Mengenal Teknik Brainstorming Sebagai Alternatif Diskusi

04 July 2023

Apapun pekerjaan Anda, kemampuan berdiskusi adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki. Diskusi membantu Anda memproses informasi, tapi sebagian orang mungkin tidak cocok untuk melakukan diskusi.

Terlepas dari betapa pintar dan cerdasnya seseorang, ide-ide baru dapat tertutup oleh pengetahuan kolektif tim. Kabar baiknya, diskusi bukanlah satu-satunya teknik berbagi pikiran yang dapat Anda lakukan. Anda dapat meningkatkan kemampuan analisis melalui berbagai alternatif cara diskusi.

Cara Melakukan Brainstorming untuk Diskusi

Diskusi kelompok sering kali gagal untuk membuat seluruh anggota tim terlibat, berbeda dengan brainstorming. Seberapa pun kecil ide yang disampaikan, brainstorming memastikan seluruh anggota untuk terlibat. 

Untuk memecahkan masalah dan menghasilkan ide-ide inovatif, brainstorming mendorong kolaborasi terbuka dan berkelanjutan. Oleh karena itu, gunakan teknik-teknik brainstorming berikut ini sebagai alternatif diskusi:

1. Analisis SWOT

Ketika ingin mengambil keputusan, cobalah melakukan analisis strengths, weakness, opportunities, dan threats atau yang biasa dengan SWOT. Ini dilakukan untuk mempertimbangkan kemungkinan atau pro kontra yang akan terjadi jika keputusan tersebut diambil. 

Setiap kali melakukan brainstorming sebuah ide, artinya Anda sudah menganalisis keempat hal tersebut. Misalnya, jika Anda sedang berdiskusi untuk membeli mobil, SWOT akan seperti ini:

  • strengths: lebih lihai dibandingkan mobil bekas, teknologi baru, lebih enak dilihat, dilengkapi dengan garansi, dan suku bunga yang rendah.
  • weakness: mungkin lebih mahal, sebagian besar mobil baru terdepresiasi lebih cepat daripada mobil bekas, potensi penarikan dan asuransi lebih tinggi.
  • opportunities: terlihat mewah, dan akan merasa lebih nyaman berkendara jarak jauh dengan mobil baru.
  • threats: potensi adanya redesign di tahun berikutnya.

2. Mind mapping

Seperti namanya, mind mapping adalah cara yang efektif untuk 'memetakan' ide-ide Anda. Ketika membuat mind mapping, mulailah dengan ide utama. Dengan cara-cara yang kreatif, Anda dapat membagi ide utama atau pusat tersebut ke berbagai cabang.

Nantinya, ide-ide yang keluar dari ide utama tersebut disebut dengan “cabang” yang lebih mengerucut sehingga Anda akan lebih fokus. Jumlahnya juga tidak terbatas karena pada akhirnya akan mengacu pada ide utama. Meskipun sangat mirip dengan mind mapping, cara ini sering dianggap lebih mudah dan membantu Anda untuk lebih fokus pada tujuan utama.

3. Starburst

Starbursting adalah teknik brainstorming berbasis visual lain yang paling banyak digunakan.  Berfokus pada enam kategori utama, teknik ini berfungsi untuk mengembangkan strategi bisnis seputar produk atau layanan baru. Keenam kategori tersebut, yaitu menjabarkan 5W+1H: siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana. 

Untuk detail  dari kategori ini, terserah Anda dan tim. Anda memiliki banyak ruang untuk masing-masing kategori. Isi detail setiap kategori sampai Anda rasa cukup. Oleh karena itu, jangan membatasi diri pada satu jawaban per kategori. Nantinya, keenam kategori ini membentuk poin bintang dengan produk atau layanan di tengahnya. 

4. Brain writing

Tidak memerlukan kesenian, model, atau kategori berlebih lainnya, penulisan otak hanya memerlukan Anda untuk menulis dan sharing. Di sini, Anda mulai dengan menulis peluang bisnis atau ide di selembar kertas. Anda akan meneruskan kertas tersebut ke orang berikutnya yang berada di ruangan yang sama.

Orang tersebut kemudian membaca ide tersebut dalam hati, setelah itu dia akan menambahkan ide terkait gagasan tersebut, dan seterusnya. Setelah proses ini selesai, dan setiap orang menambahkan pemikiran mereka ke dalam konsep ide, Anda telah membuka kesempatan untuk berdiskusi tentang ide-ide ini. Dibandingkan dengan brainstorming lainya, teknik ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:

  • ketika menulis, ide tidak akan dihakimi;
  • memungkinkan setiap orang yang ada di ruangan untuk didengar;
  • adanya aksesibilitas ide tertulis, berpotensi memunculkan lebih banyak solusi;

Memberi setiap orang kesempatan untuk berkontribusi dalam mencari solusi, teknik ini sangat membantu para introvert yang sering merasa terabaikan selama meeting.

5. Six Thinking Hats

Untuk dapat berpikir tentang pemecahan masalah, di dalam teknik ini Anda disarankan untuk 'menggunakan' topi pemikiran. Tidak hanya menggunakan satu topi pemikiran metaforis, teknik ini memiliki enam pemikiran individu yang mewakili perspektif yang berbeda-beda.

  1. Blue hat: Berperan sebagai pemimpin percakapan yang akan mengendalikan dialog dan mendorong ide ketika diskusi-diskusi mampet
  2. Black hat:  Dilambangkan sebagai orang yang hanya memikirkan hal-hal negatif, biasanya para pemikir bisnis yang mencari potensi risiko dan jebakan dalam keputusan tertentu
  3. Red hat: Anda memiliki segi emosional yang akan mempengaruhi cara berpikir. Red hat mewakili pemikiran emosional dengan melihat masalah dan mengikuti kecenderungan insting. Untuk membantu menjembatani kesenjangan antara topi yang berbeda, gunakan red hat agar dapat memahami emosi di balik keputusan tertentu. 
  4. Yellow hat: berbeda dengan black hat yang berpikir sinis, yellow hat adalah pemikir positif yang akan membantu Anda menemukan nilai dalam keputusan tertentu dengan menunjukkan potensi positif
  5. Green hat: pemikiran kreatif yang memiliki cara berpikir outside the box dan mengarah pada cara-cara baru dalam mengatasi masalah.
  6. White hat: menawarkan solusi dan kritik berdasarkan data dan pengetahuan sebelumnya. Oleh karena itu, white hat disebut dengan topi pemikir analitis.

Ada berbagai macam teknik alternatif dalam berdiskusi. Semuanya digunakan untuk membantu Anda melihat segala sesuatu dari semua sudut dan perspektif yang berbeda. Dalam kondisi tersebut, baik manajer maupun karyawan memainkan peranan penting dalam membangun brainstorming berkualitas di tempat kerja.

Apapun pekerjaan Anda, kemampuan berdiskusi adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki. Diskusi membantu Anda memproses informasi, tapi sebagian orang mungkin tidak cocok untuk melakukan diskusi.

Terlepas dari betapa pintar dan cerdasnya seseorang, ide-ide baru dapat tertutup oleh pengetahuan kolektif tim. Kabar baiknya, diskusi bukanlah satu-satunya teknik berbagi pikiran yang dapat Anda lakukan. Anda dapat meningkatkan kemampuan analisis melalui berbagai alternatif cara diskusi.

Cara Melakukan Brainstorming untuk Diskusi

Diskusi kelompok sering kali gagal untuk membuat seluruh anggota tim terlibat, berbeda dengan brainstorming. Seberapa pun kecil ide yang disampaikan, brainstorming memastikan seluruh anggota untuk terlibat. 

Untuk memecahkan masalah dan menghasilkan ide-ide inovatif, brainstorming mendorong kolaborasi terbuka dan berkelanjutan. Oleh karena itu, gunakan teknik-teknik brainstorming berikut ini sebagai alternatif diskusi:

1. Analisis SWOT

Ketika ingin mengambil keputusan, cobalah melakukan analisis strengths, weakness, opportunities, dan threats atau yang biasa dengan SWOT. Ini dilakukan untuk mempertimbangkan kemungkinan atau pro kontra yang akan terjadi jika keputusan tersebut diambil. 

Setiap kali melakukan brainstorming sebuah ide, artinya Anda sudah menganalisis keempat hal tersebut. Misalnya, jika Anda sedang berdiskusi untuk membeli mobil, SWOT akan seperti ini:

  • strengths: lebih lihai dibandingkan mobil bekas, teknologi baru, lebih enak dilihat, dilengkapi dengan garansi, dan suku bunga yang rendah.
  • weakness: mungkin lebih mahal, sebagian besar mobil baru terdepresiasi lebih cepat daripada mobil bekas, potensi penarikan dan asuransi lebih tinggi.
  • opportunities: terlihat mewah, dan akan merasa lebih nyaman berkendara jarak jauh dengan mobil baru.
  • threats: potensi adanya redesign di tahun berikutnya.

2. Mind mapping

Seperti namanya, mind mapping adalah cara yang efektif untuk 'memetakan' ide-ide Anda. Ketika membuat mind mapping, mulailah dengan ide utama. Dengan cara-cara yang kreatif, Anda dapat membagi ide utama atau pusat tersebut ke berbagai cabang.

Nantinya, ide-ide yang keluar dari ide utama tersebut disebut dengan “cabang” yang lebih mengerucut sehingga Anda akan lebih fokus. Jumlahnya juga tidak terbatas karena pada akhirnya akan mengacu pada ide utama. Meskipun sangat mirip dengan mind mapping, cara ini sering dianggap lebih mudah dan membantu Anda untuk lebih fokus pada tujuan utama.

3. Starburst

Starbursting adalah teknik brainstorming berbasis visual lain yang paling banyak digunakan.  Berfokus pada enam kategori utama, teknik ini berfungsi untuk mengembangkan strategi bisnis seputar produk atau layanan baru. Keenam kategori tersebut, yaitu menjabarkan 5W+1H: siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana. 

Untuk detail  dari kategori ini, terserah Anda dan tim. Anda memiliki banyak ruang untuk masing-masing kategori. Isi detail setiap kategori sampai Anda rasa cukup. Oleh karena itu, jangan membatasi diri pada satu jawaban per kategori. Nantinya, keenam kategori ini membentuk poin bintang dengan produk atau layanan di tengahnya. 

4. Brain writing

Tidak memerlukan kesenian, model, atau kategori berlebih lainnya, penulisan otak hanya memerlukan Anda untuk menulis dan sharing. Di sini, Anda mulai dengan menulis peluang bisnis atau ide di selembar kertas. Anda akan meneruskan kertas tersebut ke orang berikutnya yang berada di ruangan yang sama.

Orang tersebut kemudian membaca ide tersebut dalam hati, setelah itu dia akan menambahkan ide terkait gagasan tersebut, dan seterusnya. Setelah proses ini selesai, dan setiap orang menambahkan pemikiran mereka ke dalam konsep ide, Anda telah membuka kesempatan untuk berdiskusi tentang ide-ide ini. Dibandingkan dengan brainstorming lainya, teknik ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:

  • ketika menulis, ide tidak akan dihakimi;
  • memungkinkan setiap orang yang ada di ruangan untuk didengar;
  • adanya aksesibilitas ide tertulis, berpotensi memunculkan lebih banyak solusi;

Memberi setiap orang kesempatan untuk berkontribusi dalam mencari solusi, teknik ini sangat membantu para introvert yang sering merasa terabaikan selama meeting.

5. Six Thinking Hats

Untuk dapat berpikir tentang pemecahan masalah, di dalam teknik ini Anda disarankan untuk 'menggunakan' topi pemikiran. Tidak hanya menggunakan satu topi pemikiran metaforis, teknik ini memiliki enam pemikiran individu yang mewakili perspektif yang berbeda-beda.

  1. Blue hat: Berperan sebagai pemimpin percakapan yang akan mengendalikan dialog dan mendorong ide ketika diskusi-diskusi mampet
  2. Black hat:  Dilambangkan sebagai orang yang hanya memikirkan hal-hal negatif, biasanya para pemikir bisnis yang mencari potensi risiko dan jebakan dalam keputusan tertentu
  3. Red hat: Anda memiliki segi emosional yang akan mempengaruhi cara berpikir. Red hat mewakili pemikiran emosional dengan melihat masalah dan mengikuti kecenderungan insting. Untuk membantu menjembatani kesenjangan antara topi yang berbeda, gunakan red hat agar dapat memahami emosi di balik keputusan tertentu. 
  4. Yellow hat: berbeda dengan black hat yang berpikir sinis, yellow hat adalah pemikir positif yang akan membantu Anda menemukan nilai dalam keputusan tertentu dengan menunjukkan potensi positif
  5. Green hat: pemikiran kreatif yang memiliki cara berpikir outside the box dan mengarah pada cara-cara baru dalam mengatasi masalah.
  6. White hat: menawarkan solusi dan kritik berdasarkan data dan pengetahuan sebelumnya. Oleh karena itu, white hat disebut dengan topi pemikir analitis.

Ada berbagai macam teknik alternatif dalam berdiskusi. Semuanya digunakan untuk membantu Anda melihat segala sesuatu dari semua sudut dan perspektif yang berbeda. Dalam kondisi tersebut, baik manajer maupun karyawan memainkan peranan penting dalam membangun brainstorming berkualitas di tempat kerja.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia