Membuat Brand Culture yang Menarik Bagi Target Pasar

20 January 2023

Pada dasarnya, cerita tentang brand dan cara karyawan terlibat dan berinteraksi dalam kehidupan kerja sehari-hari akan membentuk suatu budaya brand. Hal ini dipengaruhi oleh perpaduan antara psikologi, ide, sikap, dan keyakinan, sehingga mempengaruhi perilaku dan akan membentuk sebuah budaya brand.

Untuk dapat menonjol di pasar bisnis yang kompetitif ini, banyak pakar SDM yang mengatakan bahwa membuat budaya brand yang kuat sangatlah penting. Oleh karena itu, untuk menjadi yang terdepan brand harus memposisikan budaya di garis terdepan strategi SDM mereka.

Cara Meningkatkan Brand Culture pada Produk

Budaya yang kuat dan unik dapat membantu perusahaan untuk mempertahankan talenta terbaik. Hal juga memastikan karyawan dapat membagikan visi yang untuk menarik pembeli dan mempertahankan pelanggan. Sementara itu, sebuah penelitian membuktikan bahwa karyawan yang produktif adalah mereka yang bahagia.

Artinya, budaya kerja yang positif dan konsisten juga merupakan faktor pendorong utama produktivitas. Sama seperti upaya yang dilakukan dalam membangun branding eksternal, brand culture yang kuat tidak muncul begitu saja. Berikut cara-cara yang dapat Anda lakukan untuk membangun brand culture di tempat kerja:

1. Lakukan analisis

Brand culture adalah cara karyawan menjalankan nilai-nilai dan misi-misi perusahaan. Oleh karena itu, Anda tidak dapat membangun brand culture yang kuat tanpa mengetahui nilai atau prinsip yang ingin dibangun. 

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi budaya kerja dan nilai-nilai yang diharapkan dari karyawan. Untuk menemukan jawabannya, Anda membutuhkan analisis yang kuat. Perhatikan kompetensi perusahaan, kebutuhan pelanggan, dan faktor yang membedakan brand Anda dengan yang lain.

2. Perhatikan nilai brand

Dengan menyempurnakan nilai ke dalam satu set gabungan yang sesuai dengan landasan utama dan identitas brand, maka budaya akan lebih mudah untuk diterapkan. Anda dapat mencari tahu dan melakukan analisis untuk mengetahui nilai-nilai yang sesuai atau ingin dibangun oleh brand.

Misalnya, Anda ingin menumbuhkan budaya berani mengambil risiko, sehingga para karyawan dapat berpikir out of the box dan berani. Sebagai bagian dari proses ini Anda dapat melihat beberapa jenis brand dan masing-masing nilainya, yaitu:

  • Disruptive brand: persaingan, menonjol, dan berani mengambil risiko.
  • Conscious brand: tujuan, berkomitmen tinggi, dan transparansi.
  • Service brand: peduli, rendah hati, dan memiliki empati tinggi.
  • Innovative brand: daya cipta, eksperimentasi, dan peningkatan yang berkelanjutan.
  • Value brand: aksesibilitas, keadilan, dan pragmatisme.
  • Performance brand: prestasi, keunggulan, dan konsistensi.
  • Luxury brand: kecanggihan, perbedaan, dan status.
  • Style brand: desain, penegasan, dan kreativitas.
  • Experience brand: hiburan, kenikmatan, dan orisinalitas.

Nilai inti, prinsip, dan prioritas mencerminkan landasan utama sebuah brand. Jika diterapkan dengan benar, hal-hal tersebut akan membentuk pola pikir dan perilaku orang-orang yang terlibat dalam brand Anda, seperti karyawan, stakeholders, klien, dan pelanggan.

3. Dorong karyawan untuk terlibat

Membangun brand culture yang kuat bukanlah hal yang statis. Budaya di tempat kerja bersifat dinamis dan harus ditanamkan pada seluruh karyawan. Dengan melakukannya secara konsisten brand culture dapat terwujud. Setelah Anda mendefinisikan brand culture, mencerminkan nya dalam branding visual, dan memastikan bahwa perilaku manajemen sejalan dengan visi Anda, maka sekarang saatnya Anda mendorong karyawan untuk ikut terlibat.

Salah satu cara yang dapat Anda lakukan adalah mengapresiasi dan memberi penghargaan untuk karyawan yang dapat ‘menghidupkan brand’ baik di tempat kerja maupun saat berinteraksi dengan klien dan stakeholders. 

Sementara itu, karyawan akan lebih terhubung dengan budaya di tempat kerja jika mereka memahami alasan budaya tersebut penting bagi mereka. Oleh karena itu, pastikan Anda meluangkan waktu untuk menjelaskan alasan dan pengaruh budaya tersebut kepada para karyawan.

4. Buat audiens tahu

Setelah Anda menentukan brand culture, sekarang saatnya Anda memamerkannya, buat audiens tahu. Baik di dalam maupun luar tempat kerja, branding visual adalah cara lain untuk mengkomunikasikan brand culture Anda. Ini menjadi alasan identitas brand visual yang konsisten juga penting untuk menumbuhkan brand culture yang kuat, serta menghindari kebingungan tentang visi lama dan baru.

Media sosial menjadi alat yang paling mudah dan baik untuk memamerkan brand culture. Secara aktif karyawan dapat bercerita dan berbagi pengalaman tentang brand. Dorong karyawan Anda untuk aktif di media sosial dan membuat konten profesional, sehingga dapat membantu meningkatkan brand awareness. Manfaatkan pula media sosial brand. Sediakan grafik dan logo mereka yang sesuai untuk konten yang akan dibuat, sehingga yang melihat tahu bahwa konten dibuat oleh brand Anda.

Dengan meluangkan waktu untuk membangun brand culture yang jelas, Anda akan melihat pertumbuhan dan tim yang lebih solid dan menyenangkan. Budaya tersebut nantinya harus mampu dituangkan dalam produk dan layanan brand sehingga nilai-nilai brand tetap kuat dan dikenal audiens.

Pada dasarnya, cerita tentang brand dan cara karyawan terlibat dan berinteraksi dalam kehidupan kerja sehari-hari akan membentuk suatu budaya brand. Hal ini dipengaruhi oleh perpaduan antara psikologi, ide, sikap, dan keyakinan, sehingga mempengaruhi perilaku dan akan membentuk sebuah budaya brand.

Untuk dapat menonjol di pasar bisnis yang kompetitif ini, banyak pakar SDM yang mengatakan bahwa membuat budaya brand yang kuat sangatlah penting. Oleh karena itu, untuk menjadi yang terdepan brand harus memposisikan budaya di garis terdepan strategi SDM mereka.

Cara Meningkatkan Brand Culture pada Produk

Budaya yang kuat dan unik dapat membantu perusahaan untuk mempertahankan talenta terbaik. Hal juga memastikan karyawan dapat membagikan visi yang untuk menarik pembeli dan mempertahankan pelanggan. Sementara itu, sebuah penelitian membuktikan bahwa karyawan yang produktif adalah mereka yang bahagia.

Artinya, budaya kerja yang positif dan konsisten juga merupakan faktor pendorong utama produktivitas. Sama seperti upaya yang dilakukan dalam membangun branding eksternal, brand culture yang kuat tidak muncul begitu saja. Berikut cara-cara yang dapat Anda lakukan untuk membangun brand culture di tempat kerja:

1. Lakukan analisis

Brand culture adalah cara karyawan menjalankan nilai-nilai dan misi-misi perusahaan. Oleh karena itu, Anda tidak dapat membangun brand culture yang kuat tanpa mengetahui nilai atau prinsip yang ingin dibangun. 

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi budaya kerja dan nilai-nilai yang diharapkan dari karyawan. Untuk menemukan jawabannya, Anda membutuhkan analisis yang kuat. Perhatikan kompetensi perusahaan, kebutuhan pelanggan, dan faktor yang membedakan brand Anda dengan yang lain.

2. Perhatikan nilai brand

Dengan menyempurnakan nilai ke dalam satu set gabungan yang sesuai dengan landasan utama dan identitas brand, maka budaya akan lebih mudah untuk diterapkan. Anda dapat mencari tahu dan melakukan analisis untuk mengetahui nilai-nilai yang sesuai atau ingin dibangun oleh brand.

Misalnya, Anda ingin menumbuhkan budaya berani mengambil risiko, sehingga para karyawan dapat berpikir out of the box dan berani. Sebagai bagian dari proses ini Anda dapat melihat beberapa jenis brand dan masing-masing nilainya, yaitu:

  • Disruptive brand: persaingan, menonjol, dan berani mengambil risiko.
  • Conscious brand: tujuan, berkomitmen tinggi, dan transparansi.
  • Service brand: peduli, rendah hati, dan memiliki empati tinggi.
  • Innovative brand: daya cipta, eksperimentasi, dan peningkatan yang berkelanjutan.
  • Value brand: aksesibilitas, keadilan, dan pragmatisme.
  • Performance brand: prestasi, keunggulan, dan konsistensi.
  • Luxury brand: kecanggihan, perbedaan, dan status.
  • Style brand: desain, penegasan, dan kreativitas.
  • Experience brand: hiburan, kenikmatan, dan orisinalitas.

Nilai inti, prinsip, dan prioritas mencerminkan landasan utama sebuah brand. Jika diterapkan dengan benar, hal-hal tersebut akan membentuk pola pikir dan perilaku orang-orang yang terlibat dalam brand Anda, seperti karyawan, stakeholders, klien, dan pelanggan.

3. Dorong karyawan untuk terlibat

Membangun brand culture yang kuat bukanlah hal yang statis. Budaya di tempat kerja bersifat dinamis dan harus ditanamkan pada seluruh karyawan. Dengan melakukannya secara konsisten brand culture dapat terwujud. Setelah Anda mendefinisikan brand culture, mencerminkan nya dalam branding visual, dan memastikan bahwa perilaku manajemen sejalan dengan visi Anda, maka sekarang saatnya Anda mendorong karyawan untuk ikut terlibat.

Salah satu cara yang dapat Anda lakukan adalah mengapresiasi dan memberi penghargaan untuk karyawan yang dapat ‘menghidupkan brand’ baik di tempat kerja maupun saat berinteraksi dengan klien dan stakeholders. 

Sementara itu, karyawan akan lebih terhubung dengan budaya di tempat kerja jika mereka memahami alasan budaya tersebut penting bagi mereka. Oleh karena itu, pastikan Anda meluangkan waktu untuk menjelaskan alasan dan pengaruh budaya tersebut kepada para karyawan.

4. Buat audiens tahu

Setelah Anda menentukan brand culture, sekarang saatnya Anda memamerkannya, buat audiens tahu. Baik di dalam maupun luar tempat kerja, branding visual adalah cara lain untuk mengkomunikasikan brand culture Anda. Ini menjadi alasan identitas brand visual yang konsisten juga penting untuk menumbuhkan brand culture yang kuat, serta menghindari kebingungan tentang visi lama dan baru.

Media sosial menjadi alat yang paling mudah dan baik untuk memamerkan brand culture. Secara aktif karyawan dapat bercerita dan berbagi pengalaman tentang brand. Dorong karyawan Anda untuk aktif di media sosial dan membuat konten profesional, sehingga dapat membantu meningkatkan brand awareness. Manfaatkan pula media sosial brand. Sediakan grafik dan logo mereka yang sesuai untuk konten yang akan dibuat, sehingga yang melihat tahu bahwa konten dibuat oleh brand Anda.

Dengan meluangkan waktu untuk membangun brand culture yang jelas, Anda akan melihat pertumbuhan dan tim yang lebih solid dan menyenangkan. Budaya tersebut nantinya harus mampu dituangkan dalam produk dan layanan brand sehingga nilai-nilai brand tetap kuat dan dikenal audiens.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia