Di Indonesia, bisnis keluarga memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data, lebih dari 95% bisnis yang ada saat ini di Indonesia dimiliki oleh keluarga. Kelebihan bisnis keluarga diantaranya memiliki sifat kewirausahaan yang lebih unggul dan kecepatan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan kelemahan bisnis keluarga yakni kurang terbuka terhadap ide maupun pemikiran baru serta pengelolaan bisnis yang cenderung masih bergantung pada pemilik.
Salah satu yang menjadi isu besar dalam bisnis keluarga adalah suksesi kepemimpinan. Statistik menunjukkan, hanya 30% bisnis keluarga yang bertahan sampai pada generasi kedua dan 15% pada generasi ketiga. Sumber data lainnya menunjukkan hanya 14% bisnis keluarga di Indonesia dimana rencana suksesinya sudah disiapkan, didokumentasikan dan dikomunikasikan. Tidak heran muncul stigma negatif: generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi tiga menghancurkan.
Tugas generasi penerus menjadi tidak mudah karena selain bertanggung jawab dalam pengembangan kepemimpinan dan kompetensi bisnis, penerus juga memiliki tanggung jawab penting lainnya yakni memelihara nilai-nilai kekeluargaan yang ada dan tentunya memastikan kesinambungan bisnis keluarga. Apalagi di tengah situasi perubahan yang cepat saat ini, baik di internal terlebih eksternal organisasi, generasi penerus dituntut untuk memiliki kemampuan belajar dan beradaptasi yang cepat sekaligus menjadi agen perubahan di tengah-tengah keluarga, manajemen dan karyawan. Untuk membawa perusahaan semakin sukses, generasi penerus dituntut untuk bisa beradaptasi secara cepat, inovatif serta bersikap profesional dalam menjalankan bisnis yang ada. Lewat pelatihan 2 hari ini, peserta akan dibekali berbagai hal praktis yang terkait dengan pengelolaan bisnis keluarga secara profesional serta dikaitkan dengan perubahan yang terjadi saat ini.
Di Indonesia, bisnis keluarga memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data, lebih dari 95% bisnis yang ada saat ini di Indonesia dimiliki oleh keluarga. Kelebihan bisnis keluarga diantaranya memiliki sifat kewirausahaan yang lebih unggul dan kecepatan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan kelemahan bisnis keluarga yakni kurang terbuka terhadap ide maupun pemikiran baru serta pengelolaan bisnis yang cenderung masih bergantung pada pemilik.
Salah satu yang menjadi isu besar dalam bisnis keluarga adalah suksesi kepemimpinan. Statistik menunjukkan, hanya 30% bisnis keluarga yang bertahan sampai pada generasi kedua dan 15% pada generasi ketiga. Sumber data lainnya menunjukkan hanya 14% bisnis keluarga di Indonesia dimana rencana suksesinya sudah disiapkan, didokumentasikan dan dikomunikasikan. Tidak heran muncul stigma negatif: generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi tiga menghancurkan.
Tugas generasi penerus menjadi tidak mudah karena selain bertanggung jawab dalam pengembangan kepemimpinan dan kompetensi bisnis, penerus juga memiliki tanggung jawab penting lainnya yakni memelihara nilai-nilai kekeluargaan yang ada dan tentunya memastikan kesinambungan bisnis keluarga. Apalagi di tengah situasi perubahan yang cepat saat ini, baik di internal terlebih eksternal organisasi, generasi penerus dituntut untuk memiliki kemampuan belajar dan beradaptasi yang cepat sekaligus menjadi agen perubahan di tengah-tengah keluarga, manajemen dan karyawan. Untuk membawa perusahaan semakin sukses, generasi penerus dituntut untuk bisa beradaptasi secara cepat, inovatif serta bersikap profesional dalam menjalankan bisnis yang ada. Lewat pelatihan 2 hari ini, peserta akan dibekali berbagai hal praktis yang terkait dengan pengelolaan bisnis keluarga secara profesional serta dikaitkan dengan perubahan yang terjadi saat ini.
