Membuat Framework Dinamis untuk Transformasi Tenaga Kerja

07 December 2023

Perkembangan zaman dan perputaran ekonomi yang kian cepat membuat kita sebagai sumber daya perlu mengikutinya. Langkah yang harus dilakukan adalah membuat sebuah framework yang dinamis agar bisa memenuhi tuntutan pekerjaan ini. Dengan begitu, Anda bisa melakukan transformasi untuk meningkatkan kinerja, membangun sebuah keterampilan baru, dan proses otomatisasi yang tepat.

Bagian penting dalam membangun sebuah framework yang dinamis adalah proses analisis dan perencanaan. Menurut Mckinsey, sebanyak 23% perusahaan gagal bertransformasi sejak dari tahap perencanaan. Jumlah ini pun bertambah hingga 55% saat hendak melakukan eksekusi dari rencana yang sudah dibuat.

Biarpun begitu, semua hal ini bisa dicapai atas peran dari orang-orang yang menjalaninya. Karena itu, Anda juga harus selalu melibatkan karyawan dalam setiap proses transformasi yang dilakukan.

Membuat Framework Dinamis untuk Transformasi Tenaga Kerja

Framework ini bisa berjalan dengan kemauan dan tujuan yang jelas dari sebuah perusahaan. Berikut cara membuat framework dinamis untuk membangun sebuah transformasi dalam sebuah perusahaan.

1. Fokus pada output bisnis yang diinginkan

Setiap pebisnis pasti mau framework ini bisa membuat bisnis yang dijalankan lebih maju dan berkembang. Namun, hanya sedikit mereka yang tahu mau dibawa ke mana kemajuan dan pengembangan bisnis tersebut.

Mungkin Anda punya 5—7 tujuan dalam bisnis atau bahkan lebih banyak lagi. Namun, Anda yang ingin semuanya seringnya malah tidak mendapatkan semuanya. Hal ini tentu saja karena Anda tidak fokus dalam mencapai tujuan tersebut.

Karena itu, pilih tujuan yang benar-benar Anda inginkan, lalu buat prioritas dari yang paling tinggi. Setelah itu, Anda bisa mencapai semuanya satu per satu.

2. Temukan aspek yang perlu dikembangkan

Dalam fase ini, kamu perlu mencari dulu fokus yang ingin dikembangkan dan ditransformasi. Tentu saja hal ini berkaitan dengan output yang ingin didapatkan nantinya. Semua tetap harus berkesinambungan,

Anda bisa membuat sebuah kompetensi atau strategi yang baru dalam menjalankan bisnis. Pastikan semua penentuan-penentuan ini sesuai dengan visi dan pengukuran keberhasilan yang ingin dicapai. Mengingat bagian ini sangat penting, mulai libatkan lebih banyak karyawan dalam merancangnya.

3. Menganalisis sejumlah referensi

Referensi sangat dibutuhkan dalam membuat sebuah framework. Mencari referensi yang lebih banyak tentunya akan membuat Anda punya lebih banyak contoh untuk ditiru.

Biarpun begitu, tidak ada mandatori dalam sebuah referensi. Anda bisa memakai yang memang sesuai dan membuang yang tidak pas dengan bisnis yang dijalankan. Dari situ, Anda bisa melakukan analisis tentang keadaan yang dialami sekarang dan masa depan yang akan datang untuk membuat strategi baru.

4. Membangun sebuah strategi

Framework biasanya bersifat umum. Anda yang bertugas untuk membuatnya lebih personal dengan bisnis yang dijalankan, teknologi yang dipakai, serta struktur organisasi yang ada. Anda bisa menggabungkan dengan kerangka yang ada dan mengintegrasikannya dengan segala aspek yang dibutuhkan.

Dalam fase ini, Anda juga perlu membuat strategi yang bisa dijalankan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Mungkin saja ada satu atau dua hal yang perlu diubah dalam pelaksanaannya. Dengan pendekatan ini, Anda bisa membuat sebuah strategi yang lebih dinamis untuk mendapatkan transformasi dalam karyawan.

5. Implementasi dan review

Eksekusi bisa dilakukan setelah Anda menyamakan persepsi dari seluruh tenaga kerja. Anda perlu menanamkan perilaku yang baru untuk keberlangsungan strategi baru yang sudah dibuat. Tidak perlu khawatir jika ada beberapa karyawan yang belum memiliki kemampuan untuk menjalaninya. Pasalnya, keterampilan bisa dipelajari.

Anda juga perlu memastikan bahwa orang berkomitmen untuk menjalani framework yang baru ini. Setelah itu, lakukan review dalam beberapa bulan. Kenali transformasi apa saja yang sudah berjalan cukup lancar dan mana yang perlu dibenahi.

Lakukan langkah tersebut berulang-ulang. Waktu yang dibutuhkan bisa sangat berbeda tergantung skala perusahaan dan besarnya transformasi seperti apa yang diharapkan.

Karena Anda ingin mentransformasi tenaga kerja di dalam perusahaan, pastikan untuk selalu melibatkan mereka dalam setiap detailnya. Keberhasilan perubahan ini akan ditentukan dengan segala hal dilakukan dan didapatkan oleh karyawan yang ambil bagian di dalam transformasinya.

Perkembangan zaman dan perputaran ekonomi yang kian cepat membuat kita sebagai sumber daya perlu mengikutinya. Langkah yang harus dilakukan adalah membuat sebuah framework yang dinamis agar bisa memenuhi tuntutan pekerjaan ini. Dengan begitu, Anda bisa melakukan transformasi untuk meningkatkan kinerja, membangun sebuah keterampilan baru, dan proses otomatisasi yang tepat.

Bagian penting dalam membangun sebuah framework yang dinamis adalah proses analisis dan perencanaan. Menurut Mckinsey, sebanyak 23% perusahaan gagal bertransformasi sejak dari tahap perencanaan. Jumlah ini pun bertambah hingga 55% saat hendak melakukan eksekusi dari rencana yang sudah dibuat.

Biarpun begitu, semua hal ini bisa dicapai atas peran dari orang-orang yang menjalaninya. Karena itu, Anda juga harus selalu melibatkan karyawan dalam setiap proses transformasi yang dilakukan.

Membuat Framework Dinamis untuk Transformasi Tenaga Kerja

Framework ini bisa berjalan dengan kemauan dan tujuan yang jelas dari sebuah perusahaan. Berikut cara membuat framework dinamis untuk membangun sebuah transformasi dalam sebuah perusahaan.

1. Fokus pada output bisnis yang diinginkan

Setiap pebisnis pasti mau framework ini bisa membuat bisnis yang dijalankan lebih maju dan berkembang. Namun, hanya sedikit mereka yang tahu mau dibawa ke mana kemajuan dan pengembangan bisnis tersebut.

Mungkin Anda punya 5—7 tujuan dalam bisnis atau bahkan lebih banyak lagi. Namun, Anda yang ingin semuanya seringnya malah tidak mendapatkan semuanya. Hal ini tentu saja karena Anda tidak fokus dalam mencapai tujuan tersebut.

Karena itu, pilih tujuan yang benar-benar Anda inginkan, lalu buat prioritas dari yang paling tinggi. Setelah itu, Anda bisa mencapai semuanya satu per satu.

2. Temukan aspek yang perlu dikembangkan

Dalam fase ini, kamu perlu mencari dulu fokus yang ingin dikembangkan dan ditransformasi. Tentu saja hal ini berkaitan dengan output yang ingin didapatkan nantinya. Semua tetap harus berkesinambungan,

Anda bisa membuat sebuah kompetensi atau strategi yang baru dalam menjalankan bisnis. Pastikan semua penentuan-penentuan ini sesuai dengan visi dan pengukuran keberhasilan yang ingin dicapai. Mengingat bagian ini sangat penting, mulai libatkan lebih banyak karyawan dalam merancangnya.

3. Menganalisis sejumlah referensi

Referensi sangat dibutuhkan dalam membuat sebuah framework. Mencari referensi yang lebih banyak tentunya akan membuat Anda punya lebih banyak contoh untuk ditiru.

Biarpun begitu, tidak ada mandatori dalam sebuah referensi. Anda bisa memakai yang memang sesuai dan membuang yang tidak pas dengan bisnis yang dijalankan. Dari situ, Anda bisa melakukan analisis tentang keadaan yang dialami sekarang dan masa depan yang akan datang untuk membuat strategi baru.

4. Membangun sebuah strategi

Framework biasanya bersifat umum. Anda yang bertugas untuk membuatnya lebih personal dengan bisnis yang dijalankan, teknologi yang dipakai, serta struktur organisasi yang ada. Anda bisa menggabungkan dengan kerangka yang ada dan mengintegrasikannya dengan segala aspek yang dibutuhkan.

Dalam fase ini, Anda juga perlu membuat strategi yang bisa dijalankan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Mungkin saja ada satu atau dua hal yang perlu diubah dalam pelaksanaannya. Dengan pendekatan ini, Anda bisa membuat sebuah strategi yang lebih dinamis untuk mendapatkan transformasi dalam karyawan.

5. Implementasi dan review

Eksekusi bisa dilakukan setelah Anda menyamakan persepsi dari seluruh tenaga kerja. Anda perlu menanamkan perilaku yang baru untuk keberlangsungan strategi baru yang sudah dibuat. Tidak perlu khawatir jika ada beberapa karyawan yang belum memiliki kemampuan untuk menjalaninya. Pasalnya, keterampilan bisa dipelajari.

Anda juga perlu memastikan bahwa orang berkomitmen untuk menjalani framework yang baru ini. Setelah itu, lakukan review dalam beberapa bulan. Kenali transformasi apa saja yang sudah berjalan cukup lancar dan mana yang perlu dibenahi.

Lakukan langkah tersebut berulang-ulang. Waktu yang dibutuhkan bisa sangat berbeda tergantung skala perusahaan dan besarnya transformasi seperti apa yang diharapkan.

Karena Anda ingin mentransformasi tenaga kerja di dalam perusahaan, pastikan untuk selalu melibatkan mereka dalam setiap detailnya. Keberhasilan perubahan ini akan ditentukan dengan segala hal dilakukan dan didapatkan oleh karyawan yang ambil bagian di dalam transformasinya.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia