Pengertian dan Macam-macam Contoh Revenue Cycle dalam Bisnis

19 May 2023

Agar perusahaan bisa terus berkembang dan beroperasi maka harus terus-menerus menghasilkan pendapatan. Inilah alasan kenapa perusahaan pasti memiliki siklus pendapatan atau revenue cycle jika ingin terus tumbuh dan berkembang. 

Untuk memiliki siklus pendapatan, perusahaan perlu memiliki produk atau jasa yang dapat dijual kepada pelanggan. Namun, apa itu revenue cycle dan apa saja macam-macam contohnya dalam bisnis?

Apa Itu Revenue Cycle?

Pengertian revenue cycle dalam perusahaan adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan, melakukan penagihan atas barang yang sudah dikirimkan atau jasa yang telah dikerjakan, lalu perusahaan menerima uang atau kas dari pelanggan-pelanggan tersebut. Serangkaian aktivitas dalam revenue cycle ini dapat memengaruhi siklus-siklus lainnya, seperti purchase cycle, production cycle, account cycle, dan juga human resources cycle. 

Sementara itu, Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart dalam buku berjudul “Accounting Information Systems” menerjemahkan revenue cycle sebagai serangkaian kegiatan bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan informasi terkait dengan penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan dan mengumpulkan pembayaran untuk penjualan tersebut.

Contoh aktivitas dalam revenue cycle adalah menerima dan menjawab kebutuhan pelanggan, menyetujui penjualan kredit, menagih pelanggan atas barang yang dikirim dan jasa yang dilakukan, memperbarui penjualan serta piutang, dan lain sebagainya.

Romney dan Steinbart menjelaskan bahwa siklus pendapatan memiliki empat aktivitas dasar, yaitu:

  1. Penerimaan pesanan dari pelanggan (sales order entry)
  2. Pengiriman (shipping)
  3. Penagihan (billing)
  4. Penerimaan kas (cash collection)

Macam-macam Contoh Revenue Cycle dalam Bisnis

Setiap perusahaan pasti memiliki tahapan yang berbeda dalam siklus pendapatan, hal ini bergantung pada jenis bisnisnya. Namun, pada dasarnya prosedur keseluruhannya tetap sama. Di mana siklus pendapatan dimulai dengan penyediaan produk atau layanan, dan berakhir saat tagihan dibayar penuh. Agar lebih jelas, simak macam-macam contoh revenue cycle dalam berbagai jenis bisnis berikut ini!

1. Revenue cycle pada bisnis penayangan online (online publisher)

Bisnis internet yang mengoperasikan situs web (yang menjual ruang iklan) biasanya memiliki tahap berbeda dalam alur siklus pendapatan. Siklus pendapatan pada bisnis ini biasanya ditandai dengan pemeriksaan kredit pengiklan yang diselesaikan sebelum penjualan. 

Sebagai contoh, saat pengiklan menghubungi perusahaan internet, maka proposal untuk ruang iklan dan ketentuan keuangan dapat dilakukan saat pemeriksaan kredit sedang diproses. Jika disetujui, pengiklan dapat diminta untuk menandatangani perjanjian yang menguraikan jadwal penayangan iklan dan ketentuan pembayaran. Setelah pembayaran diterima dan dicatat, siklus pendapatan selesai untuk penjualan jasa ini. 

2. Revenue cycle pada bisnis manufaktur (manufacturer)

Dalam bisnis manufaktur, alur siklus pendapatan dimulai pada produk jadi. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan membuat produk berupa widget dan mempromosikan widget tersebut melalui staf penjualan, maka seorang penjual dapat menghubungi langsung calon pelanggannya. 

Ketika penjual mendapat pesanan, maka prosedur pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa ketersediaan barang yang dipesan melalui bagian pengadaan dan produksi. Setelah itu, penjual akan menambahkan kredit dan menempatkan pesanan. 

Pada sistem perusahaan, pesanan akan dikemas untuk siap dikirimkan kepada pelanggan. Ketika pesanan diterima oleh pelanggan, saldo akan dibayarkan dan otomatis kredit akan dihapuskan. Dengan demikian, siklus pendapatan untuk penjualan ini pun akan selesai. 

3. Revenue cycle pada bisnis industri jasa (service industries)

Tidak seperti bisnis manufaktur, siklus pendapatan pada industri jasa jauh lebih sederhana. Sebagai contoh siklus pendapatan pada bisnis salon rambut. Pada jasa ini siklus faktur tidak diperlukan, sehingga alurnya pun jadi lebih sederhana. Misalnya, pemilik salon menetapkan harga untuk layanan potong rambut. Ketika pemilik salon memberikan jasa potong rambut kepada pelanggan, maka pelanggan akan langsung membayar jasa tersebut setelah atau bahkan sebelum layanan potong rambut dilakukan. Dengan demikian siklus pendapatan pun selesai. 

4. Revenue cycle pada bisnis penyedia layanan kesehatan (healthcare providers)

Pada bisnis ini, siklus pendapatan jauh lebih kompleks. Misalnya, pasien menerima jasa dari penyedia layanan kesehatan. Setelah itu, pasien akan menerima tagihan biaya. Jika pasien membayar tagihan lewat asuransi, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi untuk melakukan pembayaran. Jika pihak asuransi hanya membayar sebagian dari tagihan, maka sisa tagihan tersebut dapat dibayarkan oleh pasien. Penyedia layanan kesehatan sebagai pihak penerima pembayaran bisa mengakhiri siklus pendapatan ini jika pembayaran telah diterima. 

Itulah macam-macam contoh revenue cycle dalam bisnis. Setiap perusahaan pasti memiliki tahapan yang berbeda dalam siklus pendapatan, hal ini bergantung pada jenis bisnisnya. Namun, pada dasarnya prosedur keseluruhannya tetap sama.

Agar perusahaan bisa terus berkembang dan beroperasi maka harus terus-menerus menghasilkan pendapatan. Inilah alasan kenapa perusahaan pasti memiliki siklus pendapatan atau revenue cycle jika ingin terus tumbuh dan berkembang. 

Untuk memiliki siklus pendapatan, perusahaan perlu memiliki produk atau jasa yang dapat dijual kepada pelanggan. Namun, apa itu revenue cycle dan apa saja macam-macam contohnya dalam bisnis?

Apa Itu Revenue Cycle?

Pengertian revenue cycle dalam perusahaan adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan, melakukan penagihan atas barang yang sudah dikirimkan atau jasa yang telah dikerjakan, lalu perusahaan menerima uang atau kas dari pelanggan-pelanggan tersebut. Serangkaian aktivitas dalam revenue cycle ini dapat memengaruhi siklus-siklus lainnya, seperti purchase cycle, production cycle, account cycle, dan juga human resources cycle. 

Sementara itu, Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart dalam buku berjudul “Accounting Information Systems” menerjemahkan revenue cycle sebagai serangkaian kegiatan bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan informasi terkait dengan penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan dan mengumpulkan pembayaran untuk penjualan tersebut.

Contoh aktivitas dalam revenue cycle adalah menerima dan menjawab kebutuhan pelanggan, menyetujui penjualan kredit, menagih pelanggan atas barang yang dikirim dan jasa yang dilakukan, memperbarui penjualan serta piutang, dan lain sebagainya.

Romney dan Steinbart menjelaskan bahwa siklus pendapatan memiliki empat aktivitas dasar, yaitu:

  1. Penerimaan pesanan dari pelanggan (sales order entry)
  2. Pengiriman (shipping)
  3. Penagihan (billing)
  4. Penerimaan kas (cash collection)

Macam-macam Contoh Revenue Cycle dalam Bisnis

Setiap perusahaan pasti memiliki tahapan yang berbeda dalam siklus pendapatan, hal ini bergantung pada jenis bisnisnya. Namun, pada dasarnya prosedur keseluruhannya tetap sama. Di mana siklus pendapatan dimulai dengan penyediaan produk atau layanan, dan berakhir saat tagihan dibayar penuh. Agar lebih jelas, simak macam-macam contoh revenue cycle dalam berbagai jenis bisnis berikut ini!

1. Revenue cycle pada bisnis penayangan online (online publisher)

Bisnis internet yang mengoperasikan situs web (yang menjual ruang iklan) biasanya memiliki tahap berbeda dalam alur siklus pendapatan. Siklus pendapatan pada bisnis ini biasanya ditandai dengan pemeriksaan kredit pengiklan yang diselesaikan sebelum penjualan. 

Sebagai contoh, saat pengiklan menghubungi perusahaan internet, maka proposal untuk ruang iklan dan ketentuan keuangan dapat dilakukan saat pemeriksaan kredit sedang diproses. Jika disetujui, pengiklan dapat diminta untuk menandatangani perjanjian yang menguraikan jadwal penayangan iklan dan ketentuan pembayaran. Setelah pembayaran diterima dan dicatat, siklus pendapatan selesai untuk penjualan jasa ini. 

2. Revenue cycle pada bisnis manufaktur (manufacturer)

Dalam bisnis manufaktur, alur siklus pendapatan dimulai pada produk jadi. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan membuat produk berupa widget dan mempromosikan widget tersebut melalui staf penjualan, maka seorang penjual dapat menghubungi langsung calon pelanggannya. 

Ketika penjual mendapat pesanan, maka prosedur pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa ketersediaan barang yang dipesan melalui bagian pengadaan dan produksi. Setelah itu, penjual akan menambahkan kredit dan menempatkan pesanan. 

Pada sistem perusahaan, pesanan akan dikemas untuk siap dikirimkan kepada pelanggan. Ketika pesanan diterima oleh pelanggan, saldo akan dibayarkan dan otomatis kredit akan dihapuskan. Dengan demikian, siklus pendapatan untuk penjualan ini pun akan selesai. 

3. Revenue cycle pada bisnis industri jasa (service industries)

Tidak seperti bisnis manufaktur, siklus pendapatan pada industri jasa jauh lebih sederhana. Sebagai contoh siklus pendapatan pada bisnis salon rambut. Pada jasa ini siklus faktur tidak diperlukan, sehingga alurnya pun jadi lebih sederhana. Misalnya, pemilik salon menetapkan harga untuk layanan potong rambut. Ketika pemilik salon memberikan jasa potong rambut kepada pelanggan, maka pelanggan akan langsung membayar jasa tersebut setelah atau bahkan sebelum layanan potong rambut dilakukan. Dengan demikian siklus pendapatan pun selesai. 

4. Revenue cycle pada bisnis penyedia layanan kesehatan (healthcare providers)

Pada bisnis ini, siklus pendapatan jauh lebih kompleks. Misalnya, pasien menerima jasa dari penyedia layanan kesehatan. Setelah itu, pasien akan menerima tagihan biaya. Jika pasien membayar tagihan lewat asuransi, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi untuk melakukan pembayaran. Jika pihak asuransi hanya membayar sebagian dari tagihan, maka sisa tagihan tersebut dapat dibayarkan oleh pasien. Penyedia layanan kesehatan sebagai pihak penerima pembayaran bisa mengakhiri siklus pendapatan ini jika pembayaran telah diterima. 

Itulah macam-macam contoh revenue cycle dalam bisnis. Setiap perusahaan pasti memiliki tahapan yang berbeda dalam siklus pendapatan, hal ini bergantung pada jenis bisnisnya. Namun, pada dasarnya prosedur keseluruhannya tetap sama.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia