Pengaruh Jejak Digital pada Proses Rekrutmen

25 February 2022

Selain CV, lamaran pekerjaan, dan wawancara, rekruter mungkin akan menyeleksi kandidat lewat media sosial. Studi menunjukan bahwa 90% pemberi kerja mempertimbangkan aktivitas jejak digital kandidat saat merekrut dan 79% SDM telah menolak kandidat berdasarkan penemuan di media sosialnya.

Ada baiknya pencari kerja memperhatikan aktivitas media sosial baik saat ini dan masa lalu. Jangan biarkan jejak digital merusak prospek karier profesional Anda. Oleh karena itu, perhatikanlah beberapa hal sebelum mengunggah sesuatu di media sosial.

 

1. Hindari kata-kata yang menyinggung orang lain

Mengunggah hal-hal yang tidak sopan, agresif, dan sembrono di media sosial adalah ide yang sangat buruk. Dalam hal pencarian kerja atau bahkan setelah menjadi karyawan pun para staff rekrutmen dan bos sedang memeriksa jejak digital Anda. 

Jika Anda mengalami hari yang berat dan tidak mengenakan di kantor, jangan terburu-buru untuk melampiaskan kemarahan ke media sosial. Hal ini bisa meninggalkan kesan yang kurang bijaksana dalam menghadapi permasalahan yang seharusnya diatasi secara profesional.

Oleh karena itu, daripada mengeluh tentang masalah kantor di media sosial berceritalah kepada teman atau keluarga Anda. Ini akan memimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

 

2. Cek fakta sebelum mengunggah sesuatu

Pergerakan informasi digital sudah sangat cepat. Hanya dengan satu tombol saja Anda bisa membagikan informasi kepada followers atau pengunjung media sosial Anda. Ada baiknya sebelum Anda menunggah atau membagikan informasi perhatikan lagi kebenarannya.

Baca kembali informasi yang ada, lalu verifikasi dengan berita-berita lain dari sudut pandang yang berbeda. Jika perlu, tanyakan pada orang-orang yang lebih paham dengan topik pembahasan tersebut.

Jika Anda ragu dengan kebenarannya ada baiknya untuk tidak dibagikan sama sekali. Dengan melakukan langkah tersebut, maka Anda sudah meminimalisir penyebaran hoax.

 

3. Tunjukkan diri secara positif

Media sosial adalah tempat di mana Anda dapat membangun citra diri. Sebanyak 51% perekrut mengakui bahwa mereka memeriksa jejak digital untuk melihat kecocokan kandidat dengan budaya perusahaan. Jika dianggap negatif, perusahaan tidak akan mempekerjakan Anda.

Lihat kembali unggahan Anda di Facebook, Twitter, Linkedln, dan media sosial lain. Pernahkah Anda memposting foto-foto provokatif? Perhatikan apakah ada tweet yang berlebihan, membagi hoax, bergossip, atau hal negatif lainnya yang dapat berdampak buruk bagi Anda?

Cobalah untuk menjaga citra media sosial dan konten unggahan Anda secara positif. Anda bisa membagikan atau bercerita tentang hobi dan minat Anda. Bangun media sosial Anda secara sopan, dan tunjukan pengetahuan Anda di bidang karier yang ingin Anda tekuni.

 

4. Jangan mengunggah sesuatu yang bertentangan dengan hukum

Perekrut akan mencari unggahan yang dianggap berbahaya seperti hal-hal ilegal yang bertentangan dengan hukum. Lalu apakah Anda pernah membagikan beberapa informasi rahasia di tempat kerja Anda sebelumnya?

Tidak hanya itu, jangan pernah berpikir untuk berbohong di dalam CV dengan memberikan informasi  yang salah. Jika sampai tertangkap, bukan hanya pekerjaan Anda, tetapi Anda secara pribadi dan karier professional Anda pun akan terancam.

 

5. Tidak memposting sesuatu yang berbau SARA

Berbagi konten seperti meme dan video yang dianggap lucu adalah salah satu hal yang sering dilakukan pengguna media sosial saat ini. Jika Anda juga suka berbagi hal-hal tersebut pastikan kontennya tidak mengandung SARA atau isu sensitif lain yang berpotensi menyinggung.

Meskipun Anda tidak bermaksud melukai atau menyinggung, orang yang melihat unggahan tersebut mungkin tidak memiliki selera humor yang sama dengan Anda. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menyimpan pendapat Anda yang paling kontroversial untuk diri sendiri dan teman-teman terdekat. 

 

Penggunaan media sosial dapat menghambat pencarian pekerjaan atau bahkan penghalang dalam perjalan karier yang Anda inginkan. Namun, tidak selamanya media sosial demikian. Di berbagai kesempatan, media sosial dapat meningkatkan peluang untuk membangun karier.

Oleh karena itulah, pastikan lagi unggahan media sosial Anda bersifat positif. Hapus dan amankan apa pun yang berpotensi dipandang buruk secara profesional. Hal ini bukan hanya terjadi pada saat proses rekrutmen, tapi juga kelancaran hubungan dengan klien atau mitra kerja sama lainnya.

Selain CV, lamaran pekerjaan, dan wawancara, rekruter mungkin akan menyeleksi kandidat lewat media sosial. Studi menunjukan bahwa 90% pemberi kerja mempertimbangkan aktivitas jejak digital kandidat saat merekrut dan 79% SDM telah menolak kandidat berdasarkan penemuan di media sosialnya.

Ada baiknya pencari kerja memperhatikan aktivitas media sosial baik saat ini dan masa lalu. Jangan biarkan jejak digital merusak prospek karier profesional Anda. Oleh karena itu, perhatikanlah beberapa hal sebelum mengunggah sesuatu di media sosial.

 

1. Hindari kata-kata yang menyinggung orang lain

Mengunggah hal-hal yang tidak sopan, agresif, dan sembrono di media sosial adalah ide yang sangat buruk. Dalam hal pencarian kerja atau bahkan setelah menjadi karyawan pun para staff rekrutmen dan bos sedang memeriksa jejak digital Anda. 

Jika Anda mengalami hari yang berat dan tidak mengenakan di kantor, jangan terburu-buru untuk melampiaskan kemarahan ke media sosial. Hal ini bisa meninggalkan kesan yang kurang bijaksana dalam menghadapi permasalahan yang seharusnya diatasi secara profesional.

Oleh karena itu, daripada mengeluh tentang masalah kantor di media sosial berceritalah kepada teman atau keluarga Anda. Ini akan memimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

 

2. Cek fakta sebelum mengunggah sesuatu

Pergerakan informasi digital sudah sangat cepat. Hanya dengan satu tombol saja Anda bisa membagikan informasi kepada followers atau pengunjung media sosial Anda. Ada baiknya sebelum Anda menunggah atau membagikan informasi perhatikan lagi kebenarannya.

Baca kembali informasi yang ada, lalu verifikasi dengan berita-berita lain dari sudut pandang yang berbeda. Jika perlu, tanyakan pada orang-orang yang lebih paham dengan topik pembahasan tersebut.

Jika Anda ragu dengan kebenarannya ada baiknya untuk tidak dibagikan sama sekali. Dengan melakukan langkah tersebut, maka Anda sudah meminimalisir penyebaran hoax.

 

3. Tunjukkan diri secara positif

Media sosial adalah tempat di mana Anda dapat membangun citra diri. Sebanyak 51% perekrut mengakui bahwa mereka memeriksa jejak digital untuk melihat kecocokan kandidat dengan budaya perusahaan. Jika dianggap negatif, perusahaan tidak akan mempekerjakan Anda.

Lihat kembali unggahan Anda di Facebook, Twitter, Linkedln, dan media sosial lain. Pernahkah Anda memposting foto-foto provokatif? Perhatikan apakah ada tweet yang berlebihan, membagi hoax, bergossip, atau hal negatif lainnya yang dapat berdampak buruk bagi Anda?

Cobalah untuk menjaga citra media sosial dan konten unggahan Anda secara positif. Anda bisa membagikan atau bercerita tentang hobi dan minat Anda. Bangun media sosial Anda secara sopan, dan tunjukan pengetahuan Anda di bidang karier yang ingin Anda tekuni.

 

4. Jangan mengunggah sesuatu yang bertentangan dengan hukum

Perekrut akan mencari unggahan yang dianggap berbahaya seperti hal-hal ilegal yang bertentangan dengan hukum. Lalu apakah Anda pernah membagikan beberapa informasi rahasia di tempat kerja Anda sebelumnya?

Tidak hanya itu, jangan pernah berpikir untuk berbohong di dalam CV dengan memberikan informasi  yang salah. Jika sampai tertangkap, bukan hanya pekerjaan Anda, tetapi Anda secara pribadi dan karier professional Anda pun akan terancam.

 

5. Tidak memposting sesuatu yang berbau SARA

Berbagi konten seperti meme dan video yang dianggap lucu adalah salah satu hal yang sering dilakukan pengguna media sosial saat ini. Jika Anda juga suka berbagi hal-hal tersebut pastikan kontennya tidak mengandung SARA atau isu sensitif lain yang berpotensi menyinggung.

Meskipun Anda tidak bermaksud melukai atau menyinggung, orang yang melihat unggahan tersebut mungkin tidak memiliki selera humor yang sama dengan Anda. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menyimpan pendapat Anda yang paling kontroversial untuk diri sendiri dan teman-teman terdekat. 

 

Penggunaan media sosial dapat menghambat pencarian pekerjaan atau bahkan penghalang dalam perjalan karier yang Anda inginkan. Namun, tidak selamanya media sosial demikian. Di berbagai kesempatan, media sosial dapat meningkatkan peluang untuk membangun karier.

Oleh karena itulah, pastikan lagi unggahan media sosial Anda bersifat positif. Hapus dan amankan apa pun yang berpotensi dipandang buruk secara profesional. Hal ini bukan hanya terjadi pada saat proses rekrutmen, tapi juga kelancaran hubungan dengan klien atau mitra kerja sama lainnya.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia