Team Leadership dalam Pengelolaan Bisnis yang Efektif

11 November 2021

Para pemimpin dalam sebuah bisnis selalu dituntut untuk dapat merespons tujuan dan strategi perusahaan. Setiap orang yang memegang posisi sebagai seorang leader dalam sebuah tim memiliki fungsi di dalam maupun di luar ruang lingkungan perusahaan.

Tidak ada cara yang benar atau salah dalam menyusun struktur manajerial sebuah bisnis. Strukturnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan aktual organisasi atau perusahaan Anda. Karena itulah, Anda mungkin akan menemukan pola manajerial yang berbeda dalam setiap perusahaan.

Struktur kepemimpinan hierarkis standar dalam sebuah organisasi atau perusahaan diisi dengan ketua dan dewan direksi yang menetapkan tujuan dan arah bagi perusahaan. Namun, peran Chief Executive Officer (CEO) yang akan bertanggung jawab langsung kepada dewan direksi. CEO juga memiliki tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan arahan yang ditetapkan dewan.

Hingga saat ini, struktur kepemimpinan yang saling melengkapi (complementary-leadership) adalah hal yang paling umum diterapkan dan bahkan dilembagakan. Namun, pola kepemimpinan atau manajerial dalam sebuah tatanan organisasi perusahaan juga dibedakan sebagai berikut.

1. Task complementarity

Para pemimpin akan membagi tanggung jawab manajemen ke dalam blok-blok tugas saat dihadapkan dengan tingkat kerumitan dan ketidakpastian. Contoh paling sederhana adalah tentang pembagian urusan eksternal dan internal pada Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Operating Officer (COO).

Cara lain untuk membagi tugas adalah menunjuk eksekutif untuk bertanggung jawab dalam menjalankan bisnis atau kelompok bisnis yang berbeda. Hal ini memungkinkan tugas yang diberikan dapat tetap dikelola dan diselesaikan dengan baik.

2. Expertise complementarity

Tipe kepemimpinan ini mengacu pada pembagian tanggung jawab yang jelas. Sebelum menjadi general manager, para eksekutif biasanya mendapatkan pelatihan dan pengalaman dalam satu atau beberapa fungsi bisnis, seperti sales, sales, marketing, finance, operations, atau riset.

Meskipun general manager yang efektif memperoleh pengetahuan kerja yang baik tentang fungsi lain, expertise asalnya tidak akan hilang. Perbedaan keahlian yang muncul secara alami itulah yang kemudian membentuk sebuah tim dengan keahlian yang saling melengkapi.

3. Cognitive complementarity

Hal ini mungkin jarang terjadi, tapi beberapa team leader juga dibagi berdasarkan perbedaan dalam cara individu memproses informasi. Meski demikian, bagi yang memiliki bisnis, pengelompokkan tim ini bisa saja cocok dengan kebutuhan bisnis Anda.

Dalam praktiknya, sinergi kepemimpinan ini akan mengelompokkan orang yang sama-sama pandai melihat gambaran besar, menciptakan dan mengkomunikasikan visi yang menarik dan menyusun strategi inovatif, dan mendorong eksekusi melalui fokus intens pada taktik, detail, dan tindak lanjut.

4. Role complementarity

Para pemimpin dalam sebuah organisasi sering memainkan peran sosial yang terpisah dan saling melengkapi dalam organisasi. Hal ini dikenal sebagai role complementarity. Namun, setiap orang jarang dapat mengambil lebih dari satu peran sosial. Dalam praktiknya saja, sulit bagi seorang pemimpin untuk ditakuti sekaligus disukai oleh timnya.

Daripada mengorbankan satu atau yang lain dari kekuatan motivasi yang kuat, tim senior secara alami berkembang dengan kombinasi peran berbeda. Misalnya, pemimpin yang mendorong melalui penghargaan dan inspirasi dan yang seorang pemimpin lain memberikan dorongan dengan memberi tujuan dan sanksi yang disiplin.

Dalam sebuah perusahaan, kepemimpinan yang saling melengkapi juga sangat bervariasi. Peran saling melengkapi yang dilakukan pada beberapa kasus dilakukan dengan melakukan seluruh atau sebagian besar dari empat dimensi yang telah dijelaskan di atas. Dalam kasus ekstrim, hubungan yang saling melengkapi secara efektif menjadi semacam shared leadership.

Meskipun sebagian besar bisnis yang bergerak secara formal atau informal dijalankan oleh tim yang terdiri dari dua atau lebih, perhatian jauh lebih diberikan pada kinerja dan suksesi CEO. Dalam praktiknya, dibutuhkan perencanaan yang jelas tentang sebuah tim yang saling melengkapi.

Pemimpin utama dalam sebuah organisasi menjalankan peran secara simbolis dan aktual. Namun, dalam praktiknya Anda tetap membutuhkan sebuah perencanaan aktual dalam melakukan peran kepemimpinan yang baik.
 

Para pemimpin dalam sebuah bisnis selalu dituntut untuk dapat merespons tujuan dan strategi perusahaan. Setiap orang yang memegang posisi sebagai seorang leader dalam sebuah tim memiliki fungsi di dalam maupun di luar ruang lingkungan perusahaan.

Tidak ada cara yang benar atau salah dalam menyusun struktur manajerial sebuah bisnis. Strukturnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan aktual organisasi atau perusahaan Anda. Karena itulah, Anda mungkin akan menemukan pola manajerial yang berbeda dalam setiap perusahaan.

Struktur kepemimpinan hierarkis standar dalam sebuah organisasi atau perusahaan diisi dengan ketua dan dewan direksi yang menetapkan tujuan dan arah bagi perusahaan. Namun, peran Chief Executive Officer (CEO) yang akan bertanggung jawab langsung kepada dewan direksi. CEO juga memiliki tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan arahan yang ditetapkan dewan.

Hingga saat ini, struktur kepemimpinan yang saling melengkapi (complementary-leadership) adalah hal yang paling umum diterapkan dan bahkan dilembagakan. Namun, pola kepemimpinan atau manajerial dalam sebuah tatanan organisasi perusahaan juga dibedakan sebagai berikut.

1. Task complementarity

Para pemimpin akan membagi tanggung jawab manajemen ke dalam blok-blok tugas saat dihadapkan dengan tingkat kerumitan dan ketidakpastian. Contoh paling sederhana adalah tentang pembagian urusan eksternal dan internal pada Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Operating Officer (COO).

Cara lain untuk membagi tugas adalah menunjuk eksekutif untuk bertanggung jawab dalam menjalankan bisnis atau kelompok bisnis yang berbeda. Hal ini memungkinkan tugas yang diberikan dapat tetap dikelola dan diselesaikan dengan baik.

2. Expertise complementarity

Tipe kepemimpinan ini mengacu pada pembagian tanggung jawab yang jelas. Sebelum menjadi general manager, para eksekutif biasanya mendapatkan pelatihan dan pengalaman dalam satu atau beberapa fungsi bisnis, seperti sales, sales, marketing, finance, operations, atau riset.

Meskipun general manager yang efektif memperoleh pengetahuan kerja yang baik tentang fungsi lain, expertise asalnya tidak akan hilang. Perbedaan keahlian yang muncul secara alami itulah yang kemudian membentuk sebuah tim dengan keahlian yang saling melengkapi.

3. Cognitive complementarity

Hal ini mungkin jarang terjadi, tapi beberapa team leader juga dibagi berdasarkan perbedaan dalam cara individu memproses informasi. Meski demikian, bagi yang memiliki bisnis, pengelompokkan tim ini bisa saja cocok dengan kebutuhan bisnis Anda.

Dalam praktiknya, sinergi kepemimpinan ini akan mengelompokkan orang yang sama-sama pandai melihat gambaran besar, menciptakan dan mengkomunikasikan visi yang menarik dan menyusun strategi inovatif, dan mendorong eksekusi melalui fokus intens pada taktik, detail, dan tindak lanjut.

4. Role complementarity

Para pemimpin dalam sebuah organisasi sering memainkan peran sosial yang terpisah dan saling melengkapi dalam organisasi. Hal ini dikenal sebagai role complementarity. Namun, setiap orang jarang dapat mengambil lebih dari satu peran sosial. Dalam praktiknya saja, sulit bagi seorang pemimpin untuk ditakuti sekaligus disukai oleh timnya.

Daripada mengorbankan satu atau yang lain dari kekuatan motivasi yang kuat, tim senior secara alami berkembang dengan kombinasi peran berbeda. Misalnya, pemimpin yang mendorong melalui penghargaan dan inspirasi dan yang seorang pemimpin lain memberikan dorongan dengan memberi tujuan dan sanksi yang disiplin.

Dalam sebuah perusahaan, kepemimpinan yang saling melengkapi juga sangat bervariasi. Peran saling melengkapi yang dilakukan pada beberapa kasus dilakukan dengan melakukan seluruh atau sebagian besar dari empat dimensi yang telah dijelaskan di atas. Dalam kasus ekstrim, hubungan yang saling melengkapi secara efektif menjadi semacam shared leadership.

Meskipun sebagian besar bisnis yang bergerak secara formal atau informal dijalankan oleh tim yang terdiri dari dua atau lebih, perhatian jauh lebih diberikan pada kinerja dan suksesi CEO. Dalam praktiknya, dibutuhkan perencanaan yang jelas tentang sebuah tim yang saling melengkapi.

Pemimpin utama dalam sebuah organisasi menjalankan peran secara simbolis dan aktual. Namun, dalam praktiknya Anda tetap membutuhkan sebuah perencanaan aktual dalam melakukan peran kepemimpinan yang baik.
 

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia