Kepercayaan merek di Indonesia: Tantangan Yakult Indonesia di Tengah Misinformasi dan Boikot

22 February 2024

Di Indonesia, hubungan antara konsumen dan merek sangat bergantung pada kepercayaan. Kepercayaan ini, setelah terbangun, bisa jadi kokoh atau rapuh, tergantung pada berbagai faktor, termasuk misinformasi dan peristiwa global yang mempengaruhi persepsi merek.

Yakult Indonesia, merek minuman probiotik ternama di bawah payung Yakult Honsha Co. Ltd., telah menghadapi tantangan unik dalam mempertahankan reputasinya di tengah kesalahpahaman tentang hubungan korporatnya dan seruan boikot. Masalah ini berasal dari misinformasi yang beredar tentang asosiasinya dengan Danone, koneksi yang berakhir pada tahun 2020, namun terus mempengaruhi sentimen konsumen.

Kesalahpahaman Keterkaitan Yakult Indonesia dengan Danone

Kesalahpahaman tentang afiliasi Yakult Indonesia dengan Danone tetap bertahan meskipun perusahaan-perusahaan tersebut memutus hubungan pada tahun 2020. Danone pernah menjadi pemegang saham di Yakult Indonesia selama beberapa tahun, sehingga menimbulkan asumsi tentang hubungan yang berkelanjutan. Namun, kemandirian Yakult Indonesia dari Danone sejak 2020 merupakan titik kritis yang sering terlupakan atau salah informasi.

Akun resmi Instagram Yakult Indonesia merilis pernyataan yang menekankan bahwa Danone telah melepaskan semua saham mereka di perusahaan induknya, Yakult Honsha Co. Ltd., sejak 7 Oktober 2020. Deklarasi yang jelas ini menyoroti ketiadaan hubungan saat ini antara Yakult Indonesia dan Danone.

Misinformasi seputar asosiasi korporat antara Yakult Indonesia dan Danone telah mempengaruhi persepsi konsumen dan kepercayaan terhadap merek, menyebabkan kesalahpahaman tentang kepemilikan dan operasi bisnisnya.

Menavigasi Boikot di Tengah Ketegangan Global

Selain itu, Yakult Indonesia terjerat dalam kontroversi yang berbeda terkait konflik Gaza. Seruan boikot muncul di beberapa tempat, mendorong konsumen untuk menahan diri dari membeli produk Yakult Indonesia karena dikaitkan dengan konflik tersebut.

Seruan seperti ini sering kali berasal dari keinginan beberapa konsumen untuk menyelaraskan keputusan pembelian mereka dengan keyakinan etis atau politik. Meskipun Yakult Indonesia tidak terlibat dalam konflik atau peristiwa tersebut, sentimen semacam ini dapat secara signifikan mempengaruhi kepercayaan merek dan perilaku konsumen.

Tanggapan Yakult Indonesia: Mengatasi Misinformasi dan Menegakkan Transparansi

Yakult Indonesia telah mengambil langkah proaktif untuk melawan misinformasi dan memperkuat komitmennya terhadap transparansi. Meskipun demikian, pertanyaan muncul tentang waktu rilis pernyataan mereka. Beberapa individu bertanya mengapa Yakult Indonesia menanggapi masalah ini beberapa bulan setelah masalah boikot dimulai. Keterlambatan ini menimbulkan pertanyaan apakah Yakult Indonesia meremehkan dampaknya atau salah dalam menangani situasi, terutama mengingat kehadiran mereka yang reputasinya baik selama 32 tahun di Indonesia.

Melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk media sosial, rilis pers, dan keterlibatan langsung dengan konsumen, Yakult Indonesia telah menegaskan status independennya dari Danone sejak 2020. Selain itu, perusahaan telah menekankan dedikasinya untuk menyediakan produk berkualitas sambil tetap tidak terlibat dalam masalah geopolitik.

Langkah ke Depan: Membangun Kembali Kepercayaan

Membangun kembali kepercayaan membutuhkan waktu dan memerlukan upaya konsisten dalam menghilangkan kesalahpahaman sambil menegaskan nilai dan komitmen merek. Tantangan Yakult Indonesia tidak hanya dalam menavigasi misinformasi tetapi juga dalam menunjukkan integritas, kualitas, dan dedikasinya kepada konsumen di Indonesia.

Di pasar di mana kepercayaan sangat penting, komitmen Yakult Indonesia terhadap transparansi dan komunikasi, termasuk pernyataan yang jelas di media sosial, akan menjadi kunci dalam mengembalikan kepercayaan di kalangan konsumen.

 

Fanny Sekar Parentya
Business Development prasmul-eli

Di Indonesia, hubungan antara konsumen dan merek sangat bergantung pada kepercayaan. Kepercayaan ini, setelah terbangun, bisa jadi kokoh atau rapuh, tergantung pada berbagai faktor, termasuk misinformasi dan peristiwa global yang mempengaruhi persepsi merek.

Yakult Indonesia, merek minuman probiotik ternama di bawah payung Yakult Honsha Co. Ltd., telah menghadapi tantangan unik dalam mempertahankan reputasinya di tengah kesalahpahaman tentang hubungan korporatnya dan seruan boikot. Masalah ini berasal dari misinformasi yang beredar tentang asosiasinya dengan Danone, koneksi yang berakhir pada tahun 2020, namun terus mempengaruhi sentimen konsumen.

Kesalahpahaman Keterkaitan Yakult Indonesia dengan Danone

Kesalahpahaman tentang afiliasi Yakult Indonesia dengan Danone tetap bertahan meskipun perusahaan-perusahaan tersebut memutus hubungan pada tahun 2020. Danone pernah menjadi pemegang saham di Yakult Indonesia selama beberapa tahun, sehingga menimbulkan asumsi tentang hubungan yang berkelanjutan. Namun, kemandirian Yakult Indonesia dari Danone sejak 2020 merupakan titik kritis yang sering terlupakan atau salah informasi.

Akun resmi Instagram Yakult Indonesia merilis pernyataan yang menekankan bahwa Danone telah melepaskan semua saham mereka di perusahaan induknya, Yakult Honsha Co. Ltd., sejak 7 Oktober 2020. Deklarasi yang jelas ini menyoroti ketiadaan hubungan saat ini antara Yakult Indonesia dan Danone.

Misinformasi seputar asosiasi korporat antara Yakult Indonesia dan Danone telah mempengaruhi persepsi konsumen dan kepercayaan terhadap merek, menyebabkan kesalahpahaman tentang kepemilikan dan operasi bisnisnya.

Menavigasi Boikot di Tengah Ketegangan Global

Selain itu, Yakult Indonesia terjerat dalam kontroversi yang berbeda terkait konflik Gaza. Seruan boikot muncul di beberapa tempat, mendorong konsumen untuk menahan diri dari membeli produk Yakult Indonesia karena dikaitkan dengan konflik tersebut.

Seruan seperti ini sering kali berasal dari keinginan beberapa konsumen untuk menyelaraskan keputusan pembelian mereka dengan keyakinan etis atau politik. Meskipun Yakult Indonesia tidak terlibat dalam konflik atau peristiwa tersebut, sentimen semacam ini dapat secara signifikan mempengaruhi kepercayaan merek dan perilaku konsumen.

Tanggapan Yakult Indonesia: Mengatasi Misinformasi dan Menegakkan Transparansi

Yakult Indonesia telah mengambil langkah proaktif untuk melawan misinformasi dan memperkuat komitmennya terhadap transparansi. Meskipun demikian, pertanyaan muncul tentang waktu rilis pernyataan mereka. Beberapa individu bertanya mengapa Yakult Indonesia menanggapi masalah ini beberapa bulan setelah masalah boikot dimulai. Keterlambatan ini menimbulkan pertanyaan apakah Yakult Indonesia meremehkan dampaknya atau salah dalam menangani situasi, terutama mengingat kehadiran mereka yang reputasinya baik selama 32 tahun di Indonesia.

Melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk media sosial, rilis pers, dan keterlibatan langsung dengan konsumen, Yakult Indonesia telah menegaskan status independennya dari Danone sejak 2020. Selain itu, perusahaan telah menekankan dedikasinya untuk menyediakan produk berkualitas sambil tetap tidak terlibat dalam masalah geopolitik.

Langkah ke Depan: Membangun Kembali Kepercayaan

Membangun kembali kepercayaan membutuhkan waktu dan memerlukan upaya konsisten dalam menghilangkan kesalahpahaman sambil menegaskan nilai dan komitmen merek. Tantangan Yakult Indonesia tidak hanya dalam menavigasi misinformasi tetapi juga dalam menunjukkan integritas, kualitas, dan dedikasinya kepada konsumen di Indonesia.

Di pasar di mana kepercayaan sangat penting, komitmen Yakult Indonesia terhadap transparansi dan komunikasi, termasuk pernyataan yang jelas di media sosial, akan menjadi kunci dalam mengembalikan kepercayaan di kalangan konsumen.

 

Fanny Sekar Parentya
Business Development prasmul-eli

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia