Hal-hal yang Perlu Dihindari Saat Bernegosiasi

24 July 2023

Bernegosiasi adalah salah satu keterampilan yang paling penting untuk para pekerja. Apa pun bidang pekerjaan Anda, negosiasi adalah keterampilan yang harus Anda miliki sebagai keterampilan hidup. Jika tidak dikembangkan, Anda akan melihat banyak dampak dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Dari mulai tindakan hingga kesepakatan yang diambil, ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari proses negosiasi. Namun, ini bukan hal mudah. Dibutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Oleh karena itu, perhatikan yang perlu Anda lakukan dan hindari saat bernegosiasi.

Penyebab kegagalan saat bernegosiasi

Anda tidak perlu terlalu banyak berbicara. Bicarakan informasi yang perlu Anda sampaikan. Tidak lupa diikuti dengan interaksi lewat gerakan dan kontak mata. Pendekatan langsung ini akan membangun kepercayaan dan membuat pihak lain terbuka hingga menerima tawaran Anda.

Selain mengetahui cara agar negosiasi berjalan sukses, Anda juga perlu tahu hal-hal yang perlu dihindari. Dengan begitu ini dapat membantu Anda untuk lebih efektif dalam urusan bisnis. Untuk lebih jelas, berikut hal-hal yang perlu dihindari saat bernegosiasi dan cara mengatasinya:

1. Bersikap terburu-buru

Negosiasi tidak berjalan secara instan. Untuk mencapai kesepakatan, negosiasi membutuhkan waktu. Oleh karena itu, jangan terburu-buru. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk membangun hubungan. Dengan begitu negosiasi akan lebih natural dan lancar.

Ketika bernegosiasi penting bagi Anda untuk memberikan sedikit informasi pribadi. Dengarkan lawan bicara. Ikuti atau bawa mereka kepada ketertarikan Anda. Ini diharapkan dapat meningkatkan negosiasi menjadi percakapan yang lebih dekat. Ketika ini terjadi artinya ada sinyal keterbukaan dan harapan untuk hubungan yang lebih baik.

2. Tidak melakukan persiapan

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan ketika bernegosiasi adalah tidak adanya persiapan. Meskipun terkesan hanya melakukan pembicaraan, negosiasi memiliki sebuah roadmap. Artinya, Anda membutuhkan persiapan dan pemahaman yang mendalam. Cari tahu dan pelajari data, fakta, perbandingan, dan studi kasus yang ada.

Persiapkan pula  jawaban dari pertanyaan yang kira-kira akan ditanyakan. Selain memberikan kesan bahwa Anda menguasai materi, ini juga dapat membantu Anda untuk mengontrol negosiasi dan membujuk pihak lain untuk menyetujui permintaan Anda.

Oleh karena itu, persiapkan diri sebaik mungkin. Kuasai materi, percaya diri, dan lakukan diskusi. Ketika datang tanpa persiapan, maka Anda sudah gagal sebelum negosiasi dimulai.

3. Mengabaikan perpektif pihak lain

Banyak orang lupa bahwa negosiasi adalah proses dua arah. Meskipun penting untuk memberikan point of view yang ingin dicapai, Anda juga perlu terbuka dan mendengarkan pihak lain. Ketimbang bertanya tujuan yang ingin dicapai, cobalah pahami alasan pihak lain berpendapat demikian.

Di sini Anda harus memperhatikan cara Anda berkomunikasi. Mulai dari body language, dan bahasa yang digunakan. Ketika bertemu dengan pihak lain, jangan lupa untuk berjabat tangan. Selain itu, perhatikan penggunaan bahasa. Ketimbang, “kami” gunakan kata ganti “kita” dan frasa empatik. 

Meskipun terkesan simple, berjabat tangan dan penggunaan kata ganti dapat memberikan kesan bahwa Anda bersedia untuk bekerja sama dan mencapai kesepakatan yang adil. Dengan memperlihatkan perilaku seperti ini, pihak lain dapat mengomunikasikan motif dan niat mereka lebih terbuka.

4. Merima kesepakatan yang merugikan

Negosiator yang baik adalah mereka yang mampu mengendalikan kesepakatan, tetapi ini tidak mudah. Negosiasi dapat memakan waktu dan melelahkan, terutama jika Anda masuk ke proses menentukan kesepakatan. Sebaiknya tentukan batasan-batasan untuk mengetahui kesepakatan yang akan diterima dan tidak. 

Kesepakatan yang hanya menguntungkan satu pihak adalah negosiasi yang salah. Selain itu, kesepakatan tidak selalu lebih baik tanpa adanya kesepakatan. Namun, penting untuk memiliki kejelasan.

Oleh karena itu, ketika menentukan kesepakatan pastikan bahwa Anda dan pihak lain mencapai win-win solution atau adil. Jika tidak hubungan dengan pihak lain akan memburuk dan kepercayaan menghilang. Waktu dan energi yang Anda gunakan untuk bernegosiasi juga terbuang sia-sia.

5. Emosional

Cara Anda mengontrol emosi, sangat berpengaruh dalam bernegosiasi. Tanpa disadari, semakin banyak Anda berhubungan dengan orang lain, semakin tinggi pula kemungkinan konflik. Tidak hanya dengan orang lain, tetapi juga diri sendiri. Oleh karena itu, berhati-hatilah. Ketahui hal-hal yang membuat Anda emosional dan coba fokus kepada hal lain.

Namun, emosi tidak selamanya buruk jika dikelola dan digunakan sebagai strategi untuk mendapatkan perspektif dan membangun kesan pada semua orang. Misalnya, dengan mengucapkan tolong, minta maaf, dan terima kasih.

Tidak ada cara pasti dalam melakukan negosiasi. Namun, dengan belajar dan melakukan beberapa taktik dapat membuat Anda untuk mencapai mufakat di meja negosiasi.

Bernegosiasi adalah salah satu keterampilan yang paling penting untuk para pekerja. Apa pun bidang pekerjaan Anda, negosiasi adalah keterampilan yang harus Anda miliki sebagai keterampilan hidup. Jika tidak dikembangkan, Anda akan melihat banyak dampak dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Dari mulai tindakan hingga kesepakatan yang diambil, ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari proses negosiasi. Namun, ini bukan hal mudah. Dibutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Oleh karena itu, perhatikan yang perlu Anda lakukan dan hindari saat bernegosiasi.

Penyebab kegagalan saat bernegosiasi

Anda tidak perlu terlalu banyak berbicara. Bicarakan informasi yang perlu Anda sampaikan. Tidak lupa diikuti dengan interaksi lewat gerakan dan kontak mata. Pendekatan langsung ini akan membangun kepercayaan dan membuat pihak lain terbuka hingga menerima tawaran Anda.

Selain mengetahui cara agar negosiasi berjalan sukses, Anda juga perlu tahu hal-hal yang perlu dihindari. Dengan begitu ini dapat membantu Anda untuk lebih efektif dalam urusan bisnis. Untuk lebih jelas, berikut hal-hal yang perlu dihindari saat bernegosiasi dan cara mengatasinya:

1. Bersikap terburu-buru

Negosiasi tidak berjalan secara instan. Untuk mencapai kesepakatan, negosiasi membutuhkan waktu. Oleh karena itu, jangan terburu-buru. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk membangun hubungan. Dengan begitu negosiasi akan lebih natural dan lancar.

Ketika bernegosiasi penting bagi Anda untuk memberikan sedikit informasi pribadi. Dengarkan lawan bicara. Ikuti atau bawa mereka kepada ketertarikan Anda. Ini diharapkan dapat meningkatkan negosiasi menjadi percakapan yang lebih dekat. Ketika ini terjadi artinya ada sinyal keterbukaan dan harapan untuk hubungan yang lebih baik.

2. Tidak melakukan persiapan

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan ketika bernegosiasi adalah tidak adanya persiapan. Meskipun terkesan hanya melakukan pembicaraan, negosiasi memiliki sebuah roadmap. Artinya, Anda membutuhkan persiapan dan pemahaman yang mendalam. Cari tahu dan pelajari data, fakta, perbandingan, dan studi kasus yang ada.

Persiapkan pula  jawaban dari pertanyaan yang kira-kira akan ditanyakan. Selain memberikan kesan bahwa Anda menguasai materi, ini juga dapat membantu Anda untuk mengontrol negosiasi dan membujuk pihak lain untuk menyetujui permintaan Anda.

Oleh karena itu, persiapkan diri sebaik mungkin. Kuasai materi, percaya diri, dan lakukan diskusi. Ketika datang tanpa persiapan, maka Anda sudah gagal sebelum negosiasi dimulai.

3. Mengabaikan perpektif pihak lain

Banyak orang lupa bahwa negosiasi adalah proses dua arah. Meskipun penting untuk memberikan point of view yang ingin dicapai, Anda juga perlu terbuka dan mendengarkan pihak lain. Ketimbang bertanya tujuan yang ingin dicapai, cobalah pahami alasan pihak lain berpendapat demikian.

Di sini Anda harus memperhatikan cara Anda berkomunikasi. Mulai dari body language, dan bahasa yang digunakan. Ketika bertemu dengan pihak lain, jangan lupa untuk berjabat tangan. Selain itu, perhatikan penggunaan bahasa. Ketimbang, “kami” gunakan kata ganti “kita” dan frasa empatik. 

Meskipun terkesan simple, berjabat tangan dan penggunaan kata ganti dapat memberikan kesan bahwa Anda bersedia untuk bekerja sama dan mencapai kesepakatan yang adil. Dengan memperlihatkan perilaku seperti ini, pihak lain dapat mengomunikasikan motif dan niat mereka lebih terbuka.

4. Merima kesepakatan yang merugikan

Negosiator yang baik adalah mereka yang mampu mengendalikan kesepakatan, tetapi ini tidak mudah. Negosiasi dapat memakan waktu dan melelahkan, terutama jika Anda masuk ke proses menentukan kesepakatan. Sebaiknya tentukan batasan-batasan untuk mengetahui kesepakatan yang akan diterima dan tidak. 

Kesepakatan yang hanya menguntungkan satu pihak adalah negosiasi yang salah. Selain itu, kesepakatan tidak selalu lebih baik tanpa adanya kesepakatan. Namun, penting untuk memiliki kejelasan.

Oleh karena itu, ketika menentukan kesepakatan pastikan bahwa Anda dan pihak lain mencapai win-win solution atau adil. Jika tidak hubungan dengan pihak lain akan memburuk dan kepercayaan menghilang. Waktu dan energi yang Anda gunakan untuk bernegosiasi juga terbuang sia-sia.

5. Emosional

Cara Anda mengontrol emosi, sangat berpengaruh dalam bernegosiasi. Tanpa disadari, semakin banyak Anda berhubungan dengan orang lain, semakin tinggi pula kemungkinan konflik. Tidak hanya dengan orang lain, tetapi juga diri sendiri. Oleh karena itu, berhati-hatilah. Ketahui hal-hal yang membuat Anda emosional dan coba fokus kepada hal lain.

Namun, emosi tidak selamanya buruk jika dikelola dan digunakan sebagai strategi untuk mendapatkan perspektif dan membangun kesan pada semua orang. Misalnya, dengan mengucapkan tolong, minta maaf, dan terima kasih.

Tidak ada cara pasti dalam melakukan negosiasi. Namun, dengan belajar dan melakukan beberapa taktik dapat membuat Anda untuk mencapai mufakat di meja negosiasi.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia