Project Management di Sekitar Kita : Melihat Lebih Dekat Unsur Project Management dalam Film Petualangan Sherina 2

23 October 2023

Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar tentang proyek? Pembangunan infrastruktur besar-besaran? Pengadaan barang seharga miliaran rupiah?

Namun, sadarkah Anda, bahwa proyek dan project management ada di sekitar kita, termasuk dalam film yang tonton di televisi atau bioskop?

Ambil contoh film Petualangan Sherina 2. Film ini baru saja dirilis pada 28 September 2023, dan hingga saat ini, film tersebut sudah ditonton oleh lebih dari 1,5 juta orang. Kesuksesan film yang diperankan oleh Sherina Munaf (sebagai Sherina) dan Derby Romero (sebagai Sadam) ini tak lepas dari kerja keras para pihak yang terlibat, mulai dari sutradara, pemeran, kru, dan lain sebagainya.

Proses produksi film ini sendiri memiliki persiapan yang panjang. Umumnya, proses syuting film di Indonesia umumnya membutuhkan waktu 25 hingga 30 hari, sementara untuk film ini, proses syuting memakan waktu selama 50 hari dalam 4 bulan, dari Desember 2022 hingga Maret 2023. Uniknya, proses pengambilan adegan pelepasliaran orang utan yang ada di film ini juga dipersiapkan dengan matang, karena hanya dilakukan satu kali. Oleh sebab itu, pihak tim Miles Production berkonsultasi dengan para pakar yang memahami orang utan. Setelah proses syuting selesai dilakukan, maka langkah berikutnya adalah melakukan post produksi dan pemasaran.

Proses Pembuatan Film Petualangan Sherina 2 dari Sisi Project Management

Sebuah proyek dapat didefinisikan sebagai proses sementara yang dilakukan untuk menghasilkan produk, layanan, atau hasil yang unik. Secara umum, terdapat sejumlah karakteristik dari suatu proyek, seperti, seperti bersifat sementara (temporary),  unik (unique), memiliki hasil akhir yang jelas (result), dan sering kali dihadapkan pada ketidakpastian (uncertain). Proses produksi film Petualangan Sherina 2 memiliki keempat karakteristik ini. Tim yang tergabung dalam proses pembuatan film hanya bersifat sementara, dan semuanya berfokus pada menghasilkan suatu karya unik. Dalam prosesnya, mereka juga menghadapi berbagai ketidakpastian, mulai dari ketidakpastian cuaca hingga lokasi pengambilan gambar yang berada di tengah hutan. 

Lebih lanjut, dikutip dari Harvard Business Review, sebuah proyek pada umumnya memiliki empat fase: planning, build-up, implementation, dan close out. 

Planning

Fase pertama, planning, berarti menentukan segala hal fundamental dari suatu project. Hal ini mencakup banyak hal, mulai dari menentukan tujuan (project objective), stakeholder, sumber daya yang tersedia, serta apa aktivitas-aktivitas kunci. Di samping tujuan utama untuk memperoleh pendapatan (tujuan finansial), Miles Production juga memiliki tujuan untuk menyuarakan konservasi dan kesejahteraan hewan-hewan langka. Oleh sebab itu, mereka juga memberikan perhatian khusus pada hewan langka yang terlibat, dan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang dapat membantu pencapaian tujuan tersebut, seperti berkonsultasi dengan pakar hewan-hewan langka. Mereka juga mengidentifikasi mana aktivitas yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan constraint yang menyertainya, seperti pengambilan gambar pelepasliaran orang utan yang hanya dapat dilakukan satu kali saja, sehingga, mereka mengalokasikan sumber daya yang lebih pada adegan tersebut.

Build Up

Berikutnya, build up berarti bagaimana mengumpulkan tim dan membagi tugas, jadwal, serta budget. Dari sisi ini, tim dari Miles Production sudah membagi para kru dalam berbagai peran, jadwal, dan budget di berbagai proses, mulai dari praproduksi, produksi. dan pascaproduksi. Koordinasi  dengan para anggota tim dilakukan di berbagai fase tersebut. Selain itu, dikarenakan film Petualangan Sherina 2 merupakan film musikal yang mengambil tempat di hutan Kalimantan, maka, briefing dan kolaborasi dengan para pemeran, musisi, figuran, penari latar, dan pihak-pihak lain yang terlibat menjadi aktivitas yang penting dalam persiapan syuting.

Implementation

Berikutnya, implementation berarti proses pelaksanaan dari suatu proyek itu sendiri. Adapun proses ini di antaranya melingkupi penerapan dari rencana yang sudah disusun, monitoring dan evaluasi, mengelola problem, dan memperhatikan progress. Dalam proses ini, penting untuk memiliki perspektif big picture agar masalah yang muncul dapat diantisipasi. Sebagai contoh, saat proses produksi, muncul berbagai isu seperti cuaca dan pemeran film yang sempat cedera yang mengakibatkan adanya time slippage selama dua hari. Time slippage tersebut berakibat pada penambahan biaya, mesk, pihak Miles Picture menyampaikan bahwa mereka sudah memperhitungkannya 

Close Out

Terakhir, close out, adalah bagaimana mengakhiri sebuah proyek. Hal ini melibatkan evaluasi atas proyek, apresiasi, serta debriefing kepada proses maupun tim yang terlibat. Keseluruhan proyek produksi Petualangan Sherina 2 selesai saat film tersebut sudah siap rilis ke bioskop. Proses close out ini ditandai dengan press conference, press screening, dan testimoni dari di media sosial para kru dan pemeran. Seberapa sukses proyek ini sendiri dapat dilihat dari jumlah penonton maupun penghasilan yang diperolehnya, serta seberapa besar peningkatan awareness atas hewan langka.

 

Project Management di Sekitar Kita

Pada dasarnya, proyek dan project management ada di sekitar kita dan merupakan sesuatu yang umum dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya hadir di film yang kita tonton, saat kita mempersiapkan pernikahan, atau saat kita berencana renovasi rumah. Oleh sebab itu, tidak perlu merasa tertekan apabila suatu saat Anda ditugaskan dalam suatu project management atau bahkan menjadi project manager; yang perlu Anda lakukan hanyalah meninjau kembali pengalaman Anda terdahulu dan menerapkan pengetahuan yang mungkin sudah Anda miliki sebelumnya. (HT)

Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar tentang proyek? Pembangunan infrastruktur besar-besaran? Pengadaan barang seharga miliaran rupiah?

Namun, sadarkah Anda, bahwa proyek dan project management ada di sekitar kita, termasuk dalam film yang tonton di televisi atau bioskop?

Ambil contoh film Petualangan Sherina 2. Film ini baru saja dirilis pada 28 September 2023, dan hingga saat ini, film tersebut sudah ditonton oleh lebih dari 1,5 juta orang. Kesuksesan film yang diperankan oleh Sherina Munaf (sebagai Sherina) dan Derby Romero (sebagai Sadam) ini tak lepas dari kerja keras para pihak yang terlibat, mulai dari sutradara, pemeran, kru, dan lain sebagainya.

Proses produksi film ini sendiri memiliki persiapan yang panjang. Umumnya, proses syuting film di Indonesia umumnya membutuhkan waktu 25 hingga 30 hari, sementara untuk film ini, proses syuting memakan waktu selama 50 hari dalam 4 bulan, dari Desember 2022 hingga Maret 2023. Uniknya, proses pengambilan adegan pelepasliaran orang utan yang ada di film ini juga dipersiapkan dengan matang, karena hanya dilakukan satu kali. Oleh sebab itu, pihak tim Miles Production berkonsultasi dengan para pakar yang memahami orang utan. Setelah proses syuting selesai dilakukan, maka langkah berikutnya adalah melakukan post produksi dan pemasaran.

Proses Pembuatan Film Petualangan Sherina 2 dari Sisi Project Management

Sebuah proyek dapat didefinisikan sebagai proses sementara yang dilakukan untuk menghasilkan produk, layanan, atau hasil yang unik. Secara umum, terdapat sejumlah karakteristik dari suatu proyek, seperti, seperti bersifat sementara (temporary),  unik (unique), memiliki hasil akhir yang jelas (result), dan sering kali dihadapkan pada ketidakpastian (uncertain). Proses produksi film Petualangan Sherina 2 memiliki keempat karakteristik ini. Tim yang tergabung dalam proses pembuatan film hanya bersifat sementara, dan semuanya berfokus pada menghasilkan suatu karya unik. Dalam prosesnya, mereka juga menghadapi berbagai ketidakpastian, mulai dari ketidakpastian cuaca hingga lokasi pengambilan gambar yang berada di tengah hutan. 

Lebih lanjut, dikutip dari Harvard Business Review, sebuah proyek pada umumnya memiliki empat fase: planning, build-up, implementation, dan close out. 

Planning

Fase pertama, planning, berarti menentukan segala hal fundamental dari suatu project. Hal ini mencakup banyak hal, mulai dari menentukan tujuan (project objective), stakeholder, sumber daya yang tersedia, serta apa aktivitas-aktivitas kunci. Di samping tujuan utama untuk memperoleh pendapatan (tujuan finansial), Miles Production juga memiliki tujuan untuk menyuarakan konservasi dan kesejahteraan hewan-hewan langka. Oleh sebab itu, mereka juga memberikan perhatian khusus pada hewan langka yang terlibat, dan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang dapat membantu pencapaian tujuan tersebut, seperti berkonsultasi dengan pakar hewan-hewan langka. Mereka juga mengidentifikasi mana aktivitas yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan constraint yang menyertainya, seperti pengambilan gambar pelepasliaran orang utan yang hanya dapat dilakukan satu kali saja, sehingga, mereka mengalokasikan sumber daya yang lebih pada adegan tersebut.

Build Up

Berikutnya, build up berarti bagaimana mengumpulkan tim dan membagi tugas, jadwal, serta budget. Dari sisi ini, tim dari Miles Production sudah membagi para kru dalam berbagai peran, jadwal, dan budget di berbagai proses, mulai dari praproduksi, produksi. dan pascaproduksi. Koordinasi  dengan para anggota tim dilakukan di berbagai fase tersebut. Selain itu, dikarenakan film Petualangan Sherina 2 merupakan film musikal yang mengambil tempat di hutan Kalimantan, maka, briefing dan kolaborasi dengan para pemeran, musisi, figuran, penari latar, dan pihak-pihak lain yang terlibat menjadi aktivitas yang penting dalam persiapan syuting.

Implementation

Berikutnya, implementation berarti proses pelaksanaan dari suatu proyek itu sendiri. Adapun proses ini di antaranya melingkupi penerapan dari rencana yang sudah disusun, monitoring dan evaluasi, mengelola problem, dan memperhatikan progress. Dalam proses ini, penting untuk memiliki perspektif big picture agar masalah yang muncul dapat diantisipasi. Sebagai contoh, saat proses produksi, muncul berbagai isu seperti cuaca dan pemeran film yang sempat cedera yang mengakibatkan adanya time slippage selama dua hari. Time slippage tersebut berakibat pada penambahan biaya, mesk, pihak Miles Picture menyampaikan bahwa mereka sudah memperhitungkannya 

Close Out

Terakhir, close out, adalah bagaimana mengakhiri sebuah proyek. Hal ini melibatkan evaluasi atas proyek, apresiasi, serta debriefing kepada proses maupun tim yang terlibat. Keseluruhan proyek produksi Petualangan Sherina 2 selesai saat film tersebut sudah siap rilis ke bioskop. Proses close out ini ditandai dengan press conference, press screening, dan testimoni dari di media sosial para kru dan pemeran. Seberapa sukses proyek ini sendiri dapat dilihat dari jumlah penonton maupun penghasilan yang diperolehnya, serta seberapa besar peningkatan awareness atas hewan langka.

 

Project Management di Sekitar Kita

Pada dasarnya, proyek dan project management ada di sekitar kita dan merupakan sesuatu yang umum dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya hadir di film yang kita tonton, saat kita mempersiapkan pernikahan, atau saat kita berencana renovasi rumah. Oleh sebab itu, tidak perlu merasa tertekan apabila suatu saat Anda ditugaskan dalam suatu project management atau bahkan menjadi project manager; yang perlu Anda lakukan hanyalah meninjau kembali pengalaman Anda terdahulu dan menerapkan pengetahuan yang mungkin sudah Anda miliki sebelumnya. (HT)

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia