Memahami Kepemimpinan Berbasis Neurologis

04 January 2024

Keahlian dalam memimpin sangat bergantung pada banyak faktor. Selain pengalaman, saraf seseorang juga bisa mempengaruhi sekaligus memberikan manfaat kepada pemimpin. Ilmu inilah yang disebut dengan neuroleadership.

Istilah neuroleadership dicetuskan oleh CEO Result Coaching System, David Rock, pada 2006. Kebutuhan melihat aspek saraf dalam kepemimpinan terbilat dari perbedaan setiap orang dalam saat menjadi pemimpin. Para peneliti mengamati saraf yang ada di otak dan melihat cara kerja dari setiap orang.

Peneliti pun mengeksplorasi saraf ini dalam praktik kepemimpinan dan aktivitas manajemen. Setelah itu, temuan ini akan dikaitkan dengan banyak bidang ilmu lainnya. Sebut saja ilmu saraf kognitif sosial, ilmu saraf integratif, neurobiologi, dan sejumlah ilmu saraf lainnya.

Manfaat Neuroleadership

Melihat saraf terbukti membuat seseorang bisa mengaplikasikan skill kepemimpinan. Para pemimpin juga bisa lebih terhubung dengan setiap individu yang dipimpinya. Berikut manfaat yang bisa didapatkan dengan neuroleadership.

1. Pengambilan Keputusan

Seorang pemimpin butuh mengambil keputusan strategis yang bisa sangat berpengaruh pada perusahaan. Neuroleadership membantu Anda untuk memilih sebuah jalan tengah yang palin biak.

2. Pemecahan masalah

Setiap perusahaan pasti menghadapi masalah dalam menjalankan bisnisnya. Sebut saja masalah dalam keuangan, persaingan bisnis, hingga individu yang ada dalam perusahaan. Neuroleadership membantu Anda melakukan pendekatan terbaik untuk menyelesaikan masalah yang muncul.

3. Berkolaborasi dengan individu lain

Pemimpin perlu terhubung dengan individu, tim, dan divisi lain dalam perusahaan. Melakukan sinkronisasi ini kadang menjadi tantangan untuk setiap pemimpin. Dengan ilmu saraf dan kepemimpinan, Anda bisa lebih mudah bekerja dengan lebih banyak orang.

4. Memfasilitasi perubahan

Dengan kemajuan teknologi, bisnis bisa berkembang lebih cepat. Sayangnya, perubahan ini kadang tidak bisa diterima oleh semua orang, termasuk Anda sendiri sebagai pemimpin. Anda bisa lebih siap dalam menghadapi perubahan dan penolakan yang muncul.

5. Meregulasi emosional

Setiap emosi bisa mempengaruhi kinerja seseorang. Karena itu, Anda perlu meregulasinya sehingga emosi ini bisa dikelola dengan baik. Kacamata neuroleadership akan mengedepankan organisasi otak, saraf, dan emosi untuk menghindari konflik yang lebih besar yang mungkin terjadi.

Cara Menggunakan Neuroleadership

Terdapat metode SCARF sebagai pendekatan neuroleadership yang merupakan kependekan dari Status, Certainty, Autonomy, Relatedness, dan Fairness. Berikut penjelasan model SCARF di bawah ini.

1. Status

Sebagian besar individu sangat mengedepankan status. Pemberian status ini tidak hanya tentang jabatan, tapi bisa dari sekadar ucapan. Seorang pemimpin bisa memberikan dampak positif dengan mengucapkan selamat dan terima kasih atas kerja keras yang sudah dilakukan oleh seorang individu. Cara ini akan meningkatkan status seseorang.

2. Certainty

Kepastian akan mempengaruhi seseorang dalam melangkah. Saat seseorang merasa ragu, mereka cenderung memperlambat langkahnya untuk mencari tahu hal-hal yang akan terjadi di depan. Di sisi lain, kepastian akan mempercepat sebuah pekerjaan. Memberikan kepastian kepada setiap individu bisa membuat tim yang dipimpin tetap solid dan baik.

3. Autonomy

Otonomi di sini merupakan kebebasan seseorang atas sebuah kendali dalam meregulasi stres. Mereka yang memiliki lebih banyak kendali bisa bekerja dengan lebih baik ketimbang individu yang selalu hidup dalam kekangan. Pengendalian atas keputusan ini juga bisa meningkatkan rasa percaya diri dan kepercayaan kepada orang lain.

4. Relatedness

Sebagai makhluk sosial, Anda harus tetap terhubung dengan orang lain.  Anda harus membantu menciptakan ruang sosial di tempat kerja untuk membuat semua orang adalah manusia yang sama, bukan pemimpin dan bawahan. Cara ini membuat hubungan antarindividu menjadi lebih erat.

5. Fairness

Keadilan ini perlu dikedepankan dalam hal apa pun. Setiap orang bisa mendapatkan keadilan yang sama untuk mengembangkan diri dan mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.

Mengingat semua pendekatan ini cukup penting bagi setiap pemimpin, Anda perlu terus mengasahnya. Ikuti Program Neuro Leadership untuk mendapatkan pengantar ilmu yang berhubungan dengan saraf ini. Dengan begitu, Anda bisa mengaplikasikannya dalam perusahaan dan bisnis nantinya.

Keahlian dalam memimpin sangat bergantung pada banyak faktor. Selain pengalaman, saraf seseorang juga bisa mempengaruhi sekaligus memberikan manfaat kepada pemimpin. Ilmu inilah yang disebut dengan neuroleadership.

Istilah neuroleadership dicetuskan oleh CEO Result Coaching System, David Rock, pada 2006. Kebutuhan melihat aspek saraf dalam kepemimpinan terbilat dari perbedaan setiap orang dalam saat menjadi pemimpin. Para peneliti mengamati saraf yang ada di otak dan melihat cara kerja dari setiap orang.

Peneliti pun mengeksplorasi saraf ini dalam praktik kepemimpinan dan aktivitas manajemen. Setelah itu, temuan ini akan dikaitkan dengan banyak bidang ilmu lainnya. Sebut saja ilmu saraf kognitif sosial, ilmu saraf integratif, neurobiologi, dan sejumlah ilmu saraf lainnya.

Manfaat Neuroleadership

Melihat saraf terbukti membuat seseorang bisa mengaplikasikan skill kepemimpinan. Para pemimpin juga bisa lebih terhubung dengan setiap individu yang dipimpinya. Berikut manfaat yang bisa didapatkan dengan neuroleadership.

1. Pengambilan Keputusan

Seorang pemimpin butuh mengambil keputusan strategis yang bisa sangat berpengaruh pada perusahaan. Neuroleadership membantu Anda untuk memilih sebuah jalan tengah yang palin biak.

2. Pemecahan masalah

Setiap perusahaan pasti menghadapi masalah dalam menjalankan bisnisnya. Sebut saja masalah dalam keuangan, persaingan bisnis, hingga individu yang ada dalam perusahaan. Neuroleadership membantu Anda melakukan pendekatan terbaik untuk menyelesaikan masalah yang muncul.

3. Berkolaborasi dengan individu lain

Pemimpin perlu terhubung dengan individu, tim, dan divisi lain dalam perusahaan. Melakukan sinkronisasi ini kadang menjadi tantangan untuk setiap pemimpin. Dengan ilmu saraf dan kepemimpinan, Anda bisa lebih mudah bekerja dengan lebih banyak orang.

4. Memfasilitasi perubahan

Dengan kemajuan teknologi, bisnis bisa berkembang lebih cepat. Sayangnya, perubahan ini kadang tidak bisa diterima oleh semua orang, termasuk Anda sendiri sebagai pemimpin. Anda bisa lebih siap dalam menghadapi perubahan dan penolakan yang muncul.

5. Meregulasi emosional

Setiap emosi bisa mempengaruhi kinerja seseorang. Karena itu, Anda perlu meregulasinya sehingga emosi ini bisa dikelola dengan baik. Kacamata neuroleadership akan mengedepankan organisasi otak, saraf, dan emosi untuk menghindari konflik yang lebih besar yang mungkin terjadi.

Cara Menggunakan Neuroleadership

Terdapat metode SCARF sebagai pendekatan neuroleadership yang merupakan kependekan dari Status, Certainty, Autonomy, Relatedness, dan Fairness. Berikut penjelasan model SCARF di bawah ini.

1. Status

Sebagian besar individu sangat mengedepankan status. Pemberian status ini tidak hanya tentang jabatan, tapi bisa dari sekadar ucapan. Seorang pemimpin bisa memberikan dampak positif dengan mengucapkan selamat dan terima kasih atas kerja keras yang sudah dilakukan oleh seorang individu. Cara ini akan meningkatkan status seseorang.

2. Certainty

Kepastian akan mempengaruhi seseorang dalam melangkah. Saat seseorang merasa ragu, mereka cenderung memperlambat langkahnya untuk mencari tahu hal-hal yang akan terjadi di depan. Di sisi lain, kepastian akan mempercepat sebuah pekerjaan. Memberikan kepastian kepada setiap individu bisa membuat tim yang dipimpin tetap solid dan baik.

3. Autonomy

Otonomi di sini merupakan kebebasan seseorang atas sebuah kendali dalam meregulasi stres. Mereka yang memiliki lebih banyak kendali bisa bekerja dengan lebih baik ketimbang individu yang selalu hidup dalam kekangan. Pengendalian atas keputusan ini juga bisa meningkatkan rasa percaya diri dan kepercayaan kepada orang lain.

4. Relatedness

Sebagai makhluk sosial, Anda harus tetap terhubung dengan orang lain.  Anda harus membantu menciptakan ruang sosial di tempat kerja untuk membuat semua orang adalah manusia yang sama, bukan pemimpin dan bawahan. Cara ini membuat hubungan antarindividu menjadi lebih erat.

5. Fairness

Keadilan ini perlu dikedepankan dalam hal apa pun. Setiap orang bisa mendapatkan keadilan yang sama untuk mengembangkan diri dan mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.

Mengingat semua pendekatan ini cukup penting bagi setiap pemimpin, Anda perlu terus mengasahnya. Ikuti Program Neuro Leadership untuk mendapatkan pengantar ilmu yang berhubungan dengan saraf ini. Dengan begitu, Anda bisa mengaplikasikannya dalam perusahaan dan bisnis nantinya.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia