Bagaimana Perusahaan dapat Mengelola Produktivitas Karyawan Saat Bulan Ramadhan

21 March 2024

Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Pada bulan ini, umat Muslim akan berpuasa menahan diri dari lapar, haus, dan hal-hal lain yang membatalkan ibadah puasa dari waktu subuh hingga magrib.  Momentum Bulan Ramadhan juga sering kali dimanfaatkan oleh umat Muslim untuk berlomba-lomba meningkatkan ibadah serta melakukan refleksi spiritual.

Dikarenakan hakikat pantang makan dan minum saat bulan puasa Ramadan, muncul anggapan bahwa produktivitas kerja dapat turun dikarenakan berkurangnya asupan energi ke dalam tubuh. Selain itu, perubahan rutinitas untuk sahur dan berbuka puasa juga mendorong perusahaan untuk dapat menyesuaikan jam kerja bagi karyawan. Hal ini dapat berdampak pada proses kerja maupun output yang dihasilkan oleh para karyawan.

Meski demikian, bukan berarti bahwa Ramadan identik dengan sikap bermalas-malasan di tempat kerja. Sebuah survey dari DinarStandard mengenai Produktivitas saat Ramadan menunjukkan bahwa 77 persen karyawan Muslim yang berpuasa berkeinginan untuk menunjukkan produktivitas yang sama dengan di luar bulan Ramadan. Hal ini juga disampaikan oleh Dr. dr. H. Abdul Ghofir, Sp.S(K), M.Sc, dosen dari Universitas Gadjah Mada. Menurutnya, produktivitas di bulan puasa lebih ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersiapkan dirinya serta menjalani tanggung jawab dalam bekerja saat menjalani ibadah puasa. Bahkan menurutnya, Ramadan dapat mendorong manajemen waktu dan kedisiplinan dengan lebih baik. 

Memastikan karyawan untuk tetap produktif sambil memfasilitasi mereka untuk tetap dapat menjalankan ibadahnya merupakan suatu hal yang perlu menjadi perhatian oleh perusahaan. Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan oleh manajer dan perusahaan untuk dapat mengelola produktivitas karyawan saat bulan Ramadan.

Sampaikan secara terbuka harapan dan dukungan yang tersedia.

Komunikasi yang terbuka akan membuat karyawan merasa dilibatkan dan dipercaya, sehingga mereka akan lebih mungkin untuk mempertahankan produktivitas saat menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. Selain itu, karyawan juga dapat merasa tenang apabila ia merasa didukung oleh atasannya dalam bekerja. 

Tawarkan jam kerja yang lebih fleksibel dan selaraskan dengan tim.

Beberapa karyawan mungkin merasa lebih produktif apabila langsung bekerja di pagi hari setelah makan sahur, sementara beberapa lagi mungkin membutuhkan waktu untuk dapat memulai bekerja. Manajer dapat memberikan alternatif ini untuk mendorong karyawan tetap produktif dalam bekerja. Meski demikian, fleksibilitas jam kerja ini juga harus diselaraskan antara anggota tim, sehingga diperoleh kesepakatan mengenai proses dan hasil kerja seperti apa yang optimal. Hal yang terpenting adalah proses yang dilakukan tidak bertentangan dengan kebijakan perusahaan, dan anggota tim dapat saling memahami proses tersebut. 

Penuhi kebutuhan karyawan yang berpuasa agar merasa nyaman di tempat kerja.

Beberapa kebutuhan karyawan di bulan puasa di antaranya adalah waktu untuk menjalani ibadah, makanan/tempat untuk menyimpan makanan saat berbuka puasa, serta  pemberian THR sebagaimana yang diatur oleh undang-undang. Sebagai contoh, usahakan untuk tidak menghubungi karyawan pada malam hari, karena karyawan umumnya beribadah dengan lebih intensif pada malam hari ketika bulan Ramadan. Perusahaan juga dapat menyediakan makanan untuk berbuka, terutama untuk mereka yang masih berkegiatan di tempat kerja hingga malam hari. Selain itu, adanya jaminan bahwa karyawan akan memperoleh THR akan membuat mereka merasa lebih tenang dalam bekerja.

Selenggarakan kegiatan-kegiatan yang mendorong keakraban dan kohesivitas tim.

Bulan Ramadan juga dapat menjadi momentum untuk membuat tim menjadi lebih akrab dengan kegiatan-kegiatan bersama. Hal ini di antaranya seperti buka bersama, tausyiah, olahraga menjelang berbuka puasa, atau syawalan setelah bulan Ramadan berakhir. Kegiatan-kegiatan yang mendorong kebersamaan ini dapat membuat anggota tim menjadi lebih saling mengenal satu sama lain, yang harapannya akan dapat membuat mereka untuk dapat tetap produktif bekerja saat Ramadan.

Mengelola produktivitas karyawan sendiri merupakan salah satu hal esensial yang perlu dilakukan oleh perusahaan dan manajer, yang tentunya juga membutuhkan kerja sama dengan karyawan yang terlibat. Dikarenakan produktivitas sebagian karyawan dapat menurun saat bulan Ramadan, maka menjadi penting bagi perusahaan untuk dapat memastikan karyawan tetap terdorong untuk dapat termotivasi dan produktif bekerja di bulan Ramadan.Tips-tips di atas dapat menjadi masukan bagi perusahaan dan manajer untuk membuat karyawan yang berpuasa Ramadan tetap produktif bekerja, sehingga mereka juga dapat terpacu untuk berkontribusi serta di sisi lain merasa dihargai dan difasilitasi untuk beribadah.

Herjuno Tisnoaji
Resident Assessor prasmul-eli

Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Pada bulan ini, umat Muslim akan berpuasa menahan diri dari lapar, haus, dan hal-hal lain yang membatalkan ibadah puasa dari waktu subuh hingga magrib.  Momentum Bulan Ramadhan juga sering kali dimanfaatkan oleh umat Muslim untuk berlomba-lomba meningkatkan ibadah serta melakukan refleksi spiritual.

Dikarenakan hakikat pantang makan dan minum saat bulan puasa Ramadan, muncul anggapan bahwa produktivitas kerja dapat turun dikarenakan berkurangnya asupan energi ke dalam tubuh. Selain itu, perubahan rutinitas untuk sahur dan berbuka puasa juga mendorong perusahaan untuk dapat menyesuaikan jam kerja bagi karyawan. Hal ini dapat berdampak pada proses kerja maupun output yang dihasilkan oleh para karyawan.

Meski demikian, bukan berarti bahwa Ramadan identik dengan sikap bermalas-malasan di tempat kerja. Sebuah survey dari DinarStandard mengenai Produktivitas saat Ramadan menunjukkan bahwa 77 persen karyawan Muslim yang berpuasa berkeinginan untuk menunjukkan produktivitas yang sama dengan di luar bulan Ramadan. Hal ini juga disampaikan oleh Dr. dr. H. Abdul Ghofir, Sp.S(K), M.Sc, dosen dari Universitas Gadjah Mada. Menurutnya, produktivitas di bulan puasa lebih ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersiapkan dirinya serta menjalani tanggung jawab dalam bekerja saat menjalani ibadah puasa. Bahkan menurutnya, Ramadan dapat mendorong manajemen waktu dan kedisiplinan dengan lebih baik. 

Memastikan karyawan untuk tetap produktif sambil memfasilitasi mereka untuk tetap dapat menjalankan ibadahnya merupakan suatu hal yang perlu menjadi perhatian oleh perusahaan. Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan oleh manajer dan perusahaan untuk dapat mengelola produktivitas karyawan saat bulan Ramadan.

Sampaikan secara terbuka harapan dan dukungan yang tersedia.

Komunikasi yang terbuka akan membuat karyawan merasa dilibatkan dan dipercaya, sehingga mereka akan lebih mungkin untuk mempertahankan produktivitas saat menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. Selain itu, karyawan juga dapat merasa tenang apabila ia merasa didukung oleh atasannya dalam bekerja. 

Tawarkan jam kerja yang lebih fleksibel dan selaraskan dengan tim.

Beberapa karyawan mungkin merasa lebih produktif apabila langsung bekerja di pagi hari setelah makan sahur, sementara beberapa lagi mungkin membutuhkan waktu untuk dapat memulai bekerja. Manajer dapat memberikan alternatif ini untuk mendorong karyawan tetap produktif dalam bekerja. Meski demikian, fleksibilitas jam kerja ini juga harus diselaraskan antara anggota tim, sehingga diperoleh kesepakatan mengenai proses dan hasil kerja seperti apa yang optimal. Hal yang terpenting adalah proses yang dilakukan tidak bertentangan dengan kebijakan perusahaan, dan anggota tim dapat saling memahami proses tersebut. 

Penuhi kebutuhan karyawan yang berpuasa agar merasa nyaman di tempat kerja.

Beberapa kebutuhan karyawan di bulan puasa di antaranya adalah waktu untuk menjalani ibadah, makanan/tempat untuk menyimpan makanan saat berbuka puasa, serta  pemberian THR sebagaimana yang diatur oleh undang-undang. Sebagai contoh, usahakan untuk tidak menghubungi karyawan pada malam hari, karena karyawan umumnya beribadah dengan lebih intensif pada malam hari ketika bulan Ramadan. Perusahaan juga dapat menyediakan makanan untuk berbuka, terutama untuk mereka yang masih berkegiatan di tempat kerja hingga malam hari. Selain itu, adanya jaminan bahwa karyawan akan memperoleh THR akan membuat mereka merasa lebih tenang dalam bekerja.

Selenggarakan kegiatan-kegiatan yang mendorong keakraban dan kohesivitas tim.

Bulan Ramadan juga dapat menjadi momentum untuk membuat tim menjadi lebih akrab dengan kegiatan-kegiatan bersama. Hal ini di antaranya seperti buka bersama, tausyiah, olahraga menjelang berbuka puasa, atau syawalan setelah bulan Ramadan berakhir. Kegiatan-kegiatan yang mendorong kebersamaan ini dapat membuat anggota tim menjadi lebih saling mengenal satu sama lain, yang harapannya akan dapat membuat mereka untuk dapat tetap produktif bekerja saat Ramadan.

Mengelola produktivitas karyawan sendiri merupakan salah satu hal esensial yang perlu dilakukan oleh perusahaan dan manajer, yang tentunya juga membutuhkan kerja sama dengan karyawan yang terlibat. Dikarenakan produktivitas sebagian karyawan dapat menurun saat bulan Ramadan, maka menjadi penting bagi perusahaan untuk dapat memastikan karyawan tetap terdorong untuk dapat termotivasi dan produktif bekerja di bulan Ramadan.Tips-tips di atas dapat menjadi masukan bagi perusahaan dan manajer untuk membuat karyawan yang berpuasa Ramadan tetap produktif bekerja, sehingga mereka juga dapat terpacu untuk berkontribusi serta di sisi lain merasa dihargai dan difasilitasi untuk beribadah.

Herjuno Tisnoaji
Resident Assessor prasmul-eli

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia