Cara Menghindari Hiring Bias dalam Proses Rekrutmen

02 June 2023

Banyak perusahaan yang ingin meningkatkan keberagaman. Namun, hal ini sering terhalang dengan proses rekrutmen yang masih bias. Sejumlah besar penelitian menunjukan bahwa proses rekrutmen itu bersifat bias. Hal ini karena sifat manusia yang secara tidak sengaja akan lebih tertarik untuk mempekerjakan kandidat yang mirip sifatnya.

Jika Anda sebagai manajer perekrutan tidak menerapkan proses yang tepat, bias dapat terus berkembang. Hal ini bisa menjadi diskriminasi terhadap orang-orang yang memiliki kualifikasi tepat. Atasi perekrutan yang bias dan temukan solusi yang sesuai dengan perusahaan Anda.

Cara Menghindari Hiring Bias dalam Rekrutmen

Untuk menghindari hiring bias, banyak perusahaan yang menerapkan cara terukur dalam proses perekrutan. Hasilnya, kandidat yang melamar bertambah sehingga beragam latar belakang yang masuk ke tahap offering dan kemungkinan karyawan yang tinggal hingga masa probation selesai pun meningkat.

Tidak hanya meningkatkan keragaman tenaga kerja, ini juga dilakukan untuk memastikan Anda mempekerjakan individu-individu terbaik yang sesuai di bidangnya. Untuk mengurangi bias tersebut, inilah cara-cara yang dapat Anda lakukan.

1. Lihat masalah dan cari solusi

Sebagai manajer perekrutan, Anda perlu mencari cara untuk menyederhanakan dan menstandarkan proses rekrutmen. Untuk memulainya, Anda harus memahami masalah yang sering muncul dalam proses perekrutan serta cari solusi yang tepat. Jika masih ragu, Anda dapat mempertimbangkan untuk mengambil training mengenai topik tertentu.

Training akan melatih kesadaran untuk  mengenali diri sendiri dan orang lain. Anda akan menyadari bahwa setiap orang memiliki keterampilan dan mengidentifikasi diri secara berbeda. Selain itu, diskusi dapat memunculkan gagasan tentang langkah-langkah yang dapat diambil dan cara untuk menyederhanakannya.

2. Sourcing

Salah satu cara untuk menghilangkan bias dapat dimulai dari sourcing. Siapkan materi rekrutmen seperti job description dan career pages di website atau portal pencarian kerja. Ini dilakukan untuk menarik kandidat sebanyak mungkin. Saat membuat materi rekrutmen, sebaiknya gunakan bahasa yang netral. Jika tidak, kandidat yang melamar akan sedikit.

Salah satu riset menemukan bahwa perempuan cenderung menghindari lowongan pekerjaan yang mencakup kata-kata maskulin seperti kuat, berani, dan tegas. Menariknya laki-laki pun akan melakukan hal yang sama. Mereka akan merasa bahwa pekerjaan yang mencantumkan kata-kata sabar, jujur, dan interpersonal hanya tertuju pada perempuan.

Perlu diingat bahwa keberagaman bukanlah jaminan untuk dapat maju ke tahap selanjutnya. Perekrut masih harus menyaring perilaku dan keterampilan kandidat. Namun, semakin banyak pelamar yang Anda miliki, semakin besar pula keberagaman yang didapatkan.

3. Menerapkan teknik blind CV

CV adalah alat perkenalan pertama kandidat dengan perekrut. Lewat CV Anda dapat mengetahui profil singkat kandidat, keterampilan, dan pencapaian yang pernah dihasilkan. Namun, tanpa disadari ada informasi tertentu yang dapat membuat Anda menjadi bias. Oleh karena itu, himbau para pelamar untuk mengirimkan blid CV dengan tidak menyantumkan ras, agama, jenis kelamin, usia, dan segala faktor yang dapat mempengaruhi keputusan bias.

4. Interview

Ketika kandidat memasuki tahap interview, tugas Anda adalah mengasah soft skill. Selama berjalannya interview, ada kemungkinan Anda kehilangan fokus dan terpancing untuk mengikuti topik yang dibahas sehingga interview tidak kondusif. Interview yang tidak terstruktur dapat mempersulit Anda untuk menilai dengan adil.

Oleh karena itu, persiapkan diri. Sebelum melakukan sesi interview luangkan waktu Anda selama 15 menit untuk membuat rencana interview. Ini dilakukan agar interview lebih terstruktur. Anda dapat mengajukan pertanyaan yang jelas dan sama pada setiap kandidat. Jawaban yang diberikan juga memungkinkan Anda untuk menilai kandidat lebih adil. 

5. Memilih panelis untuk sesi interview

Anda dapat selalu meminta bantuan orang lain. Pertimbangkan untuk mengikutsertakan panelis di setiap sesi interview. Membentuk panelis yang mencakup keberagaman, seperti jenis kelamin, etnis, latar belakang sosial ekonomi dan usia dapat membantu Anda terhindar dari bias. Panelis akan memberikan pendapat sehingga perspektif akan lebih luas dan keputusan diambil lebih tepat.

Bias dalam proses rekrutmen memang sulit untuk dapat dihindari. Namun, Anda dapat menguranginya dengan membuat proses rekrutmen yang terstruktur. Tingkatkan wawasan dan perspektif tim rekrutmen untuk membantu pengambilan keputusan yang adil.

Banyak perusahaan yang ingin meningkatkan keberagaman. Namun, hal ini sering terhalang dengan proses rekrutmen yang masih bias. Sejumlah besar penelitian menunjukan bahwa proses rekrutmen itu bersifat bias. Hal ini karena sifat manusia yang secara tidak sengaja akan lebih tertarik untuk mempekerjakan kandidat yang mirip sifatnya.

Jika Anda sebagai manajer perekrutan tidak menerapkan proses yang tepat, bias dapat terus berkembang. Hal ini bisa menjadi diskriminasi terhadap orang-orang yang memiliki kualifikasi tepat. Atasi perekrutan yang bias dan temukan solusi yang sesuai dengan perusahaan Anda.

Cara Menghindari Hiring Bias dalam Rekrutmen

Untuk menghindari hiring bias, banyak perusahaan yang menerapkan cara terukur dalam proses perekrutan. Hasilnya, kandidat yang melamar bertambah sehingga beragam latar belakang yang masuk ke tahap offering dan kemungkinan karyawan yang tinggal hingga masa probation selesai pun meningkat.

Tidak hanya meningkatkan keragaman tenaga kerja, ini juga dilakukan untuk memastikan Anda mempekerjakan individu-individu terbaik yang sesuai di bidangnya. Untuk mengurangi bias tersebut, inilah cara-cara yang dapat Anda lakukan.

1. Lihat masalah dan cari solusi

Sebagai manajer perekrutan, Anda perlu mencari cara untuk menyederhanakan dan menstandarkan proses rekrutmen. Untuk memulainya, Anda harus memahami masalah yang sering muncul dalam proses perekrutan serta cari solusi yang tepat. Jika masih ragu, Anda dapat mempertimbangkan untuk mengambil training mengenai topik tertentu.

Training akan melatih kesadaran untuk  mengenali diri sendiri dan orang lain. Anda akan menyadari bahwa setiap orang memiliki keterampilan dan mengidentifikasi diri secara berbeda. Selain itu, diskusi dapat memunculkan gagasan tentang langkah-langkah yang dapat diambil dan cara untuk menyederhanakannya.

2. Sourcing

Salah satu cara untuk menghilangkan bias dapat dimulai dari sourcing. Siapkan materi rekrutmen seperti job description dan career pages di website atau portal pencarian kerja. Ini dilakukan untuk menarik kandidat sebanyak mungkin. Saat membuat materi rekrutmen, sebaiknya gunakan bahasa yang netral. Jika tidak, kandidat yang melamar akan sedikit.

Salah satu riset menemukan bahwa perempuan cenderung menghindari lowongan pekerjaan yang mencakup kata-kata maskulin seperti kuat, berani, dan tegas. Menariknya laki-laki pun akan melakukan hal yang sama. Mereka akan merasa bahwa pekerjaan yang mencantumkan kata-kata sabar, jujur, dan interpersonal hanya tertuju pada perempuan.

Perlu diingat bahwa keberagaman bukanlah jaminan untuk dapat maju ke tahap selanjutnya. Perekrut masih harus menyaring perilaku dan keterampilan kandidat. Namun, semakin banyak pelamar yang Anda miliki, semakin besar pula keberagaman yang didapatkan.

3. Menerapkan teknik blind CV

CV adalah alat perkenalan pertama kandidat dengan perekrut. Lewat CV Anda dapat mengetahui profil singkat kandidat, keterampilan, dan pencapaian yang pernah dihasilkan. Namun, tanpa disadari ada informasi tertentu yang dapat membuat Anda menjadi bias. Oleh karena itu, himbau para pelamar untuk mengirimkan blid CV dengan tidak menyantumkan ras, agama, jenis kelamin, usia, dan segala faktor yang dapat mempengaruhi keputusan bias.

4. Interview

Ketika kandidat memasuki tahap interview, tugas Anda adalah mengasah soft skill. Selama berjalannya interview, ada kemungkinan Anda kehilangan fokus dan terpancing untuk mengikuti topik yang dibahas sehingga interview tidak kondusif. Interview yang tidak terstruktur dapat mempersulit Anda untuk menilai dengan adil.

Oleh karena itu, persiapkan diri. Sebelum melakukan sesi interview luangkan waktu Anda selama 15 menit untuk membuat rencana interview. Ini dilakukan agar interview lebih terstruktur. Anda dapat mengajukan pertanyaan yang jelas dan sama pada setiap kandidat. Jawaban yang diberikan juga memungkinkan Anda untuk menilai kandidat lebih adil. 

5. Memilih panelis untuk sesi interview

Anda dapat selalu meminta bantuan orang lain. Pertimbangkan untuk mengikutsertakan panelis di setiap sesi interview. Membentuk panelis yang mencakup keberagaman, seperti jenis kelamin, etnis, latar belakang sosial ekonomi dan usia dapat membantu Anda terhindar dari bias. Panelis akan memberikan pendapat sehingga perspektif akan lebih luas dan keputusan diambil lebih tepat.

Bias dalam proses rekrutmen memang sulit untuk dapat dihindari. Namun, Anda dapat menguranginya dengan membuat proses rekrutmen yang terstruktur. Tingkatkan wawasan dan perspektif tim rekrutmen untuk membantu pengambilan keputusan yang adil.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia