Menentukan Pricing Strategy yang Ideal untuk Pengembangan Bisnis

19 January 2022

Saat memulai sebuah bisnis, penetapan harga merupakan salah satu hal penting yang mungkin terasa mudah. Melansir dari profitwell.com, variasi dalam penetapan harga sebuah produk dapat berpengaruh pada pendapatan hingga 20–50% daripada hanya berfokus pada akuisisi. Sayangnya, kurang dari 5% yang benar-benar mempertimbangkan pricing strategy.

Mendefinisikan Pricing Strategy

Pricing strategy didefinisikan sebagai jumlah uang yang ditetapkan untuk produk Anda. Hal ini mengacu pada model atau metode yang digunakan untuk menetapkan harga terbaik pada suatu produk atau layanan. Tujuannya untuk memaksimalkan profit dan shareholder value sambil mempertimbangkan permintaan konsumen dan pasar.

Ada banyak faktor yang perlu diperhitungkan saat membuat pricing strategy seperti revenue goals, marketing objectives, target audience, brand positioning, dan product attributes. Pricing strategy juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti permintaan konsumen, harga kompetitor, serta tren pasar dan ekonomi secara keseluruhan.

Pricing Strategy yang Paling Umum untuk Bisnis

Strategi yang dimaksud dalam menentukan harga sebuah produk tidak sesederhana menghitung biaya produksi dan menambahkan mark-up. Secara umum, berikut beberapa jenis pricing strategy yang bisa dilakukan dalam bisnis.

1.   Value-based pricing

Dengan penetapan harga berbasis nilai, Anda menetapkan harga produk sesuai dengan nilai kelayakan yang sesuai menurut konsumen. Pengaplikasian strategi ini dianggap paling sesuai untuk jenis bisnis SaaS.

2.   Competitive pricing

Saat menggunakan competitive pricing strategy, Anda menetapkan harga berdasarkan apa yang dibebankan oleh pesaing. Cara ini bisa menjadi strategi yang baik dalam situasi yang tepat. Contohnya, seperti saat Anda baru memulai sebuah bisnis yang baru dimulai, tapi tidak memiliki banyak ruang sisa untuk berkembang.

3.   Price skimming

Jika Anda menetapkan harga setinggi yang mungkin ditoleransi pasar dan menurunkannya seiring waktu, Anda akan menggunakan strategi price skimming. Tujuannya menelusuri batas atas pasar dan harga yang lebih rendah untuk menjangkau semua orang. Jika memilih produk yang tepat, hal itu bisa berhasil dengan tetap berhati-hati menggunakannya.

 

 

4.   Cost-plus pricing

Salah satu pricing strategy yang paling sederhana adalah cost-plus pricing. Anda cukup menghitung biaya produksi produk dan menambahkan persentase tertentu ke dalamnya. Meskipun sederhana, sebenarnya cara ini kurang ideal untuk apa pun kecuali Anda menjual produk fisik.

5.   Penetration pricing

Jika pasar produk Anda sangat kompetitif, akan sulit bagi perusahaan baru untuk membuat sebuah patokan. Salah satu cara yang dilakukan beberapa perusahaan saat mencoba untuk mendorong produk baru adalah menawarkan harga yang jauh lebih rendah dari kompetitor.

Langkah penetapan harga ini disebut dengan penetration pricing. Langkah ini mungkin menarik konsumen dan jumlah penjualan dengan baik. Namun, Anda akan membutuhkan lebih banyak pelnanggan yang loyal untuk bertahan saat terjadi peningkatan harga di masa yang akan datang.

6.   Economy pricing

Strategi ini lebih populer digunakan di sektor barang komoditas. Tujuannya adalah memberi harga produk yang lebih murah dari kompetitor dan menghasilkan uang kembali dengan jumlah yang lebih banyak. Meskipun ini menjadi metode yang baik untuk membuat orang membeli produk seperti minuman bersoda, cara ini tidak akan cocok jika diterapkan untuk produk SaaS dan bisnis langganan.

7.   Dynamic pricing

Di beberapa industri, bisnis Anda dapat tetap aman dengan terus-menerus mengubah harga agar sesuai dengan permintaan barang saat itu. Namun, cara tersebut tidak akan bekerja dengan baik untuk jenis bisnis subscription dan SaaS.

Dari sudut pandang pelanggan sebagai target market, mereka tentu mengharapkan pengeluaran bulanan atau tahunan yang konsisten. Dengan begitu, mereka akan langsung memutuskan pembelian layanan produk Anda untuk jangka waktu panjang.

Saat ingin mengubah pricing strategy, hal terpenting di tahap awal adalah menentukan nilai aktual yang diubah. Namun, hal yang tidak kalah penting adalah menentukan value metric, mengatur customer prifile dan segmentasi pelanggan yang ideal, serta melengkapi riset dan eksperimen bagi para pengguna.

Melalui program Marketing Pricing Strategy yang dirancang prasmul eli, Anda bisa memahami prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan untuk penentuan harga. Dengan begitu, Anda juga dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi perusahaan.

Saat memulai sebuah bisnis, penetapan harga merupakan salah satu hal penting yang mungkin terasa mudah. Melansir dari profitwell.com, variasi dalam penetapan harga sebuah produk dapat berpengaruh pada pendapatan hingga 20–50% daripada hanya berfokus pada akuisisi. Sayangnya, kurang dari 5% yang benar-benar mempertimbangkan pricing strategy.

Mendefinisikan Pricing Strategy

Pricing strategy didefinisikan sebagai jumlah uang yang ditetapkan untuk produk Anda. Hal ini mengacu pada model atau metode yang digunakan untuk menetapkan harga terbaik pada suatu produk atau layanan. Tujuannya untuk memaksimalkan profit dan shareholder value sambil mempertimbangkan permintaan konsumen dan pasar.

Ada banyak faktor yang perlu diperhitungkan saat membuat pricing strategy seperti revenue goals, marketing objectives, target audience, brand positioning, dan product attributes. Pricing strategy juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti permintaan konsumen, harga kompetitor, serta tren pasar dan ekonomi secara keseluruhan.

Pricing Strategy yang Paling Umum untuk Bisnis

Strategi yang dimaksud dalam menentukan harga sebuah produk tidak sesederhana menghitung biaya produksi dan menambahkan mark-up. Secara umum, berikut beberapa jenis pricing strategy yang bisa dilakukan dalam bisnis.

1.   Value-based pricing

Dengan penetapan harga berbasis nilai, Anda menetapkan harga produk sesuai dengan nilai kelayakan yang sesuai menurut konsumen. Pengaplikasian strategi ini dianggap paling sesuai untuk jenis bisnis SaaS.

2.   Competitive pricing

Saat menggunakan competitive pricing strategy, Anda menetapkan harga berdasarkan apa yang dibebankan oleh pesaing. Cara ini bisa menjadi strategi yang baik dalam situasi yang tepat. Contohnya, seperti saat Anda baru memulai sebuah bisnis yang baru dimulai, tapi tidak memiliki banyak ruang sisa untuk berkembang.

3.   Price skimming

Jika Anda menetapkan harga setinggi yang mungkin ditoleransi pasar dan menurunkannya seiring waktu, Anda akan menggunakan strategi price skimming. Tujuannya menelusuri batas atas pasar dan harga yang lebih rendah untuk menjangkau semua orang. Jika memilih produk yang tepat, hal itu bisa berhasil dengan tetap berhati-hati menggunakannya.

 

 

4.   Cost-plus pricing

Salah satu pricing strategy yang paling sederhana adalah cost-plus pricing. Anda cukup menghitung biaya produksi produk dan menambahkan persentase tertentu ke dalamnya. Meskipun sederhana, sebenarnya cara ini kurang ideal untuk apa pun kecuali Anda menjual produk fisik.

5.   Penetration pricing

Jika pasar produk Anda sangat kompetitif, akan sulit bagi perusahaan baru untuk membuat sebuah patokan. Salah satu cara yang dilakukan beberapa perusahaan saat mencoba untuk mendorong produk baru adalah menawarkan harga yang jauh lebih rendah dari kompetitor.

Langkah penetapan harga ini disebut dengan penetration pricing. Langkah ini mungkin menarik konsumen dan jumlah penjualan dengan baik. Namun, Anda akan membutuhkan lebih banyak pelnanggan yang loyal untuk bertahan saat terjadi peningkatan harga di masa yang akan datang.

6.   Economy pricing

Strategi ini lebih populer digunakan di sektor barang komoditas. Tujuannya adalah memberi harga produk yang lebih murah dari kompetitor dan menghasilkan uang kembali dengan jumlah yang lebih banyak. Meskipun ini menjadi metode yang baik untuk membuat orang membeli produk seperti minuman bersoda, cara ini tidak akan cocok jika diterapkan untuk produk SaaS dan bisnis langganan.

7.   Dynamic pricing

Di beberapa industri, bisnis Anda dapat tetap aman dengan terus-menerus mengubah harga agar sesuai dengan permintaan barang saat itu. Namun, cara tersebut tidak akan bekerja dengan baik untuk jenis bisnis subscription dan SaaS.

Dari sudut pandang pelanggan sebagai target market, mereka tentu mengharapkan pengeluaran bulanan atau tahunan yang konsisten. Dengan begitu, mereka akan langsung memutuskan pembelian layanan produk Anda untuk jangka waktu panjang.

Saat ingin mengubah pricing strategy, hal terpenting di tahap awal adalah menentukan nilai aktual yang diubah. Namun, hal yang tidak kalah penting adalah menentukan value metric, mengatur customer prifile dan segmentasi pelanggan yang ideal, serta melengkapi riset dan eksperimen bagi para pengguna.

Melalui program Marketing Pricing Strategy yang dirancang prasmul eli, Anda bisa memahami prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan untuk penentuan harga. Dengan begitu, Anda juga dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi perusahaan.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia