Pada setiap aktivitas bisnis, penggunaan istilah revenue selalu jadi sorotan utama. Revenue pada umumnya digunakan untuk mengukur keuntungan dari sebuah bisnis. Melihat definisinya, revenue dapat diartikan sebagai pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan atau aktivitas bisnis dalam periode waktu tertentu.
Sumber revenue dapat dihasilkan dari aktivitas jual beli barang atau jasa yang menjadi kegiatan operasional utama. Di samping itu, terdapat pula istilah revenue marketing. Apakah keduanya memiliki makna yang sama? Kemudian, apakah terdapat perbedaan di antara keduanya?
Istilah revenue marketing nampaknya pertama kali dipopulerkan oleh Debbie Qaqish dalam bukunya yang berjudul “Rise of the Revenue Marketer”. Revenue marketing merujuk pada sebuah pendekatan yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja di bidang marketing.
Hal ini meliputi proses dalam menggunakan berbagai media ataupun cara yang tersedia untuk membangun kampanye pemasaran. Tujuan akhir dari revenue marketing ini adalah menarik konsumen sebanyak-banyaknya serta menggenjot penjualan.
Beberapa fungsi yang dapat dilakukan oleh revenue marketing antara lain membantu para marketer untuk membuktikan laba dari sebuah investasi pemasaran, menciptakan pengalaman yang optimal bagi konsumen, serta membantu bisnis untuk bersaing di dunia digital.
Dewasa ini, marketing revenue semakin dilirik oleh para pelaku bisnis, terutama yang melakukan pemasaran melalui internet untuk menghasilkan prospek serta kesempatan bisnis baru.
Marketing revenue pun semakin menjanjikan sebagai salah satu cara untuk mendorong tingkat pendapatan. Hal ini dapat dicapai melalui kampanye pemasaran dengan tujuan meningkatkan brand awareness atau untuk mendukung ketika melakukan launching produk.
Revenue marketing menghubungkan antara rencana pemasaran yang dilakukan oleh marketer hingga dapat mencapai nilai pendapatan yang dituju. Jika Anda mencoba untuk mengimplementasikan rencana marketing revenue pada bisnis, perhatikan nilai pendapatan yang menjadi tujuan Anda.
Sebagai contohnya, sebuah perusahaan ingin mencapai target sebanyak 10.000 pelanggan baru dan memperoleh pendapatan sebesar Rp100 juta. Maka, setiap usaha pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan harus dapat mencapai angka Rp100 juta, khususnya dari 10.000 pelanggan baru tersebut.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa revenue marketing merupakan upaya untuk meningkatkan prospek serta menarik lebih banyak permintaan dalam bisnis. Di samping itu, terdapat pula tiga manfaat yang bisa didapatkan melalui revenue marketing, antara lain:
Secara umum, praktik marketing dilakukan untuk menarik minat konsumen. Adapun dalam praktik marketing tradisional, perusahaan akan berusaha menampilkan produk semenarik mungkin sehingga akan diminati masyarakat secara luas.
Berbeda halnya jika melalui revenue marketing, perusahaan akan diajak untuk berfokus pada kebutuhan dari masyarakat serta apa hal yang benar-benar diinginkan oleh masyarakat. Selain itu, perusahaan pun akan diajak untuk membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Di dalam dunia kerja, menjadi suatu hal yang lumrah apabila terjadi konflik di antara karyawan atau pun divisi. Salah satu divisi yang kerap mengalami perbedaan pendapat adalah tim marketing dan sales.
Tim marketing ingin meningkatkan citra positif secara luas, di lain pihak tim sales lebih menyasar minat konsumen secara detail. Untuk itu, revenue marketing dalam membantu perusahaan agar setiap divisi bergerak dengan arah dan fokus yang sama, yaitu pelanggan.
Dengan demikian, seluruh divisi dapat kembali menyelaraskan tujuan bersama dan juga hasil yang ingin dicapai perusahaan. Masing-masing peran di dalam perusahaan akan melihat konteks yang lebih luas untuk pencapaian sebuah tujuan.
Revenue marketing akan membuat perusahaan memprioritaskan pendapatan (revenue) tanpa mengesampingkan pencapaian prospek. Selain itu, perusahaan pun akan terbantu untuk mengaitkan antara metrik keberhasilan dan perolehan pendapatan dari sumber tertentu.
Hal ini ditujukan agar sasaran yang ingin dicapai akan berakar pada volume penjualan yang riil bukan hanya berdasarkan prediksi pelanggan yang potensial. Agar dapat mencapai tahap marketing revenue, setiap perusahaan akan mengalami empat tahap marketing berikut ini.
Merupakan awal dari keseluruhan proses marketing. Pada tahap ini, perusahaan biasanya melakukan berbagai cara untuk membangun brand agar dapat diakui oleh masyarakat di tengah kondisi keuangan yang terbatas.
Ketika memasuki tahap ini, tim pemasaran atau marketing akan berusaha untuk menentukan sasaran prospek yang bernilai tinggi untuk dituju sehingga dapat ditentukan langkah-langkah untuk mendorong penjualannya.
Perusahaan sering kali harus menghadapi konflik antara tim marketing dan sales disebabkan oleh pemahaman mengenai prospek yang sedang dikejar. Sebagai pemimpin perusahaan, tantangan terbesar Anda adalah Anda dapat hadir sebagai pemimpin yang mengayomi karyawan.
Di tahap ini, Anda akan berfokus pada usaha-usaha marketing terhadap nilai pendapatan yang tentu harus direncanakan secara matang. Tim marketing memegang peran untuk mengatur strategi agar tujuan perusahaan dapat dicapai.
Sejumlah tantangan yang biasanya hadir pada tahap ini adalah menjaga citra brand dan permintaan dari masyarakat, mengatur pengeluaran dan pemasukan, dan membina hubungan yang solid antar divisi.
Jika sudah berhasil merealisasikan sebuah sistem yang konsisten dalam menghasilkan pendapatan, perusahan sudah mulai memasuki tahap otomatisasi. Hal ini bisa dicapai berkat pengalaman sehingga Anda kini dapat menyusun strategi yang dapat diprediksi, berulang, dan terukur.
Untuk mencapai revenue dalam sebuah perusahaan, diperlukan kolaborasi yang sinergis pada setiap fungsi dalam perusahaan. Kepentingan antara finance, marketing, sales, dan tim produksi dalam membuat penetapan harga menjadi sangat menantang.
Oleh karena itulah, para pemimpin perusahaan diharapkan mampu untuk memahami aspek-aspek dasar dan alternatif dalam penetapan harga. Dengan begitu, rancangan strategi dalam mencapai revenue perusahaan bisa dilakukan secara simultan.