Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Perbedaan Finance dan Accountant dalam Fungsi Bisnis


21 March 2022
2-Maret-Sohibi-FinVSAcc.jpg

Setiap perusahaan memiliki kebutuhan untuk dapat melakukan pengelolaan keuangan. Baik untuk menjalankan peran strategis maupun dalam proses rekrutmen, mungkin kamu perlu mengetahui perbedaan peran spesifik orang yang dipercayakan untuk tanggung jawab tersebut.

Dalam kegiatan operasional, dua peran ini mungkin sering kali overlap. Karena itulah, penting untuk membuat pembagian tugas dan peran yang tepat di dalam perusahaan. Makin spesifik tugasnya, makin jelas tanggung jawab yang akan digunakan oleh masing-masing peran.

 

Pengertian Finance dan Accountant

Finance dan accountant adalah istilah yang sering digunakan dalam bisnis. Meskipun keduanya terkait dengan bidang keuangan, masing-masing memiliki ruang lingkup, dan fokus kerja yang berbeda.

Finance (dalam bahasa Indonesia berarti keuangan) mengacu pada cara yang dilakukan pihak tertentu dalam mengelola keuangan mereka. Hal yang dimaksud sering mencakup kegiatan perencanaan, investasi, pinjaman, dan pengelolaan anggaran.

Sedangkan accountant mengacu pada proses pelaporan dan komunikasi keuangan antara individu, bisnis, atau organisasi. Tidak terbatas dalam konteks itu, accountant juga berkaitan dengan kegiatan keuangan pada waktu tertentu.

 

Perbedaan Finance dan Accountant

Dalam kondisi tertentu, kedua peran ini mungkin masih dijalankan oleh orang yang sama. Hal ini bisa dibilang wajar terjadi, terutama pada sebuah perusahaan rintisan. Namun, semakin berkembangnya bisnis, terdapat beberapa perbedaan lain yang bisa dilihat antara peran finance dan accountant.

1. Ruang lingkup dan fokus

Finance dan accountant berkerja pada tingkat manajemen yang berbeda. Accountant memberikan gambaran situasi keuangan dalam bisinis menggunakan data transaksional pada masa lalu dan sekarang, sedangkan finance berfokus pada gambaran masa yang akan datang.

Dalam accountant situasi keuangan perusahaan diperoleh melalui apa yang dikenal sebagai “accounting equation”, yaitu aset= kewajiban+ekuitas pemilik. Rumus ini melihat apa saja yang dimiliki perusahaan (asetnya), utangnya (kewajibannya), dan sisa yang menjadi milik pemegang saham (ekuitas pemilik).

Semua ini harus seimbang. Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah transaksi keuangan perusahaan sudah berjalan sesuai dengan yang dilakukan pada suatu periode waktu.

Tidak seperti accountant yang bergantung pada data, finance melihat seberapa efektif perusahaan menghasilkan dan menggunakan uang. Bagi finance, alur kas sangatlah penting karena menjadi indikator profitabilitas suatu perusahaan. 

Jumlah uang yang harus didistribusikan perusahaan pada investor atau diinvestasikan kembali setelah semua biaya balik modal akan diperiksa. Gunanya adalah untuk membuat keputusan investasi saat ini dan masa depan.

2. Mengukur performa keuangan

Perbedaan ini didasari pada prinsip-prinsip dasar kedua bidang. Accountant akan mencatat transaksi sesuai dengan kesepakatan, bukan saat transaksi selesai. Hal ini memungkinkan transaksi dilakukan dengan kredit atau pembayaran yang ditunda. Dari sanalah, perusahaan dapat membandingkan pertumbuhan pendapatan, biaya, dan laba.

Berbeda dengan accountant, finance percaya bahwa cara terbaik untuk mengukur pengembalian ekonomi perusahaan. Caranya adalah dengan menghitung uang tunai yang dapat dihasilkan, bukan tentang apa yang disepakati.

3. Penilaian terhadap harga

Perbedaan lain adalah bagaimana keduanya melihat harga. Bagi accountant, perusahaan disarankan untuk mencatat nilai atau harga proyeksi aset yang lebih rendah dan yang lebih tinggi untuk liabilitas. Jika nilai atau harga tidak diketahui, akan dihitung nol.

Hal ini jauh berbeda dengan finance. Dalam praktiknya finance menggunakan proses analitis yang dikenal sebagai penilaian untuk menentukan nilai perusahaan, proyek, atau aset. Jika tidak ada nilai atau harga tetap, maka finance akan menganalisis kemungkinan harga diskonnya di waktu tertentu.

4. Bidang studi dan pekerjaan

Finance memberikan dasar yang kuat pada ekonomi, perbankan, dan pasar keuangan. Fokus utamanya tentang pasar, cara pasar berfungsi dan berfluktuasi, cara mengelola, dan cara mengurangi risiko dalam investasi secara bijak dan efektif.

Accountant juga sangat dibutuhkan saat ekonomi mengalami pertumbuhan atau sedang kuat. Pasalnya, makin kuat ekonomi maka akan semakin banyak yang membutuhkan jasa mengelola dan mengawasi keuangan.

Kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan oleh accountant adalah mencatat transaksi, mengumpulkan informasi keuangan, menyusun laporan, dan menganalisis kinerja keuangan.

Hasil akhir dari upaya yang dilakukan accountant sering kali mencakup laporan keuangan menyeluruh, seperti laba rugi, neraca, dan laporan arus kas yang digunakan untuk memahami posisi organisasi pada waktu tertentu.

Tidak semua perusahaan sudah mumpuni untuk merekrut peran keduanya. Namun, prasmul eli merancang program Finance for Non-Finance untuk dapat memberi pembekalan fungsi manajerial di mana siapapun dapat mempelajari akuntansi dan keuangan, terlepas dari apapun latar belakangnya.

ARTIKEL TERKAIT