Pernahkah anda dihadapkan pada satu situasi dimana harus memilih satu di antara dua kandidat calon manajer yang sehari-harinya anda tahu betul bahwa mereka memiliki kinerja yang sangat baik? Pastinya akan lebih sulit untuk memilih mana yang terbaik dari yang baik bukan? Sebagai pemimpin, salah satu indikator keberhasilan dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin adalah, ketika pemimpin tersebut bisa mencetak calon pemimpin baru yang jauh lebih baik dari dirinya.
Untuk itu, ketika dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama baik, kita memerlukan sebuah metode khusus yang dapat memprediksi bagaimana perilaku kedua kandidat tadi, saat menjalankan peran mereka sebagai seorang manajer.
Hampir mirip dengan apa yang dilakukan oleh seorang manajer tim sepakbola nasional kita yang harus pergi ke desa-desa di pelosok sana, untuk mencari pemain terbaik yang akan ditarik gabung ke dalam tim nasional Indonesia. Biasanya mereka akan membuat simulasi pertandingan, atau rangkaian simulasi yang didesain khusus sebagai ajang unjuk kebolehan peserta seleksi dalam melakukan tehnik-tehnik khusus dalam permainan sepak bola. Pertandingan dan simulasi tersebut didesain secara khusus, dengan kriteria-kriteria tertentu yang disusun secara sistematis dalam proses penilaiannya. Tujuannya tentu saja untuk bisa melakukan penilaian yang objektif serta memudahkan mereka dalam memilih calon pemain yang mampu mengoptimalkan performa tim saat bertanding di kejuaraan-kejuaraan Internasional.
Di dalam organisasi, setiap manajer pada dasarnya memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab yang bergerak di seputar “managing task” dan “managing people”. Mereka dituntut untuk memiliki efektifitas manajerial dalam mengelola kedua hal tersebut. Sampai dengan saat ini, salah satu metode yang sudah dikembangkan dan memiliki nilai validitas terbaik untuk mengukur efektivitas manajerial yang dimiliki oleh Individu adalah Assessment Center.
Secara singkat Assessment Center merupakan sebuah metode yang disusun secara sistematis menggunakan beberapa rangkaian simulasi yang ditentukan, untuk menilai kompetensi yang dipersyaratkan dalam suatu posisi manajerial, persis seperti apa yang dilakukan oleh manajer tim sepakbola. Hanya saja, yang ditunjukkan bukan keahliannya dalam bermain bola. Dalam kegiatan assessment center, kandidat calon manajer nantinya akan dihadapkan pada beberapa situasi yang didesain secara khusus sebagai sebuah simulasi, dimana Ia akan berperan sebagai seorang manajer di suatu perusahaan tertentu.
Dalam perannya itu, Ia akan dihadapkan pada beberapa tugas seperti membalas email, melakukan diskusi dengan bawahan dan rekan kerja, ataupun melakukan analisa dan pemecahan masalah. Pada metode assessment center, semua respon yang diberikan oleh peserta tersebut akan dicatat sebagai evidence, kemudian akan didiskusikan oleh beberapa orang assessor untuk disepakati hasil penilaiannya dalam bentuk rating (umumnya menggunakan angka 1-5). Dari hasil rating kompetensi tersebut, kita akan dimudahkan untuk melihat kandidat mana yang memiliki efektifitas manajerial yang lebih baik.
Dalam kegiatan assessment center, perilaku yang dimunculkan oleh para kandidat, sedikit banyak adalah merupakan perilaku yang diprediksikan akan muncul saat Ia menjabat sebagai manajer. Selain memudahkan manajemen, dari sisi kandidat juga akan ikut merasakan bagaimana sensasi, tantangan apa yang akan dihadapi, serta apa yang harus dia lakukan ketika Ia nantinya akan menjalankan peran sebagai Manajer di suatu unit kerja.
Jadi silahkan anda gunakan metode assessment center untuk mengetahui siapa pilihan terbaik dari kandidat yang sama-sama baik, bisa juga anda lengkapi prosesnya dengan asesmen potensi serta dengan melakukan Interview yang terstruktur untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dari kandidat anda.
Memilih kandidat yang tepat membutuhkan investasi yang tidak sedikit, tapi investasi tersebut akan mudah kembali, ketika anda memilih manajer yang tepat untuk perusahaan anda.
Artikel oleh Gardhika Waskita, Resident Assessor dari prasmul-eli
Pernahkah anda dihadapkan pada satu situasi dimana harus memilih satu di antara dua kandidat calon manajer yang sehari-harinya anda tahu betul bahwa mereka memiliki kinerja yang sangat baik? Pastinya akan lebih sulit untuk memilih mana yang terbaik dari yang baik bukan? Sebagai pemimpin, salah satu indikator keberhasilan dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin adalah, ketika pemimpin tersebut bisa mencetak calon pemimpin baru yang jauh lebih baik dari dirinya.
Untuk itu, ketika dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama baik, kita memerlukan sebuah metode khusus yang dapat memprediksi bagaimana perilaku kedua kandidat tadi, saat menjalankan peran mereka sebagai seorang manajer.
Hampir mirip dengan apa yang dilakukan oleh seorang manajer tim sepakbola nasional kita yang harus pergi ke desa-desa di pelosok sana, untuk mencari pemain terbaik yang akan ditarik gabung ke dalam tim nasional Indonesia. Biasanya mereka akan membuat simulasi pertandingan, atau rangkaian simulasi yang didesain khusus sebagai ajang unjuk kebolehan peserta seleksi dalam melakukan tehnik-tehnik khusus dalam permainan sepak bola. Pertandingan dan simulasi tersebut didesain secara khusus, dengan kriteria-kriteria tertentu yang disusun secara sistematis dalam proses penilaiannya. Tujuannya tentu saja untuk bisa melakukan penilaian yang objektif serta memudahkan mereka dalam memilih calon pemain yang mampu mengoptimalkan performa tim saat bertanding di kejuaraan-kejuaraan Internasional.
Di dalam organisasi, setiap manajer pada dasarnya memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab yang bergerak di seputar “managing task” dan “managing people”. Mereka dituntut untuk memiliki efektifitas manajerial dalam mengelola kedua hal tersebut. Sampai dengan saat ini, salah satu metode yang sudah dikembangkan dan memiliki nilai validitas terbaik untuk mengukur efektivitas manajerial yang dimiliki oleh Individu adalah Assessment Center.
Secara singkat Assessment Center merupakan sebuah metode yang disusun secara sistematis menggunakan beberapa rangkaian simulasi yang ditentukan, untuk menilai kompetensi yang dipersyaratkan dalam suatu posisi manajerial, persis seperti apa yang dilakukan oleh manajer tim sepakbola. Hanya saja, yang ditunjukkan bukan keahliannya dalam bermain bola. Dalam kegiatan assessment center, kandidat calon manajer nantinya akan dihadapkan pada beberapa situasi yang didesain secara khusus sebagai sebuah simulasi, dimana Ia akan berperan sebagai seorang manajer di suatu perusahaan tertentu.
Dalam perannya itu, Ia akan dihadapkan pada beberapa tugas seperti membalas email, melakukan diskusi dengan bawahan dan rekan kerja, ataupun melakukan analisa dan pemecahan masalah. Pada metode assessment center, semua respon yang diberikan oleh peserta tersebut akan dicatat sebagai evidence, kemudian akan didiskusikan oleh beberapa orang assessor untuk disepakati hasil penilaiannya dalam bentuk rating (umumnya menggunakan angka 1-5). Dari hasil rating kompetensi tersebut, kita akan dimudahkan untuk melihat kandidat mana yang memiliki efektifitas manajerial yang lebih baik.
Dalam kegiatan assessment center, perilaku yang dimunculkan oleh para kandidat, sedikit banyak adalah merupakan perilaku yang diprediksikan akan muncul saat Ia menjabat sebagai manajer. Selain memudahkan manajemen, dari sisi kandidat juga akan ikut merasakan bagaimana sensasi, tantangan apa yang akan dihadapi, serta apa yang harus dia lakukan ketika Ia nantinya akan menjalankan peran sebagai Manajer di suatu unit kerja.
Jadi silahkan anda gunakan metode assessment center untuk mengetahui siapa pilihan terbaik dari kandidat yang sama-sama baik, bisa juga anda lengkapi prosesnya dengan asesmen potensi serta dengan melakukan Interview yang terstruktur untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dari kandidat anda.
Memilih kandidat yang tepat membutuhkan investasi yang tidak sedikit, tapi investasi tersebut akan mudah kembali, ketika anda memilih manajer yang tepat untuk perusahaan anda.
Artikel oleh Gardhika Waskita, Resident Assessor dari prasmul-eli
