Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Menjaga Mental Health Tim agar Tetap Produktif

93ec55d5-842c-46b6-a72e-160ef8f47a07.jpg

Tidak dapat dimungkiri bahwa lingkungan kerja memiliki tekanan tersendiri bagi karyawannya. Menyelesaikan tugas, berpacu dengan deadline, mengatur agenda kerja, hingga berhadapan dengan konflik-konflik kecil di antara sesama rekan kerja mungkin telah menjadi hal yang kerap kita jumpai selama bekerja.

Belum lagi dengan adanya keterbatasan yang muncul akibat pandemi, tidak jarang para pekerja mengalami stres hingga burn out. Burn out menggambarkan suatu kondisi kelelahan secara mental, fisik, dan emosi yang disebabkan oleh stres yang berkepanjangan.

Berdasarkan kondisi tersebut, semakin tinggi kesadaran manusia akan mental health. Topik mengenai kesehatan mental seolah-olah menjadi pembahasan utama dalam berbagai diskusi.

Mental health erat kaitannya dengan kondisi psikologis seseorang. Kondisi mental seseorang yang mengalami gangguan akan rentan untuk mengalami anxiety, depresi, hingga frustasi.

Jika kondisi ini dibiarkan begitu saja, tentu akan mempengaruhi kinerja seseorang dalam bekerja. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa penting untuk menjaga menjaga kesehatan mental menjadi sama pentingnya dengan mencegah penularan virus situasi selama pandemi.

Baik untuk rekan kerja maupun perusahaan, tentu Anda tidak ingin produktivitas kerja menurun akibat pengabaian kesehatan mental. Berikut ini langkah-langkah yang dapat Anda lakukan dalam menjaga Mental Health di dalam sebuah tim.

1. Bantu tim mengurangi stres

Stres dapat terjadi akibat pembagian kerja yang tidak seimbang. Oleh karena itu, kerja tim menjadi hal yang perlu kita perhatikan agar semua orang mendapatkan porsi kerja yang sesuai. Sebagai atasan, Anda harus mampu mengenali kemampuan karyawan Anda. Memberikan pekerjaan di luar batas kemampuan seseorang tentu saja akan memberikan tekanan tersendiri.

Suasana kantor yang nyaman pun sedikit banyak dapat berkontribusi membuat karyawan menjadi lebih rileks. Menyediakan beberapa buah kantung teh dan kopi di pantry atau menyediakan fasilitas hiburan sederhana di kantor dapat menjadi solusi melepas sejenak kepenatan bagi para karyawan.

2. Perbanyak komunikasi

Menjadi atasan bukan berarti Anda harus bersikap kaku dan tertutup kepada rekan kerja. Sampaikan setiap perubahan atau informasi-informasi baru terkait pekerjaan kepada tim Anda dengan baik.

Komunikasi yang terjalin dengan baik pun akan menghindari risiko salah paham maupun tersendatnya informasi penting. Hal ini akan membuat setiap anggota tim memahami tanggung jawab, target, hingga ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam bekerja.

3. Lakukan review

Jadilah atasan yang paling tahu kondisi setiap orang di dalam tim. Jangan ragu untuk membuka komunikasi dengan anak buah. Anda mungkin tidak dapat tahu begitu saja berbagai kesulitan yang mungkin dialami oleh karyawan.

Bersikap terbuka akan memberi kesempatan bagi anggota tim untuk menyampaikan keluhan atau hal yang sedang mereka hadapi. Dengan demikian, Anda akan lebih mudah ketika akan memberikan saran atau masukan.

Brainstorming dapat dijadikan salah satu cara untuk mengetahui pandangan anak buah Anda. Barangkali salah satu anggota tim memiliki ide brilian dan inovatif yang dapat mengembangkan program Anda. Hindari untuk merasa gengsi jika mendapat feedback dari karyawan.

Anda dapat menjalankan peran sebagai fasilitator dalam sebuah diskusi interaktif untuk menampung aspirasi karyawan. Dengan demikian, karyawan Anda akan merasa lebih dihargai dan semakin termotivasi untuk berkontribusi bagi kemajuan perusahaan.

4. Bersikap empati

Menumbuhkan rasa empati terhadap karyawan akan semakin menguatkan koneksi Anda dengan sesama rekan kerja. Melakukan percakapan sederhana di luar konteks pekerjaan, seperti bertanya kabar keluarga, berbincang mengenai hal yang disukai, atau sekedar bertegur sapa dapat menjadi pembuka jalan bagi komunikasi yang baik bagi Anda dan anggota tim.

Jangan ragu untuk memberikan apresiasi ketika salah satu rekan Anda mencetak prestasi. Hal ini akan memberikan rasa percaya diri dan juga semakin menumbuhkan motivasi rekan kerja Anda untuk meningkatkan kinerjanya.

Namun, saat ada salah satu anggota tim yang mengalami kendala, jadilah rekan kerja yang terbuka dan mendengarkan permasalahan yang sedang dihadapinya. Hindari untuk mengambil kesimpulan atau melakukan judgement terhadap rekan Anda.Selain berempati dengan keadaan orang lain, penting untuk tetap membuat suasana kerja yang baik dalam sebuah bisnis. Karena itulah, pengembangan karyawan tidak hanya bisa dilakukan dari hard skill, melainkan soft skill yang juga penting untuk keseimbangan karier. 

ARTIKEL TERKAIT