Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Cara Menghindari Micromanaging dalam Tim

Banner-Article-JUNE-MicroMGMT.jpg

Pemimpin yang baik adalah individu yang mampu mendelegasikan dan mempercayakan anggota timnya untuk mencapai target perusahaan. Dalam lingkungan perusahaan, terkadang kita menemukan seorang pemimpin yang terus menerus mengontrol dan mengkritik dengan detail.

Hal ini mungkin cukup baik jika dilakukan dalam proses pendelegasian tugas. Namun, terus menerus melakukan pantauan detail progress pekerjaan karyawan mungkin akan terasa tidak nyaman bagi karyawan. Pendekatan detail dalam mengelola tugas disebut micromanaging.

 

Mengapa Perusahaan Harus Menghindari Micromanaging?

Menurut riset Universitas Southern Illinois, Amerika Serikat, micromanagement merupakan satu dari tiga alasan utama seorang karyawan mengundurkan diri (resign). Micromanaging membuat para karyawan tidak bisa mengembangkan potensi dirinya, sulit untuk percaya dengan sesama karyawan dan meningkatkan stress. 

​​Walaupun terlihat sepele, micromanaging dapat mempengaruhi produktivitas karyawan dan semangat bekerja mereka. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mempengaruhi tingkat retensi karyawan di perusahaan Anda.

Tingkat turnover karyawan yang tinggi dapat meningkatkan biaya operasional yang harus dikeluarkan perusahaan. Menurut Work Institute, perusahaan menanggung beban biaya sebesar 33% dari gaji tahunan satu orang karyawan yang harus dicari penggantinya.

 

Ciri-Ciri Manajer atau Pemimpin Micromanaging

Ada beberapa ciri pendekatan micromanaging yang dapat Anda lakukan untuk mengevaluasi pimpinan perusahaan atau manajer-manajer Anda. Ciri-ciri di bawah ini dapat dijadikan panduan untuk mengubah atau melatih mereka agar dapat menjadi pemimpin yang efektif dan efisien.

  • Enggan untuk mendelegasikan tugas

  • Merasa tugas akan lebih baik apabila diselesaikan oleh diri sendiri

  • Apabila mendelegasikan tugas, selalu menyertakan bagaimana sebuah tugas harus dikerjakan dengan sangat detail

  • Sulit merasa puas dengan hasil kerja karyawan

  • Memiliki tendensi untuk mengerjakan ulang tugas yang  telah diselesaikan karyawan 

  • Terus-menerus menanyakan progress dan memantau aktivitas karyawan

  • Terlalu menitikberatkan kepada detail-detail yang tidak penting

 

Strategi Agar Anda Menghindari Micromanaging

  1. Delegasi dengan efektif

Delegasikan tugas kepada karyawan yang memiliki skill set yang sesuai. Anda dapat memberikan kesempatan bagi karyawan untuk belajar dan berkembang di posisinya. Saat mendelegasikan tugas, Anda tidak perlu menjelaskan secara detail terkait cara mengerjakan tugasnya.

Sebagai gantinya, berikan keleluasaan bagi karyawan untuk memilih cara yang paling praktis untuk mencapai target yang diberikan. Cukup pastikan karyawan sudah dibekali dengan sumber informasi, pelatihan, dan keahlian untuk mencapai hasil akhir tersebut.

  1. Jelaskan Ekspektasi Anda

Terkadang micromanaging terjadi karena manajer atau pimpinan merasa hanya mereka yang bisa menyelesaikan suatu tugas itu dengan baik. Jelaskan ekspektasi hasil pekerjaan Anda kepada karyawan, rekan, atau tim Anda.

Diskusikan tenggat waktu atau tolok ukur yang akan Anda gunakan untuk menilai keberhasilan tugas tersebut. Karyawan Anda akan bekerja lebih baik dengan informasi yang diberikan. Beri tahu karyawan tentang hal yang perlu dikerjakan, bukan cara mengerjakannya.

  1. Tidak Perlu Menjadi Perfeksionis

Ada banyak cara untuk menyelesaikan suatu tugas dan setiap orang memiliki cara sendiri untuk bereksperimen. Potensi terjadinya kesalahan akan tetap terjadi dan hal ini perlu dimaklumi. Karyawan atau tim Anda tidak dapat berkembang apabila Anda merasa suatu tugas harus selalu dilaksanakan dengan cara yang Anda rasa paling benar. 

  1. Rekrut Karyawan yang Sesuai

Idealnya, Anda akan merekrut orang yang sesuai untuk bekerja dengan Anda. Apabila Anda salah merekrut orang, seperti misalnya kemampuan yang kurang memadai atau skillset yang tidak sesuai, Anda akan lebih rentan micromanage.

Salah merekrut orang pun dapat memerlukan lebih banyak uang dan waktu untuk mencari karyawan baru nantinya. Karena itulah, pastikan untuk memilih rekan kerja dengan kemampuan dan sikap yang cocok untuk bekerja sama dalam tim.

  1. Diskusikan Cara Manajemen Sesuai Preferensi Karyawan Anda

Karyawan Anda pasti memiliki cara manajemen yang bagi mereka efektif. Untuk itu, Anda perlu mendiskusikannya dengan tiap-tiap karyawan Anda. Melakukan pembicaraan dua arah seperti itu membuat karyawan Anda merasa Anda menghargai pendapat mereka dan membantah asumsi mereka terhadap Anda sebagai supervisor. 

 

Anda tidak perlu melepaskan seluruh tugas kepada karyawan Anda dan membiarkan mereka bekerja sendiri tanpa petunjuk atau masukan apapun. Di sisi lain, Anda juga perlu menghindari terus-terusan memeriksa progres karyawan Anda.

Tetap berkomunikasi dengan karyawan Anda dengan jelas, efektif, dan efisien, dan berikan karyawan Anda kesempatan untuk berkembang. Yakinkan karyawan Anda bahwa Anda akan selalu siap membantu.

ARTIKEL TERKAIT