perseptif

Ciri ini berarti Anda dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dari keputusan atau tindakan yang dibuat.

  1. Responsif

Responsif berarti Anda adalah pemimpin yang mempraktikkan active listening saat berhadapan dengan orang lain. Anda juga mampu bersikap sesuai dengan siapa lawan bicara Anda.

  1. Kontrol diri

Kemampuan untuk mengontrol tindakan dan cara Anda berbicara kepada orang lain. Namun, bukan berarti Anda menyimpan dan menahan emosi, melainkan mampu menunjukkan emosi dengan baik serta sesuai porsinya.

  1. Bijaksana

Pemimpin dengan self awareness akan menjadi sosok yang bijaksana dan menjadi panutan dalam mengambil keputusan. Anda akan bijaksana dalam membuat keputusan atau pilihan yang dapat berpengaruh pada orang lain.

  1. Mudah beradaptasi

Mampu menyesuaikan diri di hadapan orang lain atau lawan bicara yang berbeda. Selain itu juga mampu mengontrol perilaku di situasi apa pun.

Cara Membangun Self Awareness

Beberapa cara membangun self awareness yang baik adalah:

  1. Kenali diri sendiri, mulai dari perilaku, kebiasaan, kebutuhan, kelemahan, kekuatan, hingga standar diri.
  2. Perhatikan cara orang lain bersikap di depan Anda atau cara mereka bereaksi atas tindakan atau keputusan Anda.
  3. Minta masukan dari orang-orang terdekat, seperti keluarga, pasangan, sahabat, dan atasan.
  4. Temukan cara atau situasi di mana Anda dapat menunjukkan empati pada orang lain.
  5. Lebih jeli dalam mengenali sikap diri serta keunggulan diri sendiri.
  6. Temukan pola sikap atau kebiasaan yang membentuk cara Anda berpikir dan bereaksi.
  7. Lakukan evaluasi terhadap sikap, perilaku, perasaan, dan pikiran diri sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa self awareness adalah kemampuan untuk menyadari karakter, perasaan, motivasi, dan keinginan diri sendiri. Kemampuan ini juga membuat Anda menyadari pengaruh terhadap orang lain, seperti anggota tim. 

Untuk tahu cara membangun dan menguasai self awareness dalam kepemimpinan, Anda dapat belajar di short program prasmul-eli yang bertajuk Pelatihan Self Leadership.

Dalam short program tersebut, Anda akan mempelajari aspek-aspek penting dalam kepemimpinan, seperti self awareness, manajemen diri, dan manajemen tim langsung dari profesional serta pakar industri.


Tertarik? Daftar sekarang dan mulai belajar tentang kepemimpinan sekarang juga!

Article-Banner-October-No.5.webp
Apa Itu Storyboard? Pahami Manfaat, Elemen Penting, Cara Membuat, dan Contohnya
15 October 2024

Storyboard adalah salah satu cara bisnis untuk mengenali konsumen atau penggunanya dan mencari cara untuk meningkatkan pengalaman mereka. Pengalaman yang dimaksud bisa jadi proses transaksi jual-beli, penggunaan aplikasi dan produk, hingga layanan setelah membeli produk.

Storyboard dapat memberikan nilai-nilai yang sebelumnya bisnis tidak sadari terkait konsumen atau pengguna mereka. Tentunya dengan tujuan untuk memaksimalkan pendapatan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Pelajari selengkapnya tentang storyboard, dari berbagai elemen, cara membuat, dan contohnya di bawah ini.

Definisi Storyboard

Storyboard adalah representasi dan gambaran visual sebuah cerita atau narasi. Storyboard termasuk dalam proses kreatif yang digunakan untuk membuat adegan atau visual utama pada film, serial televisi, hingga iklan.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir storyboard tidak terbatas pada dunia kreatif, tapi juga dunia bisnis secara menyeluruh memanfaatkan hal ini. Storyboard bagi dunia bisnis adalah teknik visualisasi berbagai rencana bisnis, strategi kampanye marketing, hingga pengalaman konsumen atau pengguna.

Storyboard mendorong terciptanya design thinking yang mengutamakan konsumen (customer-centric) dalam proses perencanaan hingga eksekusinya. Setiap orang yang terlibat dalam proses pembuatan storyboard harus mampu melihat konsumen dari perspektif yang berbeda.

Dalam bisnis, storyboard digunakan dalam product development ialah strategi bisnis untuk mengidentifikasi perkembangan produk, memaksimalkan customer value, hingga perencanaan produk baru. 

Selain itu storyboard juga digunakan dalam user experience atau UX, dengan berfokus pada touchpoints antara pengguna dan bisnis.

Elemen-Elemen Storyboard

Melansir Miro, secara umum berikut adalah empat elemen utama dalam storyboard:

  1. Skenario

Skenario berkaitan dengan tujuan dari storyboard itu dibuat. Tugasnya membentuk dasar cerita, alasan, dan penyebab dari sebuah situasi atau masalah. Contohnya adalah engagement yang rendah. Dari situ Anda dapat menciptakan kerangka storyboard untuk menemukan customer journey. 

  1. Aktivitas

Elemen storyboard ini adalah bagian terpenting karena berkaitan pada tahap lanjutan dari customer journey atau product development. Elemen ini adalah keputusan dari diskusi yang ada dalam storyboard, contoh penerapannya adalah “daftarkan akun untuk dapatkan diskon 10%” atau “menambahkan fitur baru dalam aplikasi”.

  1. Visual

Elemen ini hadir dalam bentuk gambar, bentuk, atau video yang mendukung storyboard. Visual juga memberi konteks dan membuat storyboard Anda lebih menarik.

  1. Cerita

Narasi dalam storyboard juga penting, karena ini berkaitan dengan elemen aktivitas. Ketika storyboard sudah selesai dan keputusan dibuat, Anda dan tim tetap bisa memahami keseluruhan cerita dan tujuan melalui narasi.

Manfaat Storyboard

Berikut adalah beberapa manfaat storyboard:

  • Lebih memahami kebutuhan dan kebiasaan konsumen.
  • Memperkuat hubungan antara produk/brand dengan konsumen.
  • Meningkatkan engagement dan kolaborasi tim.
  • Menjadi cara untuk memperkenalkan ide baru kepada stakeholder atau pemimpin perusahaan.

Cara Membuat Storyboard

Storyboard dapat dibuat dengan berbagai jenis aplikasi yang tentunya memudahkan kolaborasi Anda dan tim. Nah, setelah memilih aplikasi yang cocok, berikut cara-cara membuat storyboard:

  1. Gunakan template storyboard

Ragam aplikasi storyboard sudah menyediakan template yang sesuai tujuan atau kebutuhan kolaborasi. Anda tinggal memilih template mana yang sesuai kebutuhan. Anda juga bisa membuat template storyboard dari nol jika ingin mengasah kreativitas dan membuatnya lebih personal.

  1. Tentukan skenario

Skenario atau tujuan dari storyboard meliputi alasan membuat dan tujuan atau target yang ingin dicapai. Tujuan dari dua hal tersebut adalah agar storyboard Anda punya arahan yang jelas.

Untuk mulai membuat skenario, tentukan dulu statement terkait mengapa Anda membuat storyboard ini, contohnya: “untuk memahami customer journey dan mengidentifikasi area atau fitur yang harus dikembangkan”.

Setelah punya statement tersebut, Anda dapat menambahkan sejumlah detail yang membantu proses diskusi dan kolaborasi untuk membuat storyboard. Beberapa informasi yang dapat dimasukkan adalah:

  • Siapa konsumen Anda dan faktor apa yang memengaruhi mereka.
  • Tujuan dan kebutuhan utama konsumen.
  • Tantangan dan masalah yang dihadapi konsumen.
  • Apa yang harus mereka lakukan untuk mencapai tujuan dan kebutuhannya.

Anda juga dapat membantu user persona untuk lebih mengenali target konsumen atau audiens. User persona dapat membantu Anda menentukan target ideal untuk produk.

  1. Desain storyboard

Mulai dengan menambahkan detail terkait customer journey yang akan target konsumen atau audiens Anda tempuh untuk mencapai tujuannya. Identifikasi dan tentukan aksi atau aktivitas yang harus mereka lakukan untuk mencapai touchpoint dengan produk atau bisnis Anda.

Tambahkan gambar atau visual untuk menandai fase atau tahapan customer journey yang berbeda. Setelah memahami customer journey, Anda dan tim dapat berkolaborasi untuk menentukan area yang harus diperbaiki atau kembangkan.

Lakukan brainstorm dan diskusi terkait hal tersebut untuk menghasilkan customer journey dan customer value yang ideal untuk bisnis Anda.

  1. Presentasikan storyboard

Lakukan presentasi kepada stakeholder lain yang akan terlibat dalam proses pengembangan produk. Anda juga dapat menerima masukan dan ide baru yang berguna untuk mengembangkan storyboard tersebut.

Contoh Storyboard

Mengutip Storyboard That, berdasarkan industri dan penggunaannya, berikut adalah dua contoh storyboard:

  1. Storyboard industri periklanan

Hal-hal yang diperhatikan dalam storyboard periklanan adalah:

  • Model interaksi antara konsumen dan produk baru.
  • Tampilan iklan di publik, termasuk warna, copywriting, hingga visual.
  • Cara iklan muncul, apakah secara offline di baliho atau banner online di website.

Dalam periklanan juga dikenal video storyboard. Bentuk storyboard ini sering disebut sebagai preview atas berbagai versi iklan yang akan tayang.

  1. Storyboard film dan TV

Dasar dari storyboard datang dari dunia perfilman dan televisi. Dalam industri ini storyboard berfungsi sebagai representasi visual dan abstrak untuk sebuah adegan sebelum direkam dan di-edit. 

Jadi storyboard ini biasanya dalam bentuk gambar tangan yang menentukan urutan adegan, angle kamera, posisi pemeran, adegan yang dilakukan, dialog yang diucapkan, hingga situasi sekitar pemeran.

Dapat disimpulkan bahwa storyboard adalah strategi visualisasi dalam proses mengenali dan memahami konsumen serta proses mengidentifikasi permasalahan hingga pengembangan produk. Storyboard harus melibatkan berbagai orang dalam tim agar eksekusi rencananya dapat berjalan maksimal.

Baru pertama kali mencoba membuat storyboard? Tenang, Anda dapat belajar langsung dari ahlinya dengan mengikuti short program prasmul-eli!

Ada kelas Digital Marketing Fundamental yang bisa Anda ikuti untuk memahami lebih dalam tentang dunia digital marketing, termasuk storyboard dan ilmu periklanan.

Program tersebut diisi oleh pakar dan profesional digital marketing yang siap berbagi ilmu serta best practices digital marketing untuk Anda. Klik link ini untuk daftar programnya!

Article-Banner-October-No.4.webp
10 Contoh Komplain Pelanggan dan Cara Mengatasinya, Lengkap dengan Contoh Respons
14 October 2024

Komplain adalah bentuk kepedulian pelanggan terhadap produk Anda. Ketika membeli barang atau jasa, pelanggan pasti punya harapan yang harus terpenuhi. Salah satu contoh komplain pelanggan adalah pada kualitas produk yang tidak sebanding dengan harganya. 

Lantas, bagaimana cara merespons dan mengatasinya?

Merangkum HelpScout dan Squareup, simak 12 contoh komplain pelanggan, cara merespons, dan mengatasinya di bawah ini.

10 Contoh Komplain Pelanggan

  1. Produk yang rusak sebelum dipakai (cacat)

Situasi ini memang tidak bisa diprediksi, pasti Anda dan tim selalu percaya telah memberikan produk terbaik untuk pelanggan. Namun, contoh komplain pelanggan satu ini pasti tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi.

Contoh respons: “Kami mohon maaf dan menyesal atas kejadian ini. Kami selalu mengutamakan produk dan layanan terbaik untuk pelanggan setia kami. Maka dari itu, kami dapat menawarkan proses penukaran barang atau refund.”

  1. Kualitas customer service yang kurang baik

Contoh komplain pelanggan terkait customer service dapat berupa staf yang tidak solutif, respons staf yang tidak baik, hingga kesulitan menghubungi pusat customer service. Untuk mengatasinya, Anda dapat segera menghubungi pelanggan secara personal tanpa harus menunggu komplain selanjutnya, lalu merespons dengan:

“Selamat Pagi/Siang/Malam, Bapak/Ibu xx (nama pelanggan).

Izinkan saya, (nama Anda), mewakili (nama brand) untuk meminta maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang dihadapi saat menghubungi CS kami. Saya sadar bahwa tim CS kami tidak dalam kondisi optimal untuk melayani komplain Bapak/Ibu pada saat itu.

Maka, lewat pesan ini, saya secara pribadi ingin meminta maaf dan langsung terhubung dengan Bapak/Ibu untuk mengetahui keluhan atau bantuan apa yang dapat kami berikan.”

  1. Informasi yang tidak konsisten dan jelas

Dalam situasi ini, Anda tidak boleh tergesa-gesal merespons atau membuat keputusan. Penting untuk memahami jenis informasi apa yang dianggap tidak jelas dan informasi apa yang diharapkan oleh pelanggan. 

Maka, Anda dapat merespons dengan:

“Kami memohon maaf atas kelalaian kami dalam memberikan informasi yang tidak konsisten. Sebelum kami menanggapi keluhan Bapak/Ibu, apakah boleh kami konfirmasi bahwa informasi terakhir yang Bapak/Ibu terima adalah xxx (informasi yang dikeluhkan). 

Setelah dikonfirmasi dengan tim terkait, kami dapat sampai bahwa informasi tersebut tidak benar dan yang benar adalah xxx (informasi yang benar).”

  1. Kehabisan stok produk

Ketika stok produk habis, langkah pertama setelah menerima komplain pelanggan adalah mengonfirmasi ke pihak pabrik apakah produk tersebut akan segera restock. Jika tidak dalam waktu dekat, tanyakan estimasinya. Dengan begitu, Anda punya solusi dan informasi yang dapat diberikan kepada pelanggan.

Contoh responsnya: “Mohon maaf Bapak/Ibu pelanggan setia kami, untuk sementara barang tersebut baru akan restock pada 1 November 2024 mendatang. Kami berterima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk menunggu. Namun, apabila barang tersebut lebih cepat restock-nya, kami akan segera menginfokan ke Bapak/Ibu melalui email atau WhatsApp.”

  1. Kualitas produk tidak sesuai harapan

Seperti yang telah disebutkan di atas, pelanggan punya harapan atas produk yang mereka beli. Contoh komplain pelanggan yang satu ini dapat Anda atasi dengan memahami keluhan dan harapan mereka. 

Beberapa contoh pertanyaannya adalah:

  • “Apa kekurangan produk kami setelah Bapak/Ibu menggunakannya?”

  • “Fungsi dan manfaat apa yang diharapkan dari produk kami?“

  1. Metode pembayaran tidak tersedia

Terutama jika bisnis Anda tidak tergabung dalam platform jualan dengan metode pembayaran yang lengkap. Respons yang tepat untuk mengatasi contoh komplain pelanggan ini adalah:

“Mohon maaf untuk sementara kami belum melayani metode pembayaran tersebut. Kami menyadari keterbatasan ini dan sedang berusaha keras untuk menyelesaikannya. Dengan kerendahan hati, kami meminta Bapak/Ibu untuk menggunakan metode pembayaran lain yang tersedia saat ini.”

  1. Pelanggan dibuat menunggu lama

Berkaitan dengan customer service, contoh komplain pelanggan lainnya adalah ketika mereka dibuat menunggu lama saat menyampaikan komplain atau butuh bantuan. Hal tersebut akan menimbulkan ketidaknyamanan dan komplain baru.

Maka dari itu, mulai dengan melatih tim CS Anda untuk lebih berempati pada konsumen, lalu pastikan kinerja tim lain terutama yang berkaitan langsung dengan produk selalu optimal. 

Contoh responsnya: “Bapak/Ibu pelanggan setia XX (brand), kami memohon maaf sebesar-besarnya atas tindakan staf CS kami yang membuat Anda menunggu selama 30 menit. Dengan ini kami ingin memberikan voucher discount sebesar 10% untuk pembelian berikutnya. Terima kasih.”

  1. Konsumen harus mengulang-ulang keluhan

Konsumen yang harus mengulang-ulang keluhan mereka dengan beberapa CS staf yang berbeda akan merusak pengalaman mereka dengan produk Anda. Maka respons yang tepat adalah:

“Mohon maaf atas kejadian ini, kami menyesal bahwa Bapak/Ibu harus berulang kali menyampaikan keluhan sebelumnya. Saat ini kami telah mencatat keluhan Anda dan memastikan hal tersebut dalam perhatian utama kami untuk diselesaikan.”

  1. Masalah tidak terselesaikan dalam sekali telepon

Hal ini pasti akan membuat pelanggan mereka bahwa tim Anda tidak solutif. Maka untuk mengatasi contoh komplain pelanggan ini, berikut respons yang tepat: 

“Mohon maaf karena Bapak/Ibu harus menghubungi kami kembali untuk mengatasi masalah yang sama. Saat ini kami sedang mengupayakan penyelesaian masalah dalam 6 jam ke depan.”

  1. Harga barang terlalu mahal

Ketika konsumen membandingkan harga dan kualitas produk Anda dengan kompetitor, hal ini mungkin terjadi. Pastikan bahwa produk Anda lebih unggul dibandingkan kompetitor. Lalu respons dengan:

“Terima kasih Bapak/Ibu atas masukan yang diberikan. Kami menyadari bahwa harga produk kami lebih mahal dibandingkan brand lain. Namun, kami memastikan bahwa produk kami menggunakan bahan yang lebih baik dan manfaat yang lebih banyak. Kami percaya bahwa Bapak/Ibu tidak akan menyesal menggunakan produk kami dan merasakan manfaatnya secara maksimal.”

Cara Mengatasi Komplain Pelanggan dengan Baik

  1. Tenang dan gunakan kemampuan mendengar yang baik.
  2. Pahami keluhan mereka dan pastikan solusinya sesuai.
  3. Tunjukkan simpati dan empati kepada pelanggan.
  4. Jawab dengan jujur dan sesuai dengan situasi yang ada.
  5. Sampaikan permintaan maaf.
  6. Tawarkan solusi sementara, terutama jika solusi lain butuh waktu.
  7. Berikan penawaran khusus seperti diskon saat masalah selesai.
  8. Lakukan follow-up terkait masalah yang sudah diselesaikan.
  9. Dokumentasikan keluhan agar siap menghadapi hal serupa.
  10. Terpenting, jangan terpancing emosi.

Ragam contoh komplain pelanggan di atas dan cara mengatasinya dapat membantu Anda dalam menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Jangan lupa untuk menyesuaikan respons dengan situasi atau jenis keluhannya. 

Jika Anda ingin pelajari lebih jauh tentang menjaga hubungan dengan konsumen dan menjaga kepuasan pelanggan, sebaiknya ikuti short program prasmul-eli Customer Satisfaction Relationship.
Para profesional serta pakar industri siap berbagi pengalaman dan best practice kepada Anda. Tertarik? Klik di sini untuk mendaftar ke programnya!

Article-Banner-October-No.3.webp
Mengapa Brand Value Begitu Penting? Ketahui Cara Mengukur dan Contoh Penerapannya
10 October 2024

Zaman sekarang banyak produk dan brand yang berlomba-lomba mencari perhatian konsumen. Untuk mampu memenangkan hati konsumen, harus ada brand value yang membuat produk dicap layak beli dan gunakan.

Jika Anda melihat ragam brand besar yang ada di pasaran, mereka tidak hanya menjual produknya. Namun, mereka membentuk citra produk sesuai dengan target pasar dan tren saat ini. 

Value atau nilai yang telah mereka bangun sudah tertanam dalam pasar dan pikiran pembelinya. Dengan begitu mereka hanya memaksimalkan strategi marketing untuk memastikan brand tetap relevan.

Akan tetapi, bagaimana caranya membentuk dan meningkatkan brand value agar semakin dikenal konsumen? Kali ini, kami akan membahas caranya secara mendalam, termasuk contoh kasusnya.

Apa Itu Brand Value?

Brand value adalah nilai dan prinsip fundamental yang akan memengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan, termasuk dalam pembuatan produk dan usaha promosinya. 

The Branding Journal mengaitkan brand value dengan citra dan “kemasan” yang coba ditampilkan brand kepada calon pembeli atau konsumen setia.

Contoh-contoh nilai tersebut adalah:

  • Melindungi alam
  • Keberagaman
  • Lokalisasi
  • Transparansi
  • Inklusivitas

Value tersebut kemudian dituangkan dalam strategi produk, marketing, dan penjualan. Maka tidak heran, brand value berkaitan erat dengan hubungan brand dan produk dengan konsumennya. Sebab, setiap konsumen punya kepentingan dan tujuan saat menggunakan produk sebuah brand tersebut.

Banyak konsumen yang tidak hanya melihat fungsi dan manfaat produk, tapi juga misi dan prinsip sebuah brand. Contohnya di Indonesia sendiri, semakin banyak brand yang mengklaim nilai-nilai lokal dan halal. Kedua brand value tersebut yang akhirnya membuat konsumen melakukan pembelian.

Manfaat Brand Value

Beberapa manfaat memiliki dan menjalankan sebuah brand value adalah:

  • Membantu bisnis membangun kelompok konsumen loyal.
  • Membantu memastikan penjualan meningkat.
  • Dapat menjadi “senjata utama” bisnis untuk menarik perhatian calon konsumen.
  • Membantu konsumen membuat keputusan untuk membeli produk Anda.
  • Menjadi identitas brand dan cara bisnis menjalankan strategi marketingnya.
  • Bukan hanya konsumen, brand value juga membantu bisnis menemukan pekerja dengan nilai yang sama.
  • Menjadi panutan dalam proses membuat keputusan akhir.
  • Membentuk standar dalam bisnis dan karyawan.

Cara Mengukur Brand Value

Kesuksesan sebuah brand harus dilihat dari berbagai aspek, salah satunya adalah brand value. Ketika brand value tinggi, tentu bisnis dapat dikatakan sudah mencapai atau sedang menuju kesuksesan.

Untuk mengukur brand value, ada beberapa pendekatan yang biasa digunakan:

  1. Citra perusahaan

Pendekatan ini mengukur dan menilai bagaimana brand berinteraksi dengan konsumen, dampak interaksi pada psikologi konsumen (membeli atau tidak), dan apakah nilai-nilai brand tertuang atau tersampaikan dalam strategi mereka.

  1. Nilai perusahaan

Untuk pendekatan ini membutuhkan data perusahaan, seperti angka pendapatan, angka produksi, pengeluaran, hingga keuntungan. Data-data tersebut digunakan untuk membuat estimasi atau prediksi terhadap pendapatan serta keuntungan brand di masa depan. Tujuannya untuk memastikan bagaimana caranya brand value tetap dapat relevan dan dibutuhkan konsumen.

  1. Persepsi konsumen

Terakhir, Anda dapat menggunakan metode survei untuk mengetahui persepsi dan pendapat konsumen tentang produk serta brand Anda. Apakah mereka sudah merasakan bahwa brand value Anda sudah sesuai? Apakah brand value sudah tertuang dalam produk-produk yang Anda jual?

Cara Meningkatkan Brand Value

Melansir Qualtrics, berikut empat cara meningkatkan brand value Anda:

  1. Siapkan rencana marketing dan advertising

Usaha marketing membantu meningkatkan brand awareness dan pemahaman konsumen terhadap nilai brand. Hal tersebut membantu brand meyakinkan konsumen untuk menjadi pembeli loyal. 

Brand value juga menjadi topik utama dalam strategi konten marketing. Dengan tujuan untuk menyampaikan pesan dan nilai yang dipegang oleh brand kepada konsumen.

  1. Pakai strategi ambassador dan sponsor

Tentunya untuk memilih brand ambassador, brand harus memastikan orang tersebut punya nilai yang sama dengan brand. Dengan begitu brand value dapat tersampaikan dengan tepat.

Tujuan utamanya tentu menambah awareness terhadap nilai-nilai produk Anda. Selain itu, Anda juga dapat meningkatkan citra brand apabila brand ambassador tersebut juga punya citra yang positif.

  1. Utamakan pengalaman konsumen

Dengan pengalaman dan layanan konsumen yang terbaik, Anda dapat meningkatkan brand value di pasar. Sebab, meskipun kualitas produk Anda begitu tinggi, jika layanan konsumennya buruk, tetap saja nilai dan citra brand tidak akan bagus. 

Konsumen juga dipercaya rela untuk mengeluarkan uang lebih banyak ketika mendapatkan pengalaman dan layanan yang baik saat membeli produk Anda.

  1. Lakukan analisis pada kompetitor

Gunakan analisis ini untuk menemukan nilai-nilai yang belum mereka miliki dan dicari oleh konsumennya. Anda dapat melakukan analisis ini dengan data atau langsung menyasar konsumen yang belum menggunakan produk Anda. Kenali profil konsumen kompetitor Anda sebelum melakukan survei agar lebih spesifik dan tepat sasaran.

Contoh Brand Value

Nike

Brand value Nike adalah menginspirasi, inovasi, dipakai seluruh atlet di dunia, autentik, unik, dan relevan. Nilai-nilai tersebut mereka tunjukkan melalui beragam campaign terkait bahan pembuatan sepatu hingga memilih brand ambassador mereka.

Nike juga tidak membatasi diri pada satu jenis olahraga, mereka menargetkan seluruh olahraga dan memastikan sepatu mereka punya banyak kegunaan. Mereka juga menggunakan nilai-nilai yang berbeda untuk setiap channel marketing mereka. Tujuannya untuk menjaring kelompok konsumen yang berbeda dari masing-masing platform.

Lego

Brand value dari Lego adalah menyenangkan, kreativitas, imajinasi, belajar, peduli, dan berkualitas. Nilai-nilai tersebut berkaitan langsung dengan konsep bermain, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Nilai tersebut juga menjadi elemen penting dalam perusahaan dan setiap toko mereka.

Anda pasti pernah mengunjungi toko Lego dan mendapati ada area khusus untuk bermain Lego secara gratis. Hal tersebut adalah bentuk brand value mereka dan memastikan konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.

Itulah pemaparan lengkap tentang brand value yang harus Anda pahami. Untuk membangun hal yang satu ini, Anda perlu rencana dan tujuan yang jelas. 

Pastikan juga brand value tersebut sesuai dengan target konsumen Anda. Nilai-nilai tersebut juga harus dijunjung tinggi dan diterapkan dalam setiap strategi produk.

Apabila Anda ingin belajar lebih jauh tentang cara mengembangkan brand, ikut short program Strategic Brand Management dari prasmul-eli.

Dapatkan ilmu dan pengalaman yang relevan langsung dari profesional serta ahli branding.
Kunjungi halaman ini untuk pelajari lebih jauh dan daftar programnya!

Article-Banner-October-No.2.webp
Mengenal Capital Gain: Jenis, Aset yang Menghasilkan, Cara Hitung, dan Aturan Pajak
08 October 2024

Ketika Anda menjual saham atau barang pribadi dengan harga yang lebih tinggi daripada saat pertama kali dibeli, maka keuntungan tersebut adalah capital gain. Saham dan barang pribadi yang Anda miliki sekarang adalah aset untuk capital gain masa depan.

Meski begitu, tidak semua barang, terutama yang digunakan untuk kepentingan pribadi dapat menghasilkan keuntungan. Maka dari itu, mungkin Anda harus mulai mempertimbangkan secara matang sebelum membeli barang baru.

Berikut adalah penjelasan lengkap tentang capital gain, dari jenis-jenis, perbedaannya dengan dividen, hingga aturan pajaknya.

Pengertian Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan yang didapatkan dari pertambahan nilai aset saat dijual. Mengutip Investopedia, Anda bisa menerima capital gain ketika nilai jualnya lebih tinggi daripada harga awal ketika membeli asetnya.

Capital gain bisa diterima dalam bentuk keuntungan jangka pendek (1 tahun atau bahkan kurang) atau jangka panjang (lebih dari satu tahun), dengan syarat keduanya harus tetap dilaporkan sebagai pajak pendapatan.

Anda harus tetap berhati-hati dan memerhatikan nilai aset. Keuntungan dan kerugian dari sebuah aset yang tidak cepat divaluasi atau dijual akan mengakibatkan penurunan nilai pada aset Anda.

Hal tersebut disebut sebagai capital loss atau kerugian akibat menurunnya nilai jual aset dibandingkan harga awal pembelian.Capital loss tidak akan masuk dalam pajak pendapatan.

Jenis-Jenis Capital Gain

Seperti yang telah dijelaskan, capital gain bisa didapatkan dari dua jenis keuntungan, yaitu:

Short-term (keuntungan jangka pendek)

Contohnya adalah keuntungan yang Anda dapatkan setelah menjual saham atau barang dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Apabila Anda adalah tipikal investor yang mampu melakukan analisis pasar dan membuat prediksi, maka short-term capital gain adalah pilihan strategi investasi terbaik.

Long-term (keuntungan jangka panjang)

Sementara itu, jika Anda adalah tipe investor yang santai dan fokus pada tabungan masa depan, jenis capital gain ini cocok untuk Anda. 

Long-term berarti keuntungan datang dari investasi yang telah dimiliki dalam kurun waktu lebih dari satu tahun. Terlebih bagi Anda yang tidak memerhatikan pasar modal setiap saat, capital gain jenis ini dapat dikembangkan dalam durasi sesuai kebutuhan Anda (investasi dibiarkan berkembang selama bertahun-tahun).

Aset yang Menghasilkan Capital Gain

Ada dua jenis aset yang dapat menghasilkan capital gain, yaitu saham dan barang pribadi. Contoh aset untuk keduanya adalah:

  • Saham
  • Obligasi
  • Perhiasan
  • Cryptocurrency
  • NFT
  • Properti dan tanah
  • Barang-barang dalam properti
  • Kendaraan
  • Barang-barang koleksi/hobi
  • Barang-barang seni, seperti lukisan dan vas
  • Barang antik

Capital Gain vs Dividen

Capital gain dan dividen adalah sama-sama keuntungan yang didapatkan dari investasi atau aset Anda. Meski begitu, keduanya berbeda dari segi berikut, dikutip dari BajajFinserv:

  1. Jenis pendapatan

Capital gain: pendapatannya berupa keuntungan setelah menjual barang. Untuk menjadi capital gain, barang yang dijual harus lebih mahal daripada harga saat pertama kali dibeli. Contohnya, Anda membeli motor antik dengan harga Rp20 juta pada 2020, kemudian dijual pada tahun 2024 dengan harga Rp30 juta. Maka, Rp10 juta adalah capital gain Anda.

Dividen: pendapatannya berupa bagi keuntungan antara bisnis dan investor. Maka, dapat dikatakan bahwa angkanya akan berbeda-beda setiap bulannya atau dalam periode waktu investasi. Dividen dari investasi ini juga menunjukkan keberhasilan dan keberlanjutan bisnis.

  1. Kapan saja Anda memperoleh keuntungan

Capital gain: biasanya keuntungan didapatkan hanya pada saat aset dijual. Maka, keuntungan tersebut hanya akan didapatkan satu kali. Anda dapat menyesuaikan kondisi pasar dan rencana keuangan sebelum menjual aset untuk mendapatkan capital gain.

Dividen: biasanya keuntungan dibagi atau diberikan kepada investor setiap kuarter (3 bulan), per bulan, atau per tahun, tergantung persetujuan antara bisnis dan investor. Dividen jadi passive income bagi investor.

  1. Aturan pajak

Capital gain: pajak dihitung berdasarkan durasi aset disimpan. Contohnya short-term (kurang dari 12 bulan), maka pajak yang dikenakan akan lebih tinggi. Sementara untuk long-term (lebih dari satu tahun), maka pajak yang dikenakan akan lebih rendah.

Dividen: pajak dihitung berdasarkan pajak penghasilan dari investor.

  1. Tipe investor yang cocok

Capital gain: tipe investor yang mengutamakan perkembangan nilai aset di masa depan.

Dividen: tipe investor yang mencari passive income dan cash flow yang stabil setiap bulan.

Cara Perhitungan Capital Gain dan Pajaknya

Untuk menghitung capital gain, Anda hanya perlu menggunakan rumus berikut:

Harga jual aset - (harga beli awal x jumlah produk) = capital gain

Contoh: Anda mulai investasi emas pada tahun 2015 dengan modal pertama Rp20 juta dan menyimpannya selama sembilan tahun sampai 2024. Lalu, Anda menjual emas tersebut pada tahun 2024 dan menerima Rp45 juta. 

Maka dengan rumus di atas, capital gain dari emas tersebut adalah:

Capital gain emas = Rp45 juta - (Rp20 juta x 1)

Capital gain emas = Rp45 juta - Rp20 juta

Capital gain emas = Rp25 juta

Kemudian, Anda harus mengetahui jumlah pengenaan pajak atas capital gain tersebut. Persentase pajak capital gain berdasarkan besaran pajak aset pada tahun Anda menjual. Rumus pajak capital gain adalah:

Capital gain x persentase pajak = pajak capital gain

Menggunakan contoh yang sama dan perhitungan pajak emas berupa 0,25% pada tahun 2024, maka perhitungannya:

Besar pajak = Rp25 juta x 0,25% = Rp62.500.

Itulah pemaparan tentang capital gain yang harus Anda ketahui. Keuntungan tersebut bisa didapatkan dalam jangka waktu pendek dan panjang. Anda dapat memanfaatkan saham untuk investasi jangka panjang dan barang-barang berharga untuk menerima capital gain yang besar.

Capital gain dapat menjadi pemasukan Anda di masa depan. Meski begitu, Capital Gain berbeda dengan dividen karena Anda hanya akan menerima keuntungannya sekali, yakni saat menjual aset.

Apabila Anda ingin mempelajari lebih dalam tentang perencanaan keuangan termasuk menghasilkan dividen dan capital gain, maka ikuti short program bertajuk Financial Analysis dari prasmul-eli.
Para profesional serta pakar industri siap berbagi pengalaman dan best practice kepada Anda. Daftarkan diri Anda ke short program-nya sekarang juga.

Article-Banner-October-No.1.webp
Apa Itu Customer Value? Ketahui Faktor Penentu, Cara Mengukur, hingga Mengembangkannya
07 October 2024

Customer value adalah salah satu nilai penting dalam menentukan keberhasilan bisnis dan produknya. Untuk mengukur atau meningkatkannya harus ada strategi khusus dan spesifik.

Customer value pada produk dan jasa Anda akan berpengaruh pada loyalitas konsumen kepada brand. 

Maka dari itu, pelajari selengkapnya tentang customer value, mulai dari arti, faktor penentu, cara mengukur, hingga mengembangkannya dalam artikel berikut.

Pengertian Customer Value

Customer value adalah persepsi atau pandangan konsumen tentang nilai (dapat berupa kegunaan, harga, hingga dampak) produk atau jasa Anda. Mengutip Indeed, persepsi tersebut dapat dalam bentuk kepuasan, kebahagiaan, atau bahkan ketidakpuasan konsumen setelah menggunakan produk atau jasa Anda. 

Secara sederhana, customer value adalah seberapa sering konsumen melakukan repeat order atau terus membeli produk Anda setelah dibeli atau dipakai pertama kali. Selain produk dan jasa, customer service juga biasanya jadi faktor yang dinilai atau memengaruhi persepsi konsumen.

Dengan begitu, feedback dan pujian konsumen juga termasuk dalam faktor untuk mengukur customer value yang baik. Anda dapat menggunakan customer value untuk menentukan jenis produk atau jasa yang bisa mencapai kesuksesan di pasar dan meningkatkan kepuasan konsumen.

Customer value itu subjektif

Sering kali bisnis merasa bahwa customer value dapat diubah hanya dengan promosi atau diskon. Namun, nilai yang dibuat oleh konsumen tentang produk Anda akan bersifat subjektif. 

Artinya, seperti yang telah dijelaskan, customer value adalah bentuk kepuasan konsumen berdasarkan pengalaman mereka menggunakan produk Anda.

Maka dari itu, customer value tidak hanya tentang uang atau harga sebuah produk. Customer value terbentuk dari manfaat dan solusi yang bisnis tawarkan untuk mempermudah kehidupan konsumen melalui sebuah produk atau jasa.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Customer Value

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi customer value adalah:

  • Manfaat produk dan jasa
  • Fungsi produk dan jasa
  • Harga produk dan jasa
  • Layanan konsumen setelah membeli produk dan jasa
  • Garansi produk dan jasa
  • Kualitas produk dan jasa
  • Branding produk dan jasa
  • Citra produk dan jasa
  • Tingkat pendapatan target konsumen
  • Preferensi target konsumen
  • Pengalaman konsumen setelah menggunakan produk dan jasa serupa

Mengapa Customer Value Penting?

Pelayanan yang baik dari bisnis akan memengaruhi customer value dan tentunya memastikan keberlangsungan bisnis.

Melansir hasil Laporan Tren Konsumen dari Zendesk, berikut adalah alasan mengapa customer value itu penting:

  • 93% konsumen akan lebih yakin untuk membeli/menggunakan produk Anda jika diberikan layanan customer service.
  • 90% konsumen akan lebih yakin untuk membeli/menggunakan produk Anda jika ada layanan yang personal.
  • 64% pemilik bisnis menyebut bahwa customer service berdampak positif pada perkembangan bisnis.
  • 60% pemilik bisnis mengakui bahwa customer value dapat meningkatkan retensi konsumen.
  • 47% pemilik bisnis melaporkan peningkatan cross-sell berkat adanya customer service.

Cara Mengukur Customer Value

Secara umum, ada tiga cara utama mengukur customer value, berikut adalah pemaparannya:

Mengukur keuntungan yang konsumen terima

Beberapa nilai yang diukur adalah:

  • Kualitas produk dan jasa
  • Citra produk dan jasa, serta nilai/citra perusahaan di publik.
  • Penawaran yang lebih baik daripada kompetitor.
  • Customer experience selama membeli produk.
  • Kualitas customer service.
  • Nilai yang produk atau jasa berikan setelah konsumen membeli dan menggunakannya.

Untuk mengukurnya, Anda dapat melakukan survei secara offline dengan mengundang pada konsumen setia dalam sebuah acara atau secara online melalui media sosial atau email marketing.

Menghitung biaya yang diperlukan

Biaya yang dimaksud ada dua jenis, yang dapat dihitung atau dilihat dalam bentuk angka dan yang tidak dapat dihitung (contohnya, perasaan konsumen).

Contoh biaya yang dapat dihitung, antara lain:

  • Biaya produksi
  • Biaya pemasangan
  • Biaya perawatan
  • Biaya perbaikan dan pembaruan
  • Biaya tambahan (admin dan platform fee)

Contoh biaya yang tidak bisa dihitung, meliputi:

  • Durasi yang dibutuhkan konsumen untuk membuat keputusan membeli.
  • Nilai emosional saat konsumen berhadapan dengan brand dan melakukan pembelian.
  • Nilai sosial saat konsumen memilih brand Anda daripada kompetitor.
  • Durasi waktu yang dibutuhkan untuk belajar menggunakan produk dan merasakan manfaatnya.

Biaya tersebut dapat menjadi faktor yang memengaruhi data operasional pembuatan, penjualan, hingga distribusi produk Anda.

Gunakan rumus customer value

Secara sederhana, rumus yang digunakan adalah:

Keuntungan Konsumen - Biaya Konsumen = Customer Value

Dengan rumus tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi keuntungan yang didapatkan oleh konsumen dan dengan biaya atau harga yang sama, maka customer value akan semakin tinggi juga.

Cara Mengembangkan Customer Value

Merangkum Qualtrics, berikut adalah sembilan cara mengembangkan customer value:

  1. Ciptakan interaksi dan dukungan yang personal antara bisnis dan konsumen.
  2. Sediakan pilihan dukungan atau customer service dalam berbagai channel.
  3. Siapkan program yang memudahkan konsumen menguasai penggunaan produk.
  4. Utamakan customer success dalam menggunakan produk.
  5. Selalu perhatikan pola yang ada saat melayani keluhan konsumen.
  6. Pastikan konsumen merasa didengar dan dimengerti.
  7. Temukan kesempatan untuk memberikan kejutan pada konsumen dan menambah manfaat produk.
  8. Selalu hargai dan memberikan hadiah pada konsumen loyal.
  9. Ciptakan komunitas khusus pengguna produk dan layanan Anda.

Dapat disimpulkan bahwa customer value adalah nilai yang terbentuk dari perasaan puas dan bahagia setelah konsumen menggunakan produk. Kepuasan tersebut dapat ditingkatkan dengan bertambahnya kualitas produk dan pelayanan terhadap konsumen.

Customer value juga bermanfaat bagi bisnis untuk lebih mengutamakan pelayanan berkualitas tinggi dan menjadi bisnis yang solutif bagi konsumen. Dengan begitu, penjualan akan meningkat dengan sendirinya.

Apabila Anda ingin mempelajari cara meningkatkan customer value dan kepuasaan konsumen secara menyeluruh, ikuti short program prasmul-eli Customer Satisfaction Relationship.
Para profesional serta pakar industri siap berbagi pengalaman dan best practice kepada Anda. Tertarik? Klik di sini untuk mendaftar ke programnya!

Banner-Article-No.17.webp
10 Faktor dan Cara Meningkatkan Customer Satisfaction
02 October 2024

Customer satisfaction yang tinggi adalah salah satu tanda bisnis yang sukses dan konsumen setia pada brand atau produk.

Untuk tahu cara meningkatkan customer satisfaction, Anda harus memahami dulu pengertian, ragam faktor penentu, hingga manfaat serta dampaknya pada bisnis.

Baca selengkapnya dalam artikel berikut ini.

Pengertian Customer Satisfaction

Customer satisfaction adalah ukuran atau patokan seberapa memuaskan produk, jasa, dan layanan produk bisnis Anda di mata konsumen. Menurut Zendesk, customer satisfaction juga menjadi tolok ukur kondisi perusahaan dan apakah mereka dapat menghasilkan produk sesuai kebutuhan konsumen.

Layanan konsumen atau customer service adalah salah satu indikator penting dalam menjaga kepuasan dan hubungan dengan konsumen. Customer satisfaction sering kali dianggap sulit untuk dinilai, tapi ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kepuasan konsumen Anda.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Customer Satisfaction

Melansir HubSpot, berikut adalah 10 faktor yang memengaruhi customer satisfaction pada bisnis Anda:

  1. Aksesibilitas produk dan customer service

Aksesibilitas berarti seberapa mudah konsumen dapat menemukan dan menerima produk Anda. Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah produk Anda dijual di sekitar tempat tinggal konsumen? Hal lain yang diharapkan adalah layanan konsumen yang mudah dijangkau dan solutif.

  1. Empati yang ditunjukkan

Konsumen berharap bisnis dapat menunjukkan empatinya ketika ada keluhan dan masukan. Bisnis harus dapat membuat konsumen merasa didengar dan dipedulikan. Dalam hal ini customer service berperan penting dalam membangun perasaan tersebut.

  1. Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan oleh tim layanan konsumen bisnis juga sering jadi faktor customer satisfaction. Bahasa yang sopan dan tidak provokatif adalah cara terbaik dalam komunikasi dengan konsumen.

  1. Durasi merespons keluhan

Masih berkaitan dengan customer service, bisnis diharapkan untuk merespons keluhan konsumen dalam waktu singkat. Maksimal Anda harus membalas konsumen dalam waktu 1x24 jam. Namun, semakin cepat respons yang diberikan, semakin puas pula konsumen Anda. Jangan lupa untuk menawarkan solusi terbaik.

  1. Kemudahan menggunakan produk

Produk dan jasa yang dibeli konsumen harus mudah digunakan. Jangan sampai produk Anda terlalu rumit hingga konsumen berhenti menggunakannya. Anda juga harus memastikan kemudahan untuk mengganti bagian dari produk yang bermasalah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses perbaikan produk.

  1. Pilihan produk

Pilihan produk yang beragam akan membantu bisnis Anda menjangkau konsumen yang lebih luas dan beragam. Konsumen juga tidak akan mudah bosan jika produk Anda memilih beragam pilihan untuk dipakai.

  1. Kualitas produk

Tentunya hal utama yang diharapkan konsumen adalah kualitas produk Anda. Jaga dan tingkatkan kualitas produk untuk memastikan konsumen terus menggunakan produk Anda. Kualitas produk meliputi ukuran, manfaat, fungsi, hingga rasa produk.

  1. Harga produk

Untuk konsumen setia, harga yang tinggi tidak akan menjadi masalah apabila kualitas produk terjaga atau juga ikut meningkat. Namun, jika Anda baru memulai bisnis, harga terjangkau juga dapat memikat konsumen untuk menggunakan produk Anda.

  1. Apresiasi untuk konsumen

Apresiasi yang dimaksud meliputi pesan ke konsumen melalui media sosial, bonus atau diskon saat konsumen membeli produk dalam jumlah besar, hingga kartu ucapan terima kasih saat produk dibeli.

  1. Program khusus untuk konsumen setia

Program khusus yang dimaksud adalah diskon, promo bundle, hingga ada grup atau komunitas untuk konsumen setia.

Cara Meningkatkan Customer Satisfaction

Berikut adalah 10 cara meningkatkan customer satisfaction, merangkum Harvard Business Review:

  1. Mengenali harapan konsumen

Anda harus memahami apa yang konsumen harapkan dari bisnis, mulai dari kualitas produk, harga, hingga layanan yang diberikan.

  1. Meningkatkan kualitas produk dan jasa

Tentunya meningkatkan kualitas produk dan jasa akan meningkatkan kepuasan konsumen yang menggunakan atau mengonsumsinya. Dengan kualitas yang tinggi, harga sering kali tidak jadi masalah untuk konsumen setia.

  1. Menerima keluhan dan masukan konsumen

Anda harus selalu siap menerima keluhan dan masukan. Tim customer service harus mampu menunjukkan empati serta menawarkan solusi terbaik untuk konsumen.

  1. Melakukan perbaikan sistem dan produk berdasarkan keluhan

Selain menawarkan solusi, bisnis harus memperbaiki sistem dan produk yang dijual ke konsumen. Tentunya semua perbaikan harus berdasarkan keluhan yang diterima.

  1. Mengatasi masalah yang dihadapi konsumen

Masalah yang dihadapi konsumen harus teratasi dalam waktu kurang dari 1x24 jam. Untuk menjaga loyalitas, bisnis juga dapat memberikan kompensasi pada konsumen berupa refund hingga kupon diskon.

  1. Membangun komunikasi interaktif dengan konsumen

Komunikasi yang interaktif dapat dilakukan melalui email, media sosial, hingga platform pesan singkat. Customer service harus menggunakan bahasa yang tepat agar konsumen merasa dihargai dan dimengerti.

  1. Menjaga hubungan dengan konsumen setia

Konsumen setia adalah penghasil keuntungan utama yang harus selalu diperhatikan. Anda dapat terus memberikan promosi atau penawaran khusus bagi konsumen setia.

  1. Memaksimalkan sumber daya bisnis untuk kepuasan pelanggan

Anda harus melakukan pelatihan kepada tim customer service hingga sales untuk memastikan standar layanan yang terbaik untuk konsumen.

  1. Membuat customer service yang personal

Saat Anda berkomunikasi dengan konsumen, jangan lupa untuk membuat pesan jadi lebih personal. Panggil mereka dengan nama dan jangan lupa untuk memvalidasi keluhan mereka.

  1. Membangun komunitas untuk para konsumen

Komunitas untuk konsumen dapat berupa grup pada aplikasi pesan singkat, media sosial, hingga newsletter khusus.

Manfaat Customer Satisfaction pada Bisnis

  1. Konsumen akan terus membeli dan menggunakan produk.
  2. Meningkatkan pendapatan dan keuntungan bisnis.
  3. Membangun hubungan positif dengan konsumen.
  4. Menambah jumlah pelanggan setia.
  5. Konsumen akan mempromosikan dan merekomendasikan produk ke orang terdekat.
  6. Menjadi penilaian terhadap performa dan kinerja pegawai.
  7. Menjadi penilaian terhadap kualitas produk dan jasa.

Dapat disimpulkan bahwa customer satisfaction adalah faktor penting dalam keberlanjutan bisnis. Faktor tersebut juga yang menentukan seberapa besar pendapatan atau keuntungan bisnis.

Anda dapat menguasai cara meningkatkan customer satisfaction dengan mengikuti short program dari prasmul-eli yang bertajuk Customer Satisfaction & Relationship Program.

Dalam kursus pelatihan tersebut, Anda akan mempelajari cara menjaga kepuasan dan loyalitas konsumen langsung dari profesional serta pakar industri.
Tertarik? Kunjungi halaman ini untuk daftar programnya!

Article-Banner-September-No.20.webp
Mengenal Lead Generation dari Definisi, Manfaat, Proses, dan Contohnya
01 October 2024

Lead generation adalah salah satu proses penting dalam marketing yang bertujuan untuk menarik perhatian calon pelanggan.

Apabila Anda penasaran dengan bagaimana cara perusahaan-perusahaan besar terus mendapatkan pelanggan baru dan meningkatkan penjualan secara konsisten, rupanya jawabannya adalah lead generation. 

Dalam artikel ini akan dibahas secara mendalam mengenai apa itu lead generation, manfaatnya bagi bisnis, proses yang terlibat, serta beberapa contoh penerapannya.

Definisi Lead Generation

Lead generation adalah proses pemasaran yang bertujuan untuk menarik perhatian calon pelanggan dan mengumpulkan informasi kontak mereka untuk keperluan penjualan. 

Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi individu yang berpotensi tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan. 

Kemudian mengumpulkan data seperti nama, alamat email, dan nomor telepon melalui berbagai strategi pemasaran. 

Dalam konteks digital marketing, lead generation sering melibatkan pembuatan konten yang menarik.

Contohnya melalui artikel, e-book, atau video, serta penggunaan formulir online dan call-to-action (CTA) untuk meminta informasi kontak dari pengunjung situs web atau media sosial. 

Setelah informasi kontak diperoleh, tim penjualan akan melakukan follow-up untuk membangun hubungan lebih lanjut dan mengonversi calon pelanggan menjadi pembeli. 

Tujuan akhir dari lead generation adalah mengubah leads menjadi prospek yang siap melakukan pembelian, sehingga meningkatkan peluang penjualan dan pertumbuhan bisnis.

Manfaat Lead Generation

Lead generation adalah strategi pemasaran yang memiliki banyak manfaat penting bagi bisnis. Berikut adalah beberapa manfaatnya:

1. Meningkatkan Penjualan

Lead generation membantu meningkatkan penjualan dengan cara yang lebih efisien. 

Jika sudah tahu siapa yang paling mungkin tertarik dengan produk atau jasa Anda, tentu bisa langsung lebih fokus kepada mereka. 

Dengan fokus pada calon pelanggan yang sudah menunjukkan minat, Anda memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan penjualan.

2. Efisiensi Pemasaran

Lead generation memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi dan fokus pada calon pelanggan yang paling berpotensi membeli.

Dengan demikian, Anda tidak membuang waktu atau sumber daya pada orang-orang yang tidak tertarik, sehingga pemasaran menjadi lebih efisien.

3. Membangun Brand Awareness

Lead generation juga membantu membangun kesadaran merek. Sebab ketika calon pelanggan berinteraksi dengan konten yang Anda buat, tentunya mereka menjadi lebih akrab dengan brand. 

Bahkan jika mereka belum membeli, mereka akan lebih mengenal brand Anda. Hal ini pun bisa membuat mereka lebih cenderung membeli di masa depan.

4. Mengumpulkan Data Pelanggan

Dengan lead generation, Anda dapat mengumpulkan data penting tentang calon pelanggan, seperti apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka sukai, dan bagaimana mereka berperilaku. 

Data ini sangat berguna untuk membuat strategi pemasaran yang lebih tepat. Selain itu, data ini juga bisa membantu Anda dalam mengembangkan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

5. ROI yang Lebih Baik

Return on Investment (ROI) adalah ukuran seberapa banyak keuntungan yang akan didapatkan dari investasi Anda. 

Lead generation bisa memberikan ROI yang lebih baik dibandingkan metode pemasaran tradisional karena Anda dapat mengukur dan memperbaiki setiap tahapan prosesnya.

Proses yang dimaksud adalah tahap dari mengumpulkan leads hingga mengubahnya menjadi pelanggan.

Proses  Lead Generation

Proses lead generation adalah serangkaian langkah strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi, menarik, dan mengonversi orang-orang yang berpotensi menjadi pelanggan.

Berikut ini langkah-langkahnya:

1. Menarik Perhatian Audiens

Langkah pertama dalam proses lead generation adalah menarik perhatian calon pelanggan.

Beberapa metode yang bisa Anda gunakan meliputi:

  • Content Marketing: menciptakan dan mendistribusikan konten yang relevan melalui postingan blog, video, atau infografis.
  • SEO (Search Engine Optimization): mengoptimalkan konten Anda agar mudah ditemukan di mesin pencari.
  • Iklan Online: menggunakan platform seperti Google Ads atau media sosial untuk menjangkau target audiens.
  • Social Media Marketing: aktif di platform media sosial yang relevan dengan audiens Anda.

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah berhasil menarik perhatian, langkah berikutnya adalah mengumpulkan informasi dari calon pelanggan. Contohnya:

  • Landing Pages: halaman khusus yang dirancang untuk mengonversi pengunjung menjadi leads.
  • Formulir Online: meminta pengunjung untuk mengisi informasi seperti nama, email, dan nomor telepon.
  • Lead Magnets: menawarkan sesuatu yang bernilai (seperti ebook atau webinar) sebagai imbalan atas informasi kontak.

3. Kualifikasi Lead

Tidak semua lead memiliki kualitas yang sama. Dalam tahap ini, Anda akan menyaring dan mengevaluasi lead untuk menentukan mana yang paling berpotensi untuk dikonversi menjadi pelanggan. 

Metode yang sering digunakan meliputi:

  • Lead Scoring: memberikan nilai numerik pada leads berdasarkan karakteristik dan perilaku mereka.
  • Lead Grading: mengevaluasi seberapa baik lead yang cocok dan menjadi customer yang ideal.
  • BANT Framework: menilai leads berdasarkan budget, authority, need, dan timeline.

4. Nurturing Lead

Lead yang sudah terkualifikasi kemudian masuk ke tahap nurturing. Ini adalah proses membangun hubungan dengan lead melalui komunikasi yang konsisten dan relevan. 

Beberapa strategi nurturing meliputi:

  • Email Marketing: mengirimkan serangkaian email yang disesuaikan dengan minat dan tahap pembelian lead.
  • Retargeting: menampilkan iklan yang ditargetkan kepada leads yang telah berinteraksi dengan website Anda.
  • Personalisasi Konten: menyajikan konten yang relevan berdasarkan preferensi dan perilaku lead.

5. Konversi Lead

Tahap akhir adalah mengonversi lead menjadi pelanggan. Anda bisa melakukan beberapa cara seperti berikut:

  • Penawaran Khusus: memberikan insentif untuk mendorong pembelian.
  • Demo Produk: mendemonstrasikan nilai produk atau layanan Anda secara langsung.
  • Konsultasi Pribadi: menawarkan sesi konsultasi one-on-one untuk membahas kebutuhan spesifik lead.
  • Follow-up yang Tepat Waktu: menghubungi leads pada saat yang tepat ketika mereka paling siap untuk membuat keputusan.

Contoh Lead Generation

Lead generation adalah proses kreatif yang melibatkan pembuatan konten menarik untuk membangun hubungan awal dengan calon pelanggan.

Berikut adalah beberapa contoh strategi lead generation:

  1. Konten Premium: menawarkan ebook, whitepaper, atau webinar gratis sebagai imbalan atas informasi kontak pengunjung website.
  2. Free Trial: memberikan akses percobaan gratis untuk produk atau layanan Anda. Contohnya, Netflix menggunakan strategi ini dengan menawarkan periode uji coba gratis selama sebulan.
  3. Quiz atau Assessment Online: membuat kuis interaktif yang memberikan hasil yang berguna bagi pengunjung setelah mereka memasukkan informasi kontak mereka.
  4. Webinar atau Event Virtual: menyelenggarakan webinar edukatif atau event online yang memerlukan pendaftaran.
  5. Program Referral: mendorong pelanggan yang sudah ada untuk mereferensikan produk atau layanan Anda kepada orang lain.

Lead generation adalah proses penting dalam strategi pemasaran modern. 

Dengan memahami definisi, manfaat, proses, dan contoh-contoh lead generation, Anda dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk bisnis Anda. 

Tertarik untuk mendalami lebih jauh dan menguasai teknik-teknik digital marketing yang dapat mengubah bisnis Anda? 

Daftarkan diri Anda sekarang di kelas Digital Marketing Fundamental dari prasmul-eli. 

Dalam kelas ini Anda akan mempelajari digital marketing dengan memahami konsep dan implementasinya, menjangkau serta memahami customer, dan merancang strategi pemasaran online yang tepat.

Article-Banner-September-No.19.webp
Memahami Procurement: Definisi, Prinsip, Proses, dan Komponennya
30 September 2024

Procurement adalah proses penting dalam bisnis yang melibatkan pembelian barang dan jasa. Bukan hanya tentang membeli, tetapi juga mengelola bagaimana barang atau jasa tersebut didapatkan dan digunakan. 

Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai procurement, prinsip-prinsip dasar yang harus diikuti, langkah-langkah dalam prosesnya, serta komponen-komponen penting yang terlibat. 

Tujuannya adalah untuk membantu Anda memahami bagaimana procurement berperan dalam mendukung kesuksesan dan efisiensi perusahaan.

Apa Itu Procurement?

Melansir dari Investopedia, procurement adalah proses memeroleh atau membeli barang atau jasa, biasanya untuk tujuan bisnis. 

Proses ini mencakup langkah-langkah seperti menentukan kebutuhan, merencanakan pembelian, mencari dan memilih pemasok, serta negosiasi harga dan syarat pembelian.

Selain itu, procurement juga melibatkan pengendalian inventaris untuk memastikan barang yang diperoleh digunakan secara efisien. 

Singkatnya, procurement bukan sekadar membeli barang atau jasa, melainkan untuk memastikan bahwa organisasi mendapatkan apa yang dibutuhkan dengan cara yang paling efisien dan efektif.

Prinsip-prinsip Procurement

Untuk memastikan bahwa proses procurement berjalan dengan baik, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. 

Berikut adalah prinsip-prinsip utama dalam procurement:

  1. Akuntabilitas (Accountability) 

Prinsip ini berarti bahwa setiap orang yang terlibat dalam proses procurement harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Ini meliputi:

  • Menetapkan aturan dan prosedur yang jelas tentang bagaimana pengadaan harus dilakukan.
  • Menyediakan konsekuensi jika aturan tersebut dilanggar. 

Misalnya, jika seorang pegawai membuat kesalahan dalam memilih pemasok, mereka harus menjelaskan alasan dan menyelesaikan masalah sesuai aturan yang berlaku.

  1. Konsistensi (Consistency) 

Konsistensi berarti bahwa proses pengadaan harus dilakukan dengan cara yang sama setiap waktu. Ini termasuk:

  • Mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.
  • Menjamin bahwa kualitas barang atau jasa yang diperoleh tetap sama. 

Misalnya, jika sebuah perusahaan membeli komputer dari pemasok yang sama. Maka, mereka harus memastikan bahwa spesifikasi dan kualitas komputer yang diterima sesuai dengan yang dijanjikan sebelumnya.

  1. Nilai untuk uang (Value for money) 

Prinsip ini mengharuskan bahwa setiap pengeluaran harus memberikan manfaat maksimal. Ini berarti:

  • Memilih barang atau jasa yang menawarkan kombinasi terbaik antara harga, kualitas, dan manfaat jangka panjang.
  • Tidak hanya memilih yang termurah, tetapi juga mempertimbangkan kualitas dan efektivitas produk. 

Contohnya, jika membeli mesin sebaiknya memilih mesin yang mungkin lebih mahal tetapi memiliki umur yang lebih panjang dan biaya perawatan yang lebih rendah.

  1. Perlakuan adil (Fair dealing) 

Perlakuan adil berarti bahwa semua pemasok harus diperlakukan dengan sama, tanpa adanya diskriminasi atau favoritisme. Ini termasuk:

  • Memberikan kesempatan yang sama kepada semua pemasok untuk mengikuti tender atau penawaran.
  • Menjaga kerahasiaan informasi jika diperlukan. 

Misalnya, jika ada beberapa pemasok yang menawarkan harga untuk kontrak, semua harus dipertimbangkan dengan adil  dan tidak ada yang diberi keistimewaan tanpa alasan yang jelas.

  1. Pengambilan keputusan berdasarkan informasi (Informed decision making) 

Keputusan dalam procurement harus didasarkan pada informasi yang akurat dan terkini. Ini meliputi:

  • Mengumpulkan dan menganalisis semua informasi yang relevan sebelum membuat keputusan.
  • Memantau dan memastikan bahwa semua kewajiban dalam kontrak terpenuhi. 

Contoh, sebelum membeli peralatan baru, organisasi harus menilai berbagai pilihan, membandingkan harga, dan meninjau ulasan produk untuk membuat keputusan yang tepat.

Proses Procurement

Procurement adalah sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap. Berikut adalah tahapan dalam proses procurement:

  1. Identifikasi kebutuhan perusahaan
  2. Otorisasi pembelian
  3. Persetujuan pembelian
  4. Pembukaan tender pada supplier
  5. Identifikasi dan analisis supplier
  6. Penawaran barang dan jasa
  7. Proses negosiasi
  8. Penetapan pihak supplier
  9. Purchase order
  10. Pemeriksaan kualitas barang dan jasa

Setiap tahap dalam proses ini memiliki peran penting untuk memastikan perusahaan mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan. 

Tentunya dengan harga terbaik dan dari pemasok yang tepat.

Komponen Procurement

Procurement adalah proses yang kompleks yang terdiri dari beberapa komponen penting. Ada tiga komponen utama dalam procurement:

  1. Orang (People) 

Komponen ini merujuk pada jumlah orang yang terlibat dalam proses procurement perusahaan. Jumlahnya dapat bervariasi tergantung pada skala manufaktur dan pemesanan.

  1. Proses (Process) 

Proses merupakan komponen kunci dalam procurement. Tanpa proses yang direncanakan dengan baik dari awal hingga akhir, procurement tidak bisa dilaksanakan secara efisien.

  1. Dokumentasi (Paperwork/records) 

Komponen ini mencakup semua pencatatan dan dokumentasi yang diperlukan dalam proses procurement. 

Pentingnya Procurement dalam Bisnis

Procurement adalah bagian yang sangat penting dalam bisnis. Berikut adalah beberapa alasan mengapa procurement sangat berperan:

1. Penghematan Biaya

Procurement membantu bisnis mengurangi biaya. 

Dengan memilih pemasok yang tepat dan melakukan negosiasi harga yang baik, perusahaan bisa menghemat uang dan menjaga arus kas tetap stabil. 

2. Kualitas Produk

Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, perusahaan perlu memastikan bahwa bahan baku yang digunakan adalah yang terbaik dan tersedia tepat waktu. 

Procurement berperan dalam memilih dan mengatur pengadaan bahan baku ini agar proses produksi berjalan lancar dan hasilnya memuaskan.

3. Penyelarasan Tujuan

Proses procurement yang baik memastikan bahwa pembelian barang dan jasa sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan. 

4. Mitigasi Risiko

Procurement juga membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengurangi risiko yang mungkin muncul dalam rantai pasokan. 

Termasuk risiko dari pemasok, kualitas bahan, atau gangguan dalam pengiriman. 

Dengan mengelola risiko ini, perusahaan dapat menghindari masalah yang bisa mengganggu operasional mereka.

5. Keberlanjutan dan Etika

Tim procurement harus memastikan bahwa pembelian barang dan jasa dilakukan dengan mempertimbangkan dampak lingkungan dan etika. 

Hal ini termasuk dalam memilih pemasok yang mengikuti praktik ramah lingkungan dan etis, serta mendukung komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab sosial dan tata kelola.

Procurement adalah proses yang kompleks dan sangat penting dalam operasional bisnis. 

Dengan memahami prinsip-prinsip dasar procurement, Anda bisa lebih mengapresiasi betapa strategisnya peran proses ini dalam mencapai kesuksesan bisnis. 

Selain itu, meningkatkan praktik procurement dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan Anda.

Untuk memperdalam pengetahuan dan mengasah keterampilan dalam manajemen rantai pasokan, daftarkan diri Anda di kelas Supply Chain Management dari prasmul-eli.

Dalam dua hari pembelajaran intensif, Anda akan mempelajari konsep-konsep terkini dan strategi praktis yang dapat diterapkan langsung untuk bisnis!

Article-Banner-September-No.18-(1).webp
Bagaimana Caranya Berpikir Kreatif? Pelajari Cara Meningkatkan dan Contoh Penerapannya
27 September 2024

Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk mempertimbangkan sesuatu dengan cara yang baru atau unik. Berpikir kreatif dapat digunakan dalam diskusi, saat membuat keputusan, dan memberikan pendapat.

Berpikir kreatif juga berarti membawa perspektif baru, segar, dan unik pada bisnis. Dalam menjalankan bisnis atau tim, Anda harus memastikan setiap individu dapat membawa perspektif baru serta unik. Tujuannya tentu untuk menjalankan bisnis secara efektif.

Pelajari lebih jauh tentang berpikir kreatif mulai dari manfaat, contoh penerapan, dan cara meningkatkannya berikut ini.

Pengertian Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk memerhatikan berbagai pola dan fakta, lalu menggunakannya untuk mencari solusi serta perspektif baru juga unik. Seseorang yang berpikir kreatif dapat mengubah kondisi rumit menjadi solusi baru dan membuat situasi jadi efektif.

Berpikir kreatif meliputi:

  • Menggunakan pendekatan baru pada penyelesaian masalah.
  • Menyelesaikan masalah antar individu.
  • Membuat hasil baru dalam data set.
  • Menggunakan cara dan pendekatan yang sebelumnya belum pernah dicoba.
  • Menghasilkan produk atau fitur produk yang baru.

Mengutip The Balance, perlu diingat bahwa berpikir kreatif tidak hanya berkaitan dengan hal-hal artistik. Berpikir kreatif adalah kemampuan yang dapat dibentuk dan dikembangkan oleh semua orang. Sebab, berpikir kreatif dapat diasah melalui skill-skill berikut:

  • kemampuan analisis
  • open minded (terbuka dalam menerima segala hal)
  • menyelesaikan masalah
  • organisasional
  • berkomunikasi dengan baik

Manfaat Berpikir Kreatif

Berikut adalah beberapa manfaat berpikir kreatif untuk bisnis dan dampak personal.

  • Perusahaan yang mendorong berpikir kreatif untuk mencari cara untuk meningkatkan pendapatan.
  • Menempatkan diri sebagai pemikir kreatif dapat meningkatkan nilai Anda sebagai kandidat yang unggul.
  • Meningkatkan kemampuan seseorang untuk membuat keputusan yang unik, adil, dan efektif.
  • Meningkatkan kolaborasi dan komunikasi internal antar tim untuk menciptakan cara kerja efektif dalam mencapai tujuan bisnis.
  • Menambah kemampuan untuk beradaptasi pada lingkungan baru.
  • Mendorong lingkungan bisnis yang inovatif dan solutif.
  • Mencegah konflik dan melakukan penyelesaian masalah secara efektif.
  • Mendorong lingkungan bisnis yang mengutamakan perkembangan dan pembelajaran.
  • Meningkatkan skill kepemimpinan pada setiap individu.

Contoh Penerapan Berpikir Kreatif

  1. Menonjolkan berpikir kreatif dalam CV

Menurut Indeed, sebagai kandidat atau pencari kerja, berpikir kreatif dapat menjadi nilai tambahan Anda di mata rekruter. Berikut adalah beberapa cara menonjolkan berpikir kreatif dalam CV:

  • Gunakan kata-kata yang berkaitan dengan berpikir kreatif seperti; menyelesaikan masalah (problem solving) dan kemampuan analisis.
  • Tambahkan contoh kasus, seperti; “Membuat workflow baru tim marketing yang meningkatkan efektivitas kolaborasi”.
  1. Menggunakan active listening dalam diskusi

Active listening berarti Anda mendengar sambil memberikan perhatian penuh pada lawan bicara, memahami intensi mereka, kondisi mereka, dan menciptakan lingkungan yang aman serta positif untuk berdiskusi. Dengan lingkungan diskusi yang baik, kedua pihak akan melakukan diskusi yang kreatif dan dinamis. Active listening membantu Anda untuk memahami topik secara mendalam dan mampu memikirkan solusi kreatif.

  1. Menyelesaikan masalah klien

Proses brainstorming dapat membuat Anda menyelesaikan masalah klien secara kreatif. Contohnya, ketika klien meminta revisi dan mengganti tema mendekati deadline, Anda serta tim dapat melakukan brainstorming untuk mencari cara efektif untuk mengganti tema dalam waktu singkat. Lebih lanjut, Anda dan tim dapat menawarkan solusi-solusi pada klien berupa penyesuaian tema, timeline baru, dan berapa orang yang akan mengerjakan proyeknya.

Cara Meningkatkan Berpikir Kreatif

Berikut adalah tujuh cara meningkatkan kemampuan berpikir kreatif Anda, melansir Thinglink:

  1. Melakukan brainstorming

Seperti yang telah dipaparkan, brainstorming dapat menjadi cara berpikir kreatif karena Anda dan tim harus mengumpulkan beragam perspektif dan cara mencari solusi yang beragam. Berbagai perspektif dan solusi baru yang dikumpulkan, dapat didiskusikan lagi secara mendalam hingga menemukan jawaban atau keputusan terbaik.

  1. Mengubah perspektif

Beberapa orang sering kali sulit untuk menerima perspektif orang lain, hal tersebut membuat mereka kesulitan untuk menerima pendapat orang lain. Apabila hal tersebut terjadi, maka orang tersebut kesulitan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.

Dengan mampu menerima pendapat dan perspektif orang lain, Anda akan mampu menemukan pola pikir, pandangan, dan solusi yang baru juga unik. Hal tersebut tentunya memudahkan Anda dalam mengambil keputusan.

  1. Melakukan aktivitas kreatif

Aktivitas kreatif yang dimaksud antara lain menggambar, mewarnai, menulis, bermain musik, fotografi, merajut, dan bercocok tanam. Ragam aktivitas tersebut mendorong otak Anda untuk berpikir kreatif untuk memastikan hasilnya jadi bagus atau sesuai harapan.

  1. Mendengar pandangan orang lain

Berkaitan dengan poin kedua, Anda harus dapat mendengar dan menerima pandangan orang lain. Terlebih saat melakukan diskusi atau brainstorming, orang-orang yang terlibat harus mendapatkan porsi yang rata untuk menyampaikan pendapatnya.

  1. Perbanyak membaca

Membaca berita, buku, atau mendengar podcast, serta menonton video-video kreatif dapat membantu Anda mengembangkan cara berpikir kreatif. Kuncinya adalah untuk tidak membatasi diri dengan hanya pandangan personal atau sendiri.

  1. Rehat dari masalah

Apabila masalah yang Anda hadapi tidak harus diselesaikan saat itu juga, maka Anda dapat rehat atau meninggalkan masalah sejenak. Coba berjalan kaki di sekitar kantor atau rumah untuk menyegarkan pikiran.

  1. Fleksibel

Terakhir adalah menjadi fleksibel, sebab Anda harus menggunakan dan mempertimbangkan banyak aspek saat melakukan proses berpikir kreatif. Bisa saja pemikiran pertama Anda kurang tepat, sehingga harus mengubah perspektifnya.

Dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan yang dibutuhkan profesional dan pemilik bisnis untuk dapat menyelesaikan masalah secara kreatif. Kemampuan ini juga bermanfaat bagi bisnis untuk lebih kreatif dalam membuat strategi yang meningkatkan pendapatan.

Apabila Anda ingin mengembangkan berpikir kreatif, ikuti short program prasmul-eli Problem Solving & Decision Making.
Para profesional serta pakar industri akan melatih Anda untuk mengasah kemampuan berpikir kreatif. Tertarik? Klik di sini untuk mendaftar ke programnya!

Article-Banner-September-No.17.webp
10 Indikator untuk Mengukur Kepuasan Pelanggan dan Manfaatnya untuk Bisnis
26 September 2024

Indikator kepuasan pelanggan menggambarkan seberapa puas konsumen selama proses interaksi, pembelian, dan penggunaan produk bisnis. Indikator tersebut mencerminkan harapan konsumen yang terpenuhi setelah menggunakan sebuah produk atau jasa.

Untuk meningkatkan retensi konsumen dan meningkatkan loyalitas, bisnis harus memerhatikan dan mengutamakan indikator kepuasan pelanggan.

Kemudian, bagaimana cara mengukur tingkat kepuasan pelanggan? Pahami lebih jauh mengapa indikator kepuasan pelanggan penting dapat membantu bisnis berkembang melalui artikel berikut ini.

Pentingnya Indikator Kepuasan Pelanggan

Tujuan fundamental sebuah bisnis adalah untuk memberikan kenyamanan, solusi, dan jawaban untuk seluruh permintaan konsumen. Maka dari itu, CMLabs menyebut kepuasan pelanggan sebagai sebuah pencapaian dan membawa keuntungan signifikan untuk bisnis.

Berikut adalah beberapa alasan bisnis harus memerhatikan indikator kepuasan pelanggan:

  • Menambah kesetiaan konsumen: ketika konsumen merasa puas dengan produk atau jasa bisnis Anda, mereka akan melakukan pembelian ulang dan terus-menerus.

  • Meningkatkan brand awareness: selain melakukan pembelian ulang, konsumen setia akan merekomendasikan produk atau jasa ke orang-orang di sekitarnya, hal tersebut membantu bisnis Anda menjangkau ke konsumen yang lebih luas.

  • Membangun reputasi dan otoritas brand: kepuasan konsumen dapat membangun reputasi positif yang menarik perhatian konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama.

  • Membangun bisnis yang kompetitif: dengan menjaga dan mengutamakan indikator kepuasan pelanggan, bisnis tetap dapat bersaing dengan kompetitor di pasar atau industri, sembari memastikan konsumen merasa dihargai dan puas dengan pilihan mereka.

10 Indikator Kepuasan Pelanggan

Berikut adalah 10 indikator kepuasan pelanggan menurut Ombea:

  1. Kecepatan

Kecepatan yang dimaksud adalah seberapa cepat bisnis mengirim produk ke konsumen. Untuk toko fisik, indikator ini dinilai dari seberapa cepat konsumen dapat menemukan produk Anda dan dibayar. Sementara itu, untuk toko online, indikator kecepatan berarti seberapa cepat konsumen membuat keputusan antara membeli produk dari bisnis Anda dan milik kompetitor.

  1. Kualitas

Kualitas berarti produk atau jasa mana yang sesuai dengan kebutuhan dan uang yang dikeluarkan konsumen. Indikator ini meliputi harga produk dan nilai yang didapatkan konsumen setelah menggunakan produk atau jasa. Menilai kualitas produk adalah cara untuk menilai kemampuan bisnis untuk memenuhi harapan konsumen.

  1. Harga

Mungkin terdengar aneh ketika Anda bertanya tentang harga produk atau jasa ke konsumen. Namun, mengetahui persepsi mereka tentang harga produk akan membantu bisnis Anda. Jika konsumen merasa harga produk Anda terlalu mahal, hal tersebut dapat berarti kualitasnya belum memenuhi harapan mereka. Jika harga dirasa murah, hal tersebut berarti bisnis sudah menggunakan strategi yang tepat dan Anda dapat menaikkan harga produk.

  1. Komplain dan masukan

Komplain dan masukan dapat menjadi kunci perkembangan produk atau jasa Anda. Dengan menerima dan menyaring komplain yang membangun, bisnis dapat mengukur kesuksesan penjualan. Komplain dapat berdampak lebih baik daripada pujian. Gunakan komplain dan masukan di platform online untuk menilai apa yang bisnis harus lakukan untuk meningkatkan kualitas produknya atau mencegah komplain lebih jauh. Dengan begitu, konsumen akan merasa dihargai dan didengar.

  1. Kesetiaan konsumen

Bentuk loyalitas atau kesetiaan pada brand adalah ketika konsumen dengan mudah memilih produk Anda daripada milik kompetitor. Indikator ini juga menilai seberapa sering konsumen merekomendasikan produk Anda kepada orang-orang di sekitarnya. Kesetiaan konsumen memastikan penjualan akan bertambah karena konsumen melakukan pembelian ulang dan kesempatan untuk menjangkau konsumen baru melalui informasi dari mulut ke mulut.

  1. Persentase membeli kembali (repurchase)

Dengan semakin sulitnya menambah konsumen baru, bisnis harus mampu memastikan konsumen punya keinginan untuk membeli kembali dan setia pada brand. Maka dari itu persentase konsumen yang membeli kembali sangat penting untuk diukur. Indikator tersebut juga dapat menunjukkan kepada bisnis bagaimana caranya memastikan konsumen kembali membeli produk Anda.

  1. Interaksi dengan pegawai

Dalam toko fisik, konsumen akan berinteraksi dengan pegawai untuk mendapatkan produk atau jasa. Interaksi tersebut dapat berdampak positif atau negatif pada bisnis. Jika konsumen tidak puas dengan layanan pegawai, mereka dapat meninggalkan review atau komentar buruk. Hal ini juga menilai apakah pegawai Anda mencerminkan nilai-nilai atau SOP bisnis saat berinteraksi dengan konsumen.

  1. Reviews dan ratings

Dengan perkembangan teknologi saat ini, banyak platform yang menyediakan sistem rating dan review untuk konsumen menilai sebuah bisnis. Setiap bisnis, apapun model bisnisnya, harus memerhatikan reviews dan rating yang diberikan oleh konsumen secara online. Dengan tahu apa pendapat konsumen tentang produk atau jasa yang dibeli, bisnis dapat mengetahui jenis perubahan atau perkembangan apa yang dapat dilakukan.

  1. Proses menyelesaikan masalah

Indikator ini menilai apakah produk Anda menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan mereka. Konsumen Anda membeli atau menggunakan produk dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini juga berkaitan dengan komplain, apakah bisnis Anda dapat menyelesaikan atau memberikan solusi yang tepat.

  1. Tingkat kesulitan produk

Berkaitan dengan poin sebelumnya, konsumen ingin menyelesaikan masalah mereka dan merasa puas setelah menggunakan produk Anda. Maka dari itu, tingkat kesulitan menggunakan produk harus diperhatikan. Jika produk terlalu rumit, bisa jadi mereka tidak akan melakukan pembelian ulang.

Dapat disimpulkan bahwa indikator kepuasan pelanggan adalah nilai penting yang harus diperhatikan oleh bisnis. Indikator tersebut dapat menambah kesetiaan konsumen, meningkatkan brand awareness, membangun reputasi positif, dan membuat bisnis yang kompetitif. Hal-hal tersebut tentunya akan meningkatkan penjualan dan keuntungan bisnis.

Anda dapat menguasai lebih dalam tentang ragam indikator penting dalam mengukur kepuasan pelanggan dengan mengikuti short program prasmul-eli bertajuk Customer Satisfaction & Relationship Program.

Dalam program tersebut, pelajari berbagai cara menjaga kepuasan dan loyalitas konsumen langsung dari profesional serta pakar bisnis.

Tertarik? Kunjungi halaman ini untuk pelajari dan daftar programnya!

Article-Banner-September-No.16.webp
Apa Itu Co Branding dan Bagaimana Caranya Membawa Keuntungan untuk Brand?
25 September 2024

Co branding adalah salah satu strategi untuk menjangkau konsumen baru dan memperluas pasar penjualan. Bisnis dapat melakukan kolaborasi dengan brand lain, baik yang berkaitan atau tidak untuk membentuk produk baru.
Tujuannya adalah untuk menarik perhatian dari kelompok konsumen masing-masing brand dan memperkenalkan produk yang dijual terbatas. Namun, dalam beberapa kasus, produk co branding yang terkenal akan dipertahankan brand.

Ingin memulai co branding untuk bisnis Anda? Ketahui berbagai pertimbangan, kelebihan, kekurangan, metrik sukses, dan contoh co branding berikut ini.

Apa Itu Co Branding?

Co branding adalah strategi penjualan yang dilakukan oleh dua brand atau lebih untuk menghasilkan produk baru, dikutip dari Sprout Social. Produk baru tersebut biasanya dijual dalam jumlah terbatas atau dalam rentang waktu tertentu saja. 

Produk yang dikeluarkan pun tetap punya ciri khas dari masing-masing brand, mulai dari bentuk, rasa, kemasan, hingga slogan. Kolaborasi tersebut dapat dilakukan antara brand dengan produk yang serupa atau yang berbeda jauh.

Namun, untuk meningkatkan nilai keunikan dari produk baru tersebut, brand yang berkolaborasi punya unit bisnis atau produk yang jauh berbeda. Contohnya, brand kosmetik dan makanan atau brand sepatu dan makanan.

Pertimbangan sebelum co branding

Apabila Anda tertarik untuk melakukan co branding, pertimbangkan beberapa hal penting berikut ini:

  • Tujuan dari masing-masing brand: tentunya sebelum memulai kolaborasi, Anda harus menyamakan visi dan misi. Apakah tujuan dari co branding hanya sebatas awareness, mencoba produk baru atau meningkatkan penjualan?

  • Nilai yang menonjol dari brand: ketahui nilai yang menonjol dan disukai konsumen dari brand Anda, cari tahu juga hal serupa dari brand lain. Apakah nilai-nilai tersebut dapat disatukan dalam sebuah produk?

  • Profil brand dan citranya di pasar: jangan asal memilih brand untuk diajak kolaborasi, pastikan citra mereka baik di pasar atau publik. Hal ini juga untuk menjaga citra baik yang sudah terbentuk dari brand Anda. Jangan sampai, gara-gara co branding, brand Anda berubah tujuan atau citra.

  • Bentuk kerjasama antar brand: hal ini mencakup metrik yang dipakai untuk menilai kesuksesan, bagi hasil, durasi kolaborasi, dan target atau harapan dari hasil co branding.

Kelebihan dan Kekurangan Co Branding

Kelebihan co branding

  • Membuat brand dikenal lebih banyak orang.
  • Menjangkau pasar dan konsumen baru.
  • Memberikan awareness lewat produk viral.
  • Meningkatkan kredibilitas dan reputasi brand.
  • Meningkatkan penjualan.
  • Budget promosi ditanggung kedua brand (tergantung persetujuan).

 

Kekurangan dan risiko co branding

  • Persetujuan dapat dilanggar satu pihak karena merasa dirugikan.
  • Hanya produk salah satu brand yang digunakan.
  • Salah satu brand hanya “menumpang” nama dalam produk.
  • Jika salah satu brand terkena masalah, brand lain dapat terkena getahnya.
  • Tidak viral dapat berarti penjualan rendah.

Cara Menilai Keberhasilan Co Branding

Melansir HubSpot, berikut adalah beberapa cara menilai keberhasilan sebuah kolaborasi atau co branding.

  1. Tentukan metrik yang tepat

Beberapa metrik yang bisa dipakai adalah:

  • ROI (return on investment)
  • pertumbuhan revenue (pendapatan) dan penjualan
  • retensi konsumen
  • traffic ke website
  • social media engagement
  1. Batasi KPI

Dua brand dapat menentukan KPI-nya masing-masing terlebih dahulu, kemudian nanti dapat didiskusikan mana yang terbaik.

  1. Pantau bersama-sama

Gunakan satu alat pengukur metrik agar masing-masing brand tahu performa produk dan hasil kolaborasinya.

  1. Punya tujuan yang sama

Seperti yang sudah disebutkan di atas, tujuan kolaborasi harus menjadi perbincangan awal dari kedua pihak brand. Apakah untuk meningkatkan awareness? Menambah penjualan? Atau ingin viral?

Contoh Co Branding

  1. Chitato dan Indomie

Pada 2016, Chitato memperkenalkan varian rasa Indomie Goreng. Produk tersebut viral dan dicari-cari oleh konsumen. Sempat tidak dilanjutkan setelah co branding usai, akhirnya pada 2022 produk tersebut kembali dibuat dan menjadi produk permanen Chitato. Pada akhir 2023, mereka mengeluarkan varian rasa baru yakni Chitato Lite rasa Indomie Ayam Bawang.

  1. Aerostreet dan Khong Guan

Aerostreet adalah salah satu brand sepatu lokal yang sering melakukan co branding. Salah satu co branding yang banyak diburu adalah kolaborasi dengan brand biskuit Khong Guan. Produknya adalah sepatu Aerostreet dengan desain toples Khong Guan yang dijual terbatas pada 2023 lalu.

  1. Tolak Angin dan Upmost

Pada tahun 2019, Upmost bekerjasama dengan Tolak Angin untuk membuat eyeshadow palette. Ada delapan varian eyeshadow Upmost dengan aroma khas Tolak Angin.

  1. Etude House dan KitKat

Etude House juga mengeluarkan co branding eyeshadow palette pada tahun 2019. Berkolaborasi dengan brand KitKat, mereka merilis dua varian dengan masing-masing punya enam warna berbeda. Bentuknya pun mirip dengan sebatang KitKat.

  1. Oreo dan Supreme

Pada tahun 2020, brand Oreo melakukan co branding dengan brand fashion high-end, Supreme. Produk yang dirilis adalah Oreo berwarna merah dengan rasa red velvet.

  1. Indomie dan Swallow

Indomie juga sempat melakukan kolaborasi dengan brand sandal jepit Swallow. Produk yang dirilis pada 2022 lalu adalah sandal Swallow dengan tiga desain Indomie. Co branding ini adalah perayaan ulang tahun Indomie ke-50.

  1. Taco Bell dan Doritos

Taco Bell adalah restoran cepat saji dengan makanan khas Meksiko. Mereka menjual tacos dengan kulit dari brand keripik Doritos. Kolaborasi ini menjadi favorit konsumen mereka, alhasil produknya bertahan sampai sekarang.

Apakah Anda tertarik untuk melakukan co branding? Jangan lupa untuk memastikan pertimbangan di atas serta bentuk kerjasama dan perjanjian seperti apa yang diharapkan. Ambil contoh-contoh yang berhasil di atas dan buat co branding viral lainnya!

Anda juga dapat belajar tentang cara mengembangkan brand lewat short program dari prasmul-eli yang bertajuk Strategic Brand Management.

Para pakar dan ahli branding siap berbagi ilmu serta pengalaman mereka kepada Anda. Kunjungi halaman ini untuk pelajari lebih jauh dan daftar programnya!