Social learning berasal dari psikologi yang setiap prinsip-prinsipnya dapat diterapkan pada pekerjaan. Pengantar social learning membahas tentang landasan, elemen, kekuatan dan kelemahan, serta penerapannya dalam pekerjaan.
Contoh social learning dapat ditemukan dalam berbagai contoh kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh sederhana adalah anak-anak yang bisa meniru perilaku anggota keluarga, teman, atau karakter televisi yang ditontonnya.
Hal ini juga terjadi pada budaya perusahaan saat karyawan baru mungkin meniru cara kerja dari rekan kerja lainnya yang sudah bekerja lebih dulu. Penerapan social learning juga bisa menjadi strategi yang efektif untuk membuat sebuah pembelajaran semakin interaktif.
Keberhasilan sebuah program akan berkaitan erat dengan adanya keterikatan yang terjadi selama aktivitas berlangsung. Karena itu, ada beberapa prinsip social learning yang bisa diimplementasikan agar sebuah program bisa memancing interaksi peserta di antaranya sebagai berikut.
Dalam pola interaksi ini, ada seorang ahli dan peserta yang terlibat dalam komunikasi one-on-one. Biasanya, pola seperti ini bisa diterapkan dalam bentuk pembinaan, konseling, pendampingan, atau program magang.
Saat diterapkan secara online, diperlukan adanya mentor khusus atau rekan yang lebih berpengalaman. Tujuan dari adanya seorang “tutor” itu berfungsi untuk dapat menyampaikan feedback secara pribadi dan kebebasan bertanya tanpa rasa segan.
Saat melakukan presentasi, seseorang akan mengarahkan informasi kepada orang lain. Hal ini bisa diterapkan dalam menyampaikan sebuah topik atau teori. Cara terbaik untuk membuat presentasi interaktif adalah meminta peserta menyajikan informasinya sendiri.
Sesi tanya jawab mungkin sudah sangat umum diterapkan sebagai salah satu strategi dalam pembelajaran online. Melalui format interaksi ini, peserta bisa mengajukan pertanyaan secara sporadis maupun terorganisir.
Mengimplementasikan format Q&A bisa membantu mengisi kesenjangan dari para peserta yang terlibat dalam sesi belajar. Setelah sesi selesai, informasi yang didapat dari interaksi tanya jawab bisa dimanfaatkan untuk menyusun halaman FAQ.
Format interaksi ini akan melibatkan pakar, guru, atau pemimpin diskusi untuk memasang pesan dan dikomentari oleh peserta. Semua peserta pelatihan yang terlibat harus membaca dan mengomentari atau memberikan pendapat untuk pesan atau informasi yang dituliskan.
Pola interaksi seperti ini mungkin cukup ideal untuk diterapkan pada jenis pembelajaran online yang diikuti oleh karyawan. Biasanya, para peserta akan berinteraksi melalui dokumen online yang dikenal sebagai halaman Wiki. Melalui halaman tersebut, semua orang bisa mengedit dan memperbarui dokumen secara real-time.
Seperti halnya interaksi secara langsung, diskusi kelompok juga bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk melibatkan peserta dalam program pelatihan. Interaksi diskusi kelompok bisa diterapkan saat melatih karyawan mempelajari sebuah produk baru.
Format interaksi kelompok juga bisa diatur dengan peran yang diberikan oleh instruktur untuk sesi diskusi yang lebih bermakna. Tidak hanya itu, format interaksi kelompok juga melatih keterampilan komunikasi dan interpersonal.
Anda juga bisa menghubungi pakar komunitas atau influencer untuk membahas isu-isu yang menarik. Para peserta pembelajaran online dapat mendengarkan pakar atau narasumber ahli melalui panel diskusi. Berikan dorongan bagi para peserta untuk mempelajari topik yang dibahas oleh narasumber agar pertukaran ide dalam diskusi berlangsung dengan efektif.
Forum diskusi menjadi salah satu tools interaksi yang bisa mempromosikan kolaborasi antar peserta. Diskusi seperti ini biasanya dilakukan secara informal dengan bertanya pada rekan peserta lain melalui jejaring sosial.
Manfaat social learning akan lebih diimplementasikan dalam dunia bisnis jika diterapkan strategi yang tepat. Ada banyak format interaksi yang bisa dicoba meskipun pasti ada keterbatasan dari tools yang digunakan.
Terlepas dari apapun sarana dan format interaksi yang digunakan, kunci dari keterlibatan peserta adalah pendekatan yang tepat sesuai kebutuhan mereka. Karena itu, cobalah untuk menerapkan beberapa strategi untuk mengisi celah atau kekosongan interaksi antar peserta.