Setelah gerakan Happiness at Work (HAW) pertama kali dirintis oleh Google pada tahun 2000, kini sudah lebih dari 700 perusahaan kelas dunia yang menerapkan HAW sebagai sebuah strategi bisnis dalam menjalankan perusahaannya. Sebut saja Southwest Airlines, IKEA, LEGO, Netflix, Apple, Facebook, McDonald, Pret a Manger, AirBnB, Zappos, Shell, Hilton, IBM, Microsoft, Zoom, dan masih banyak lainnya. Happy Company, sebutan bagi perusahaan yang telah menerapkan HAW memandang bahwa saat ini perusahaan tidak cukup lagi hanya sekedar meraih sukses (Profit) melainkan sukses + bahagia + sehat (Prosperity). Hal inilah yang mendorong perusahaan tersebut memilih kebahagiaan menjadi nilai baru sebagai landasan dalam berpikir, berucap dan bertindak bagi setiap orang di organisasi. Apalagi dengan berkembangnya tenaga kerja dari usia muda (gen Y dan Z), menuntut organisasi untuk mengubah tata kelola dari semula hanya menyediakan needs (status, jabatan, gaji, uraian tugas) kini juga wants. Perusahaan yang telah menerapkan HAW sebagai model bisnisnya, tidak hanya mengejar sebuah hasil (result) namun terlebih penting adalah hubungan (relationship). Hari-hari ini perusahaan yang akan bertahan dan berkembang adalah yang memadukan unsur bekerja dan bermain menjadi satu kesatuan dalam mencapai produktivitas. Gerakan HAW sendiri sebaiknya diawali dari terciptanya Happy Leader. Mustahil memberi air minum dari sumur yang kering. Setelah Happy Leader tercipta, maka otomatis akan tercipta yang namanya Happy Employee. Karyawan yang bahagia akan terdorong untuk menciptakan Happy Customer. Pelanggan yang bahagia lebih dari sekedar puas dan setia. Mereka akan merasa menjadi bagian dari organisasi.
Dalam pelatihan selama 3 hari ini, para peserta akan dibekali dengan banyak sekali contoh praktis penerapan terbaru dari praktek Happiness at Work di seluruh dunia dan Indonesia. Kisah-kisah inspiratif, berbagai video singkat, diskusi interaktif antar peserta, serta instruktur yang berpengalaman (bersertifikasi Chief Happiness Officer dari Woohoo Academy, Denmark) membuat pelatihan ini menjadi sebuah pengalaman yang tak akan terlupakan. Selain itu, pasca pelatihan ini para peserta akan memperoleh kesempatan gratis untuk bergabung dengan Indonesia Happiness Club, satu komunitas sosial yang saat ini beranggotakan lebih dari 160 perusahaan di Indonesia (swasta dan pemerintah). Hal ini untuk membantu peserta menindaklanjuti setiap pengetahuan yang diperoleh selama 3 hari tersebut dengan bertemu perwakilan perusahaan lainnya di seluruh Indonesia yang memiliki visi sama yakni membawa kebahagiaan ke dalam perusahaan.
Setelah gerakan Happiness at Work (HAW) pertama kali dirintis oleh Google pada tahun 2000, kini sudah lebih dari 700 perusahaan kelas dunia yang menerapkan HAW sebagai sebuah strategi bisnis dalam menjalankan perusahaannya. Sebut saja Southwest Airlines, IKEA, LEGO, Netflix, Apple, Facebook, McDonald, Pret a Manger, AirBnB, Zappos, Shell, Hilton, IBM, Microsoft, Zoom, dan masih banyak lainnya. Happy Company, sebutan bagi perusahaan yang telah menerapkan HAW memandang bahwa saat ini perusahaan tidak cukup lagi hanya sekedar meraih sukses (Profit) melainkan sukses + bahagia + sehat (Prosperity). Hal inilah yang mendorong perusahaan tersebut memilih kebahagiaan menjadi nilai baru sebagai landasan dalam berpikir, berucap dan bertindak bagi setiap orang di organisasi. Apalagi dengan berkembangnya tenaga kerja dari usia muda (gen Y dan Z), menuntut organisasi untuk mengubah tata kelola dari semula hanya menyediakan needs (status, jabatan, gaji, uraian tugas) kini juga wants. Perusahaan yang telah menerapkan HAW sebagai model bisnisnya, tidak hanya mengejar sebuah hasil (result) namun terlebih penting adalah hubungan (relationship). Hari-hari ini perusahaan yang akan bertahan dan berkembang adalah yang memadukan unsur bekerja dan bermain menjadi satu kesatuan dalam mencapai produktivitas. Gerakan HAW sendiri sebaiknya diawali dari terciptanya Happy Leader. Mustahil memberi air minum dari sumur yang kering. Setelah Happy Leader tercipta, maka otomatis akan tercipta yang namanya Happy Employee. Karyawan yang bahagia akan terdorong untuk menciptakan Happy Customer. Pelanggan yang bahagia lebih dari sekedar puas dan setia. Mereka akan merasa menjadi bagian dari organisasi.
Dalam pelatihan selama 3 hari ini, para peserta akan dibekali dengan banyak sekali contoh praktis penerapan terbaru dari praktek Happiness at Work di seluruh dunia dan Indonesia. Kisah-kisah inspiratif, berbagai video singkat, diskusi interaktif antar peserta, serta instruktur yang berpengalaman (bersertifikasi Chief Happiness Officer dari Woohoo Academy, Denmark) membuat pelatihan ini menjadi sebuah pengalaman yang tak akan terlupakan. Selain itu, pasca pelatihan ini para peserta akan memperoleh kesempatan gratis untuk bergabung dengan Indonesia Happiness Club, satu komunitas sosial yang saat ini beranggotakan lebih dari 160 perusahaan di Indonesia (swasta dan pemerintah). Hal ini untuk membantu peserta menindaklanjuti setiap pengetahuan yang diperoleh selama 3 hari tersebut dengan bertemu perwakilan perusahaan lainnya di seluruh Indonesia yang memiliki visi sama yakni membawa kebahagiaan ke dalam perusahaan.