Pengertian Servant Leadership, Prinsip, dan Contohnya

27 March 2024

Servant Leadership: Pengertian, Prinsip, dan Contohnya

Menurut sebuah riset, organisasi yang menerapkan servant leadership adalah perusahaan yang cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi di antara karyawannya.

Faktanya dalam studi tersebut diketahui bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan kolaborasi tim, kreativitas, dan loyalitas karyawan.

Lantas, apa itu servant leadership? Yuk, kita kupas tuntas pengertian, prinsip, hinga contohnya dalam artikel berikut ini!

Apa Itu Servant Leadership?

Servant leadership (kepemimpinan yang melayani) adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin lebih memerhatikan kebutuhan dan kesejahteraan timnya daripada sekadar memberikan perintah. 

Dalam praktiknya, seorang pemimpin dengan gaya ini mengutamakan kepentingan dan pertumbuhan para anggota timnya. 

Seseorang dengan prinsip servant leadership, meyakini bahwa ketika anggota tim dihargai dan mendapatkan dukungan, maka mereka akan bekerja lebih efisien dan produktif.

Prinsip Servant Leadership

Berikut adalah prinsip-prinsip dari servant leadership yang perlu Anda ketahui:

1. Mendengarkan (listening)

Seorang pemimpin yang memiliki prinsip servant leadership tidak hanya berbicara, tetapi juga mendengarkan apa yang disampaikan oleh timnya. Pemimpin yang memberikan kesempatan yang cukup bagi semua anggota untuk didengarkan dan mendengarkan dengan saksama apa yang dikatakan, termasuk yang tidak diungkapkan.

Dengan begitu, seorang pemimpin bisa mendapatkan insight yang berguna, memahami peluang pertumbuhan, dan membangun hubungan yang kuat di antara timnya.

2. Empati (empathy)

Prinsip servant leadership berikutnya adalah memiliki rasa empati. Pemimpin yang memahami bahwa kebahagiaan dan kepuasan di luar pekerjaan juga berpengaruh dengan kesuksesan anggota tim di tempat kerja. 

Pemimpin yang berusaha menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, di mana Anda merasa didukung dan dihargai. Dengan begitu, hubungan antara Anda dengan pemimpin jadi lebih akrab dan kerjasama dalam tim jadi lebih baik.

3. Penyembuhan (healing)

Dalam prinsip penyembuhan, pemimpin berperan sebagai penggerak utama dalam menyediakan suasana yang mendukung dan nyaman bagi setiap anggota tim agar bisa berkembang dengan baik. 

Hal ini penting karena tidak semua anggota tim selalu dapat bekerja sama dengan mudah. 

Oleh karena itu, pemimpin harus menciptakan lingkungan kerja yang menjadi tempat penyembuhan (healing) terbaik bagi anggota tim, di mana setiap individu merasa dihargai dan didukung. 

4. Kesadaran Diri (self awareness)

Kesadaran diri merupakan pemahaman tentang perilaku diri sendiri dan dampaknya terhadap orang lain di sekitar Anda. 

Nah, pemimpin yang memiliki kesadaran diri yang baik mampu menerima dan belajar dari kelemahannya sendiri. 

Selain itu, dia juga mengenali kelebihan dan kekurangan setiap anggota timnya sehingga dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang dalam karier. 

5. Persuasi (persuasion)

Seorang pemimpin sebaiknya bisa membimbing dan meyakinkan anggota timnya. 

Pemimpin otoriter hanya memberi perintah kepada anggota tim tanpa menjelaskan alasan di baliknya. Berbeda dengan seorang servant leader yang akan menguraikan mengapa suatu metode atau proses dianggap sebagai yang terbaik.

Dengan kata lain, seorang pemimpin seharusnya membangun kerjasama dan pemahaman bersama, bukan sekadar memerintah tanpa penjelasan yang memadai.

6. Konseptualisasi (conceptualization)

Seorang pemimpin harus bisa memikirkan hal-hal yang lebih besar daripada tugas-tugas kecil. Lalu, menjelaskan dengan jelas kepada timnya mengenai tujuan besar dan kenapa itu penting bagi mereka. 

Selain itu, seorang pemimpin juga perlu membantu anggota tim memahami peran mereka dan tetap termotivasi sambil fokus pada tujuan jangka panjang dan tujuan perusahaan.

7. Memprediksi masa depan (foresight)

Seorang pemimpin perlu belajar dari kesalahan dan keberhasilan di masa lalu. Kemudian, menggunakan pelajaran yang dipetik untuk mengevaluasi keputusan saat ini.

Mengidentifikasi apa yang sedang terjadi sekarang, memahami konsekuensi dari keputusan yang dibuat, kemudian membantu tim melakukan hal yang sama.

8. Bertanggung jawab melayani (stewardship)

Pemimpin yang menjunjung servant leadership mengerti betapa pentingnya tanggung jawab. Melindungi dan menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya, lalu menyampaikannya kepada tim. 

Contohnya, seorang ketua kelas tidak hanya bertanggung jawab untuk memberikan arahan kepada teman-temannya, tetapi juga memastikan bahwa kepercayaan yang diberikan oleh guru dan teman-temannya dijaga dengan baik.

9. Komitmen untuk membantu tim bertumbuh (commitment to the growth of people) 

Seorang pemimpin sebaiknya memiliki komitmen untuk membantu anggota tim berkembang secara profesional.

Tidak hanya memberitahu anggota tim apa yang harus dilakukan, tetapi juga memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan agar bisa mencapai potensi maksimal mereka. 

10. Membangun Komunitas (building community)

Prinsip ini menekankan pentingnya menciptakan ikatan yang kuat di antara anggota tim. Pemimpin tidak hanya fokus pada tujuan pekerjaan, tetapi juga memastikan bahwa anggota tim merasa diperhatikan dan dihargai. 

Misalnya dengan menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa nyaman berbagi ide dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. 

Contoh-Contoh Servant Leadership

Berikut beberapa contoh dari servant leadership di tempat kerja:

  1. Memberi Teladan kepada Anggota Tim

Salah satu contoh servant leadership adalah ketika seorang pemimpin memiliki keinginan membantu anggota timnya agar lebih sukses. 

Contohnya, ketika timnya sedang kesulitan mencapai target penjualan, dengan segera pemimpin turun langsung ke lapangan untuk membantu mencapai target tersebut.

  1. Mendorong Kolaborasi

Contoh selanjutnya adalah dengan mendorong adanya kolaborasi.

Misalnya, pemimpin yang sering mengadakan sesi diskusi dengan anggota tim. Tujuannya, untuk mendengar pendapat timnya tentang cara meningkatkan layanan perusahaan.

Dalam sesi ini, anggota tim dapat memberikan masukan tentang bagaimana layanan pelanggan bisa ditingkatkan atau bagaimana pekerjaan mereka bisa lebih mudah dilakukan. 

Itulah sekilas tentang konsep servant leadership. Dengan penerapan pendekatan ini, Anda bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan memotivasi semua orang di dalamnya. 

Ingin belajar lebih lanjut tentang kepemimpinan diri dan bagaimana menerapkannya dalam lingkungan kerja Anda? 
Daftar sekarang untuk program pelatihan self leadership kami.

Servant Leadership: Pengertian, Prinsip, dan Contohnya

Menurut sebuah riset, organisasi yang menerapkan servant leadership adalah perusahaan yang cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi di antara karyawannya.

Faktanya dalam studi tersebut diketahui bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan kolaborasi tim, kreativitas, dan loyalitas karyawan.

Lantas, apa itu servant leadership? Yuk, kita kupas tuntas pengertian, prinsip, hinga contohnya dalam artikel berikut ini!

Apa Itu Servant Leadership?

Servant leadership (kepemimpinan yang melayani) adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin lebih memerhatikan kebutuhan dan kesejahteraan timnya daripada sekadar memberikan perintah. 

Dalam praktiknya, seorang pemimpin dengan gaya ini mengutamakan kepentingan dan pertumbuhan para anggota timnya. 

Seseorang dengan prinsip servant leadership, meyakini bahwa ketika anggota tim dihargai dan mendapatkan dukungan, maka mereka akan bekerja lebih efisien dan produktif.

Prinsip Servant Leadership

Berikut adalah prinsip-prinsip dari servant leadership yang perlu Anda ketahui:

1. Mendengarkan (listening)

Seorang pemimpin yang memiliki prinsip servant leadership tidak hanya berbicara, tetapi juga mendengarkan apa yang disampaikan oleh timnya. Pemimpin yang memberikan kesempatan yang cukup bagi semua anggota untuk didengarkan dan mendengarkan dengan saksama apa yang dikatakan, termasuk yang tidak diungkapkan.

Dengan begitu, seorang pemimpin bisa mendapatkan insight yang berguna, memahami peluang pertumbuhan, dan membangun hubungan yang kuat di antara timnya.

2. Empati (empathy)

Prinsip servant leadership berikutnya adalah memiliki rasa empati. Pemimpin yang memahami bahwa kebahagiaan dan kepuasan di luar pekerjaan juga berpengaruh dengan kesuksesan anggota tim di tempat kerja. 

Pemimpin yang berusaha menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, di mana Anda merasa didukung dan dihargai. Dengan begitu, hubungan antara Anda dengan pemimpin jadi lebih akrab dan kerjasama dalam tim jadi lebih baik.

3. Penyembuhan (healing)

Dalam prinsip penyembuhan, pemimpin berperan sebagai penggerak utama dalam menyediakan suasana yang mendukung dan nyaman bagi setiap anggota tim agar bisa berkembang dengan baik. 

Hal ini penting karena tidak semua anggota tim selalu dapat bekerja sama dengan mudah. 

Oleh karena itu, pemimpin harus menciptakan lingkungan kerja yang menjadi tempat penyembuhan (healing) terbaik bagi anggota tim, di mana setiap individu merasa dihargai dan didukung. 

4. Kesadaran Diri (self awareness)

Kesadaran diri merupakan pemahaman tentang perilaku diri sendiri dan dampaknya terhadap orang lain di sekitar Anda. 

Nah, pemimpin yang memiliki kesadaran diri yang baik mampu menerima dan belajar dari kelemahannya sendiri. 

Selain itu, dia juga mengenali kelebihan dan kekurangan setiap anggota timnya sehingga dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang dalam karier. 

5. Persuasi (persuasion)

Seorang pemimpin sebaiknya bisa membimbing dan meyakinkan anggota timnya. 

Pemimpin otoriter hanya memberi perintah kepada anggota tim tanpa menjelaskan alasan di baliknya. Berbeda dengan seorang servant leader yang akan menguraikan mengapa suatu metode atau proses dianggap sebagai yang terbaik.

Dengan kata lain, seorang pemimpin seharusnya membangun kerjasama dan pemahaman bersama, bukan sekadar memerintah tanpa penjelasan yang memadai.

6. Konseptualisasi (conceptualization)

Seorang pemimpin harus bisa memikirkan hal-hal yang lebih besar daripada tugas-tugas kecil. Lalu, menjelaskan dengan jelas kepada timnya mengenai tujuan besar dan kenapa itu penting bagi mereka. 

Selain itu, seorang pemimpin juga perlu membantu anggota tim memahami peran mereka dan tetap termotivasi sambil fokus pada tujuan jangka panjang dan tujuan perusahaan.

7. Memprediksi masa depan (foresight)

Seorang pemimpin perlu belajar dari kesalahan dan keberhasilan di masa lalu. Kemudian, menggunakan pelajaran yang dipetik untuk mengevaluasi keputusan saat ini.

Mengidentifikasi apa yang sedang terjadi sekarang, memahami konsekuensi dari keputusan yang dibuat, kemudian membantu tim melakukan hal yang sama.

8. Bertanggung jawab melayani (stewardship)

Pemimpin yang menjunjung servant leadership mengerti betapa pentingnya tanggung jawab. Melindungi dan menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya, lalu menyampaikannya kepada tim. 

Contohnya, seorang ketua kelas tidak hanya bertanggung jawab untuk memberikan arahan kepada teman-temannya, tetapi juga memastikan bahwa kepercayaan yang diberikan oleh guru dan teman-temannya dijaga dengan baik.

9. Komitmen untuk membantu tim bertumbuh (commitment to the growth of people) 

Seorang pemimpin sebaiknya memiliki komitmen untuk membantu anggota tim berkembang secara profesional.

Tidak hanya memberitahu anggota tim apa yang harus dilakukan, tetapi juga memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan agar bisa mencapai potensi maksimal mereka. 

10. Membangun Komunitas (building community)

Prinsip ini menekankan pentingnya menciptakan ikatan yang kuat di antara anggota tim. Pemimpin tidak hanya fokus pada tujuan pekerjaan, tetapi juga memastikan bahwa anggota tim merasa diperhatikan dan dihargai. 

Misalnya dengan menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa nyaman berbagi ide dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. 

Contoh-Contoh Servant Leadership

Berikut beberapa contoh dari servant leadership di tempat kerja:

  1. Memberi Teladan kepada Anggota Tim

Salah satu contoh servant leadership adalah ketika seorang pemimpin memiliki keinginan membantu anggota timnya agar lebih sukses. 

Contohnya, ketika timnya sedang kesulitan mencapai target penjualan, dengan segera pemimpin turun langsung ke lapangan untuk membantu mencapai target tersebut.

  1. Mendorong Kolaborasi

Contoh selanjutnya adalah dengan mendorong adanya kolaborasi.

Misalnya, pemimpin yang sering mengadakan sesi diskusi dengan anggota tim. Tujuannya, untuk mendengar pendapat timnya tentang cara meningkatkan layanan perusahaan.

Dalam sesi ini, anggota tim dapat memberikan masukan tentang bagaimana layanan pelanggan bisa ditingkatkan atau bagaimana pekerjaan mereka bisa lebih mudah dilakukan. 

Itulah sekilas tentang konsep servant leadership. Dengan penerapan pendekatan ini, Anda bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan memotivasi semua orang di dalamnya. 

Ingin belajar lebih lanjut tentang kepemimpinan diri dan bagaimana menerapkannya dalam lingkungan kerja Anda? 
Daftar sekarang untuk program pelatihan self leadership kami.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia