Mengenal Proses Akuisisi Bisnis dan Tahap-tahap Proses Integrasinya

06 September 2023

Proses pengembangan bisnis dapat berkembang sebagai tahap-tahap yang terencana untuk kondisi perusahaan yang lebih baik. Perkembangan sebuah bisnis juga sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian. Karena itulah, keputusan yang diambil oleh sebuah perusahaan bisa saja disebabkan oleh masalah ekonomi.

Salah satu contoh perubahan yang terjadi dalam proses bisnis adalah akuisisi perusahaan. Beberapa pengusaha mencari cara untuk mendorong perkembangan bisnisnya dengan melakukan akuisisi. Hal ini dianggap sebagai salah satu cara yang dipilih oleh pengusaha yang ingin pensiun dan menjual perusahaannya.

Pengertian Akuisisi Bisnis

Akuisisi bisnis terjadi ketika sebuah perusahaan membeli sebagian besar atau seluruh saham di perusahaan lain untuk mengambil kendali atas aset dan operasinya. Perusahaan pengakuisisi biasanya sudah menargetkan sebuah perusahaan dan membuat kesepakatan bisnis tertentu.

Biasanya, sifat akuisisi dilakukan dengan cara bersahabat. Artinya, kedua perusahaan bergabung dan menegosiasikan persyaratan transaksi. Namun, proses akuisisi terkadang dianggap sebagai proses pengambilalihan yang bisa bermakna negatif. Dengan kata lain, perusahaan pengakuisisi merebut kendali perusahaan lain dengan cara membeli mayoritas saham (akuisisi) yang bertentangan dengan keinginan dewan direksi atau manajemen perusahaan target.

Proses akuisisi sering kali muncul karena perusahaan berada dalam siklus hidup yang sudah matang. Sebaik apa pun yang dilakukan, tidak ada cara lain untuk tumbuh secara substansial saat bisnisnya matang. Satu-satunya cara untuk tumbuh adalah mengambil pangsa pasar dari pesaing. Akuisisi dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan dengan cara berikut:

  • Meningkatkan profitabilitas
  • Meningkatkan pangsa pasar
  • Membuka pasar baru
  • Mencapai peningkatan produktivitas melalui skala ekonomi

Tahap-tahap Akuisisi Bisnis

Proses akuisisi bisnis bukanlah hal sederhana yang bisa dilakukan hanya dengan adanya sebuah kesepakatan. Saat akuisisi terjadi, keputusan tersebut muncul karena sudah melalui tahap yang panjang. Berikut inilah proses yang terjadi untuk melakukan akuisisi bisnis. 

1. Mempersiapkan akuisisi

Langkah pertama yang penting dalam melakukan akuisisi adalah perkiraan waktu untuk melangsungkan proses tersebut. Para pengusaha seringkali butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan transaksi daripada yang sudah diperkirakan. Saat memutuskan untuk mengejar strategi akuisisi, setidaknya perlu waktu enam bulan untuk mencapai kesepakatan.

Pada tahap awal perencanaan akuisisi, Anda juga perlu membentuk tim internal dan menyusun penasihat eksternal yang sangat berpengalaman dalam proses “pembelian” bisnis. Setelah memiliki tim akuisisi, saatnya untuk mulai mencari target yang sesuai dengan perencanaan yang matang.

2. Negosiasi awal dan pra-penjualan

Sebelum memasuki negosiasi dengan target potensial, Anda pasti melakukan riset sebanyak mungkin tentang perusahaan target. Dalam posisi tersebut, salah satu kelemahan utama Anda adalah asimetri informasi—Anda tidak akan pernah mengetahui target sebanyak yang diketahui penjual tentang bisnis. Meski begitu, salah satu tujuan utama Anda adalah menutup kesenjangan informasi sebanyak mungkin sebelum menyelesaikan transaksi.

Pada tahap awal ini, jelaskan alasan ketertarikan Anda tertarik dengan bisnis tersebut dan cobalah untuk mendapatkan informasi tentang ekspektasi dari penjual dalam hal harga jual. Anda juga harus mencari beberapa informasi dasar tentang perusahaan seperti sales, gross margin, earnings before interest, taxes, depreciation, dan amortization (EBITDA).

Saat mencari informasi tentang perusahaan target, lakukan diskusi paralel untuk mendapat opsi pembiayaan potensial dengan bankir. Pada titik tersebut, Anda juga akan mengatur pembiayaan yang bisa berasal dari berbagai sumber pendanaan seperti kas yang ada di neraca, utang bank, dan pembiayaan vendor.

3. Uji tuntas dan perjanjian pembelian

Lakukan analisis objektif terhadap bisnis yang akan diakuisisi untuk melakukan uji tuntas dan negosiasi perjanjian pembelian. Di sini, penting untuk melibatkan tim yang berpengalaman dalam mempelajari perusahaan untuk mengidentifikasi masalah utama perusahaan seperti neraca perusahaan, manajerial perusahaan, kesediaan pemilik dalam membantu transisi, dan kesesuaian budaya kedua perusahaan.

Proses uji tuntas sangat penting untuk keberhasilan akuisisi. Karena itu, hindari jalan pintas untuk menghemat biaya atau memenuhi tenggat waktu transaksi. Jangan abaikan temuan negatif atau merasionalisasikannya untuk mempertahankan optimisme tentang sebuah kesepakatan. Langkah terakhir untuk menyelesaikan transaksi adalah menyelesaikan perjanjian pembelian dengan melakukan penyesuaian yang diperlukan.

4. Integrasi pascamerger

Setelah kesepakatan ditutup, Anda tidak bisa beristirahat. Cara Anda mengintegrasikan bisnis baru ke bisnis yang sudah ada dapat membuat atau menghancurkan perusahaan. Anda harus menyiapkan rencana sebagai panduan saat Anda menyatukan perusahaan dan menunjuk seorang penanggung jawab atas proses tersebut.

Integrasi membutuhkan waktu dan tidak selalu mulus karena akan selalu ada hambatan yang muncul. Anda mungkin membutuhkan lebih banyak uang, waktu, dan/atau sumber daya daripada yang diharapkan. Siapkan rencana pembiayaan yang fleksibel dan pikirkan tentang kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak terduga.

Mengenal tahap-tahap akuisisi di atas menunjukkan bahwa proses tersebut bisa menjadi tantangan bagi perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan target. Karena itulah, kunci dari sebuah integrasi yang sukses harus dilakukan secara bertanggung jawab demi tujuan yang ingin dicapai bersama melalui proses akuisisi bisnis.

Proses pengembangan bisnis dapat berkembang sebagai tahap-tahap yang terencana untuk kondisi perusahaan yang lebih baik. Perkembangan sebuah bisnis juga sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian. Karena itulah, keputusan yang diambil oleh sebuah perusahaan bisa saja disebabkan oleh masalah ekonomi.

Salah satu contoh perubahan yang terjadi dalam proses bisnis adalah akuisisi perusahaan. Beberapa pengusaha mencari cara untuk mendorong perkembangan bisnisnya dengan melakukan akuisisi. Hal ini dianggap sebagai salah satu cara yang dipilih oleh pengusaha yang ingin pensiun dan menjual perusahaannya.

Pengertian Akuisisi Bisnis

Akuisisi bisnis terjadi ketika sebuah perusahaan membeli sebagian besar atau seluruh saham di perusahaan lain untuk mengambil kendali atas aset dan operasinya. Perusahaan pengakuisisi biasanya sudah menargetkan sebuah perusahaan dan membuat kesepakatan bisnis tertentu.

Biasanya, sifat akuisisi dilakukan dengan cara bersahabat. Artinya, kedua perusahaan bergabung dan menegosiasikan persyaratan transaksi. Namun, proses akuisisi terkadang dianggap sebagai proses pengambilalihan yang bisa bermakna negatif. Dengan kata lain, perusahaan pengakuisisi merebut kendali perusahaan lain dengan cara membeli mayoritas saham (akuisisi) yang bertentangan dengan keinginan dewan direksi atau manajemen perusahaan target.

Proses akuisisi sering kali muncul karena perusahaan berada dalam siklus hidup yang sudah matang. Sebaik apa pun yang dilakukan, tidak ada cara lain untuk tumbuh secara substansial saat bisnisnya matang. Satu-satunya cara untuk tumbuh adalah mengambil pangsa pasar dari pesaing. Akuisisi dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan dengan cara berikut:

  • Meningkatkan profitabilitas
  • Meningkatkan pangsa pasar
  • Membuka pasar baru
  • Mencapai peningkatan produktivitas melalui skala ekonomi

Tahap-tahap Akuisisi Bisnis

Proses akuisisi bisnis bukanlah hal sederhana yang bisa dilakukan hanya dengan adanya sebuah kesepakatan. Saat akuisisi terjadi, keputusan tersebut muncul karena sudah melalui tahap yang panjang. Berikut inilah proses yang terjadi untuk melakukan akuisisi bisnis. 

1. Mempersiapkan akuisisi

Langkah pertama yang penting dalam melakukan akuisisi adalah perkiraan waktu untuk melangsungkan proses tersebut. Para pengusaha seringkali butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan transaksi daripada yang sudah diperkirakan. Saat memutuskan untuk mengejar strategi akuisisi, setidaknya perlu waktu enam bulan untuk mencapai kesepakatan.

Pada tahap awal perencanaan akuisisi, Anda juga perlu membentuk tim internal dan menyusun penasihat eksternal yang sangat berpengalaman dalam proses “pembelian” bisnis. Setelah memiliki tim akuisisi, saatnya untuk mulai mencari target yang sesuai dengan perencanaan yang matang.

2. Negosiasi awal dan pra-penjualan

Sebelum memasuki negosiasi dengan target potensial, Anda pasti melakukan riset sebanyak mungkin tentang perusahaan target. Dalam posisi tersebut, salah satu kelemahan utama Anda adalah asimetri informasi—Anda tidak akan pernah mengetahui target sebanyak yang diketahui penjual tentang bisnis. Meski begitu, salah satu tujuan utama Anda adalah menutup kesenjangan informasi sebanyak mungkin sebelum menyelesaikan transaksi.

Pada tahap awal ini, jelaskan alasan ketertarikan Anda tertarik dengan bisnis tersebut dan cobalah untuk mendapatkan informasi tentang ekspektasi dari penjual dalam hal harga jual. Anda juga harus mencari beberapa informasi dasar tentang perusahaan seperti sales, gross margin, earnings before interest, taxes, depreciation, dan amortization (EBITDA).

Saat mencari informasi tentang perusahaan target, lakukan diskusi paralel untuk mendapat opsi pembiayaan potensial dengan bankir. Pada titik tersebut, Anda juga akan mengatur pembiayaan yang bisa berasal dari berbagai sumber pendanaan seperti kas yang ada di neraca, utang bank, dan pembiayaan vendor.

3. Uji tuntas dan perjanjian pembelian

Lakukan analisis objektif terhadap bisnis yang akan diakuisisi untuk melakukan uji tuntas dan negosiasi perjanjian pembelian. Di sini, penting untuk melibatkan tim yang berpengalaman dalam mempelajari perusahaan untuk mengidentifikasi masalah utama perusahaan seperti neraca perusahaan, manajerial perusahaan, kesediaan pemilik dalam membantu transisi, dan kesesuaian budaya kedua perusahaan.

Proses uji tuntas sangat penting untuk keberhasilan akuisisi. Karena itu, hindari jalan pintas untuk menghemat biaya atau memenuhi tenggat waktu transaksi. Jangan abaikan temuan negatif atau merasionalisasikannya untuk mempertahankan optimisme tentang sebuah kesepakatan. Langkah terakhir untuk menyelesaikan transaksi adalah menyelesaikan perjanjian pembelian dengan melakukan penyesuaian yang diperlukan.

4. Integrasi pascamerger

Setelah kesepakatan ditutup, Anda tidak bisa beristirahat. Cara Anda mengintegrasikan bisnis baru ke bisnis yang sudah ada dapat membuat atau menghancurkan perusahaan. Anda harus menyiapkan rencana sebagai panduan saat Anda menyatukan perusahaan dan menunjuk seorang penanggung jawab atas proses tersebut.

Integrasi membutuhkan waktu dan tidak selalu mulus karena akan selalu ada hambatan yang muncul. Anda mungkin membutuhkan lebih banyak uang, waktu, dan/atau sumber daya daripada yang diharapkan. Siapkan rencana pembiayaan yang fleksibel dan pikirkan tentang kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak terduga.

Mengenal tahap-tahap akuisisi di atas menunjukkan bahwa proses tersebut bisa menjadi tantangan bagi perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan target. Karena itulah, kunci dari sebuah integrasi yang sukses harus dilakukan secara bertanggung jawab demi tujuan yang ingin dicapai bersama melalui proses akuisisi bisnis.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia