Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Artikel

Banner-Article-Mar-4-(1).jpg
Revenue vs. Income: Arti dan Perbedaan Dasarnya dalam Bisnis
26 July 2024

Memahami perbedaan revenue dan income adalah hal krusial ketika Anda sedang menjalankan suatu strategi bisnis.

Revenue dan income adalah kedua istilah yang sering kali dicampur penggunaannya padahal dua hal yang berbeda. 

Dilansir Paddle, dalam bisnis revenue adalah top line (income atau pendapatan total dari produk atau pelayanan). 

Sementara itu, income adalah bottom line (revenue dikurangi dengan biaya produksi) sehingga perbedaan keduanya sudah jelas. 

Baik revenue maupun income memiliki nilai yang penting bagi suatu bisnis. 

Memahami perbedaan revenue dan income akan membantu Anda memahami perkembangan serta stabilitas finansial bisnis.

Apa saja perbedaan keduanya? Simak selengkapnya di bawah ini. 

Pengertian Revenue dalam Bisnis

Dikutip Investopedia, revenue adalah total pendapatan atau income yang dihasilkan dari penjualan produk atau jasa yang berkaitan dengan bisnis utama perusahaan. 

Revenue dalam bisnis juga dikenal dengan gross sales atau jumlah hasil penjualan kotor. 

Seperti yang sebelumnya dijelaskan, revenue juga disebut dengan 'top line' pada bisnis karena berada pada bagian atas laporan keuangan perusahaan. 

Nilai revenue adalah pendapatan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan sebelum dikurangi dengan biaya apapun. 

Jadi, saat suatu perusahaan atau bisnis mengalami pertumbuhan top line, itu berarti perusahaan tersebut mengalami peningkatan penjualan. 

Suatu bisnis dapat menghasilkan revenue dari berbagai sumber, ini termasuk namun tidak terbatas pada beberapa hal di bawah ini:

  • penjualan produk, jasa, dan aset;
  • iklan;
  • perjanjian lisensi atau licensing agreements;
  • pembayaran jasa;
  • biaya berlangganan atau subscriptions; dan
  • pendapatan sewa.

Pengertian Income dalam Bisnis

Income atau laba bersih adalah total pendapatan atau keuntungan suatu perusahaan. 

Biasanya jika ada seorang investor atau analis keuangan berbicara tentang profit perusahaan, yang dimaksud adalah income perusahaan tersebut.

Revenue dan income sering kali disamakan karena keduanya merupakan positive cash flow dari suatu perusahaan.

Padahal income merupakan bottom line dalam konteks finansial, di mana nilai income berada paling akhir dalam laporan keuangan setelah dikurangi semua kebutuhan atau pengeluaran.

Mengutip Business, income suatu perusahaan bisa menjadi negatif jika pengeluaran melebihi pendapatan akhirnya selama periode tersebut.

Jika income bernilai negatif, maka perusahaan mengalami kerugian. Income memiliki dua kategori yaitu gross income dan net income. 

  • Gross income: total pendapatan yang dicatat sebelum dikurangi pajak dan pengeluaran untuk perusahaan. 
  • Net income: total pendapatan bersih setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Net income menggambarkan efisiensi suatu perusahaan dalam membelanjakan dan mengelola biaya operasional mereka.

Perbedaan Revenue dan Income

Perbedaan utama dari revenue dan income sudah dapat terlihat dari bagaimana definisi keduanya. 

Revenue merupakan total income atau pendapatan dari perusahaan yang berasal dari berbagai sumber.

Sementara itu, income atau pendapatan adalah nilai pendapatan akhir yang muncul dari pendapatan dikurangi biaya pengeluaran untuk menjalankan bisnis. 

Nah, biaya-biaya ini termasuk di dalamnya pajak, sewa, komisi, dan biaya produksi. Penurunan revenue dikenal juga dengan revenue deficit atau defisit pendapatan. 

Perbedaan lainnya yang perlu dipahami dari revenue dan income adalah sebagai berikut:

1. Bagian Pencatatan pada Laporan

Jika revenue adalah top line, income merupakan bottom line. Maksud dari pernyataan ini adalah bagian revenue dan income yang berbeda pada laporan keuangan atau laporan laba rugi.

Revenue dianggap sebagai garis atas total pendapatan bisnis dan income pada garis bawah.

Itulah mengapa walaupun berkaitan erat dan bersinggungan, revenue dan income tidak bisa menggantikan fungsinya satu sama lain.

2. Perbedaan Perhitungan

Meskipun revenue dihitung dengan mengalikan jumlah total produk dan jasa yang dijual dengan harganya, income dihitung dengan mengurangkan pengeluaran, biaya, serta pajak dari semua total pendapatan. 

Pentingnya Memahami Perbedaan Revenue dan Income

Memahami hubungan dan perbedaan revenue dan income dalam bisnis memungkinkan Anda untuk mengukur kemajuan, analisis potensi, dan mempersiapkan strategi bisnis yang tepat.

Menurut Paddle, berikut adalah pentingnya memahami perbedaan revenue dan income untuk bisnis Anda:

1. Financial Statement

Memahami cara memantau revenue dan income secara terpisah adalah kunci untuk membuat financial statement yang akurat dan jelas. 

Pastikan untuk menghitung semua aspek yang akan masuk dalam revenue termasuk investasi yang masuk ke perusahaan. 

Untuk income perlu diperhatikan pengeluaran yang berbeda pada setiap area bisnis. 

2. Financial Reporting

Pemahaman yang baik tentang perbedaan revenue dan income juga memungkinkan pelaporan keuangan atau financial reporting jadi lebih representatif dan efektif. 

Financial reporting yang representatif penting untuk menganalisis faktor untung rugi dari bisnis yang dijalankan.

Hal ini juga akan membantu melihat dengan lebih baik potensi dan permasalahan yang perlu ditangani dengan segera. 

Untuk memahami analisis pelaporan keuangan dengan baik dan menghasilkan laporan yang representatif, Anda juga bisa belajar dengan ikut kelas Financial Analysis. 

prasmul-eli memiliki kelas Financial Analysis dengan pengajar yang ahli di bidangnya. 

Jika Anda tertarik untuk mengembangkan kemampuan, daftar kelasnya sekarang!

3. Pajak

Pemahaman akan revenue dan income juga penting untuk pengurusan dokumen pajak. Nilai atau angka income terakhir adalah angka sebelum pajak. 

Anda harus memahami persyaratan pajak dan langkah-langkah penting untuk menyiapkan dokumen finansial perusahaan.

4. Investor 

Untuk mendapatkan investor, perusahaan tidak hanya membutuhkan revenue, karena hal tersebut tidak cukup untuk meyakinkan investor. 

Memahami dinamika dan perbedaan revenue-income akan membantu membuat serta menunjukkan pemahaman yang lebih luas mengenai efisiensi operasional bisnis kepada investor.

Jangan sampai Anda tidak paham hal ini sebelum menjalankan bisnis, ya! 

Pahami perbedaannya dan susunlah strategi yang efektif untuk bisnis Anda!

Banner-Article-Mar-3-(1).webp
Mengenal Perbedaan Organic dan Inorganic Growth untuk Strategi Bisnis Anda
26 July 2024

Untuk menciptakan strategi perkembangan bisnis yang baik, penting untuk memahami apa itu organic dan inorganic growth serta perbedaan keduanya. 

Pertumbuhan atau perkembangan bisnis sudah menjadi salah satu penentu dari berhasil atau tidaknya suatu bisnis itu sendiri. 

Baik dalam penjualan produk maupun pelayanan, pertumbuhan bisnis perlu dipikirkan dengan matang agar arahnya selalu jelas. 

Nah, agar tidak salah langkah Anda harus mengetahui apa itu organic dan inorganic growth serta perbedaan di antara keduanya. 

Simak selengkapnya melalui artikel di bawah ini.

Pengertian Organic Growth 

Dikutip Indeed, organic growth adalah pertumbuhan suatu bisnis yang didapatkan dari produksi aktivitas dan operasi reguler seperti penjualan produk maupun pelayanan. 

Sebuah perusahaan yang ingin berkembang secara organik harus memanfaatkan model bisnis, praktik, dan pekerjanya untuk meningkatkan penjualan serta pelayanan. 

Upaya yang dilakukan suatu bisnis untuk tumbuh secara organik juga beragam, mulai dari melakukan inovasi produk, meningkatkan pelayanan, iklan di media, dan lainnya. 

Ini juga menjadi perbedaan dasar organic dan inorganic growth nantinya.

Dilansir Preferred CFO, berikut beberapa keuntungan dari menggunakan metode organic growth:

  • Manajemen perusahaan memahami bisnis dengan baik. Karena tidak adanya merger atau akuisisi perusahaan, maka manajemen perusahaan memahami strategi bisnis serta operasional perusahaan dengan lebih baik. 
  • Tidak ada tantangan integrasi yang berarti karena restrukturisasi dalam perusahaan. Ini adalah satu perbedaan organic dan inorganic growth, perusahaan dengan organic growth tidak menghadapi tantangan integrasi dan restrukturisasi. 
  • Punya kontrol lebih terhadap tujuan perusahaan dan bisnis yang dijalankan. Tanpa merger dan akuisisi, perusahaan akan memiliki kontrol lebih terhadap bisnis.
  • Bisnis lebih berkelanjutan. Seperti yang sudah dijelaskan, organic growth lebih berkelanjutan untuk perkembangan suatu bisnis.

Pengertian Inorganic Growth

Bisnis yang berkembang dengan cara inorganic growth melakukan merger dan akuisisi atau dengan memperluas perusahaan. 

Melansir Indeed, inorganic growth bisa berkembang dengan beberapa upaya seperti pembukaan bisnis di lokasi lain, mengambil pinjaman, atau menambah lini bisnis. 

Perluasan atau penambahan lokasi bisnis adalah hal yang penting dari inorganic growth, juga upaya penting untuk perkembangan perusahaan. 

Inorganic growth akan meningkatkan aset, operasional, liabilitas, dan likuiditas perusahaan.

Meskipun harus menghadapi tantangan memasuki pasar baru serta restrukturisasi, inorganic growth memiliki beberapa keuntungan berikut ini:

  • Pertumbuhan bisnis yang lebih cepat. Banyak bisnis yang berkembang hingga tiga kali lebih cepat dengan upaya inorganic growth. 
  • Meningkatnya pangsa pasar. Peningkatan pangsa pasar yang cenderung lebih cepat.
  • Peningkatan pengetahuan dan pengalaman. Penggabungan dengan perusahaan lain akan sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki perusahaan untuk mengembangkan bisnis.
  • Lebih kompetitif dalam persaingan pasar. Sumber pengetahuan dan SDM baru, aset, peningkatan pangsa pasar berarti bisnis Anda akan lebih kompetitif dalam persaingan.
  • Kemudahan untuk mengambil kredit. Pengambilan kredit untuk pengembangan usaha akan lebih mudah setelah terjadi merger atau akuisisi. 

Perbedaan Organic dan Inorganic Growth

Indeed mengatakan ada beberapa hal dasar yang menjadi perbedaan antara organic dan inorganic growth. 

Secara umum perbedaan organic dan inorganic growth bisa dilihat dari pengertiannya. Organic growth merupakan strategi perusahaan untuk berkembang secara internal atau dari dalam perusahaan, sedangkan inorganic growth dari eksternal/luar perusahaan.

Selain hal dasar tersebut, berikut adalah beberapa daftar perbedaan organic dan inorganic growth:

1. Jangka Waktu 

Perbedaan mendasar antara organic dan inorganic growth yang pertama dalam bisnis adalah jangka waktu dampak yang akan dirasakan pada bisnis. 

Inorganic growth akan memberikan dampak peningkatan dalam jangka waktu pendek melalui akuisisi atau penambahan lokasi bisnis.

Sementara itu, peningkatan bisnis dengan strategi organic growth akan membutuhkan jangka waktu yang lebih lama dan lebih stabil. 

2. Risiko

Inorganic growth akan membawa risiko besar jika melakukan merger atau akuisisi perusahaan yang memiliki masalah finansial. 

Risiko lain yang juga mungkin timbul adalah harus menambah lini bisnis dan masuk ke dalam pasar baru. 

Sedangkan risiko dari organic growth cenderung lebih rendah karena dilakukan bersamaan dengan upaya mengembangkan produk/layanan yang sudah ada. 

3. Dampaknya pada Bisnis

Strategi bisnis menggunakan organic growth akan lebih berfokus kepada produk/layanan yang sudah dimiliki perusahaan pada saat itu, sehingga dampaknya pada bisnis tidak akan terlalu besar. 

Sementara itu, pada inorganic growth, tantangan lebih besar harus dihadapi karena bisa saja terjadi pemberhentian atau penggantian produk/layanan baru pada perusahaan. 

Dalam hal kompetisi pasar, organic growth akan mengalami kompetisi yang lebih berat. 

Untuk inorganic growth sendiri, kompetisi akan lebih terarah karena penggabungan perusahaan akan lebih memudahkan untuk memimpin kompetisi dalam pasar.

4. Efeknya pada Masa Depan Perusahaan

Untuk masa depan perusahaan, perbedaan organic dan inorganic growth dapat terlihat dari laju atau langkah pengembangannya. 

Organic growth akan menciptakan masa depan yang lebih stabil dan laju yang lebih aman untuk perkembangan perusahaan. 

Sedangkan karena merger atau akuisisi, inorganic growth akan membuat perusahaan memiliki lebih banyak stakeholder yang berperan dalam perusahaan dan mengurangi kontrol individu.

5. Ketersediaan Sumber Daya

Salah satu manfaat signifikan dari inorganic growth adalah bertambahnya sumber daya baik dari karyawan, ahli, maupun sumber daya lain.

Sementara itu, organic growth memiliki keterbatasan karena mengandalkan sumber daya yang sudah ada di perusahaan.

Mana yang Lebih Baik untuk Bisnis?

Nah, setelah mengetahui perbedaan antara organic dan inorganic growth, Anda perlu memilih yang paling baik antara keduanya untuk bisnis Anda.

Keduanya memiliki peran dan keuntungan serta risiko masing-masing dalam perkembangan perusahaan. Tidak semua perusahaan atau tipe bisnis cocok dengan keduanya. 

Jika Anda ingin mengembangkan produk atau layanan, organic growth akan lebih baik. Namun, saat tujuannya ingin memperluas bisnis perusahaan bisa mengadopsi inorganic growth.

Perusahaan dengan perkembangan bisnis yang baik adalah yang bisa mengadopsi kedua strategi bisnis tersebut dengan seimbang.

Agar tidak salah memilih strategi bisnis, penting untuk memahami bagaimana melakukan analisis terhadap kedua strategi tersebut.

Tujuannya tentu untuk menghasilkan strategi yang bisa diimplementasikan dengan baik dan maksimal.

Ingin belajar tentang analisis strategi bisnis? Anda bisa ikuti kelas Strategic Business Analysis di prasmul-eli.
Lengkapi kemampuan analisis bisnis strategis Anda dengan daftar kelasnya sekarang!

Banner-Article-July-No.12.jpg
Apa Itu Scrum Master? Peran dalam Bisnis dan Skill yang Dibutuhkan
26 July 2024

Scrum Master adalah profesional yang berperan penting dalam implementasi kerangka kerja Scrum, sebuah metodologi dalam manajemen proyek Agile. 

Mereka bertanggung jawab untuk memfasilitasi dan memastikan efektivitas tim dalam menjalankan prinsip-prinsip Scrum. 

Artikel ini akan membahas definisi Scrum Master secara lebih mendalam, menjelaskan peran-peran yang mereka jalankan, serta menguraikan keterampilan-keterampilan esensial yang diperlukan untuk menjadi seorang Scrum Master.

Apa Itu Scrum Master?

Scrum Master adalah sebuah posisi pekerjaan atau peran dalam dunia pengembangan perangkat lunak, terutama yang menerapkan metodologi Scrum.

Scrum Master memiliki peran khusus dalam tim pengembangan yang bertanggung jawab untuk memfasilitasi dan memastikan penerapan metodologi Scrum dengan efektif.

Seorang Scrum Master biasanya bekerja sama dengan tim pengembangan untuk membantu mereka menjalankan proses Scrum secara konsisten. 

Mereka juga berinteraksi dengan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya untuk memastikan transparansi dan komunikasi yang baik sepanjang proses pengembangan.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun Scrum Master memiliki tanggung jawab dalam mengelola proses Scrum, mereka tidak bertindak sebagai manajer proyek yang mengontrol anggaran atau sumber daya. 

Fokus utama mereka adalah memastikan bahwa tim dapat bekerja secara efisien dan adaptif dalam mencapai tujuan proyek dengan memanfaatkan prinsip-prinsip Agile dan Scrum.

Supaya lebih mudah dipahami, bayangkan sebuah tim sedang membuat aplikasi ponsel baru. Maka, Scrum Master akan melakukan hal-hal seperti di bawah ini:

  1. Memastikan semua orang dalam tim tahu apa yang harus mereka kerjakan.
  2. Mengadakan pertemuan singkat setiap hari untuk membahas kemajuan dan masalah.
  3. Membantu menyelesaikan masalah yang menghambat pekerjaan tim.
  4. Mengajarkan cara-cara baru untuk bekerja lebih efisien.
  5. Melindungi tim dari gangguan luar yang bisa menghambat pekerjaan.

Scrum Master tidak mengatur apa yang harus dikerjakan tim atau bagaimana cara mengerjakannya. Scrum Master lebih fokus pada bagaimana tim bisa bekerja sama dengan baik.

Peran dari Scrum Master

Scrum Master adalah seorang fasilitator dan pemimpin yang memastikan tim pengembangan perangkat lunak menerapkan metodologi Scrum dengan efektif. 

Tugas utama mereka meliputi mengatur dan memfasilitasi pertemuan Scrum, menghilangkan hambatan yang menghalangi kemajuan tim, dan memastikan bahwa prinsip-prinsip Scrum dipatuhi. 

Berikut adalah tugas-tugas utama seorang Scrum Master:

1. Membantu Tim Scrum:

  • Mengajarkan anggota tim untuk bekerja secara mandiri dan saling membantu.
  • Membantu tim menghasilkan bagian-bagian produk yang berkualitas tinggi dan sesuai standar.
  • Menghilangkan hal-hal yang menghalangi kemajuan tim.
  • Memastikan semua pertemuan penting seperti daily standup dan sprint planning berjalan dengan baik dan sesuai jadwal.

2. Membantu Product Owner:

  • Membantu Product Owner membuat tujuan produk yang jelas dan mengelola daftar tugas yang perlu diselesaikan.
  • Membantu tim memahami tugas-tugas yang perlu dikerjakan dengan jelas.
  • Membantu Product Owner merencanakan pengembangan produk berdasarkan data dan pengalaman.
  • Membantu Product Owner berkomunikasi dan bekerja sama dengan pihak lain yang terlibat dalam proyek.

3. Mendukung Organisasi:

  • Melatih karyawan dan pemangku kepentingan dalam menggunakan Scrum.
  • Membantu orang-orang dalam organisasi memahami pentingnya menggunakan data dan bukti nyata dalam pekerjaan mereka.
  • Menghilangkan hambatan komunikasi antara tim Scrum dan pemangku kepentingan.

Skill yang Dibutuhkan oleh Scrum Master

Scrum Master adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk memastikan tim bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan proyek. 

Untuk menjadi seorang Scrum Master yang andal, diperlukan serangkaian keterampilan khusus yang memadukan aspek kepemimpinan, komunikasi, dan pemecahan masalah. 

Berikut adalah keterampilan-keterampilan penting yang harus dimiliki oleh seorang Scrum Master:

1. Kemampuan Memimpin

Scrum Master harus bisa memimpin tim, tapi bukan dalam artian seperti bos yang suka memerintah. 

Namun, lebih seperti teman yang membantu tim bekerja sama dengan baik. Misalnya dengan membantu tim, memfasilitasi tim, dan mendukung setiap anggota untuk berkembang. 

Dengan gaya kepemimpinan seperti ini akan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendorong kreativitas serta inovasi dalam tim.

2. Pintar Berkomunikasi

Kemampuan berkomunikasi yang jelas dan transparan sangat penting bagi seorang Scrum Master. 

Mereka harus mampu menyampaikan informasi tentang status proyek, tujuan, dan hambatan kepada semua anggota tim dan pemangku kepentingan. 

3. Empati

Scrum Master perlu memiliki empati tinggi untuk memahami tantangan yang dihadapi tim. 

Anda harus bisa memberikan dukungan emosional dan motivasi, terutama saat tim menghadapi kesulitan. 

Jika Anda memiliki kemampuan ini, tentu akan dapat membantu membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat dalam tim.

4. Kemampuan Problem Solving

Saat tim menghadapi kesulitan, Scrum Master harus bisa membantu mencari jalan keluarnya.

Oleh karena itu, Anda harus memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik. 

Mulai dari mengidentifikasi akar masalah, menganalisis situasi, dan menemukan solusi yang efektif untuk menjaga tim tetap produktif.

5. Adaptabilitas

Scrum Master harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan tim dan proyek. 

Misalnya, kalau ada cara kerja baru, Anda harus cepat belajar dan tidak kaku.

6. Keterampilan Fasilitasi

Scrum Master bertanggung jawab untuk memfasilitasi berbagai pertemuan, seperti daily stand-up, sprint planning, dan retrospective. 

Mereka harus memastikan pertemuan-pertemuan ini berjalan lancar, fokus, dan menghasilkan outcome yang diinginkan. 

7. Coaching dan Mentoring

Salah satu peran utama Scrum Master adalah menjadi coach dan mentor bagi anggota tim. 

Mereka harus mampu membimbing tim untuk terus meningkatkan kinerja dan memahami nilai-nilai Agile dengan lebih baik.

8. Pengetahuan Teknis

Meskipun tidak wajib, memiliki latar belakang teknis bisa sangat bermanfaat bagi Scrum Master, terutama ketika bekerja dengan tim pengembangan. 

Pemahaman teknis membantu Anda lebih mengerti tantangan yang dihadapi tim dan dapat berkomunikasi lebih efektif dengan anggota tim teknis.

9. Manajemen Waktu

Scrum Master harus memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik untuk memastikan tim tetap on track dan mencapai tujuan sprint. 

Mulai dari membantu tim dalam estimasi waktu, memprioritaskan tugas, dan mengelola backlog produk.

Dengan menguasai keterampilan-keterampilan ini, seorang Scrum Master dapat secara efektif memimpin tim mereka.  

Namun perlu diingat bahwa menjadi Scrum Master yang andal adalah proses pembelajaran berkelanjutan. 

Terus mengasah keterampilan ini dan tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru dalam metodologi Agile akan membantu Scrum Master untuk terus berkembang.

Jika Anda ingin meningkatkan kemampuan Anda dan membawa tim menuju kesuksesan, bergabunglah dengan program Agile with Scrum dari prasmul-eli. 

Dengan mengikuti program Agile with Scrum, Anda akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang konsep Agile, menguasai kerangka kerja Scrum, dan meningkatkan kemampuan melalui simulasi.

Daftar program Agile with Scrum sekarang!

Banner-Article-July-No.11.jpg
Apa Itu Forecasting dalam Bisnis? Ini Metode dan Tujuannya
24 July 2024

Pernahkah Anda bertanya-tanya apa itu forecasting dalam dunia bisnis?

Jika Anda sedang menjalani sebuah bisnis, membuat keputusan strategis berdasarkan analisis mendalam dan prediksi yang akurat sangatlah penting. Salah satu alat yang mendukung dalam proses ini adalah forecasting.

Forecasting tidak hanya sekadar meramalkan masa depan berdasarkan data historis; tetapi juga menjadi pondasi perencanaan yang cerdas dan adaptif dalam menghadapi dinamika pasar. 

Artikel ini akan menguraikan pentingnya forecasting dalam konteks bisnis, mengungkap bagaimana teknik ini membantu mengantisipasi perubahan pasar, serta mendukung alokasi sumber daya yang efisien.

Apa Itu Forecasting?

Forecasting adalah teknik untuk memprediksi kejadian di masa depan berdasarkan data historis dan kondisi saat ini. 

Dalam dunia bisnis, forecasting digunakan untuk memperkirakan penjualan, permintaan pasar, atau indikator ekonomi. Perusahaan memanfaatkan hasil forecasting untuk membuat keputusan tentang perekrutan, ekspansi, dan strategi bisnis lainnya. Investor juga menggunakan forecasting untuk menganalisis saham, menentukan waktu transaksi, dan mengidentifikasi tren pasar.

Meskipun forecasting berusaha memprediksi masa depan, penting untuk diingat bahwa hasilnya tidak selalu 100% akurat. Sebab, ada beberapa faktor tak terduga seperti perubahan ekonomi mendadak atau bencana alam yang memengaruhi hasil forecasting. 

Metode Forecasting

Setelah mengetahui apa itu forecasting, ketahui juga metode menjalankannya. Sebenarnya, ada dua pendekatan utama yang digunakan dalam forecasting yakni metode kualitatif dan metode kuantitatif. 

Keduanya tentu memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Berikut ini penjelasannya:

Metode Kualitatif

Metode ini bersifat subjektif dan didasarkan pada penilaian dan opini para ahli atau konsumen. Metode kualitatif digunakan ketika tidak ada data masa lalu yang tersedia.

Beberapa contoh metode kualitatif meliputi:

  • Metode Delphi: Meminta sekelompok ahli untuk memberikan perkiraan mereka secara anonim dan kemudian merata-ratakan hasilnya setelah beberapa putaran diskusi.
  • Riset Pasar (Market Research): Menggunakan survei dan wawancara dengan konsumen untuk memprediksi permintaan produk di masa depan.
  • Analisis Skenario (Scenario Analysis): Mengembangkan beberapa skenario yang masuk akal berdasarkan asumsi tentang kondisi masa depan.

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan metode kualitatif:

Kelebihan:

  • Fleksibel dan bisa beradaptasi dengan perubahan kondisi.
  • Menggabungkan pengetahuan dan pengalaman yang mungkin tidak tercakup dalam data numerik.
  • Dapat menangani peristiwa yang tidak biasa.

Kelemahan:

  • Subjektif dan rentan terhadap bias.

  • Bisa mengabaikan atau meremehkan faktor-faktor tertentu.

  • Terlalu fokus pada peristiwa baru-baru ini dan mengabaikan pola jangka panjang.

Metode Kuantitatif

Metode ini bersifat objektif dan matematis, yang di mana menggunakan data numerik dari masa lalu untuk membuat perkiraan masa depan.

Metode ini cocok digunakan ketika terdapat data masa lalu yang cukup dan pola datanya diperkirakan akan berlanjut di masa depan.

Beberapa contoh metode kuantitatif meliputi:

1. Analisis Deret Waktu (Time Series Analysis): 

Metode ini menganalisis data historis (seperti angka penjualan) untuk menemukan pola atau tren. 

Misalnya, jika penjualan selalu naik di musim liburan, kita bisa memprediksi bahwa penjualan akan naik lagi tahun ini.

2. Analisis Regresi (Regression Analysis)

Menilai hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. 

Misalnya, perusahaan dapat menggunakan analisis regresi untuk memahami bagaimana pengeluaran iklan memengaruhi penjualan. 

Dengan memahami hubungan ini, perusahaan bisa membuat rencana yang lebih baik.

3. Model Ekonometri (Econometric Models)

Model ini menggabungkan ekonomi, matematika, dan statistik untuk menganalisis data ekonomi. Misalnya, bagaimana perubahan suku bunga memengaruhi investasi.

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan metode kuantitatif:

Kelebihan:

  • Objektif dan mengurangi bias.

  • Konsisten dan dapat diulang.

  • Memproses data dalam jumlah besar.

Kelemahan:

  • Kaku dan sulit beradaptasi dengan perubahan mendadak.

  • Tidak bisa memasukkan faktor kualitatif atau opini ahli dengan mudah.

  • Memerlukan data historis yang cukup.

Tujuan Forecasting untuk Bisnis

Forecasting dalam bisnis bukan hanya sekadar alat prediksi biasa. 

Sebaliknya, teknik ini adalah sebuah proses strategis untuk menganalisis data historis guna membuat keputusan yang lebih cerdas dan terarah. 

Dalam konteks bisnis, forecasting memiliki beberapa tujuan penting, antara lain:

1. Membantu dalam Menentukan Goals dan Rencana Bisnis

Salah satu manfaat utama dari forecasting adalah membantu bisnis menetapkan tujuan yang realistis dan terukur berdasarkan analisis mendalam terhadap data historis dan saat ini. 

Dengan memiliki data yang akurat, bisnis dapat mengevaluasi apa yang dianggap sebagai keberhasilan dalam hal perubahan, pertumbuhan, atau peningkatan. 

2. Membantu dalam Penyusunan Budget

Forecasting juga membantu dalam penyusunan anggaran dengan memberikan gambaran jelas tentang tren dan perubahan yang mungkin terjadi di pasar. 

Hal ini memungkinkan bisnis untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien, seperti dalam hal produk, layanan, atau strategi pemasaran.

3. Membantu dalam Mengantisipasi Perubahan di Pasar

Forecasting membantu bisnis untuk mengantisipasi perubahan di pasar. 

Dengan memahami tren yang muncul dan perilaku konsumen yang berubah, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menyesuaikan strategi mereka dan tetap kompetitif di pasar yang dinamis.

Dengan memanfaatkan forecasting secara efektif, perusahaan dapat memposisikan diri secara strategis untuk menghadapi ketidakpastian dan memanfaatkan peluang yang ada. 

Setelah membaca penjelasan di atas, semoga Anda sudah memahami apa itu forecasting dan tujuannya bagi bisnis.

Meskipun forecasting memiliki banyak manfaat, penting untuk diingat bahwa ini bukan ilmu pasti. 

Perusahaan harus selalu siap beradaptasi dengan perubahan yang tidak terduga dan secara teratur mengevaluasi serta memperbarui model forecasting mereka. 

Jika Anda ingin mendalami lebih tentang manajemen perusahaan, kami mengundang Anda untuk bergabung dalam program Supply Chain Management dari prasmul-eli. 

Program ini dirancang untuk memberikan wawasan terbaru dalam praktik SCM, seperti penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan strategi kolaborasi dalam ekosistem bisnis. 

Gabung program Supply Chain Management sekarang!

Banner-Article-July-No.10.jpg
Definisi Fishbone Diagram, Struktur, dan Langkah Membuatnya!
23 July 2024

Fishbone diagram adalah alat analisis visual yang bisa mengurai masalah kompleks menjadi komponen-komponen yang lebih mudah dikelola, mengidentifikasi akar penyebab, dan akhirnya menemukan solusi yang tepat.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang fishbone diagram, mulai dari definisi, struktur, kapan penggunaannya yang tepat, hingga langkah-langkah detail dalam pembuatannya.

Definisi Fishbone Diagram 

Fishbone diagram adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memvisualisasikan penyebab potensial dari sebuah masalah atau efek tertentu. 

Nama "Fishbone" atau tulang ikan berasal dari bentuk diagram yang menyerupai kerangka ikan.

Diagram ini membantu tim untuk secara sistematis menguraikan berbagai faktor yang mungkin menyebabkan masalah tersebut. Sehingga memudahkan identifikasi akar penyebab dan solusi yang tepat. 

Fishbone diagram banyak digunakan dalam manufaktur, layanan industri, pengembangan produk, dan masih banyak lagi. 

Fishbone diagram memiliki beberapa keunggulan:

  1. Memungkinkan analisis yang sistematis dan terstruktur.
  2. Mendorong pemikiran kreatif dan brainstorming.
  3. Memvisualisasikan hubungan antara berbagai penyebab.
  4. Membantu mengidentifikasi area yang memerlukan pengumpulan data lebih lanjut.
  5. Meningkatkan pemahaman tim terhadap kompleksitas masalah.

Struktur Fishbone Diagram 

Fishbone diagram adalah alat visual yang sangat berguna untuk menganalisis akar penyebab suatu masalah. 

Struktur diagram ini mirip dengan kerangka ikan, yang terdiri dari dua bagian utama:

1. Kepala Ikan: Pokok Permasalahan

Bagian kepala ikan merupakan tempat untuk menuliskan pokok permasalahan atau akibat yang sedang dianalisis. 

Di sini, Anda bisa menjelaskan secara singkat apa masalah yang terjadi, kapan terjadinya, dan rincian lain yang relevan. 

Misalnya, "Penurunan penjualan produk X sebesar 30% dalam 3 bulan terakhir".

2. Tulang Ikan: Faktor-faktor Penyebab

Tulang-tulang ikan yang menyangga badan dan sirip ikan merepresentasikan berbagai faktor penyebab yang berkontribusi pada masalah utama. 

Umumnya, ada enam kategori utama yang digunakan atau dikenal dengan istilah "6M":

a. Method (Metode): Berkaitan dengan operasi perusahaan, termasuk proses produksi, pemasaran, dan distribusi.

b. Manpower (Sumber Daya Manusia): Faktor-faktor yang berhubungan dengan karyawan, seperti keterampilan, jumlah tenaga kerja, atau masalah kinerja.

c. Material (Bahan): Meliputi masalah yang berkaitan dengan bahan baku, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun penyimpanan.

d. Machine (Mesin): Mencakup masalah yang berhubungan dengan peralatan dan mesin yang digunakan dalam proses produksi atau operasi.

e. Measurement (Pengukuran): Berkaitan dengan aspek-aspek pengukuran dan perhitungan, seperti kesalahan input data atau masalah dalam sistem pengukuran kinerja.

f. Mother Nature (Lingkungan): Faktor-faktor eksternal yang sulit dikontrol, seperti kondisi cuaca, bencana alam, atau situasi pandemi.

Kapan Waktu yang Tepat Menggunakan Fishbone Diagram

Fishbone diagram sangat berguna dalam situasi-situasi berikut:

1. Mengidentifikasi Penyebab Masalah

Anda bisa menggunakan fishbone diagram ketika memiliki masalah yang kompleks dan ingin mengetahui penyebab utamanya.

Pasalnya, fishbone diagram dapat membantu memecah masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga lebih mudah dianalisis.

2. Membantu Proses Brainstorming

Diagram ini membantu saat Anda dan tim sedang melakukan sesi brainstorming untuk menemukan berbagai kemungkinan penyebab suatu masalah.

Diagram ini menyediakan struktur, sehingga ide-ide dapat dikategorikan dengan rapi.

3. Mencegah Pemikiran yang Stagnan

Ketika tim Anda cenderung terjebak dalam pola pikir yang sama atau solusi yang sama berulang kali, diagram ini akan membantu.

Diagram ini mendorong untuk melihat masalah dari berbagai sudut dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin terlewatkan.

4. Mengorganisasi Informasi yang Kompleks

Ketika Anda memiliki banyak informasi tentang suatu masalah dan perlu mengorganisasinya dengan cara yang logis dan sistematis. 

Fishbone diagram membantu mengelompokkan penyebab ke dalam kategori yang jelas.

5. Meningkatkan Kualitas Produk atau Proses

Saat Anda ingin meningkatkan kualitas produk dan perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hasil akhir. 

Diagram ini sering digunakan dalam quality management untuk menemukan dan mengatasi penyebab cacat atau ketidaksesuaian.

6. Menganalisis Data

Ketika Anda memiliki data yang menunjukkan bahwa ada masalah, tetapi Anda tidak yakin apa yang menyebabkannya. 

Diagram ini membantu menghubungkan data dengan penyebab potensial.

Langkah Membuat Fishbone Diagram

Membuat fishbone diagram melibatkan beberapa langkah yang terstruktur. Mengutip Coursera, berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk membuat fishbone diagram yang efektif:

  1. Merumuskan Pernyataan Masalah 

Langkah pertama dan paling krusial adalah mendefinisikan masalah dengan jelas.

Pernyataan masalah ini akan menjadi "kepala ikan" dalam diagram. Letakkan pernyataan ini di sisi kanan dengan panah mengarah padanya. 

Penting untuk memastikan bahwa seluruh tim setuju dengan definisi masalah ini, karena akan menjadi fokus dari seluruh analisis.

  1. Menentukan Kategori Penyebab Utama 

Selanjutnya, identifikasi kategori-kategori penyebab utama yang akan membentuk "tulang" utama dari diagram. 

Kategori ini bervariasi tergantung pada industri dan masalah yang dihadapi. 

Misalnya, dalam industri manufaktur, kategori umum bisa mencakup:

  • Sumber Daya Manusia
  • Peralatan dan Mesin
  • Proses dan Prosedur
  • Bahan Baku
  • Faktor Lingkungan
  • Prosedur Pengukuran

Lakukan sesi brainstorming dengan tim untuk menentukan kategori yang paling relevan dengan masalah Anda.

  1. Melakukan Brainstorming Penyebab 

Setelah kategori utama ditentukan, lakukan brainstorming untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin penyebab potensial. 

Dorong tim untuk berpikir secara luas dan mendalam, tanpa membatasi ide-ide yang muncul.

  1. Mengkategorikan Penyebab 

Setelah daftar penyebab terkumpul, kelompokkan penyebab-penyebab tersebut ke dalam kategori yang sesuai pada diagram. 

Penyebab-penyebab ini akan menjadi "tulang-tulang kecil" yang menghubungkan kategori dengan "tulang punggung" diagram.

  1. Menggali Sub-penyebab 

Untuk setiap penyebab yang teridentifikasi, gali lebih dalam dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan efektif seperti "Mengapa hal ini terjadi?" 

Proses ini akan menghasilkan lapisan-lapisan cabang atau "tulang" tambahan pada diagram. Sehingga membantu tim untuk memahami akar permasalahan dengan lebih komprehensif.

  1. Mengidentifikasi Akar Penyebab 

Langkah terakhir dan terpenting adalah mengidentifikasi akar penyebab dari masalah yang dinyatakan. 

Perhatikan penyebab-penyebab yang muncul paling sering dan yang muncul di lebih dari satu kategori. 

Penyebab-penyebab ini kemungkinan besar merupakan akar dari masalah yang sedang dianalisis.

Fishbone diagram adalah alat yang sangat efektif dalam menganalisis masalah dan pengambilan keputusan di berbagai industri. 

Dengan memahami struktur dan cara penggunaannya, Anda dapat meningkatkan kemampuan tim dalam mengidentifikasi akar penyebab masalah dan mengembangkan solusi yang tepat. 

Jika Anda ingin memperdalam pemahaman tentang manajemen proyek, kami mengundang Anda untuk mengikuti program The Real Project Management dari prasmul-eli.

Dalam program ini, Anda akan mempelajari berbagai aspek manajemen proyek, mulai dari perencanaan dan implementasi hingga manajemen risiko dan kepemimpinan. 

Daftar kelas The Real Project Management sekarang!

Banner-Article-Mar-2 (1).jpg
Apa Itu Customer Segment, Arti, Tujuan, Manfaat serta Jenisnya
22 July 2024

Customer segment atau segmentation adalah salah satu cara terbaik untuk mendapatkan informasi seputar karakteristik pelanggan dalam waktu yang tepat. 

Dengan melakukan segmentasi pelanggan, Anda akan lebih mudah untuk memahami pelanggan, termasuk kebutuhan mereka yang bermanfaat untuk bisnis. 

Memahami pelanggan atau customer dalam bisnis adalah salah satu hal yang krusial.

Bisa dikatakan bahwa dengan memahami kebutuhan pelanggan, maka pertumbuhan bisnis Anda akan lebih tepat dan terarah.

Nah, untuk itu perlu untuk memahami customer segment dengan lebih baik. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

Arti Customer Segment

Dikutip dari Shopify, customer segment atau customer segmentation adalah proses pengelompokan pelanggan dalam grup berdasarkan karakteristik umum mereka.

Pengelompokan itu bertujuan untuk mengoptimalkan upaya pemasaran pada masing-masing grup. 

HubSpot juga menambahkan, bahwa pengelompokkan ini didasari beberapa karakteristik umum seperti umur, industri, gender, dan lainnya. 

Customer segment adalah langkah yang tepat untuk membuat personalisasi pemasaran atau marketing, termasuk juga pelayanan dan penjualan yang bisa mencapai grup tertentu. 

Dalam area business-to-business marketing atau B2B, customer segmentation dilakukan berdasarkan beberapa faktor di antaranya: 

  • industri;
  • jumlah pekerja atau karyawan;
  • produk yang baru saja dibeli perusahaan; dan
  • lokasi.

Sedangkan untuk business-to-consumer marketing, perusahaan biasanya mengelompokkan pelanggan sesuai dengan demografinya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu:

  • umur;
  • gender;
  • status pernikahan; dan
  • lokasi. 

Kampanye yang lebih terarah dan akurat untuk masing-masing grup pelanggan akan meningkatkan brand loyalty dan customer satisfaction atau kepuasan pelanggan.

Tujuan Customer Segment

Tujuan utama dari customer segment adalah untuk membuat strategi marketing yang lebih akurat untuk masing-masing karakteristik pelanggan. 

Namun, perlu diperhatikan bahwa melakukan customer segmentation bukan hanya sekadar mengelompokkan pelanggan saja. Melalui customer segment, Anda dapat membuat konten yang sesuai serta menemukan tantangan tersendiri pada setiap kelompok pelanggan.  Upaya yang dilakukan dapat berupa komunikasi kepada pelanggan maupun pengembangan produk. 

Secara lebih spesifik, tujuan customer segment adalah sebagai berikut:

  • Membuat dan mengomunikasikan marketing yang relevan dengan kebutuhan pelanggan berdasarkan hasil customer segmentation.
  • Memilih media komunikasi yang baik untuk setiap segmen pelanggan, misalnya melalui email, media sosial seperti Instagram, iklan radio, dan media lain sesuai dengan preferensi kelompok pelanggan.
  • Mengidentifikasi bagaimana cara untuk meningkatkan produk dan layanan kepada kelompok pelanggan. 
  • Membangun hubungan baik dengan pelanggan. 
  • Membentuk strategi bisnis yang lebih fokus untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
  • Membantu meningkatkan penjualan produk dan layanan lain yang dimiliki perusahaan. 
  • Meningkatkan customer service di perusahaan. 

Manfaat Customer Segment

Dua manfaat utama dari customer segment menurut Forbes adalah meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan dan brand loyalty, serta meningkatkan customer experience atau pengalaman pelanggan.

Keduanya bermuara pada tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. 

Menurut HubSpot, berikut adalah beberapa manfaat yang bisa diberikan customer segment untuk perusahaan Anda:

1. Unggul dalam Pasar yang Kompetitif

Dalam melakukan marketing atau membangun hubungan baik dengan pelanggan, sering kali pendekatannya adalah one-size-fits-all atau semua pelanggan dianggap sama. 

Ini akan membuat Anda sama dengan brand lainnya sehingga tidak membuat bisnis menonjol atau unggul.

Customer segment lebih menguntungkan karena targetnya sudah sesuai dengan pengelompokkan. 

2. Kampanye Berbayar yang Sesuai Target

Customer segment akan memudahkan perusahaan untuk menentukan di area mana dan seperti apa kampanye berbayar harus dilakukan. 

Melalui kampanye berbayar yang efektif, maka anggaran yang digunakan juga menjadi efisien dan tidak sia-sia karena sesuai target.

3. Meningkatkan Cara Berkomunikasi 

Contoh paling mudah adalah email. Tentu segmen pelanggan gen z dengan generasi lain harus dibedakan agar lebih menarik. 

Pengelompokkan pelanggan tentu akan lebih memudahkan cara berkomunikasi brand Anda dengan pelanggan.

Jenis-jenis Customer Segment

Dilansir Forbes, berikut adalah beberapa jenis customer segment yang biasa dilakukan oleh perusahaan:

1. Segmentasi Demografi (Demographic Segmentation)

Segmentasi berdasarkan demografi adalah customer segment yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik yang sama dan umum. Misalnya, gender, umur, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, hingga pendapatan, dan lokasi. 

Contoh sederhana adalah jika Anda memiliki toko buku, maka segmentasinya untuk orang yang usianya lebih dewasa. Atau Anda bisa membuat pengelompokkan berdasarkan umur. 

2. Segmentasi Geografi (Geographic Segmentation)

Untuk segmentasi berdasarkan geografis, Anda butuh mengelompokkan pelanggan berdasarkan bahasa dan lokasi. 

Lokasi ini bisa berupa lingkungan, kota, provinsi, hingga negara. Anda juga bisa menambahkan preferensi moda transportasi untuk segmentasi geografis. 

Segmentasi geografis ini bisa diterapkan jika Anda memiliki setidaknya dua lokasi bisnis dalam satu wilayah yang sama.

Selain itu, Anda juga bisa menerapkan segmentasi ini jika bisnis memerlukan pengiriman barang di wilayah yang berbeda. 

3. Psychographic Segmentation

Psychographic segmentation meliputi pengelompokkan pelanggan dari sikap, nilai yang ia percaya, gaya hidup, kepribadian, hingga ketertarikan terhadap sesuatu. 

Biasanya untuk customer segment jenis ini, perusahaan akan mempertimbangkan produk yang dibeli sebelumnya, respon survei, dan kebiasaan belanja. 

Biasanya segmentasi ini digunakan oleh perusahaan yang menawarkan beberapa jenis layanan dan produk sekaligus.

4. Segmentasi Kebiasaan (Behavioral Segmentation)

Untuk behavioral segmentation atau segmentasi berdasarkan kebiasaan pelanggan, beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan yaitu:

  • riwayat pembelian produk pelanggan;
  • respon terhadap marketing campaign atau kampanye brand;
  • aktivitas website;
  • aktivitas pembelian di e-commerce; dan
  • customer engagement atau interaksi pelanggan yang sering terjadi.

Dari kebiasaan tersebut maka karakteristik pelanggan terbentuk dan penentuan segmentasi bisa dilakukan. 

Dasarnya adalah frekuensi serta kecenderungan kebiasaan yang dilakukan oleh pelanggan.

Nah, itu dia beberapa info penting tentang customer segment yang perlu Anda ketahui untuk mengembangkan bisnis. 

Pelanggan atau konsumen adalah salah satu aset penting untuk perkembangan suatu bisnis. 

Penting untuk perusahaan dan brand memahami kebutuhan pelanggan di tengah persaingan atau kompetisi di pasar yang semakin ketat. 

Itulah mengapa penting untuk mempelajari bagaimana membangun hubungan yang positif dengan pelanggan Anda sehingga kepuasan pelanggan juga terpenuhi. 

Nah, untuk mendalaminya, Anda bisa mengikuti Customer Satisfaction & Relationship Program dari prasmul-eli!

Melalui program ini, Anda akan diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kepuasan dan loyalitas pelanggan juga konsep-konsep yang berkaitan dengan keduanya. 

 

Tunggu apalagi? Tingkatkan perkembangan bisnis Anda dan ikuti programnya sekarang!

Banner-Article-July-No.4.jpg
HRBP: Tujuan, Tugas, dan Tantangannya Dalam Perusahaan
22 July 2024

HRBP adalah profesional HR yang memastikan bahwa strategi sumber daya manusia sejalan dengan tujuan bisnis. HRBP atau Human Resources Business Partner juga memiliki peran krusial dalam dunia kerja yang semakin dinamis dan kompetitif. 

Perubahan teknologi yang cepat, globalisasi, dan pergeseran demografi tenaga kerja telah mengubah cara perusahaan beroperasi. Bisnis harus lebih adaptif dan inovatif untuk tetap kompetitif dan di sinilah HRBP memainkan peran penting.

HRBP juga berfungsi sebagai agen perubahan, membantu organisasi menavigasi transformasi besar seperti restrukturisasi, merger, atau perubahan budaya. Dengan pemahaman mendalam tentang tujuan bisnis dan tantangan operasional, mereka mampu memberikan wawasan yang berharga dan solusi yang relevan.

Pahami lebih lanjut tentang HRBP pada artikel berikut ini.

Definisi Human Resources Business Partner (HRBP)

HRBP adalah seorang profesional dalam bidang sumber daya manusia yang bertindak sebagai mitra strategis bagi manajemen bisnis. Fungsi utama HRBP adalah untuk memastikan bahwa strategi dan praktik sumber daya manusia sejalan dengan tujuan dan kebutuhan bisnis. 

Artinya HRBP tidak hanya bertanggung jawab atas tugas-tugas administratif HR tradisional yang biasanya terdiri dari penggajian, rekrutmen, dan manajemen karyawan. Melainkan juga terlibat dalam pengambilan keputusan strategis yang memengaruhi keseluruhan arah dan keberhasilan perusahaan.

Tujuan HRBP

Tujuan utama dari HRBP adalah untuk menyelaraskan strategi sumber daya manusia dengan tujuan bisnis guna meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Berikut beberapa tujuan spesifik HRBP:

  1. Mendukung Tujuan Bisnis

HRBP bekerja untuk memastikan bahwa semua inisiatif HR mendukung tujuan strategis perusahaan. Ini berarti mereka harus memahami visi dan misi bisnis agar dapat mengarahkan sumber daya manusia untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut.

  1. Pengembangan dan Retensi Talenta

HRBP berperan dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mempertahankan talenta terbaik di dalam organisasi. Mereka merancang program pelatihan dan pengembangan yang memungkinkan karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka. Pada akhirnya, upaya ini akan meningkatkan produktivitas dan inovasi.

  1. Peningkatan Kinerja Karyawan

Salah satu tujuan utama HRBP adalah mengembangkan sistem manajemen kinerja yang efektif. Ini melibatkan penetapan tujuan kinerja yang jelas, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan mengelola penilaian kinerja.

  1. Meningkatkan Keterlibatan dan Kepuasan Karyawan

HRBP bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung, di mana karyawan merasa dihargai dan termotivasi. Mereka mengembangkan program dan inisiatif yang meningkatkan keterlibatan karyawan, seperti pengakuan pencapaian, keseimbangan kerja dan kehidupan, dan peluang karier.

  1. Mengelola Perubahan Organisasi

Dalam menghadapi perubahan bisnis, HRBP berfungsi sebagai agen perubahan. Mereka membantu organisasi dalam mengelola proses perubahan, memastikan bahwa transisi berjalan lancar dan diterima baik oleh karyawan.

  1. Memastikan Kepatuhan dan Mengelola Risiko

HRBP juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi semua peraturan ketenagakerjaan yang relevan. Mereka bekerja untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko terkait sumber daya manusia, seperti masalah hukum atau ketidakpatuhan yang dapat merugikan perusahaan.

Tugas dan Tanggung Jawab HRBP

Dalam menjalankan peran strategisnya, HRBP memiliki serangkaian tugas dan tanggung jawab yang luas dan kompleks. Berikut adalah beberapa tugas dan tanggung jawab utama yaitu:

  1. Mempertahankan Keseimbangan Antara Strategi Bisnis dan Kebutuhan Karyawan

HRBP bekerja sama dengan manajer dan pemimpin bisnis untuk memahami kebutuhan dan tujuan bisnis. Dengan pemahaman yang mendalam tentang bisnis, HRBP dapat mengembangkan dan mengimplementasikan strategi HR yang mendukung pencapaian tujuan tersebut.

Contohnya bisa terlihat ketika sebuah perusahaan berencana untuk memperluas pasar ke wilayah baru. HRBP akan berperan dalam merencanakan perekrutan dan pengembangan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan ekspansi tersebut.

  1. Mengelola Perubahan Organisasi

Dalam dunia bisnis yang selalu berubah, kemampuan untuk mengelola perubahan adalah kunci. HRBP membantu perusahaan dalam mengelola perubahan, baik itu restrukturisasi, merger, akuisisi, atau perubahan budaya organisasi.

Mereka memastikan bahwa perubahan ini berjalan dengan lancar dan diterima oleh karyawan, sehingga tidak mengganggu produktivitas dan moral.

  1. Pengembangan Karyawan

Pengembangan karyawan adalah salah satu fokus utama HRBP. Mereka bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan, serta merancang program yang meningkatkan keterampilan dan kompetensi karyawan.

HRBP juga bekerja sama dengan manajer untuk mengidentifikasi talenta potensial dan merencanakan jalur karier yang memungkinkan pertumbuhan profesional.

  1. Menyediakan Solusi HR yang Strategis

HRBP menggunakan data dan analisis untuk membuat keputusan yang informasional tentang strategi HR. Mereka menganalisis data karyawan, seperti tingkat retensi, kepuasan karyawan, dan produktivitas.

Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan mengembangkan solusi yang efektif. Dengan pendekatan berbasis data ini, HRBP dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja bisnis secara keseluruhan.

  1. Mendukung Manajemen Kinerja

HRBP berperan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen kinerja yang efektif. Mereka bekerja dengan manajer untuk menetapkan tujuan kinerja, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan mengelola proses penilaian kinerja.

Dengan sistem yang efektif, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan bekerja sesuai dengan harapan dan berkontribusi secara maksimal.

Tantangan yang Dihadapi HRBP

Meskipun peran HRBP sangat penting, mereka juga menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks:

  1. Menyelaraskan Strategi Bisnis dan Kebutuhan Karyawan

Salah satu tantangan utama HRBP adalah menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan kebutuhan karyawan. Mereka harus memastikan bahwa strategi HR mendukung tujuan bisnis tanpa mengabaikan kesejahteraan karyawan.

Ini memerlukan kemampuan komunikasi yang kuat dan negosiasi untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan.

  1. Adaptasi Terhadap Teknologi Baru

Dengan kemajuan teknologi yang pesat, HRBP harus selalu up-to-date dengan alat dan sistem baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi HR. Ini termasuk penggunaan perangkat lunak HRIS (Human Resource Information System) atau alat analisis data dan platform komunikasi digital.

Adaptasi terhadap teknologi ini memerlukan pelatihan dan pengembangan berkelanjutan.

  1. Mengelola Keragaman dan Inklusi

Dalam lingkungan kerja yang semakin beragam, HRBP memiliki tanggung jawab untuk mengelola keragaman dan inklusi. Mereka harus memastikan bahwa perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, di mana setiap karyawan merasa dihargai dan didukung.

Ini melibatkan penyusunan kebijakan anti-diskriminasi, pelatihan kesadaran keragaman, dan inisiatif lain yang mendukung inklusi.

Peran HRBP sangat vital dalam memastikan keselarasan antara strategi sumber daya manusia dan tujuan bisnis. Dengan tugas yang mencakup pengembangan karyawan, manajemen kinerja, dan pengelolaan perubahan organisasi, HRBP berkontribusi signifikan terhadap kesuksesan perusahaan.

Namun, mereka juga menghadapi tantangan yang kompleks. Oleh karena itu, HRBP harus memiliki keterampilan yang kuat tentang pemahaman bisnis yang mendalam dan kemampuan untuk beradaptasi.

Dalam dunia HR sendiri, masih banyak hal yang perlu dipahami demi kelangsungan perusahaan. Anda bisa mendalaminya dengan mengikuti program HR Today: Building Employee Experience dari prasmul-eli.

Dengan durasi belajar dua hari, program yang bersertifikasi ISO 9001:2015 ini memiliki lima pembahasan berikut ini:

  • HR Today - What & Why, People Strategy
  • Model HRM
  • Acquiring - DEI & EVP (Employer Branding)
  • Developing - Bench Strength & Reskilling Upskilling
  • Maintaining - Well Being, Mental Health, Hybrid Working, Work Life & Play


Hubungi prasmul-eli untuk informasi lebih lengkapnya melalui link ini!

Banner-Article-July-No.3.jpg
Branding Produk yang Akan Membuat Anda Lebih Menonjol dari Kompetitor
19 July 2024

Branding produk kini jadi semakin penting di tengah era globalisasi dan digitalisasi yang terus berkembang. Kemajuan teknologi dan perkembangan media sosial telah menciptakan pasar yang lebih dinamis dan kompetitif. 

Branding tidak hanya tentang bagaimana produk Anda terlihat, tetapi juga tentang bagaimana produk Anda dirasakan dan diingat oleh konsumen. Pada hakikatnya branding adalah seni dan ilmu menciptakan citra yang kuat dan konsisten untuk produk atau layanan Anda.

Branding yang efektif mampu menciptakan hubungan emosional dengan konsumen, membangun loyalitas, dan membedakan produk Anda dari kompetitor. Ketahui definisi, jenis, manfaat, dan langkah-langkah tepat melakukannya pada artikel berikut ini.

Definisi Branding Produk

Branding produk adalah proses strategis dalam menciptakan identitas unik untuk sebuah produk atau layanan melalui berbagai elemen. Branding tidak hanya berkaitan dengan aspek visual, tetapi juga mencakup persepsi, nilai, dan emosi yang terkait dengan produk tersebut. 

Dengan branding yang efektif, sebuah produk dapat menciptakan citra yang kuat dan berkesan di benak konsumen. Pada akhirnya hal ini akan berkontribusi pada kesuksesan dan keberlanjutan bisnis. 

Jenis-Jenis Branding Produk

Branding produk mencakup berbagai jenis strategi yang dapat digunakan untuk menciptakan identitas unik dan kuat bagi produk atau layanan. Berikut adalah beberapa jenis branding produk yang umum:

  1. Corporate Branding (Branding Perusahaan)

Fokus pada perusahaan secara keseluruhan daripada produk individu. Contoh: Apple, yang dikenal tidak hanya untuk produk iPhone atau MacBook, tetapi juga untuk inovasi dan kualitas secara keseluruhan.

  1. Product Branding (Branding Produk)

Menciptakan identitas unik untuk produk individu yang membedakannya dari produk lain di pasar. Contoh: Coca-Cola dengan produk minuman bersoda khasnya.

  1. Personal Branding (Branding Pribadi)

Fokus pada individu tertentu, sering digunakan oleh selebriti, influencer, dan profesional untuk mempromosikan diri dan karya mereka. Contoh: Oprah Winfrey atau Elon Musk.

  1. Co-Branding

Beberapa merek berkolaborasi untuk menghasilkan produk atau layanan baru. Ini dapat membantu memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan kredibilitas. Contoh: Kolaborasi antara Nike dan Apple untuk produk Nike+iPod.

  1. Geographic Branding (Branding Geografis)

Mempromosikan produk atau layanan berdasarkan lokasi geografis tertentu, sering kali menggunakan asal usul sebagai keunggulan kompetitif. Contoh: Keju Parmigiano-Reggiano dari Italia.

  1. Retail Branding

Strategi yang digunakan oleh pengecer untuk menciptakan identitas unik bagi toko mereka. Contoh: IKEA dengan konsep toko dan produk furniturnya yang unik.

Manfaat Branding Produk

Pentingnya branding produk terletak pada kemampuannya untuk mengubah cara konsumen memandang dan berinteraksi dengan produk Anda. Berikut beberapa alasan pentingnya branding produk:

  1. Membedakan dari Kompetitor

Dalam pasar yang dipenuhi dengan produk serupa, branding yang kuat membantu produk Anda menonjol. Identitas yang unik dan berbeda menarik perhatian konsumen dan memberikan alasan bagi mereka untuk memilih produk Anda dibandingkan produk kompetitor.

  1. Membangun Kepercayaan Konsumen

Konsumen cenderung lebih percaya pada produk yang memiliki branding yang konsisten dan profesional. Branding yang baik menciptakan persepsi kualitas dan keandalan yang pada akhirnya membangun loyalitas konsumen.

  1. Memudahkan Pengenalan Produk

Branding yang efektif memudahkan konsumen untuk mengenali produk Anda di antara banyak produk lainnya. Elemen visual seperti logo, warna, dan kemasan, serta elemen auditif seperti slogan dan jingle, semuanya berkontribusi dalam membangun pengenalan produk.

  1. Memudahkan Pengenalan Produk

Produk dengan branding yang kuat sering kali dapat dijual dengan harga lebih tinggi dibandingkan produk tanpa branding yang jelas. Konsumen bersedia membayar lebih untuk produk yang mereka kenal dan percayai.

Langkah-Langkah dalam Membangun Branding yang Efektif

Membangun branding yang efektif adalah kunci untuk memastikan produk Anda tidak hanya dikenal, tetapi juga diingat dan dicintai oleh konsumen. Berikut ini adalah beberapa langkah penting yang perlu diikuti dalam membangun branding yang efektif:

  1. Menentukan Target Pasar

Langkah pertama dalam membangun branding adalah memahami siapa target pasar Anda. Mengetahui demografi, psikografi, dan perilaku konsumen Anda akan membantu menciptakan pesan dan identitas yang tepat.

  1. Membangun Identitas Merek

Identitas merek mencakup nama merek, logo, warna, tipografi, dan elemen visual lainnya. Pastikan elemen-elemen ini menggambarkan karakter dan nilai-nilai merek Anda. Konsistensi dalam penggunaan elemen visual sangat penting untuk membangun pengenalan dan kepercayaan.

  1. Menciptakan Pesan Merek

Pesan merek adalah cara Anda berkomunikasi dengan konsumen. Ini mencakup tagline, slogan, dan narasi yang menceritakan cerita merek Anda. Pesan harus jelas, konsisten, dan relevan dengan target pasar Anda.

  1. Mengimplementasikan Strategi Pemasaran

Dalam era digital, kehadiran online yang kuat sangat penting. Website profesional, profil media sosial yang aktif, dan strategi konten yang baik akan membantu Anda menjangkau dan berinteraksi dengan konsumen secara lebih efektif.

  1. Mendukung Inovasi

Pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan harapan pengguna dapat mendorong inovasi dan pengembangan produk yang lebih baik di masa depan.

Branding produk adalah elemen krusial dalam strategi bisnis modern. Dengan membangun identitas yang kuat dan menciptakan kepercayaan konsumen, branding yang efektif dapat membawa kesuksesan jangka panjang bagi produk Anda.

Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, Anda dapat memastikan produk Anda tidak hanya dikenal, tetapi juga dicintai oleh konsumen. 

Branding produk hanyalah satu dari sekian banyak strategi manajemen yang bisa dilakukan perusahaan. Pahami lebih dalam tentang berbagai elemen dari  strategi manajemen melalui program Strategic Brand Management dari prasmul-eli.

Dengan durasi belajar 2 hari, program ini bersertifikasi ISO 9001:2015 memiliki lima pembahasan berikut ini:

  • Product and Brand Management
  • Brand Element
  • Brand Identity
  • Brand Loyalty
  • Brand Extensions

 

Hubungi prasmul-eli untuk informasi lebih lengkapnya melalui link ini!

Banner-Article-Mar-1 (1).jpg
HRM: Pengertian Fungsi, dan Manfaatnya bagi Bisnis
18 July 2024

Pengelolaan sumber daya manusia atau HRM (Human Resources Management) adalah suatu hal yang penting untuk diketahui bagi pemilik bisnis.

Pasalnya, sebuah perusahaan yang baik memiliki tiga sumber daya yaitu; sumber daya fisik, sumber daya finansial, dan sumber daya manusia. Berperan sebagai penggerak, sumber daya manusia wajib dikelola dengan baik untuk keberlangsungan perusahaan.

Terlebih lagi perusahaan yang sukses bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Hal itu membuat HRM yang baik perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Pahami lebih lanjut tentang apa yang dimaksud dengan HRM, fungsi, dan manfaatnya bagi perusahaan Anda pada ulasan berikut ini.

Pengertian HRM

HRM atau Human Resources Management adalah kegiatan mengorganisasi dan mengelola pegawai dalam sebuah perusahaan untuk melaksanakan visi, misi, dan tujuan bisnis.

HRM cukup diandalkan untuk menjaga kelancaran dan efisiensi bisnis, baik untuk perusahaan berskala kecil maupun besar.

Aktivitas di dalamnya mencakup rekrutmen, pelatihan, kompensasi, retensi, dan motivasi pegawai.

Fungsi HRM dalam Perusahaan

Berikut penjelasan lebih lengkap tentang fungsi HRM dalam perusahaan di antaranya adalah:

  1. Rekrutmen dan seleksi

HRM suatu perusahaan memegang tanggung jawab dalam perencanaan, pengiklanan, seleksi, dan perekrutan pegawai sesuai kebutuhan.

Proses ini mencakup wawancara, penilaian, dan pemilihan karyawan yang paling sesuai untuk posisi yang tersedia.

  1. Pelatihan dan pengembangan

Fungsi HRM yang kedua adalah sebagai perancang dan pelaksana program pelatihan.

Pelatihan yang diadakan harus yang dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi pegawai. 

Misalnya, HRM merencanakan pelatihan yang melibatkan pegawai dari berbagai departemen untuk mempelajari dan menguasai perangkat lunak terbaru. 

Program ini mencakup sesi pelatihan langsung, studi kasus, dan proyek nyata yang menuntut pegawai untuk menerapkan pengetahuan baru mereka dalam konteks pekerjaan sehari-hari.

Rangkaian pelatihan ini akan meningkatkan produktivitas pegawai yang berakhir pada kemajuan perusahaan.

  1. Pengelola kinerja

Pengelolaan kinerja adalah tugas penting HRM yang melibatkan penilaian terhadap kinerja pegawai. HRM menetapkan tujuan, memberikan umpan balik, mengevaluasi kinerja, dan merancang rencana perbaikan.

Sebagai contoh, HRM dapat membantu dalam menyusun tujuan kinerja yang terukur dan memberikan umpan balik konstruktif kepada karyawan.

Dengan melakukan evaluasi rutin, HRM dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kinerja, serta merancang program pelatihan untuk meningkatkan kinerja pegawai. 

  1. Perantara komunikasi

Fungsi HRM selanjutnya dalam perusahaan adalah sebagai perantara komunikasi antara pimpinan dan pegawai juga sebaliknya. 

Informasi-informasi seperti pengumuman kebijakan dan perkembangan perusahaan, hingga masukan atas suatu permasalahan biasanya dikomunikasikan terlebih dulu pada HRM.

Misalnya, sebuah perusahaan menghadapi perubahan kebijakan terkait jam kerja fleksibel. Sebelum pengumuman resmi kepada seluruh pegawai, pimpinan perusahaan menyampaikan informasi tersebut terlebih dahulu kepada HRM. 

HRM kemudian bertanggung jawab untuk mengomunikasikan kebijakan tersebut kepada seluruh pegawai.

HRM tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membuka kanal komunikasi untuk menerima masukan dan pertanyaan dari pegawai.

Hal ini menciptakan transparansi dalam komunikasi internal perusahaan dan membantu mengelola perubahan dengan lebih efektif.

  1. Pengelola kesejahteraan pegawai

HRM juga bertanggung jawab untuk memastikan keamanan, kenyamanan lingkungan kerja, dan standar keamanan bagi pegawai. 

Selain itu, HRM bertugas untuk menangani tunjangan karyawan seperti asuransi kesehatan, cuti, dan program kesejahteraan lainnya.

  1. Perencanaan posisi pegawai

Perencanaan tenaga kerja HRM dikatakan berhasil jika perusahaan dapat menjaga kelangsungan operasional dengan baik, termasuk saat ada yang keluar. 

Contohnya, saat ada pegawai dengan level senior memilih untuk keluar, perusahaan bisa dengan cepat mendapat penggantinya sehingga produktivitas tetap terjaga.

Begitu juga ketika ada staf yang akan diangkat menjadi senior, ia akan mendapat bekal terlebih dahulu agar lebih siap untuk pengangkatannya.

  1. Manajemen konflik

HRM adalah peran kunci dalam penanganan konflik di antara anggota tim atau antara tim dan pimpinan. Mereka dapat melakukan mediasi, menyelesaikan sengketa, dan mencari solusi yang mendukung keharmonisan lingkungan kerja.

Dengan melakukan mediasi, mereka memfasilitasi diskusi konstruktif dan mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak. Tindakan ini membantu menjaga suasana kerja yang positif dan mendukung produktivitas tim.

Manfaat HRM untuk Perusahaan

Jika fungsi-fungsi HRM di atas berjalan dengan baik, beberapa manfaat ini bisa didapatkan perusahaan:

  • Turut berperan dalam pencapaian target departemen atau perusahaan secara keseluruhan yang berdampak pada bertambahnya keuntungan.
  • Penempatan pegawai yang tepat sesuai kompetensi dan kebutuhan perusahaan yang memaksimalkan hasil pekerjaan.
  • Manajemen waktu yang lebih maksimal sehingga menghasilkan produktivitas yang optimal.
  • Memudahkan proses delegasi dari pimpinan, sehingga pegawai dapat fokus mengerjakan tugasnya masing-masing.
  • Membekali karyawan dengan rangkaian pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam rangka persiapan ke jenjang karir berikutya.

Itu dia informasi yang perlu Anda ketahui tentang apa itu HRM, fungsi, dan manfaatnya bagi perusahaan Anda. Sistem HRM yang baik adalah yang mampu menghasilkan tim yang solid, produktif, dan menguntungkan bagi perusahaan.

Namun, sistem HRM yang berhasil di 5-10 tahun lalu, belum tentu masih relevan di masa kini. Seorang manajer SDM harus mengikuti berbagai perubahan mulai dari cara pengelolaan bisnis, teknologi, hingga harapan para pencari kerja masa kini.

Jika Anda ingin mendalami HR yang relevan saat ini, ikuti short program HR Today: Building Employee Excellence dari prasmul-eli.

Dalam program dua hari, cakupan pembelajarannya meliputi:

  • HR Today - What & Why, People Strategy
  • Model HRM
  • Acquiring - DEI & EVP (Employer Branding)
  • Developing - Bench Strength & Reskilling Upskilling
  • Guest Speaker
  • Rewarding - total reward package
  • Maintaining - Well Being, Mental Health, Hybrid Working, Work Life & Play
  • Wrap Up


Daftarkan diri Anda melalui link berikut untuk mengikuti kelas ini!

Banner-Article-July-No.2.jpg
User Experience Sebagai Pendorong Kepuasan Pengguna di Era Digital
18 July 2024

User Experience (UX) adalah elemen krusial dalam kesuksesan produk dan layanan dalam era digital. Dalam berbagai aplikasi, UX memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana pengguna berinteraksi ketika menggunakan suatu produk. 

Menciptakan pengalaman positif bukan hanya sekadar memberikan tampilan yang menarik, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan dan perilaku pengguna. UX yang baik dapat meningkatkan loyalitas pengguna, mengurangi tingkat churn, dan bahkan mempercepat adopsi produk di pasar yang kompetitif. 

Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai aspek dari UX, mulai dari pengertian hingga penerapan praktisnya dalam dunia bisnis.

Definisi User Experience (UX)

User Experience (UX) adalah konsep yang mencakup semua aspek interaksi pengguna dengan suatu perusahaan, layanan, dan produk. Tujuannya adalah untuk menciptakan pengalaman yang memuaskan dan menyenangkan bagi pengguna, serta memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.

UX tidak hanya berfokus pada desain visual, tetapi juga pada keseluruhan proses yang dialami pengguna. Proses ini mulai dari mencari informasi hingga menggunakan produk atau layanan tersebut.

Fungsi User Experience (UX)

Fungsi user experience dalam pengembangan produk sangatlah vital untuk mencapai kesuksesan di pasar yang kompetitif. Dengan memahami berbagai fungsi utama UX, perusahaan dapat menciptakan pengalaman yang optimal dan pada gilirannya meningkatkan retensi dan loyalitas. 

Berikut adalah beberapa fungsi utama UX:

  1. Meningkatkan Kepuasan Pengguna

Fungsi utama user experience adalah meningkatkan kepuasan pengguna dengan membuat interaksi mereka dengan produk menjadi lebih mudah, efisien, dan menyenangkan. UX yang baik memastikan bahwa pengguna dapat dengan cepat menemukan apa yang mereka cari dan menyelesaikan tugas tanpa kesulitan.

  1. Meningkatkan Retensi dan Loyalitas Pengguna

Pengalaman pengguna yang positif mendorong loyalitas. Ketika pengguna merasa nyaman dan puas dengan suatu produk, mereka cenderung untuk terus menggunakannya dan bahkan merekomendasikannya kepada orang lain.

  1. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas

UX yang baik dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pengguna dengan menyediakan antarmuka yang intuitif dan fungsional. Pengguna dapat menyelesaikan tugas lebih cepat dengan lebih sedikit kesalahan, yang berarti mereka dapat fokus pada hal-hal yang lebih penting. 

  1. Mengurangi Biaya Dukungan Pelanggan

Produk dengan user experience yang buruk cenderung menyebabkan frustasi dan kebingungan bagi pengguna, yang pada akhirnya meningkatkan kebutuhan akan dukungan pelanggan. Dengan berinvestasi untuk memperbaiki UX, perusahaan dapat mengurangi jumlah panggilan dan permintaan dukungan, yang pada gilirannya dapat menurunkan biaya operasional.

  1. Meningkatkan Tingkat Konversi

Dalam konteks e-commerce atau aplikasi yang berorientasi pada penjualan, UX yang baik dapat meningkatkan tingkat konversi. Dengan merancang jalur pengguna yang jelas dan sederhana dari awal hingga akhir, pengguna jadi lebih cepat untuk melakukan pembelian.

Komponen-Komponen User Experience (UX)

Setiap komponen UX memainkan peran penting dalam menciptakan pengalaman yang holistik dan memuaskan bagi pengguna. Berikut adalah komponen-komponen utama user experience di antaranya adalah:

  1. Usability (Kegunaan): Menyediakan navigasi yang mudah, antarmuka yang intuitif, dan kemudahan dalam mencapai tujuan pengguna.
  2. Desain Interaksi: Memastikan interaksi antara pengguna dan produk berjalan lancar, responsif, dan efisien.
  3. Desain Visual: Menarik perhatian pengguna melalui elemen visual yang estetik dan fungsional.
  4. Struktur Informasi: Mengorganisasi konten dan informasi sehingga mudah ditemukan dan dimengerti oleh pengguna.
  5. Accessibility (Aksesibilitas): Menjamin bahwa produk dapat digunakan oleh semua orang, termasuk mereka yang memiliki disabilitas.
  6. Kepuasan Pengguna: Mengukur sejauh mana pengguna merasa puas dengan pengalaman yang mereka dapatkan.

Pentingnya User Experience (UX) untuk Bisnis

Penerapan UX yang tepat  dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan, meningkatkan loyalitas, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan bisnis. 

Pentingnya user experience dalam bisnis dapat dilihat dari berbagai manfaat yang ditawarkannya, beberapa di antaranya adalah:

  1. Meningkatkan Kepuasan Pengguna

Manfaat user experience yang pertama adalah dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Pengalaman yang baik membuat pengguna merasa puas dan senang menggunakan produk atau layanan. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas dan retensi pengguna.

  1. Mengurangi Biaya

Produk yang dirancang dengan UX yang baik dapat mengurangi biaya dukungan pelanggan karena pengguna lebih jarang mengalami masalah atau kebingungan. Hal ini mengurangi jumlah panggilan dan bantuan, yang pada gilirannya mengurangi beban kerja tim dukungan pelanggan dan menurunkan biaya operasional.

  1. Meningkatkan Konversi

Situs web atau aplikasi yang memiliki UX yang baik cenderung memiliki tingkat konversi yang lebih tinggi. Hal ini karena pengguna merasa nyaman dan mudah dalam mencapai tujuan mereka, seperti melakukan pembelian.

  1. Membangun Reputasi Merek

Pengalaman positif dapat meningkatkan citra dan reputasi merek. Pengguna yang merasa puas biasanya akan merekomendasikan produk atau layanan kepada orang lain.

  1. Mendukung Inovasi

Pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan harapan pengguna dapat mendorong inovasi dan pengembangan produk yang lebih baik di masa depan.

User experience adalah aspek yang sangat penting dalam pengembangan produk dan layanan. Dengan fokus pada UX, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pengguna, mengurangi biaya, meningkatkan konversi, dan membangun reputasi merek yang kuat.

UX hanyalah salah satu aspek yang perlu Anda kuasai dalam dunia Digital Marketing. Optimasi masih perlu dilakukan di ranah search engine, website, hingga media sosial. 

Pahami lebih dalam tentang penerapan digital marketing pada perusahaan melalui program Digital Marketing Fundamental dari prasmul-eli.

Dengan durasi belajar 2 hari, program ini bersertifikasi ISO 9001:2015 memiliki tujuh pembahasan berikut ini:

  • Introduction to Digital Marketing Strategy
  • Customer Persona
  • Social Media Marketing
  • Digital Paid Advertising
  • Digital Free Advertising
  • Customer Journey & Online Sales Funnel
  • Digital Marketing Strategy & Workshop


Hubungi prasmul-eli untuk informasi lebih lengkapnya melalui link ini!

Banner-Article-July-No.1.jpg
Mengenal Kanban dan Prinsip Kerjanya untuk Manajemen Proyek
17 July 2024

Kanban adalah salah satu metodologi manajemen proyek yang berasal dari Jepang. Metode ini sangat populer dalam berbagai industri, terutama dalam pengembangan perangkat lunak. 

Metodologi ini awalnya dikembangkan oleh Toyota pada tahun 1940-an sebagai sistem untuk meningkatkan efisiensi dalam produksi mobil. Namun, seiring berjalannya waktu, prinsip-prinsip Kanban telah diadaptasi untuk berbagai konteks kerja lainnya.

Pahami lebih lanjut tentang apa itu kanban, prinsip, cara kerja serta kelebihan dan kekurangannya dengan membaca artikel ini sampai habis.

Definisi Kanban

Kanban adalah metodologi manajemen proyek yang mengutamakan visualisasi alur kerja untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tim. Kata "Kanban" berarti "papan visual" atau "kartu sinyal" dalam bahasa Jepang, merujuk pada papan yang digunakan untuk menampilkan status pekerjaan.

Prinsip Dasar Kanban

Prinsip-prinsip Kanban membantu tim dalam mengelola pekerjaan mereka secara lebih terstruktur dan transparan, sehingga mampu memberikan hasil yang lebih optimal. Metodologi ini fokus pada penyelesaian cepat dan optimalisasi langkah kerja untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktivitas.

Berikut beberapa prinsip-prinsip Kanban yang membantu tim bekerja lebih efisien dan transparan:

  1. Visualisasi Pekerjaan

Kanban mengharuskan tim untuk menggunakan papan visual untuk menunjukkan alur kerja mereka. Papan ini biasanya terdiri dari beberapa kolom yang merepresentasikan berbagai tahap dalam proses, seperti "To Do," "In Progress," dan "Done."

Dengan adanya visualisasi ini, tim bisa memantau perkembangan proyek secara keseluruhan dan mendeteksi hambatan atau kemacetan yang mungkin terjadi.

  1. Membatasi Pekerjaan yang Sedang Berlangsung (WIP Limits)

Salah satu prinsip utama Kanban adalah membatasi jumlah pekerjaan yang sedang berlangsung pada setiap tahap. Hal ini membantu mencegah multitasking berlebihan dan memastikan bahwa pekerjaan diselesaikan lebih cepat.

Batasan WIP mendorong tim untuk fokus menyelesaikan tugas sebelum memulai yang baru, sehingga meningkatkan aliran kerja.

  1. Mengelola Aliran Kerja

Kanban mendorong pengelolaan aliran kerja yang berkesinambungan dan efisien. Dengan terus memantau alur kerja dan melakukan penyesuaian jika diperlukan, tim dapat memastikan bahwa proyek berjalan dengan lancar dan efisien.

Pemantauan ini juga membantu dalam mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan yang mungkin muncul.

  1. Meningkatkan Kolaborasi dan Komunikasi

Dengan memvisualisasikan pekerjaan dan menerapkan batasan WIP, Kanban mendorong komunikasi dan kolaborasi yang lebih baik antar anggota tim. Semua orang dapat melihat apa yang sedang dikerjakan dan apa yang menjadi prioritas, sehingga meminimalisir kebingungan dan meningkatkan transparansi.

  1. Menerapkan Perbaikan Berkelanjutan

Kanban mendorong budaya perbaikan berkelanjutan. Tim secara rutin mengevaluasi proses kerja mereka dan mencari cara untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Retrospektif atau review berkala sering dilakukan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

Cara Kerja Kanban

Cara kerja Kanban dimulai dengan membuat papan Kanban yang memvisualisasikan alur kerja tim. Papan ini dapat berupa papan fisik dengan kartu-kartu atau menggunakan alat digital seperti Trello, Jira, atau Azure DevOps. Kolom-kolom pada papan Kanban disesuaikan dengan tahapan-tahapan spesifik dari proses kerja tim.

Setelah papan Kanban dibuat, tim menentukan batasan WIP untuk setiap kolom. Batasan ini biasanya didasarkan pada kapasitas tim dan kompleksitas pekerjaan.

Tim kemudian mulai menggunakan papan Kanban untuk melacak dan mengelola pekerjaan mereka. Pengelolaan ini meliputi kegiatan memindahkan kartu dari satu kolom ke kolom berikutnya sesuai dengan kemajuan pekerjaan.

Kelebihan Kanban

Menggunakan Kanban dalam manajemen proyek menawarkan berbagai kelebihan yang dapat meningkatkan efisiensi dan kolaborasi tim, di antaranya:

  1. Peningkatan Efisiensi

Tim fokus menyelesaikan tugas sebelum memulai yang baru, mengurangi multitasking berlebihan.

  1. Transparansi yang Lebih Baik

Kelebihan kanban yang selanjutnya adalah dapat memvisualisasikan pekerjaan pada papan Kanban memberikan visibilitas yang jelas tentang status proyek. Sehingga memungkinkan pemantauan perkembangan secara real-time.

  1. Fleksibilitas

Kanban dapat diadaptasi dengan mudah pada berbagai jenis proyek dan tim, tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua.

  1. Peningkatan Kualitas

Pendekatan ini mengurangi risiko kesalahan yang sering terjadi akibat multitasking yang berlebihan dan gangguan yang tidak perlu. Ketika tim fokus pada satu tugas, mereka cenderung lebih teliti dan hati-hati, sehingga menghasilkan output yang lebih baik.

  1. Kolaborasi yang Lebih Baik

Memvisualisasikan pekerjaan dan batasan WIP mendorong komunikasi dan kolaborasi yang lebih baik antar anggota tim.

Kekurangan Kanban

Meski tampak sempurna, tapi seperti setiap metodologi lain, Kanban juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan untuk memastikan implementasi yang sukses.

  1. Resistensi Terhadap Perubahan

Implementasi metodologi baru sering menghadapi penolakan dari tim.

  1. Menjaga Batasan WIP

Menetapkan dan mematuhi batasan WIP bisa menjadi tantangan dalam lingkungan yang dinamis dan cepat berubah.

  1. Pemantauan Berkelanjutan

Kanban memerlukan pemantauan dan penyesuaian berkelanjutan, memerlukan komitmen dan disiplin dari seluruh tim.

  1. Ketergantungan pada Visualisasi

Kanban sangat bergantung pada visualisasi pekerjaan yang bisa menjadi masalah jika tidak dipelihara dengan baik.

  1. Kesulitan dalam Penanganan Proyek Besar

Meskipun fleksibel, Kanban bisa kurang efektif untuk proyek yang sangat besar atau kompleks tanpa tambahan metodologi manajemen.

Kanban adalah metodologi manajemen proyek yang efektif dan fleksibel dan dapat membantu tim meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kualitas kerja mereka. Kanban memungkinkan tim untuk mengelola alur kerja mereka dengan lebih baik dan mencapai hasil yang lebih optimal.

Selain memahami tentang Kanban, para manajer dan supervisor harus siap menghadapi berbagai kondisi bisnis dan industri yang tidak menentu. Ikuti program The Real Project Management dari prasmul-eli.

Dengan durasi belajar 2 hari, program ini memiliki empat metode pembelajaran berikut ini:

  • Mini interactive lectures
  • Latihan dan simulasi
  • Diskusi kelompok
  • Gamifikasi


Hubungi prasmul-eli untuk informasi lebih lengkapnya melalui link ini!

Banner-Article-July-No.6 (1).jpg
Apa Itu Customer: Karakteristik, Jenis, dan Fungsinya
16 July 2024

Istilah customer pasti sudah sering Anda dengar. Namun, sebenarnya apa itu customer dan apa fungsinya untuk perkembangan bisnis? 

Customer atau pelanggan selalu menjadi perhatian utama dari setiap perusahaan. Alasannya, tanpa customer tentu tidak akan ada pendapatan. Lalu, tanpa pendapatan pastinya perusahaan tidak dapat bertahan.

Oleh karena itu, memahami customer, mulai dari definisi hingga karakteristiknya adalah hal yang sangat penting untuk kesuksesan bisnis. Customer bukan hanya sekadar pembeli produk atau jasa; mereka adalah bagian dari ekosistem bisnis yang berperan penting dalam perusahaan.

Pemahaman mendalam tentang jenis-jenis pelanggan dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif dan efisien. 

Dalam artikel ini, Anda akan mengetahui berbagai aspek tentang customer, mulai dari definisi, karakteristik, hingga jenis-jenis dan fungsinya dalam bisnis.

Definisi Customer

Customer atau pelanggan adalah individu atau organisasi yang membeli barang atau jasa dari perusahaan. Dalam bisnis, mereka merupakan elemen paling penting karena menjadi sumber pendapatan utama bagi perusahaan.

Keberhasilan bisnis sangat tergantung pada kemampuan mereka untuk menarik, mempertahankan, dan memuaskan pelanggan. Tanpa pelanggan, perusahaan tidak dapat beroperasi dan menghasilkan keuntungan.

Karakteristik Customer

Setelah memahami apa itu customer, Anda juga perlu mengetahui seperti apa karakteristik dari customer. 

Perusahaan perlu memahami dengan mendalam siapa pelanggan mereka dan apa yang diinginkan. Pemahaman ini tidak hanya mencakup pengetahuan tentang kebutuhan dan harapan mereka, tetapi juga karakteristik unik yang membentuk keputusan pembelian mereka. 

Berikut beberapa karakteristik dari customer:

  1. Kebutuhan dan Keinginan

Customer memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang ingin mereka penuhi. Perusahaan harus mampu mengidentifikasi dan memahami kebutuhan serta keinginan ini untuk dapat menawarkan produk atau layanan yang sesuai.

  1. Harapan

Customer memiliki ekspektasi tertentu terhadap produk atau layanan yang mereka beli. Harapan ini mencakup kualitas, harga, dan pelayanan.

Jika harapan ini tidak terpenuhi, pelanggan mungkin akan mencari alternatif lain.

  1. Pengalaman

Customer saat berinteraksi dengan produk atau layanan sangat memengaruhi kepuasan mereka. Pengalaman yang positif dapat meningkatkan loyalitas pelanggan, sementara pengalaman yang negatif dapat menyebabkan mereka beralih ke pesaing.

  1. Loyalitas

Loyalitas customer adalah tingkat kesetiaan mereka terhadap perusahaan atau merek tertentu. Customer yang loyal cenderung melakukan pembelian berulang dan merekomendasikan produk atau layanan kepada orang lain.

  1. Komunikasi

Customer sering berkomunikasi dengan perusahaan melalui berbagai saluran, seperti email, telepon, media sosial, dan tatap muka. Komunikasi yang efektif dan responsif dapat meningkatkan kepuasan customer.

Jenis-Jenis Customer

Memahami berbagai jenis pelanggan adalah kunci untuk merancang strategi bisnis yang efektif. Setiap pelanggan memiliki perilaku, kebutuhan, dan preferensi yang berbeda, yang memengaruhi bagaimana mereka berinteraksi dengan perusahaan.

Berikut beberapa jenis-jenis customer yang umum ditemukan dalam bisnis:

  1. Customer Baru

Customer yang baru pertama kali membeli produk atau layanan dari perusahaan. Perusahaan harus memberikan kesan yang baik untuk memastikan customer ini kembali melakukan pembelian.

  1. Customer Setia

Customer yang secara konsisten melakukan pembelian dari perusahaan dalam jangka waktu yang lama. Mereka sering kali menjadi pendukung setia merek dan berkontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan.

  1. Customer Potensial

Individu atau organisasi yang memiliki kemungkinan untuk menjadi customer di masa depan. Perusahaan perlu melakukan upaya pemasaran dan penjualan untuk menarik perhatian mereka.

  1. Customer Pasif

Customer yang jarang melakukan pembelian atau hanya membeli dalam jumlah kecil. Meskipun kontribusi mereka terhadap pendapatan mungkin kecil, mereka tetap penting karena dapat berubah menjadi customer setia.

  1. Mantan Customer

Customer yang sebelumnya membeli produk atau layanan tetapi tidak lagi melakukannya. Mengetahui alasan di balik keputusan mereka untuk berhenti membeli dapat membantu perusahaan meningkatkan layanan dan produk mereka.

Fungsi Customer dalam Bisnis

Setiap bisnis yang ingin berkembang dan bertahan dalam jangka panjang harus memahami pentingnya peran customer. 

Berikut beberapa fungsi customer untuk bisnis yang perlu Anda pahami:

  1. Sumber Pendapatan

Customer adalah sumber utama pendapatan perusahaan. Tanpa pelanggan yang membeli produk atau layanan, perusahaan tidak dapat menghasilkan uang dan tetap beroperasi.

  1. Umpan Balik

Customer memberikan umpan balik yang berharga mengenai produk atau layanan. Umpan balik ini dapat membantu perusahaan memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta memperbaiki dan mengembangkan produk atau layanan baru.

  1. Pemasaran Word-of-Mouth

Customer yang puas cenderung merekomendasikan produk atau layanan kepada orang lain. Pemasaran dari mulut ke mulut ini adalah salah satu bentuk pemasaran yang paling efektif dan dapat meningkatkan reputasi serta pangsa pasar perusahaan.

  1. Inovasi Produk

Dengan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan, perusahaan dapat mengembangkan produk baru yang lebih inovatif dan sesuai dengan permintaan pasar.

  1. Loyalitas

Customer yang puas dan setia cenderung melakukan pembelian berulang dan menjadi basis customer yang stabil. Loyalitas customer juga dapat membantu perusahaan bertahan dalam kondisi pasar yang sulit.

 

Setelah membaca uraian di atas, tentu Anda sudah memahami apa itu customer dan manfaatnya bagi bisnis, kan?

Customer atau pelanggan adalah elemen krusial dalam dunia bisnis. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik adalah kunci untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.

Perusahaan harus selalu berfokus pada pengalaman customer, loyalitas, dan inovasi untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar. Untuk itu, pemahaman mendalam tentang pengelolaan customer wajib dilakukan.

Pelajari lebih dalam tentang cara menjaga kepuasan dan hubungan baik dengan customer melalui program Customer Satisfaction & Relationship dari prasmul-eli.

Dengan durasi belajar dua hari, program yang bersertifikasi ISO 9001:2015 ini memiliki 10 pembahasan berikut ini:

  • Customer Satisfaction
  • Customer Value
  • Servuction System
  • Service profit chain
  • 8Ps for customer Satisfaction
  • Customer Loyalty
  • Customer Loyalty Ladder
  • Customer Relationship Management
  • Share of Wallet
  • Cross Sell and Up Sell


Hubungi prasmul-eli untuk informasi lebih lengkapnya melalui link ini!

Banner-Article-juli-No.5.jpg
Cold Calling, Sebuah Seni Menghubungi Pelanggan Potensial
15 July 2024

Cold calling adalah salah satu teknik pemasaran langsung yang sudah lama digunakan oleh banyak perusahaan. Meskipun saat ini ada banyak metode pemasaran baru yang lebih modern, cold calling masih dianggap efektif dalam beberapa situasi.

Teknik ini telah menjadi dasar dari banyak strategi penjualan selama beberapa dekade, bahkan sebelum teknologi komunikasi berkembang pesat. Meskipun banyak orang menganggap cold calling sebagai metode yang tidak efisien atau mengganggu, fakta di lapangan tidak demikian.

Ketika dilakukan dengan benar, cold calling dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk menjangkau prospek baru dan membuka peluang bisnis yang sebelumnya tidak diketahui. 

Artikel ini akan membahas apa itu cold calling, manfaat, tantangan yang dihadapi, serta strategi untuk meningkatkan keberhasilannya.

Definisi Cold Calling

Cold calling adalah metode pemasaran di mana penjual atau perwakilan perusahaan menghubungi individu atau bisnis yang belum pernah berinteraksi sebelumnya. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan produk atau layanan, mendapatkan informasi lebih lanjut, atau membuat janji untuk penjualan di masa depan.

Seiring dengan perkembangan teknologi, cold calling telah berevolusi dengan berbagai alat dan teknik yang lebih canggih untuk meningkatkan efektivitasnya. 

Misalnya, penggunaan perangkat lunak Customer Relationship Management (CRM) untuk membantu perusahaan mengelola dan melacak interaksi dengan prospek secara lebih efisien. 

Manfaat Cold Calling

Dengan pendekatan yang tepat, cold calling dapat membuka pintu bagi peluang baru dan membantu bisnis mencapai target penjualan mereka. Penting bagi kita untuk memahami bagaimana metode ini dapat memberikan manfaat terhadap keuntungan perusahaan. 

Berikut beberapa manfaat dari cold calling:

  1. Meningkatkan Kesadaran Produk atau Layanan

Cold calling memungkinkan perusahaan untuk langsung memperkenalkan produk atau layanan mereka kepada calon pelanggan yang mungkin belum mengetahui keberadaannya. Ini sangat berguna untuk bisnis atau produk baru yang perlu mendapatkan perhatian di pasar yang sudah ramai.

  1. Mengidentifikasi Pelanggan Potensial

Dengan cold calling, perusahaan bisa mengidentifikasi dan menyaring pelanggan potensial yang benar-benar tertarik dengan produk atau layanan mereka. Hal ini membantu tim penjualan fokus pada prospek yang memiliki peluang konversi lebih tinggi.

  1. Mengumpulkan Umpan Balik Langsung

Cold calling memberikan kesempatan untuk mendapatkan umpan balik langsung dari calon pelanggan. Ini bisa berupa tanggapan terhadap produk atau layanan yang ditawarkan, serta pemahaman lebih mendalam tentang kebutuhan dan keinginan mereka.

  1. Membangun Hubungan

Meskipun cold calling sering kali dianggap mengganggu, jika dilakukan dengan baik, ini bisa menjadi langkah awal untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Pendekatan yang personal dan profesional dapat membantu menciptakan kepercayaan dan kredibilitas.

Tantangan Cold Calling

Banyak profesional penjualan yang merasa frustasi dengan tingkat penolakan yang tinggi dan kesulitannya membangun hubungan yang positif dengan calon pelanggan. Berikut beberapa tantangan melakukan cold calling:

  1. Penolakan yang Tinggi

Salah satu tantangan terbesar dalam cold calling adalah tingkat penolakan yang tinggi. Banyak orang merasa terganggu dengan panggilan tak terduga dan cenderung menolak tawaran tanpa mendengarkan dengan seksama.

  1. Regulasi dan Kepatuhan

Di banyak negara, ada regulasi ketat terkait cold calling, seperti daftar "Do Not Call" yang harus dipatuhi. Pelanggaran terhadap regulasi ini bisa berakibat pada denda atau tindakan hukum.

  1. Kesulitan Mendapatkan Nomor Kontak

Mengumpulkan data kontak yang valid dan relevan juga menjadi tantangan. Tanpa data yang akurat, upaya cold calling bisa sia-sia dan menghabiskan waktu serta sumber daya.

  1. Stigma Negatif

Cold calling sering kali dikaitkan dengan teknik penjualan yang agresif dan tidak disukai, sehingga menciptakan stigma negatif. Hal ini bisa menjadi hambatan psikologis bagi perwakilan penjualan yang melakukan cold calling.

Strategi untuk Meningkatkan Keberhasilan Cold Calling

Sebuah rencana yang baik tidak hanya mencakup persiapan sebelum panggilan, tetapi juga melibatkan teknik komunikasi yang efektif selama panggilan. Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat membantu meningkatkan tingkat keberhasilan dalam cold calling.

  1. Riset dan Persiapan

Sebelum melakukan panggilan, penting untuk melakukan riset tentang calon pelanggan. Pahami latar belakang mereka, kebutuhan bisnis, dan kemungkinan masalah yang bisa diselesaikan oleh produk atau layanan Anda.

Informasi ini membantu menciptakan percakapan yang lebih relevan dan menarik.

  1. Skrip yang Fleksibel

Menggunakan skrip yang kaku bisa membuat percakapan terdengar tidak alami dan mekanis. Sebaliknya, gunakan skrip sebagai panduan dasar tetapi tetap fleksibel untuk menyesuaikan dengan respon calon pelanggan.

Ini membantu menciptakan interaksi yang lebih personal dan dinamis.

  1. Pendekatan yang Personal

Sebut nama calon pelanggan dan coba bangun hubungan dari awal percakapan. Tunjukkan bahwa Anda memahami kebutuhan dan masalah mereka, serta jelaskan bagaimana produk atau layanan Anda bisa membantu.

  1. Tanggapi Penolakan dengan Profesional

Penolakan adalah bagian dari proses cold calling. Alih-alih putus asa, tanggapi penolakan dengan profesional dan tanyakan apakah ada waktu yang lebih baik untuk berbicara di masa depan.

Jangan lupa untuk berterima kasih atas waktu yang mereka berikan.

  1. Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan yang teratur dan pengembangan keterampilan sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan cold calling. Latih perwakilan penjualan dalam teknik komunikasi yang efektif, cara menangani penolakan, dan strategi penjualan.

  1. Analisis dan Penyesuaian

Pantau dan analisis hasil cold calling secara teratur. Identifikasi pola yang berhasil dan area yang perlu ditingkatkan. Gunakan data ini untuk menyesuaikan strategi dan pendekatan Anda agar lebih efektif.

Cold calling mungkin terlihat seperti metode pemasaran kuno di era digital, tetapi masih memiliki tempatnya dalam strategi penjualan yang efektif. Dalam dunia bisnis yang terus berubah, keterampilan dalam cold calling tetap berharga dan relevan bagi setiap profesional penjualan.

Cold calling adalah salah satu strategi key account management dalam mengelola klien-klien yang penting. Pelajari lebih dalam pada program Managing Strategic B2B Account dari prasmul-eli.

Dengan durasi belajar dua hari, program yang bersertifikasi ISO 9001:2015 ini memiliki enam pembahasan berikut ini:

  • Key Account Management and Key Accounts defined.
  • Relational development of KAM.
  • Key accounts classifications and portfolio management
  • Key account managers: Hunters versus Farmers.
  • Customer’s Decision Making Units
  • Key account planning.


Hubungi prasmul-eli untuk informasi lebih lengkapnya melalui link ini!