Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Mengenal Cultural Intelligence dan Keunggulannya Bagi Bisnis


14 April 2023
Banner-Article-APRIL-CulturalTNTL.jpg

Tidak hanya perkembangan industri global, sekarang lingkungan tempat bekerja juga makin beragam. Setiap perusahaan melibatkan orang dari berbagai tempat dan latar belakang yang berbeda untuk bekerja bersama.

Perbedaan budaya tidak hanya terbatas pada etnis, agama, atau kewarganegaraan. Banyak situasi yang menempatkan karyawan berada dalam jarak usia yang berbeda. Hal ini juga dapat mempengaruhi asumsi dan perilaku yang berbeda saat bekerja.

Situasi yang semakin berkembang juga mendorong sebuah perusahaan untuk dapat memahami berbagai budaya dengan baik. Dalam sebuah lingkungan kerja, terdapat cara praktis untuk dapat membangun dan meningkatkannya demi kesuksesan bisnis.

Apa Itu Cultural Intelligence?

Berdasarkan buku yang ditulis Professors Christopher Earley and Soon Ang pada 2003, konsep Cultural Intelligence adalah kemampuan beradaptasi pada sebuah budaya baru. Cultural Intelligence juga dikenal sebagai Cultural Quotient (CQ) yang merupakan turunan dari IQ.

CQ mengacu pada keterampilan seseorang untuk berhubungan dan bekerja secara efektif dalam situasi budaya yang beragam. Kemampuan untuk melintasi batas budaya dan melampaui kepekaan dan kesadaran berbudaya. Keahlian tersebut diperlukan untuk berhasil mewujudkan tujuan seseorang saat berada dalam budaya yang beragam.

Seorang individu yang memiliki CQ tidak hanya menyadari budaya yang berbeda. Namun, mereka juga tahu bahwa pengaruh budaya itu kompleks dan saling berhubungan. Selain pentingnya kebudayaan, tidak dapat dimungkiri bahwa faktor-faktor seperti peran bisnis dan kepribadian individu juga dapat berpengaruh pada perilaku dalam sebuah kelompok.

Komponen Penyusun Cultural Intelligence

Perusahaan memiliki budaya khas yang sering kali menjadi hal krusial untuk dipelajari oleh karyawan baru pada beberapa minggu pertama. Perusahaan besar pun mengalami perdebatan subkultur seperti sales yang tidak dapat berbicara dengan engineer atau humas yang kehilangan kesabaran dengan legal.

Masing-masing departemen, divisi, profesi, dan wilayah geografis memiliki konstelasi tata krama, makna, sejarah, dan nilai yang khas. Orang yang baru bergabung pasti akan merasa bingung dan bahkan tersesat jika tidak memiliki CQ dengan komponen penyusun berikut.

1. Head

Hal ini mengacu pada pengetahuan dan pemahaman yang berasal dari observasi dan penelitian. Anda memerlukan strategi untuk mengumpulkan informasi baru. Selain itu, strategi tersebut untuk mengenali pemahaman suatu budaya. Hal itu akan memungkinkan Anda untuk menyesuaikan pengambilan keputusan dan komunikasi.

2. Body

Komponen selanjutnya dapat diartikan sebagai proses menerjemahkan informasi budaya ke dalam tindakan. Hal ini merupakan cara paling jelas karena CQ yang dimiliki seseorang dapat dilihat oleh orang lain. Bentuknya ditunjukkan melalui gerak tubuh, bahasa tubuh, dan cara seseorang menjalankan tugas yang penting secara budaya.

3. Heart

Terakhir, seseorang membutuhkan internalisasi diri untuk memiliki CQ yang tinggi. Anda harus yakin pada diri sendiri, tidak takut membuat kesalahan, dan cukup percaya diri untuk terus berkembang saat menghadapi situasi budaya baru. Hal inilah yang ditujukan oleh “heart” sebagai salah satu komponen terakhir.

Hubungan Cultural Intelligence Terhadap Bisnis

Sebuah bisnis yang memiliki tatanan organisasi berkinerja tinggi memungkinkan keunggulan kompetitif untuk bertahan dan tumbuh dari waktu ke waktu. Hal ini merupakan salah satu cara untuk tetap melakukan hal-hal yang penting.

Bisnis yang dapat mempromosikan keberagaman dan inklusi memiliki daya tarik yang lebih unggul. Terlebih lagi, saat ini dunia memiliki konektivitas yang meningkat secara eksponensial di semua sektor bisnis dan individu. Prospek pertumbuhan terbesar terdiri dari menembus pasar baru di dalam dan luar negeri.

Adanya kemungkinan kolaborasi global yang semakin penting untuk kesuksesan bisnis, CQ menjadi lebih penting dalam kehidupan kita sehari-hari ketimbang sebelumnya. Bisnis dengan staf yang cerdas secara budaya akan lebih potensial untuk mencapai tujuan dalam persaingan global.

Melalui konteks bisnis berbasis budaya yang hadir dalam persaingan global, masalah besar tidak lagi bisa diselesaikan oleh satu orang, suatu budaya, atau bahkan satu benua. Cara memecahkan masalah yang efektif harus dilakukan dengan kolaborasi lintas batas yang efektif.

Keunggulan Cultural Intelligence untuk Kompetisi Bisnis

Memperoleh CQ menambah keunggulan kompetitif bagi sebuah bisnis dengan adanya peningkatan komunikasi, kerja sama, kerja tim, dan kinerja keseluruhan. Seorang pemimpin yang cerdas dan adaptif terhadap budaya akan mampu memperhatikan perbedaan dan memanfaatkannya alih-alih membiarkannya menjadi ketidakharmonisan atau konflik.

Secara radikal, teknologi komunikasi telah mengubah wajah ‘bisnis global’ yang tidak lagi hanya dimiliki beberapa perusahaan besar. Perusahaan dan individu yang lebih kecil bahkan dapat memasuki pasar global berkat inovasi yang dibawa melalui terobosan teknologinya.

Tidak terbatas pada sektor bisnis, batas-batas antara sektor swasta, publik, dan LSM juga sudah memudar. Hal ini berdampak pada keberagaman lingkungan yang semakin sulit dipahami tanpa bimbingan dari para ahli yang terbiasa menghadapi keragaman budaya.

Makin luasnya kesempatan bisnis untuk bersaing diiringi dengan terciptanya sebuah budaya baru yang dapat dimanfaatkan oleh sebuah organisasi. Jika dimanfaatkan dengan baik, hal ini akan berdampak positif untuk perkembangan bisnis. Selain itu, pengambilan keputusan juga bisa dilakukan dengan sudut pandang yang lebih luas untuk kompetisi yang relevan.

ARTIKEL TERKAIT