Walaupun laba hanyalah sebuah milestone dari perjalanan panjang penciptaan nilai perusahaan, laba tetaplah menjadi sebuah indikator kinerja pengelolaan bisnis yang paling umum digunakan. Bagaimanapun juga, menciptakan laba yang tinggi adalah sebuah hasil yang patut diapresiasi karena laba adalah salah satu bentuk dari imbal hasil suatu bisnis. Tantangan berikutnya adalah bagaimana menciptakan atau menjaga keberlanjutan dari kinerja yang baik tersebut. Keberlanjutan atau sustainability dari kinerja yang baik inilah yang menjadi kunci dari penciptaan nilai perusahaan; yang tentunya menjadi tujuan akhir dari sebuah pengelolaan bisnis.
Pencarian jalan penciptaan keberlanjutan ini mengerucut pada pembangunan sebuah keunggulan bersaing yang berkelanjutan atau sustainable competitive advantage. Penelaahan terhadap hal ini telah berlangsung lama dan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Di awal 80an, perspektif ekonomi industri mendominasi hal ini. Dalam perspektif ini, keunggulan bersaing yang berkelanjutan sangat ditentukan oleh kejelian kita memilih strategi untuk menempatkan kita dalam sebuah posisi di industri. Di era 90-an, pendukung perspektif perusahaan mengajukan premisnya bahwa keunggulan bersaing yang berkelanjutan ditentukan oleh sumber daya (resource) dan kemampuan (capability) yang dimiliki oleh perusahaan, terutama kombinasi sumber daya dan kemampuan yang memenuhi syarat VRIO sehingga menjadi kompetensi inti (core competence) perusahaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kajian terhadap hal ini mulai menemukan fakta-fakta baru bahwa keunggulan bersaing dari sebuah perusahaan lebih banyak ditentukan oleh kualitas pemimpinnya secara individual. Dengan demikian penciptaan keunggulan bersaing yang berkelanjutan terletak pada bagaimana kita dapat memiliki kualitas pemimpin individu yang tinggi dan berkelanjutan. Proses pembentukan pemimpin dalam organisasi (leaders grooming) kemudian menjadi penting dan menjadi kunci dari penciptaan keberlanjutan dari suatu bisnis.
Walaupun laba hanyalah sebuah milestone dari perjalanan panjang penciptaan nilai perusahaan, laba tetaplah menjadi sebuah indikator kinerja pengelolaan bisnis yang paling umum digunakan. Bagaimanapun juga, menciptakan laba yang tinggi adalah sebuah hasil yang patut diapresiasi karena laba adalah salah satu bentuk dari imbal hasil suatu bisnis. Tantangan berikutnya adalah bagaimana menciptakan atau menjaga keberlanjutan dari kinerja yang baik tersebut. Keberlanjutan atau sustainability dari kinerja yang baik inilah yang menjadi kunci dari penciptaan nilai perusahaan; yang tentunya menjadi tujuan akhir dari sebuah pengelolaan bisnis.
Pencarian jalan penciptaan keberlanjutan ini mengerucut pada pembangunan sebuah keunggulan bersaing yang berkelanjutan atau sustainable competitive advantage. Penelaahan terhadap hal ini telah berlangsung lama dan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Di awal 80an, perspektif ekonomi industri mendominasi hal ini. Dalam perspektif ini, keunggulan bersaing yang berkelanjutan sangat ditentukan oleh kejelian kita memilih strategi untuk menempatkan kita dalam sebuah posisi di industri. Di era 90-an, pendukung perspektif perusahaan mengajukan premisnya bahwa keunggulan bersaing yang berkelanjutan ditentukan oleh sumber daya (resource) dan kemampuan (capability) yang dimiliki oleh perusahaan, terutama kombinasi sumber daya dan kemampuan yang memenuhi syarat VRIO sehingga menjadi kompetensi inti (core competence) perusahaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kajian terhadap hal ini mulai menemukan fakta-fakta baru bahwa keunggulan bersaing dari sebuah perusahaan lebih banyak ditentukan oleh kualitas pemimpinnya secara individual. Dengan demikian penciptaan keunggulan bersaing yang berkelanjutan terletak pada bagaimana kita dapat memiliki kualitas pemimpin individu yang tinggi dan berkelanjutan. Proses pembentukan pemimpin dalam organisasi (leaders grooming) kemudian menjadi penting dan menjadi kunci dari penciptaan keberlanjutan dari suatu bisnis.
