Cara Melakukan A/B Testing untuk Pengembangan Produk

19 May 2022

Sebagai seorang marketers, penting untuk membuat produknya dapat diterima oleh pelanggan. Anda dapat melakukan A/B Testing sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan dengan tujuan tersebut. Biasanya, istilah ini juga dilakukan melalui bekerja sama dengan para designer.

Sebagai contohnya, Anda dapat menguji desain dan tombol-tombol tertentu dalam sebuah halaman website untuk menarik perhatian orang dalam mengaksesnya. Tidak hanya halaman website, kamu juga bisa mengubah beberapa elemen di dalam sebuah email yang dikirim pada para pelanggan.

A/B Testing merupakan sebuah metode yang dilakukan dengan menguji dua variasi (atau lebih) pada target kelompok yang berbeda guna menentukan kinerja yang lebih baik. Sederhananya, Anda akan memberikan versi percobaan A yang akan diuji kepada setengah kelompok dan versi B kepada setengah kelompok lainnya.

 

Manfaat A/B Testing pada Marketing

Ada banyak jenis split tests atau pengujian terpisah yang dapat dijalankan untuk eksperimen perusahaan Anda. Berikut adalah beberapa tujuan umum yang dimiliki marketers untuk bisnis mereka ketika melakukan A/B Testing:

  • Increased Website Traffic atau meningkatkan jumlah kunjungan website dengan cara menguji berbagai judul artikel atau halaman pada website untuk mengubah jumlah pelanggan yang mengakses tautan website Anda.

  • Higher Conversion Rate atau meningkatkan pengalaman pengunjung website, yaitu dengan cara menguji letak, warna, atau bahkan kata pada tombol CTA sehingga dapat menambah jumlah pelanggan sampai ke pengisian data diri mereka pada website Anda.

  • Lower Bounce Rate atau menurunkan persentase pengunjung website yang datang ke situs, lalu meninggalkan website begitu saja tanpa membuka halaman lain atau berinteraksi di dalamnya. Hal ini dapat diantisipasi dengan menguji perbedaan memasang artikel yang berbeda atau pergantian font serta penambahan gambar.

  • Lower Cart Abandonment atau menurunkan persentase pelanggan yang meninggalkan website dengan barang-barang di keranjang belanja (tanpa sampai ke proses check-out). Menguji berbagai foto produk, desain halaman check-out, dan menampilkan biaya pengiriman dapat menurunkan hal ini.

 

Cara  Melakukan A/B Testing dalam Eksperimen Marketing

Jika ini merupakan pertama kalinya Anda ingin menguji sebuah eksperimen, persiapkan dulu beberapa hal untuk mengembangkan sebuah fitur atau produk. Perlu diingat bahwa A/B testing adalah sebuah proses yang panjang sehingga tahap-tahapnya harus dilakukan sampai selesai. Berikut ini cara melakukan eksperimen A/B testing dalam upaya marketing Anda.

  1. Menentukan satu variabel untuk diuji

Mungkin Anda menemukan beberapa variabel yang ingin diuji, tetapi untuk mengevaluasi seberapa efektif perubahannya, sebaiknya tentukan satu variabel independen dan mengukur kinerjanya. 

Tentukan variabel dengan melihat elemen sumber daya pemasaran perusahaan dan alternatif untuk desain, kata-kata, serta tata letak. Perlu diingat bahwa perubahan sederhana, seperti mengubah gambar atau kata pada tombol CTA (click to action) dapat mendorong peningkatan besar.

Anda dapat menguji beberapa variabel untuk satu halaman web tetapi pastikan untuk mengujinya satu persatu, walaupun di beberapa kasus menguji beberapa variabel dalam satu waktu akan lebih masuk akal, proses ini disebut multivariate testing.

  1. Menentukan tujuan 

Pilih metrik utama untuk menjadi fokus sebelum menjalankan pengujian, bahkan lakukanlah sebelum mengatur variasi kedua. Ini adalah variabel dependen yang berubah berdasarkan cara Anda memanipulasi variabel independen. Pikirkan tentang di mana Anda ingin variabel dependen ini berada pada akhir pengujian terpisah. Anda juga dapat memberikan hipotesis resmi dan kemudian memeriksa hasil Anda berdasarkan prediksi ini.

  1. Menentukan Control dan Challenger

Gunakan variabel independen, variabel dependen, dan hasil yang diinginkan sebagai informasi dalam menyiapkan versi yang tidak dapat diubah dari apapun yang Anda uji sebagai control. Jika Anda menguji halaman website, maka versi yang tidak dapat diubah adalah desain halaman website yang biasa/sedang digunakan.

Kemudian tentukan challenger yaitu alternatif halaman website yang akan diuji dengan control. Contoh jika Anda bertanya-tanya apakah kolom testimoni pada halaman web perusahaan Anda akan membuat perbedaan, maka Anda dapat mengatur halaman control tanpa kolom testimoni dan halaman challenger dengan kolom testimoni.

  1. Membagi kelompok sampel dengan acak dan jumlah yang sama

Anda perlu menguji dengan dua atau lebih pengunjung website dengan jumlah yang sama untuk masing-masing versi sehingga memiliki hasil yang konklusif.

  1. Menentukan ukuran sampel (jika ada)

Cara menentukan sampel bervariasi bergantung pada alat dan jenis A/B Testing serta berapa lama pengujian dilakukan.

  1. Menentukan seberapa signifikan hasil yang diperlukan

Setelah memilih metrik sasaran, pikirkan seberapa signifikan hasil yang diperlukan untuk membenarkan pemilihan satu variasi di atas yang lain. Semakin tinggi persentase tingkat kepercayaan Anda atas suatu variasi, semakin Anda yakin tentang hasil Anda.

  1. Memastikan menjalankan satu pengujian pada suatu campaign

Menguji lebih dari satu hal untuk satu campaign dapat memperumit hasil.

  1. Menggunakan alat A/B Testing

Salah satu alat yang dapat digunakan adalah Google Analytics yang memungkinkan melakukan A/B Testing sampai dengan 10 versi dari satu halaman web dan membandingkan kinerjanya menggunakan sampel pengguna acak.

  1. Menguji dua versi secara bersamaan

Saat menjalankan pengujian Anda harus menjalankan dua versi secara bersamaan. Satu-satunya pengecualian adalah jika yang diuji adalah waktu, seperti menemukan waktu optimal untuk mengirim email/balasan kepada pelanggan.

Ini adalah hal yang bagus untuk diuji karena tergantung pada produk/jasa apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan siapa pelanggan Anda, waktu optimal keterlibatan pelanggan dapat bervariasi menurut industri dan target pasar.

  1. Memberikan A/B Testing cukup waktu untuk menghasilkan data yang berguna

Berapa lama waktu yang cukup? Hal ini bergantung pada perusahaan Anda dan bagaimana Anda menjalankan pengujian. Sebagian besar dari durasi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang signifikan secara statistik merupakan banyaknya traffic yang didapat dari website perusahaan Anda. Makin sedikit traffic, dibutuhkan waktu lebih lama pula untuk menjalankan pengujian.

  1. Meminta feedback dari pelanggan/pengunjung website sesungguhnya

Salah satu cara terbaik adalah melalui survei atau jajak pendapat. Anda dapat menambahkan exit survey di website perusahaan Anda dengan menanyakan kepada pengunjung mengapa mereka menekan atau tidak menekan tombol CTA tertentu.

  1. Fokus pada goal metric

Meskipun Anda akan mengukur beberapa metrik, tetaplah fokus pada metrik yang menjadi sasaran utama yang telah ditentukan. Melihat goal metric biasanya melalui conversion rate atau pengalaman pengunjung website.

  1. Membandingkan conversion rate

Dengan melihat hasil yang ada, Anda dapat mengetahui apakah salah satu variasi bekerja lebih baik daripada yang lain. Namun, kesuksesan sesungguhnya dilihat dari hasil yang signifikan secara statistik. 

Misalnya versi A memiliki conversion rate 16.04% dan versi B memiliki conversion rate 16.02% dan interval kepercayaan atas signifikansi statistik Anda adalah 95%. Walaupun Versi A memiliki conversion rate yang lebih tinggi, hasilnya tidak signifikan secara statistik. Artinya, versi A tidak meningkatkan conversion rate secara keseluruhan.

  1. Membedakan pelanggan untuk saran/kritik lebih lanjut

Terlepas dari signifikansinya, penting untuk mengelompokkan hasil sesuai segmentasi pelanggan untuk memahami bagaimana setiap area utama merespons variasi Anda. Variabel umum untuk membedakan pelanggan antara lain:

  • Jenis pelanggan: apakah pengunjung baru atau pengunjung berulang yang berkinerja lebih baik.

  • Jenis perangkat: apakah melalui seluler atau komputer yang memiliki performa terbaik.

  • Sumber traffic: versi mana yang berkinerja dengan baik berdasarkan asal traffic ke kedua variasi Anda. 

  1. Merencanakan A/B Testing berikutnya

Anda dapat mencoba melakukan pengujian pada fitur lain untuk meningkatkan metriks tertentu dalam pengembangan sebuah produk. Anda bisa melakukan pengujian pada channel marketing yang berbeda untuk mencari hasil paling signifikan.

A/B Testing memungkinkan perusahaan Anda memahami apa yang sesungguhnya ingin dilihat oleh pelanggan/pengunjung, terutama kaitannya dengan konten dan marketing yang ditawarkan oleh perusahaan.

Pengujian suatu strategi pemasaran perlu dipahami oleh para eksekutif perusahaan untuk mengembangkan produk yang berorientasi profit. Seperti halnya aktivitas pelatihan yang akan dilakukan pada program Certificate of Business Management: Marketing Management, pelatihan tidak hanya membahas konsep, tapi juga studi kasus, diskusi kelompok, rangkuman komprehensif melalui seminar, dan tugas kelompok pada akhir program

Sebagai seorang marketers, penting untuk membuat produknya dapat diterima oleh pelanggan. Anda dapat melakukan A/B Testing sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan dengan tujuan tersebut. Biasanya, istilah ini juga dilakukan melalui bekerja sama dengan para designer.

Sebagai contohnya, Anda dapat menguji desain dan tombol-tombol tertentu dalam sebuah halaman website untuk menarik perhatian orang dalam mengaksesnya. Tidak hanya halaman website, kamu juga bisa mengubah beberapa elemen di dalam sebuah email yang dikirim pada para pelanggan.

A/B Testing merupakan sebuah metode yang dilakukan dengan menguji dua variasi (atau lebih) pada target kelompok yang berbeda guna menentukan kinerja yang lebih baik. Sederhananya, Anda akan memberikan versi percobaan A yang akan diuji kepada setengah kelompok dan versi B kepada setengah kelompok lainnya.

 

Manfaat A/B Testing pada Marketing

Ada banyak jenis split tests atau pengujian terpisah yang dapat dijalankan untuk eksperimen perusahaan Anda. Berikut adalah beberapa tujuan umum yang dimiliki marketers untuk bisnis mereka ketika melakukan A/B Testing:

  • Increased Website Traffic atau meningkatkan jumlah kunjungan website dengan cara menguji berbagai judul artikel atau halaman pada website untuk mengubah jumlah pelanggan yang mengakses tautan website Anda.

  • Higher Conversion Rate atau meningkatkan pengalaman pengunjung website, yaitu dengan cara menguji letak, warna, atau bahkan kata pada tombol CTA sehingga dapat menambah jumlah pelanggan sampai ke pengisian data diri mereka pada website Anda.

  • Lower Bounce Rate atau menurunkan persentase pengunjung website yang datang ke situs, lalu meninggalkan website begitu saja tanpa membuka halaman lain atau berinteraksi di dalamnya. Hal ini dapat diantisipasi dengan menguji perbedaan memasang artikel yang berbeda atau pergantian font serta penambahan gambar.

  • Lower Cart Abandonment atau menurunkan persentase pelanggan yang meninggalkan website dengan barang-barang di keranjang belanja (tanpa sampai ke proses check-out). Menguji berbagai foto produk, desain halaman check-out, dan menampilkan biaya pengiriman dapat menurunkan hal ini.

 

Cara  Melakukan A/B Testing dalam Eksperimen Marketing

Jika ini merupakan pertama kalinya Anda ingin menguji sebuah eksperimen, persiapkan dulu beberapa hal untuk mengembangkan sebuah fitur atau produk. Perlu diingat bahwa A/B testing adalah sebuah proses yang panjang sehingga tahap-tahapnya harus dilakukan sampai selesai. Berikut ini cara melakukan eksperimen A/B testing dalam upaya marketing Anda.

  1. Menentukan satu variabel untuk diuji

Mungkin Anda menemukan beberapa variabel yang ingin diuji, tetapi untuk mengevaluasi seberapa efektif perubahannya, sebaiknya tentukan satu variabel independen dan mengukur kinerjanya. 

Tentukan variabel dengan melihat elemen sumber daya pemasaran perusahaan dan alternatif untuk desain, kata-kata, serta tata letak. Perlu diingat bahwa perubahan sederhana, seperti mengubah gambar atau kata pada tombol CTA (click to action) dapat mendorong peningkatan besar.

Anda dapat menguji beberapa variabel untuk satu halaman web tetapi pastikan untuk mengujinya satu persatu, walaupun di beberapa kasus menguji beberapa variabel dalam satu waktu akan lebih masuk akal, proses ini disebut multivariate testing.

  1. Menentukan tujuan 

Pilih metrik utama untuk menjadi fokus sebelum menjalankan pengujian, bahkan lakukanlah sebelum mengatur variasi kedua. Ini adalah variabel dependen yang berubah berdasarkan cara Anda memanipulasi variabel independen. Pikirkan tentang di mana Anda ingin variabel dependen ini berada pada akhir pengujian terpisah. Anda juga dapat memberikan hipotesis resmi dan kemudian memeriksa hasil Anda berdasarkan prediksi ini.

  1. Menentukan Control dan Challenger

Gunakan variabel independen, variabel dependen, dan hasil yang diinginkan sebagai informasi dalam menyiapkan versi yang tidak dapat diubah dari apapun yang Anda uji sebagai control. Jika Anda menguji halaman website, maka versi yang tidak dapat diubah adalah desain halaman website yang biasa/sedang digunakan.

Kemudian tentukan challenger yaitu alternatif halaman website yang akan diuji dengan control. Contoh jika Anda bertanya-tanya apakah kolom testimoni pada halaman web perusahaan Anda akan membuat perbedaan, maka Anda dapat mengatur halaman control tanpa kolom testimoni dan halaman challenger dengan kolom testimoni.

  1. Membagi kelompok sampel dengan acak dan jumlah yang sama

Anda perlu menguji dengan dua atau lebih pengunjung website dengan jumlah yang sama untuk masing-masing versi sehingga memiliki hasil yang konklusif.

  1. Menentukan ukuran sampel (jika ada)

Cara menentukan sampel bervariasi bergantung pada alat dan jenis A/B Testing serta berapa lama pengujian dilakukan.

  1. Menentukan seberapa signifikan hasil yang diperlukan

Setelah memilih metrik sasaran, pikirkan seberapa signifikan hasil yang diperlukan untuk membenarkan pemilihan satu variasi di atas yang lain. Semakin tinggi persentase tingkat kepercayaan Anda atas suatu variasi, semakin Anda yakin tentang hasil Anda.

  1. Memastikan menjalankan satu pengujian pada suatu campaign

Menguji lebih dari satu hal untuk satu campaign dapat memperumit hasil.

  1. Menggunakan alat A/B Testing

Salah satu alat yang dapat digunakan adalah Google Analytics yang memungkinkan melakukan A/B Testing sampai dengan 10 versi dari satu halaman web dan membandingkan kinerjanya menggunakan sampel pengguna acak.

  1. Menguji dua versi secara bersamaan

Saat menjalankan pengujian Anda harus menjalankan dua versi secara bersamaan. Satu-satunya pengecualian adalah jika yang diuji adalah waktu, seperti menemukan waktu optimal untuk mengirim email/balasan kepada pelanggan.

Ini adalah hal yang bagus untuk diuji karena tergantung pada produk/jasa apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan siapa pelanggan Anda, waktu optimal keterlibatan pelanggan dapat bervariasi menurut industri dan target pasar.

  1. Memberikan A/B Testing cukup waktu untuk menghasilkan data yang berguna

Berapa lama waktu yang cukup? Hal ini bergantung pada perusahaan Anda dan bagaimana Anda menjalankan pengujian. Sebagian besar dari durasi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang signifikan secara statistik merupakan banyaknya traffic yang didapat dari website perusahaan Anda. Makin sedikit traffic, dibutuhkan waktu lebih lama pula untuk menjalankan pengujian.

  1. Meminta feedback dari pelanggan/pengunjung website sesungguhnya

Salah satu cara terbaik adalah melalui survei atau jajak pendapat. Anda dapat menambahkan exit survey di website perusahaan Anda dengan menanyakan kepada pengunjung mengapa mereka menekan atau tidak menekan tombol CTA tertentu.

  1. Fokus pada goal metric

Meskipun Anda akan mengukur beberapa metrik, tetaplah fokus pada metrik yang menjadi sasaran utama yang telah ditentukan. Melihat goal metric biasanya melalui conversion rate atau pengalaman pengunjung website.

  1. Membandingkan conversion rate

Dengan melihat hasil yang ada, Anda dapat mengetahui apakah salah satu variasi bekerja lebih baik daripada yang lain. Namun, kesuksesan sesungguhnya dilihat dari hasil yang signifikan secara statistik. 

Misalnya versi A memiliki conversion rate 16.04% dan versi B memiliki conversion rate 16.02% dan interval kepercayaan atas signifikansi statistik Anda adalah 95%. Walaupun Versi A memiliki conversion rate yang lebih tinggi, hasilnya tidak signifikan secara statistik. Artinya, versi A tidak meningkatkan conversion rate secara keseluruhan.

  1. Membedakan pelanggan untuk saran/kritik lebih lanjut

Terlepas dari signifikansinya, penting untuk mengelompokkan hasil sesuai segmentasi pelanggan untuk memahami bagaimana setiap area utama merespons variasi Anda. Variabel umum untuk membedakan pelanggan antara lain:

  • Jenis pelanggan: apakah pengunjung baru atau pengunjung berulang yang berkinerja lebih baik.

  • Jenis perangkat: apakah melalui seluler atau komputer yang memiliki performa terbaik.

  • Sumber traffic: versi mana yang berkinerja dengan baik berdasarkan asal traffic ke kedua variasi Anda. 

  1. Merencanakan A/B Testing berikutnya

Anda dapat mencoba melakukan pengujian pada fitur lain untuk meningkatkan metriks tertentu dalam pengembangan sebuah produk. Anda bisa melakukan pengujian pada channel marketing yang berbeda untuk mencari hasil paling signifikan.

A/B Testing memungkinkan perusahaan Anda memahami apa yang sesungguhnya ingin dilihat oleh pelanggan/pengunjung, terutama kaitannya dengan konten dan marketing yang ditawarkan oleh perusahaan.

Pengujian suatu strategi pemasaran perlu dipahami oleh para eksekutif perusahaan untuk mengembangkan produk yang berorientasi profit. Seperti halnya aktivitas pelatihan yang akan dilakukan pada program Certificate of Business Management: Marketing Management, pelatihan tidak hanya membahas konsep, tapi juga studi kasus, diskusi kelompok, rangkuman komprehensif melalui seminar, dan tugas kelompok pada akhir program

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia