Kesalahan yang Perlu Dihindari Seorang Pemimpin dalam Sebuah Tim

23 February 2023

Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab untuk mengatasi masalah di tempat kerja dan menjadi contoh yang baik bagi timnya. Mengelola tim sekaligus menjadi person in charge juga memberikan ekspektasi yang tinggi pada seorang pemimpin.

Meskipun dituntut untuk menjadi sosok yang sempurna, seorang pemimpin mungkin juga melakukan kesalahan. Hal ini juga dapat memberikan ruang agar bisa tetap belajar dan berkembang selama membantu karyawan untuk melakukan hal yang sama.

Kesalahan Pemimpin yang Perlu Dihindari

Ada beberapa sikap yang biasanya muncul dari karyawan dan perlu diperbaiki. Berbeda halnya dengan karyawan, seorang pemimpin atau manajer di perusahaan perlu memiliki sikap profesional sebagai panutan. Agar dapat mencerminkan sikap pemimpin yang baik, berikut ini hal-hal yang sebaiknya dihindari.

1. Menghindari konflik

Penyesuaian seorang manajer untuk menangani perbedaan pendapat atau masalah memang bukan hal yang mudah. Terlebih lagi saat Anda ingin bersikap adil dan tidak memihak sambil tetap menghindari konflik. Namun, pemimpin yang baik harus memahami cara mengatasi masalah dengan adil.

Seorang VP Marketing, Mark Feldman, mengatakan bahwa permasalahan kinerja dan kepribadian yang dibiarkan saja hanya akan memperburuk situasi. Sebaiknya segera atasi masalah saat situasinya masih baru dan jangan menunda urgensi untuk menyelesaikannya.

2. Terlalu akrab secara pribadi

Beberapa manajer mungkin memiliki hubungan pertemanan akrab dengan bawahan agar terlihat menyenangkan dan mudah didekati. Terbuka pada staff di dalam tim yang Anda pimpin memang baik, tapi diperlukan batasan yang jelas.

Manajer terkadang sulit memposisikan diri dan memiliki kecenderungan memihak ketika memiliki hubungan yang akrab dengan staffnya. Karena itulah, seorang pemimpin yang efektif perlu memiliki kendali emosional untuk berhasil menjaga batasan dalam bersikap.

3. Menghindari feedback dari karyawan

Keterbukaan dalam komunikasi adalah elemen utama untuk menjaga perkembangan, kinerja, dan retensi karyawan. Namun, beberapa manajer justru tidak menawarkan kesempatan dari karyawan atau staffnya untuk memberikan feedback.

Secara formal, pendekatan ini hanya dilakukan jika ada jadwal performance review di perusahaan. Sayangnya, hal ini dapat menjadi masalah besar jika para manajer cenderung lepas tangan untuk mendapatkan feedback secara reguler dari para staff.

Banyak permasalahan kinerja atau ketidakcakapan yang justru muncul akibat perbedaan ekspektasi dari karyawan. Saat seorang karyawan tidak memahami kesalahan yang mereka lakukan, mereka tidak akan tahu cara mengatasinya.

Karena itulah, mendapatkan feedback secara berkelanjutan akan membuat karyawan lebih merasa dikenal dan dihargai. Pemberian feedback antara manajer dan staff sama pentingnya seperti penetapan tujuan yang disampaikan dengan jelas dari manajer.

4. Mengambil pekerjaan yang tidak perlu

Seorang manajer biasanya ditempatkan pada posisi tersebut karena mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan dan caranya. Sayangnya, hal ini sering kali disertai dengan pola pikir, “Jika ingin melakukan sesuatu dengan benar, lakukan sendiri”.

Pola pikir tersebut menjadi sikap yang berbahaya bagi seorang manajer yang mengelola sebuah tim. Seorang pemimpin seharusnya mendelegasikan tugas, bukan menyelesaikan atau mengubah suatu pekerjaan agar sesuai dengan keinginan atau preferensi Anda. Hal ini akan menghambat para staff untuk mencapai potensi penuhnya.

5. Tidak percaya diri

Seorang manajer juga diposisikan untuk memimpin sebuah tim karena orang lain percaya terhadap penilaian atau potensi dirinya. Kepercayaan diri itu bisa hilang jika Anda terlalu sering mempertanyakan suatu hal. Karena itu, seorang pemimpin yang baik juga harus berani mengambil risiko dengan menuruti instingnya.

6. Cenderung reaktif daripada proaktif

Menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi telah menjadi keniscayaan dalam dunia bisnis. Anda tidak punya pilihan selain menghadapi perubahan dan menentukan cara hal itu akan memengaruhi perusahaan.

Penting untuk dapat mengidentifikasi peran yang mungkin tergantikan oleh mesin atau AI sedini mungkin. Anda dapat mulai melatih karyawan tentang keterampilan baru untuk membantu mereka berkembang melalui transformasi yang cepat.

Bersikap proaktif dan jujur dengan tim akan mengurangi stres dan kecemasan yang disebabkan oleh transisi tersebut. Seorang manajer sebaiknya sudah menyiapkan respons daripada menunggu sesuatu terjadi dan baru memikirkan solusinya.

7. Melakukan hal yang berbeda dari kesepakatan

Sebagai pemimpin bisnis, Anda bertanggung jawab untuk menjadi panutan bagi staff atau karyawan yang dipimpin. Setelah menentukan suatu guideline dan menyamakan ekspektasi di tempat kerja Anda, penting bagi Anda untuk mengikutinya.

Misalnya, jika Anda ingin karyawan mematuhi aturan berpakaian Anda atau menjaga sikap positif, Anda perlu menampilkan tindakan tersebut. Anda yang mengatur atau mengendalikan cara tim Anda akan berperilaku dengan aktif memberi contoh.

Menjadi seorang pemimpin yang sempurna memang bukan hal yang bisa diwujudkan dalam waktu singkat. Seorang manajer yang baik juga selalu memperbaiki diri dan terbuka atas kesempatan berkembang dengan zaman. Mengidentifikasi kesalahan umum yang sering dilakukan manajer dapat membantu mengantisipasi kesalahan dan tetap mengintrospeksi diri.

Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab untuk mengatasi masalah di tempat kerja dan menjadi contoh yang baik bagi timnya. Mengelola tim sekaligus menjadi person in charge juga memberikan ekspektasi yang tinggi pada seorang pemimpin.

Meskipun dituntut untuk menjadi sosok yang sempurna, seorang pemimpin mungkin juga melakukan kesalahan. Hal ini juga dapat memberikan ruang agar bisa tetap belajar dan berkembang selama membantu karyawan untuk melakukan hal yang sama.

Kesalahan Pemimpin yang Perlu Dihindari

Ada beberapa sikap yang biasanya muncul dari karyawan dan perlu diperbaiki. Berbeda halnya dengan karyawan, seorang pemimpin atau manajer di perusahaan perlu memiliki sikap profesional sebagai panutan. Agar dapat mencerminkan sikap pemimpin yang baik, berikut ini hal-hal yang sebaiknya dihindari.

1. Menghindari konflik

Penyesuaian seorang manajer untuk menangani perbedaan pendapat atau masalah memang bukan hal yang mudah. Terlebih lagi saat Anda ingin bersikap adil dan tidak memihak sambil tetap menghindari konflik. Namun, pemimpin yang baik harus memahami cara mengatasi masalah dengan adil.

Seorang VP Marketing, Mark Feldman, mengatakan bahwa permasalahan kinerja dan kepribadian yang dibiarkan saja hanya akan memperburuk situasi. Sebaiknya segera atasi masalah saat situasinya masih baru dan jangan menunda urgensi untuk menyelesaikannya.

2. Terlalu akrab secara pribadi

Beberapa manajer mungkin memiliki hubungan pertemanan akrab dengan bawahan agar terlihat menyenangkan dan mudah didekati. Terbuka pada staff di dalam tim yang Anda pimpin memang baik, tapi diperlukan batasan yang jelas.

Manajer terkadang sulit memposisikan diri dan memiliki kecenderungan memihak ketika memiliki hubungan yang akrab dengan staffnya. Karena itulah, seorang pemimpin yang efektif perlu memiliki kendali emosional untuk berhasil menjaga batasan dalam bersikap.

3. Menghindari feedback dari karyawan

Keterbukaan dalam komunikasi adalah elemen utama untuk menjaga perkembangan, kinerja, dan retensi karyawan. Namun, beberapa manajer justru tidak menawarkan kesempatan dari karyawan atau staffnya untuk memberikan feedback.

Secara formal, pendekatan ini hanya dilakukan jika ada jadwal performance review di perusahaan. Sayangnya, hal ini dapat menjadi masalah besar jika para manajer cenderung lepas tangan untuk mendapatkan feedback secara reguler dari para staff.

Banyak permasalahan kinerja atau ketidakcakapan yang justru muncul akibat perbedaan ekspektasi dari karyawan. Saat seorang karyawan tidak memahami kesalahan yang mereka lakukan, mereka tidak akan tahu cara mengatasinya.

Karena itulah, mendapatkan feedback secara berkelanjutan akan membuat karyawan lebih merasa dikenal dan dihargai. Pemberian feedback antara manajer dan staff sama pentingnya seperti penetapan tujuan yang disampaikan dengan jelas dari manajer.

4. Mengambil pekerjaan yang tidak perlu

Seorang manajer biasanya ditempatkan pada posisi tersebut karena mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan dan caranya. Sayangnya, hal ini sering kali disertai dengan pola pikir, “Jika ingin melakukan sesuatu dengan benar, lakukan sendiri”.

Pola pikir tersebut menjadi sikap yang berbahaya bagi seorang manajer yang mengelola sebuah tim. Seorang pemimpin seharusnya mendelegasikan tugas, bukan menyelesaikan atau mengubah suatu pekerjaan agar sesuai dengan keinginan atau preferensi Anda. Hal ini akan menghambat para staff untuk mencapai potensi penuhnya.

5. Tidak percaya diri

Seorang manajer juga diposisikan untuk memimpin sebuah tim karena orang lain percaya terhadap penilaian atau potensi dirinya. Kepercayaan diri itu bisa hilang jika Anda terlalu sering mempertanyakan suatu hal. Karena itu, seorang pemimpin yang baik juga harus berani mengambil risiko dengan menuruti instingnya.

6. Cenderung reaktif daripada proaktif

Menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi telah menjadi keniscayaan dalam dunia bisnis. Anda tidak punya pilihan selain menghadapi perubahan dan menentukan cara hal itu akan memengaruhi perusahaan.

Penting untuk dapat mengidentifikasi peran yang mungkin tergantikan oleh mesin atau AI sedini mungkin. Anda dapat mulai melatih karyawan tentang keterampilan baru untuk membantu mereka berkembang melalui transformasi yang cepat.

Bersikap proaktif dan jujur dengan tim akan mengurangi stres dan kecemasan yang disebabkan oleh transisi tersebut. Seorang manajer sebaiknya sudah menyiapkan respons daripada menunggu sesuatu terjadi dan baru memikirkan solusinya.

7. Melakukan hal yang berbeda dari kesepakatan

Sebagai pemimpin bisnis, Anda bertanggung jawab untuk menjadi panutan bagi staff atau karyawan yang dipimpin. Setelah menentukan suatu guideline dan menyamakan ekspektasi di tempat kerja Anda, penting bagi Anda untuk mengikutinya.

Misalnya, jika Anda ingin karyawan mematuhi aturan berpakaian Anda atau menjaga sikap positif, Anda perlu menampilkan tindakan tersebut. Anda yang mengatur atau mengendalikan cara tim Anda akan berperilaku dengan aktif memberi contoh.

Menjadi seorang pemimpin yang sempurna memang bukan hal yang bisa diwujudkan dalam waktu singkat. Seorang manajer yang baik juga selalu memperbaiki diri dan terbuka atas kesempatan berkembang dengan zaman. Mengidentifikasi kesalahan umum yang sering dilakukan manajer dapat membantu mengantisipasi kesalahan dan tetap mengintrospeksi diri.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia