Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Mengenal Self Assessment untuk CEO dalam Meningkatkan Performa Perusahaan

cover-artikel-putih.jpg

Self assessment sudah tidak asing lagi bagi perusahaan, self assessment adalah sebuah metode penilaian untuk mengukur kemampuan seseorang berdasarkan indikator-indikator tertentu. 

Berdasarkan riset dari McKinsey dalam McKinsey Center for CEO Excellence, pengaruh CEO menyumbang 45% dalam hal peningkatan performa perusahaan. Melihat betapa pentingnya peran CEO dalam perusahaan, maka CEO pun sudah selayaknya untuk melakukan penilaian diri dan meningkatkan keterampilannya. 

Mengapa CEO butuh untuk melakukan self assessment, apa urgensinya, serta bagaimana cara menerapkannya akan dibahas dalam pembahasan kali ini. 

Apa itu Self Assessment Bagi CEO?

Bila merujuk pada arti kata assessment menurut kamus bahasa Oxford, maka assessment memiliki arti penilaian atau estimasi tentang sifat, kualitas, atau kemampuan seseorang. 

Lantas apa itu self-assessment? Self-assessment adalah sebuah penilaian tentang kemampuan atau kualitas diri kita berdasarkan indikator tertentu. 

Dengan melakukan self-assessment, Anda bisa mengetahui gap atau kesenjangan kemampuan yang Anda miliki sekarang dengan kebutuhan kemampuan di posisi pekerjaan Anda sekarang. 

Bagi seorang CEO pun, self-assessment penting adanya. Karena CEO memiliki pengaruh besar bagi berhasilnya sebuah bisnis atau perusahaan, maka CEO perlu terus meningkatkan kemampuannya. 

CEO pun akan dilihat oleh karyawannya sebagai sosok teladan yang mereka dapat belajar banyak ilmu praktis darinya. 

Jika CEO tidak meningkatkan kemampuannya, maka bagaimana para karyawan akan bisa mengikuti jejaknya? 

Secara tidak langsung, ketika CEO terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya, maka akan membentuk pemimpin-pemimpin baru yang terinspirasi darinya. 

Mengapa CEO Perlu Melakukan Self-Assessment?

Merujuk pada hasil penelitian McKinsey dalam McKinsey Center for CEO Excellence CEAT Database, tantangan terbesar seorang CEO adalah menjalin interaksi dengan dewan direksi, terhubung dengan pemangku kebijakan, dan mengalokasikan sumber daya. 

Dalam riset tersebut, CEO memiliki keunggulan dalam mengelola efektivitas personalnya, tapi jika sudah berhubungan dengan dewan direksi dan pemangku kebijakan mereka masih merasa kesulitan. 

Banyak CEO merasa kurang yakin dalam hal menjalin dan memprioritaskan hubungan dengan pemangku kepentingan utama. 

Melalui self-assessment, CEO dapat memetakan ulang siapa saja aktor kunci eksternal dan menyusun strategi keterlibatan yang lebih proaktif serta berdampak bagi perusahaan. 

Self-assessment menjadi alat penting bagi seorang CEO untuk secara jujur mengevaluasi efektivitas kepemimpinannya dalam menjalankan empat fungsi utama kepemimpinan eksekutif yakni menentukan arah, menyelaraskan organisasi, menjalin hubungan dengan pemangku kepentingan, dan mengelola diri sendiri. 

Sehingga, tujuan utama self-assessment bagi seorang CEO adalah  bukan sekadar menilai kinerja masa lalu, tetapi untuk mengidentifikasi area perbaikan yang selama ini mungkin diabaikan karena bias internal, tekanan jabatan, atau kebiasaan lama.

Bagaimana Cara CEO menilai performanya sendiri?

Ada berbagai cara untuk CEO menilai performanya sendiri. Penilaian performa CEO akan berfokus pada tingkat strategis. 

Faktor yang dinilai dalam penilaian performa CEO bukan hanya tentang visi dan misi dari CEO semata, tetapi juga tentang kapasitas untuk mengambil keputusan lintas fungsi yang memiliki dampak besar terhadap masa depan perusahaan.

Untuk itu, aspek yang perlu dievaluasi dalam tingkat strategis menyangkut kompetensi dalam aspek berikut ini: 

Finance (Keuangan)

Penilaian dari sisi keuangan akan menilai dan mengevaluasi kemampuan CEO atau pemimpin terhadap struktur keuangan perusahaan, pengelolaan arus kas, risiko keuangan, pengambilan keputusan investasi, dan penciptaan nilai bagi pemegang saham.

Seorang CEO bertanggung jawab atas pertumbuhan nilai perusahaan dan kesehatan finansial jangka panjang. Pemahaman mendalam terhadap aspek keuangan memungkinkan CEO mengambil keputusan tepat berbasis data, seperti alokasi modal, pengendalian biaya, analisis profitabilitas, perencanaan investasi dan pembiayaan

Bila CEO tidak memiliki penilaian yang tepat dari sisi keuangan, maka CEO berisiko membuat keputusan yang salah arah, seperti ekspansi yang tidak terukur atau investasi yang tidak menghasilkan pengembalian investasi yang memadai.

Commercial (Komersial)

Penilaian kompetensi dalam area komersial akan mengukur kemampuan CEO dalam memahami dinamika pasar, mengelola portofolio produk, membentuk strategi pricing, serta menjaga daya saing komersial perusahaan.

Dengan disrupsi dan perkembangan pasar yang melesat cepat, CEO perlu untuk memberikan arahan atau adaptasi yang membuat perusahaan bisa tetap relevan dengan dinamika pasar. 

Ketika CEO terus mempertajam keterampilan strategis dalam area komersial maka ia akan mengambil keputusan bukan berdasarkan intuisi semata, tetapi juga strategi berbasis analisis pasar yang kuat untuk mendorong pertumbuhan pendapatan.

Human Capital (Sumber Daya Manusia)

Keterampilan kepemimpinan menjadi keterampilan utama yang harus CEO miliki. Penilaian dalam area human capital ini akan mengkaji kepemimpinan CEO dalam mengelola talenta, membangun budaya organisasi, meningkatkan produktivitas karyawan, dan mengembangkan sistem manajemen kinerja yang berdaya saing.

Penilaian dalam area ini penting bagi CEO, karena sumber daya manusia adalah elemen utama di sebuah perusahaan. Pengelolaan sumber daya manusia yang berkualitas akan menghasilkan produk perusahaan yang berkualitas pula. 

Dengan melakukan self-assessment dalam area human capital, CEO akan mampu mengevaluasi pengelolaan sumber daya manusia, tidak hanya secara operasional, tapi juga tentang bagaimana membangun budaya kerja yang mendorong sumber daya manusia ini untuk menjadi versi terbaik performa kinerjanya.

Operation (Operasional)

Penilaian dalam aspek operasional akan menilai efektivitas CEO dalam mengelola proses bisnis, efisiensi rantai pasok, pengendalian kualitas, dan skalabilitas operasional dalam mendukung pertumbuhan perusahaan.

Penilaian ini penting karena strategi sehebat apa pun akan gagal jika tidak didukung oleh proses operasional yang solid, efisien, dan scalable.

Dengan penilaian aspek ini, CEO akan mampu melihat kesenjangan yang terjadi dalam area operasional. Sehingga bisa menentukan strategi untuk menghilangkan kesenjangan tersebut. 

Technology (Teknologi)

Sejak pandemi COVID-19 melanda, penerapan teknologi dalam sebuah perusahaan menjadi keniscayaan. Untuk itu, penilaian kompetensi area teknologi akan menilai pemahaman CEO terhadap teknologi digital dan transformasi digital yang diperlukan untuk mendukung inovasi, efisiensi, serta keamanan data dan sistem.

Penilaian area teknologi ini penting karena banyak kegagalan bisnis saat ini bukan karena visi yang salah, tetapi karena lambat beradaptasi secara digital atau gagal mengeksekusi transformasi teknologi secara menyeluruh.

Apa urgensi dari penilaian kompetensi CEO pada lima area tersebut? Berikut ini urgensinya:

Refleksi Kompetensi Lintas Fungsi

Self-assessment pada lima area esensial memberikan gambaran objektif tentang kekuatan dan area pengembangan di seluruh fungsi bisnis strategis.

Mendorong Pengambilan Keputusan Lebih Berbasis Data

Penilaian ini akan membantu menyelaraskan keputusan bagi CEO dengan data dan wawasan yang kuat dari berbagai perspektif organisasi.

Meningkatkan Pemetaan Prioritas Pengembangan

Hasil dari penilaian ini menjadi dasar bagi CEO untuk mengikuti program pengembangan eksekutif atau mentoring yang benar-benar relevan dengan kesenjangan yang teridentifikasi.

Meningkatkan Kepercayaan Dewan & Investor

Rekomendasi dari penilaian ini akan membantu meningkatkan kredibilitas CEO sebagai pemimpin yang tidak hanya intuitif, adaptif tetapi juga sistematis dan terukur dalam mengambil keputusan.

Tingkatkan Performa Perusahaan dengan Self-Assessment yang Dipersonalisasi untuk Kebutuhan Pemimpin Perusahaan Anda

Dari penjelasan diatas, self-assessment tidak hanya penting untuk karyawan perusahaan, tapi lebih penting lagi untuk CEO atau pimpinan manajerial dalam perusahaan.

Penilaian strategis pada lima area esensial bisnis di prasmul-eli disebut dengan Strategic Qualification Assessment Program.

Strategic Qualification Assessment Program dirancang untuk para pimpinan manajerial perusahaan dalam meningkatkan kemampuan teknis di level manajemen atau strategis. 

Dengan pendekatan berbasis data dan metode evaluasi terstandarisasi, Strategic Qualification Assessment Program (SQAP) membantu para pemimpin memahami di mana posisi kekuatan mereka saat ini, dan aspek mana yang masih perlu ditingkatkan untuk menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompleks.

Di era ketidakpastian dan percepatan digital saat ini, kemampuan seorang pemimpin dalam menyeimbangkan kecakapan teknis dan kepemimpinan strategis adalah kunci keunggulan kompetitif perusahaan untuk terus meningkatkan performanya.

ARTIKEL TERKAIT