Faktor penyebab gagalnya startup

20 July 2022

Startup adalah bisnis yang menggiurkan. Dikenal dengan budaya bisnis yang mengutamakan kreativitas, komunikasi, dan kerja sama, startup memungkinkan para karyawan untuk bertukar pikiran, dan ide.

Kreativitas dan pemikiran yang out-of-the-box membuat banyak startup yang bermunculan. Walau pertumbuhannya pesat, startup memiliki banyak tantangan yang mengakibatkan kegagalan.

Penyebab Kegagalan Startup

Startup bersifat fast-pace sehingga harus mampu bertindak gesit dalam menyesuaikan praktik bisnis dan mencapai tujuan yang cepat berubah. Dilansir dari CBInsight, tidak semua startup dapat mengikutinya sehingga beberapa para founders mengemukakan beberapa penyebab gagalnya startup:

1. Kehabisan dana atau gagal menarik investor baru

Karena terbatas uang dan waktu harus dialokasikan dengan bijak. Jika tidak ini dapat membuat bisnis gagal. Baik kemampuan mengamankan uang perusahaan atau ketidakmampuan menarik investor pada bisnis perusahaan juga sama pentingnya. Jika tidak mengambil tindakan cepat, Anda akan kehabisan waktu dan dana untuk perusahaan.

2. Tidak ada kebutuhan dari pasar

Ide bagus saja tidak cukup untuk membuat startup bertahan. Untuk menjamin bisnis dapat bertahan lama, Anda harus memastikan bahwa ide dan produk yang dikeluarkan memiliki peminat. Sebagai contoh, retailer gaun pengantin Brideside mengalami kerugian besar setelah nyaris dua pertiga pernikahan batal diselenggarakan karena Pandemi Covid-19 di 2020. 

3. Kalah bersaing

Terlepas dari basa-basi startup yang tidak memperhatikan persaingan, kenyataannya adalah begitu sebuah ide mendapat validasi pasar, orang lain akan mencoba memanfaatkan peluang tersebut. Meskipun, terlalu fokus pada kompetitor tidak sehat, mengabaikannya juga dapat menjadi penyebab kegagalan startup. Sebagai contoh, setelah enam bulan beroperasi, layanan streaming Quibi terpaksa berhenti beroperasi. Kegagalan tersebut diduga karena brand yang kurang kuat dari pesaing, dan peluncuran layanan di tengah pandemi.

4. Model bisnis yang buruk

Model bisnis sangat penting bagi startup, terlebih jika Anda bermaksud untuk membangun bisnis berskala besar. Oleh karena itu, founder harus dapat memanfaatkan potensi sebagai daya tarik. Dengan begitu akan lebih mudah untuk menarik investor dan mendanai bisnis.

5. Regulasi atau hukum

Sebuah startup terkadang dapat berkembang dari sebuah ide sederhana. Namun, terkadang dengan memasuki regulasi hukum dapat mematikan startup. Hal inilah yang terjadi pada Kickstarter yang terpaksa berhenti beroperasi pada Desember 2019. Kegagalan Kickstarter diduga karena Amerika Serika yang memberlakuan tarif 10% pada setidap produk yang diimpor dari Cina.

6. Masalah harga atau biaya

Menentukan harga jual pada suatu produk tidaklah mudah. Harga yang tinggi mungkin mampu menutup biaya modal, tetapi akan sulit untuk menarik konsumen. Meskipun membangun bisnis yang disukai konsumen itu penting, dalam jangka panjang akan sulit bagi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas. 

7. Tim yang kurang cocok

Ketidakmampuan perusahaan untuk merekrut karyawan yang tepat adalah salah satu alasan startup gagal. Sebuah tim dengan beragam keahilan adalah salah satu faktor penting bagi kesuksesan perusahaan. Selain itu, tim leader harus memiliki semangat, visi, dan misi yang sama dengan pendiri perusahaan. Karena jika suatu saat perusahaan ditinggal oleh sang pendiri perusahaan masih dapat menlanjutkan bisnis dengan cara yang sama.

8. Waktu yang tidak tepat

Kesan pertama audiens terhadap brand dan produk sangatlah penting. Jika Anda mengeluarkan produk terlalu dini, konsumen akan menganggap produk tidak cukup baik. Hal tersebut akan meninggalkan kesan negatif pada audiens, sementara untuk mengubah kesan pertama sangatlah sulit. Sementara itu, jika Anda terlambat merilis produk Anda mungkin akan kehilangan peluang pasar. 

9. Produk yang buruk

Startup yang hanya memprioritaskan bisnis pada pendapatan sering berakhir dengan kerugian. Banyak konsumen yang meninggalkan brand  karena produk yang dikeluarkan tidak sesuai dengan apa yang konsumen butuhkan. Jika terjadi, konsumen akan berpaling kepada pesaing dan mengakibatkan bisnisnya gagal.

10. Hubungan tim dan investor yang tidak harmonis

Perselisihan antara tim dan investor dapat membuat hubungan bisnis tidak harmonis. Hal paling buruk yang dapat terjadi ketika hal tersebut terjadi adalah investor akan menolak untuk menyuntikan dana, sehingga startup tidak memiliki dana, dan terpaksa ditutup.

11. Pivot yang memburuk

Ketika mengalami penurunan laba ataupun menurunnya jumlah produksi karena tidak sesuai dengan kebutuhan pasar, startup dapat mengubah strategi pivot. Ini dilakukan untuk menarik kembali konsumen dan mempertahankan bisnis. Jika pivot memburuk, startup akan gagal.

12. Burnout

Dengan bisnis yang sangat cepat, work-life balance bukanlah hal yang sering didapatkan para karyawan startup. Oleh karena itu, risiko burnout sangatlah tinggi. Hal ini menyebabkan banyak karyawan yang resign, sehingga  perusahaan kehilangan tim terbaik, dan berhenti beroperasi.

Tentu saja, tidak hanya startup ada kemungkinan perusahaan jenis lain yang gagal. Namun, banyak pelajaran dari kegagalan startup yang sangat relevan bagi semua pebisnis. Karena itulah, perhatikan perencanaan dan strategi yang relevan dalam membangun bisnis Anda.

Startup adalah bisnis yang menggiurkan. Dikenal dengan budaya bisnis yang mengutamakan kreativitas, komunikasi, dan kerja sama, startup memungkinkan para karyawan untuk bertukar pikiran, dan ide.

Kreativitas dan pemikiran yang out-of-the-box membuat banyak startup yang bermunculan. Walau pertumbuhannya pesat, startup memiliki banyak tantangan yang mengakibatkan kegagalan.

Penyebab Kegagalan Startup

Startup bersifat fast-pace sehingga harus mampu bertindak gesit dalam menyesuaikan praktik bisnis dan mencapai tujuan yang cepat berubah. Dilansir dari CBInsight, tidak semua startup dapat mengikutinya sehingga beberapa para founders mengemukakan beberapa penyebab gagalnya startup:

1. Kehabisan dana atau gagal menarik investor baru

Karena terbatas uang dan waktu harus dialokasikan dengan bijak. Jika tidak ini dapat membuat bisnis gagal. Baik kemampuan mengamankan uang perusahaan atau ketidakmampuan menarik investor pada bisnis perusahaan juga sama pentingnya. Jika tidak mengambil tindakan cepat, Anda akan kehabisan waktu dan dana untuk perusahaan.

2. Tidak ada kebutuhan dari pasar

Ide bagus saja tidak cukup untuk membuat startup bertahan. Untuk menjamin bisnis dapat bertahan lama, Anda harus memastikan bahwa ide dan produk yang dikeluarkan memiliki peminat. Sebagai contoh, retailer gaun pengantin Brideside mengalami kerugian besar setelah nyaris dua pertiga pernikahan batal diselenggarakan karena Pandemi Covid-19 di 2020. 

3. Kalah bersaing

Terlepas dari basa-basi startup yang tidak memperhatikan persaingan, kenyataannya adalah begitu sebuah ide mendapat validasi pasar, orang lain akan mencoba memanfaatkan peluang tersebut. Meskipun, terlalu fokus pada kompetitor tidak sehat, mengabaikannya juga dapat menjadi penyebab kegagalan startup. Sebagai contoh, setelah enam bulan beroperasi, layanan streaming Quibi terpaksa berhenti beroperasi. Kegagalan tersebut diduga karena brand yang kurang kuat dari pesaing, dan peluncuran layanan di tengah pandemi.

4. Model bisnis yang buruk

Model bisnis sangat penting bagi startup, terlebih jika Anda bermaksud untuk membangun bisnis berskala besar. Oleh karena itu, founder harus dapat memanfaatkan potensi sebagai daya tarik. Dengan begitu akan lebih mudah untuk menarik investor dan mendanai bisnis.

5. Regulasi atau hukum

Sebuah startup terkadang dapat berkembang dari sebuah ide sederhana. Namun, terkadang dengan memasuki regulasi hukum dapat mematikan startup. Hal inilah yang terjadi pada Kickstarter yang terpaksa berhenti beroperasi pada Desember 2019. Kegagalan Kickstarter diduga karena Amerika Serika yang memberlakuan tarif 10% pada setidap produk yang diimpor dari Cina.

6. Masalah harga atau biaya

Menentukan harga jual pada suatu produk tidaklah mudah. Harga yang tinggi mungkin mampu menutup biaya modal, tetapi akan sulit untuk menarik konsumen. Meskipun membangun bisnis yang disukai konsumen itu penting, dalam jangka panjang akan sulit bagi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas. 

7. Tim yang kurang cocok

Ketidakmampuan perusahaan untuk merekrut karyawan yang tepat adalah salah satu alasan startup gagal. Sebuah tim dengan beragam keahilan adalah salah satu faktor penting bagi kesuksesan perusahaan. Selain itu, tim leader harus memiliki semangat, visi, dan misi yang sama dengan pendiri perusahaan. Karena jika suatu saat perusahaan ditinggal oleh sang pendiri perusahaan masih dapat menlanjutkan bisnis dengan cara yang sama.

8. Waktu yang tidak tepat

Kesan pertama audiens terhadap brand dan produk sangatlah penting. Jika Anda mengeluarkan produk terlalu dini, konsumen akan menganggap produk tidak cukup baik. Hal tersebut akan meninggalkan kesan negatif pada audiens, sementara untuk mengubah kesan pertama sangatlah sulit. Sementara itu, jika Anda terlambat merilis produk Anda mungkin akan kehilangan peluang pasar. 

9. Produk yang buruk

Startup yang hanya memprioritaskan bisnis pada pendapatan sering berakhir dengan kerugian. Banyak konsumen yang meninggalkan brand  karena produk yang dikeluarkan tidak sesuai dengan apa yang konsumen butuhkan. Jika terjadi, konsumen akan berpaling kepada pesaing dan mengakibatkan bisnisnya gagal.

10. Hubungan tim dan investor yang tidak harmonis

Perselisihan antara tim dan investor dapat membuat hubungan bisnis tidak harmonis. Hal paling buruk yang dapat terjadi ketika hal tersebut terjadi adalah investor akan menolak untuk menyuntikan dana, sehingga startup tidak memiliki dana, dan terpaksa ditutup.

11. Pivot yang memburuk

Ketika mengalami penurunan laba ataupun menurunnya jumlah produksi karena tidak sesuai dengan kebutuhan pasar, startup dapat mengubah strategi pivot. Ini dilakukan untuk menarik kembali konsumen dan mempertahankan bisnis. Jika pivot memburuk, startup akan gagal.

12. Burnout

Dengan bisnis yang sangat cepat, work-life balance bukanlah hal yang sering didapatkan para karyawan startup. Oleh karena itu, risiko burnout sangatlah tinggi. Hal ini menyebabkan banyak karyawan yang resign, sehingga  perusahaan kehilangan tim terbaik, dan berhenti beroperasi.

Tentu saja, tidak hanya startup ada kemungkinan perusahaan jenis lain yang gagal. Namun, banyak pelajaran dari kegagalan startup yang sangat relevan bagi semua pebisnis. Karena itulah, perhatikan perencanaan dan strategi yang relevan dalam membangun bisnis Anda.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia