Strategi Supply Chain Management yang Bisa Diterapkan Dalam Bisnis

26 February 2022

Supply chain management (manajemen rantai pasok) merupakan sebuah istilah yang merujuk pada serangkaian strategi dan aktivitas bisnis terkait aliran barang dan jasa yang diproduksi. Kegiatan ini mencakup perencanaan, pemasokan, produksi, distribusi barang dan jasa, hingga diterima oleh konsumen.

Dengan pengelolaan yang tepat, usaha atau bisnis yang Anda jalankan akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi sebab rantai pasokan yang dioptimalkan menghasilkan biaya yang lebih rendah dan siklus produksi yang lebih cepat. Setiap unit bisnis atau usaha memiliki strategi manajemen yang berbeda-beda, menyesuaikan dengan penawaran dan permintaan. 

Oleh karena itu, Anda sebagai pelaku usaha perlu mengetahui komponen dan tahapan supply chain management sesuai dengan kebutuhan industri dan perkembangan bisnis Anda. Tulisan kali ini akan membahas hal-hal berkaitan dengan supply chain management dan penerapannya dalam bisnis.

 

Manfaat Supply Chain Management

Dirangkum dari buku Sukses Supply Chain Management (Willem, 2019), penerapan SCM yang tepat akan memberi dampak positif terhadap peningkatan keuntungan dan pertumbuhan perusahaan. Berikut manfaatnya.

1. Kepuasan Konsumen

Kepuasan terhadap barang atau jasa yang dipesan menjadikan konsumen bersedia dalam jangka waktu panjang. Untuk menjadikan konsumen agar tetap setia, pihak Anda selaku produsen harus puas dengan pelayanan yang diberikan.

2. Meningkatkan Pendapatan

Banyaknya konsumen yang setia, ditambah lagi dengan banyaknya mitra perusahaan, berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan secara menyeluruh. Barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan Anda tidak akan percuma karena diminati oleh pelanggan.

3. Menurunkan Biaya

Pengelolaan supply chain yang tepat akan menghasilkan penurunan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk distribusi berkat tercapainya pengintegrasian barang atau jasa perusahaan kepada konsumen akhir. 

4. Pemanfaatan Aset Lebih Tinggi

Aset perusahaan utama, yaitu sumber daya manusia, akan semakin terlatih dan terampil sehingga mampu memberdayakan penggunaan teknologi demi memenuhi pelaksanaan supply chain yang lancar. 

5. Peningkatan Laba

Meningkatnya jumlah konsumen setia produk yang dihasilkan perusahaan Anda akan berdampak pada meningkatnya keuntungan perusahaan.

6. Perusahaan Semakin Besar

Dari keuntungan yang lambat laun meningkat, perusahaan akan semakin maju dan berkembang sehingga tumbuh lebih kuat.

 

Komponen Dasar Supply Chain Management

Dirangkum dari Journal Management Governance 13 (Worthen & Wailgum, 2008), penerapan supply chain management memiliki beberapa komponen dasar sebagai berikut.

1. Perencanaan (Plan)

Keberhasilan manajemen rantai pasok berawal dari proses penentuan strategi oleh pelaku bisnis. Proses perumusan strategi yang tepat bertujuan pada tercapainya efisiensi dan efektivitas biaya dan terjaminnya kualitas produk yang dihasilkan hingga sampai di tangan konsumen.

2. Sumber (Source)

Perusahaan harus memilih supplier bahan baku yang kredibel dan sanggup mendukung proses produksi yang dilakukan. Maka dari itu, pihak Anda harus dapat menetapkan harga, mengelola pengiriman dan pembayaran bahan baku, serta menjaga dan meningkatkan hubungan bisnis dengan supplier.

3. Pembuatan (Make)

Pihak Anda harus melakukan penyusunan jadwal aktivitas yang dibutuhkan dalam proses produksi, uji coba produk, pengemasan, dan persiapan pengiriman produk. Ini adalah tahap paling penting sehingga perusahaan Anda juga harus dapat melakukan pengukuran kualitas, output produksi, dan produktivitas pekerja.

4. Pengiriman (Deliver)

Komponen ini mengharuskan perusahaan dapat memenuhi pesanan dari permintaan konsumen, mengelola jaringan gudang penyimpanan, memilih dan memilah distributor untuk menyerahkan produk ke konsumen, serta mengatur sistem pembayaran yang memudahkan.

5. Pengembalian (Return)

Pengelola supply chain management harus membuat jaringan yang fleksibel dan responsif untuk mengatasi adanya keluhan atau aduan dan pengembalian produk cacat dari konsumen. 

 

Tahapan Supply Chain Management dalam Bisnis

Penerapan SCM dalam bisnis mencakup enam tahapan dalam bisnis. Berikut ini penjelasannya.

1. Pelanggan (Customer)

Proses manajemen rantai pasok dimulai dari konsumen yang memesan barang. Dalam proses pemesanan ini, pihak pelanggan akan memberikan informasi yang berhubungan dengan produk tersebut, seperti jumlah pesanan dan tanggal pengiriman.

2. Persiapan (Planning)

Setelah pesanan diterima, perusahaan Anda dapat membuat strategi atau rencana produksi untuk memenuhi pesanan tersebut. Tim produksi bertanggung jawab dalam menyediakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

3. Transaksi (Purchasing)

Tahapan ini mencakup pembelian bahan baku produk yang dilakukan setelah ada perincian rencana produksi. Tim pembelian akan menghubungi pihak pemasok untuk pembelian bahan baku dan pendukung serta mencatat tanggal penerimaan dan jumlah bahan baku yang dibeli.

4. Bahan Baku (Inventory)

Setelah bahan baku dibeli, akan dilakukan pemeriksaan kualitas. Jika kualitasnya telah memenuhi syarat yang ditentukan, bahan baku tersebut akan disimpan di dalam gudang penyimpanan untuk kemudian diolah.

5. Produksi (Production)

Langkah ini meliputi proses pengolahan bahan baku dan pendukung untuk dijadikan sebagai produk sesuai dengan pesanan konsumen. Setelah melewati proses produksi, barang akan kembali disimpan terlebih dulu dalam gudang untuk disiapkan menuju tahap berikutnya.

6. Pengiriman (Delivery)

Tahap terakhir dalam SCM adalah pengiriman barang dari pabrik untuk didistribusikan kepada konsumen yang telah memesan produk. Tugas utama kurir adalah memastikan bahwa setiap barang terkirim sesuai dengan keadaan, jumlah, dan tanggal yang telah dipesan.

 

Contoh Strategi Supply Chain untuk Bisnis

Berikut strategi supply chain yang bisa diterapkan dalam sebuah bisnis:

1. Pengelolaan Berdasarkan Permintaan

Salah satu aspek yang dicakup SCM adalah konsumen. Ini berarti sangat penting untuk melihat data historis tentang apa yang dibutuhkan pelanggan dan memberikan informasi tersebut kepada seluruh pihak terkait dalam rantai pasokan.

Dengan begitu, siklus dapat berjalan lebih efisien. Perusahaan Anda juga akan lebih dapat mengantisipasi permintaan pelanggan di masa depan.

Meski demikian, strategi ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk diadopsi dan mendapatkan angka yang akurat adalah hal yang rumit. Ditambah lagi, analisis dari angka-angka tersebut dapat ditafsirkan dengan cara yang berbeda-beda sehingga akan mengarah pada potensi yang bias alias ketidakpastian.

2. Pengelolaan Tangkas Berdasarkan Keadaan

Strategi rantai pasok ini berfokus pada perubahan di pasar, ketersediaan material, fluktuasi musiman, dan permintaan konsumen serta bagaimana perusahaan Anda dengan gesit menyikapinya. Jika strategi ini dapat Anda terapkan dengan tepat, dalam rantai pasok siklus akan berjalan lebih efisien dan efektif.

Misalnya, perusahaan membeli sebagian bahan jadi lalu secara sigap melakukan produksi disertai dengan penyesuaian sebagai respons terhadap kondisi pasar saat ini. Strategi ini bisa dengan baik dilakukan jika produk dapat dilakukan modifikasi dengan cepat atau memiliki masa pakai yang singkat. 

Strategi ini tidak dapat Anda terapkan untuk segala situasi. Penerapannya tidak akan cocok apabila perusahaan Anda lebih memerlukan perencanaan sumber daya jangka panjang. Alih-alih mengirit, hal yang terjadi bisa saja meningkatkan pemborosan dan inefisiensi.

3. Pengelolaan Rantai Pasok Kolaboratif

Mengingat ada banyak pihak yang terlibat dalam rantai pasok, tentu kolaborasi yang sejalan akan menunjang peningkatan efisiensi. Misalnya, perusahaan Anda berkolaborasi dengan pihak pemasok bahan baku dalam hal penyediaan layanan transportasi yang dikhususkan sehingga pengiriman bisa lebih terjamin.

Kerja sama ini memang bukan hal yang selalu mudah dilakukan, tetapi dapat memberikan penghematan yang signifikan dan peningkatan dalam hal kinerja. Strategi ini juga dapat mengantisipasi perubahan yang ada berdasarkan keadaan pasar, misalnya saja kondisi pandemi yang berimbas terhadap segala aspek industri.

Kelebihan lainnya dari strategi ini adalah adanya pembagian biaya dan risiko sehingga tidak dibebankan pada satu pihak saja. Oleh karena itu, dibutuhkan komunikasi dan kesepakatan yang jelas tentang prioritas dan tujuan setiap kolaborasi supaya strategi kolaboratif ini dapat berjalan secara imbang dan beriringan.

Cari tahu lebih banyak tentang Supply Chain Management dengan mengikuti berbagai pelatih. Salah satunya Program Supply Chain Management dari prasmul eli. Anda bisa mendapatkan berbagai ilmu tentang strategi purchasing hingga seleksi para supplier.

Supply chain management (manajemen rantai pasok) merupakan sebuah istilah yang merujuk pada serangkaian strategi dan aktivitas bisnis terkait aliran barang dan jasa yang diproduksi. Kegiatan ini mencakup perencanaan, pemasokan, produksi, distribusi barang dan jasa, hingga diterima oleh konsumen.

Dengan pengelolaan yang tepat, usaha atau bisnis yang Anda jalankan akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi sebab rantai pasokan yang dioptimalkan menghasilkan biaya yang lebih rendah dan siklus produksi yang lebih cepat. Setiap unit bisnis atau usaha memiliki strategi manajemen yang berbeda-beda, menyesuaikan dengan penawaran dan permintaan. 

Oleh karena itu, Anda sebagai pelaku usaha perlu mengetahui komponen dan tahapan supply chain management sesuai dengan kebutuhan industri dan perkembangan bisnis Anda. Tulisan kali ini akan membahas hal-hal berkaitan dengan supply chain management dan penerapannya dalam bisnis.

 

Manfaat Supply Chain Management

Dirangkum dari buku Sukses Supply Chain Management (Willem, 2019), penerapan SCM yang tepat akan memberi dampak positif terhadap peningkatan keuntungan dan pertumbuhan perusahaan. Berikut manfaatnya.

1. Kepuasan Konsumen

Kepuasan terhadap barang atau jasa yang dipesan menjadikan konsumen bersedia dalam jangka waktu panjang. Untuk menjadikan konsumen agar tetap setia, pihak Anda selaku produsen harus puas dengan pelayanan yang diberikan.

2. Meningkatkan Pendapatan

Banyaknya konsumen yang setia, ditambah lagi dengan banyaknya mitra perusahaan, berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan secara menyeluruh. Barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan Anda tidak akan percuma karena diminati oleh pelanggan.

3. Menurunkan Biaya

Pengelolaan supply chain yang tepat akan menghasilkan penurunan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk distribusi berkat tercapainya pengintegrasian barang atau jasa perusahaan kepada konsumen akhir. 

4. Pemanfaatan Aset Lebih Tinggi

Aset perusahaan utama, yaitu sumber daya manusia, akan semakin terlatih dan terampil sehingga mampu memberdayakan penggunaan teknologi demi memenuhi pelaksanaan supply chain yang lancar. 

5. Peningkatan Laba

Meningkatnya jumlah konsumen setia produk yang dihasilkan perusahaan Anda akan berdampak pada meningkatnya keuntungan perusahaan.

6. Perusahaan Semakin Besar

Dari keuntungan yang lambat laun meningkat, perusahaan akan semakin maju dan berkembang sehingga tumbuh lebih kuat.

 

Komponen Dasar Supply Chain Management

Dirangkum dari Journal Management Governance 13 (Worthen & Wailgum, 2008), penerapan supply chain management memiliki beberapa komponen dasar sebagai berikut.

1. Perencanaan (Plan)

Keberhasilan manajemen rantai pasok berawal dari proses penentuan strategi oleh pelaku bisnis. Proses perumusan strategi yang tepat bertujuan pada tercapainya efisiensi dan efektivitas biaya dan terjaminnya kualitas produk yang dihasilkan hingga sampai di tangan konsumen.

2. Sumber (Source)

Perusahaan harus memilih supplier bahan baku yang kredibel dan sanggup mendukung proses produksi yang dilakukan. Maka dari itu, pihak Anda harus dapat menetapkan harga, mengelola pengiriman dan pembayaran bahan baku, serta menjaga dan meningkatkan hubungan bisnis dengan supplier.

3. Pembuatan (Make)

Pihak Anda harus melakukan penyusunan jadwal aktivitas yang dibutuhkan dalam proses produksi, uji coba produk, pengemasan, dan persiapan pengiriman produk. Ini adalah tahap paling penting sehingga perusahaan Anda juga harus dapat melakukan pengukuran kualitas, output produksi, dan produktivitas pekerja.

4. Pengiriman (Deliver)

Komponen ini mengharuskan perusahaan dapat memenuhi pesanan dari permintaan konsumen, mengelola jaringan gudang penyimpanan, memilih dan memilah distributor untuk menyerahkan produk ke konsumen, serta mengatur sistem pembayaran yang memudahkan.

5. Pengembalian (Return)

Pengelola supply chain management harus membuat jaringan yang fleksibel dan responsif untuk mengatasi adanya keluhan atau aduan dan pengembalian produk cacat dari konsumen. 

 

Tahapan Supply Chain Management dalam Bisnis

Penerapan SCM dalam bisnis mencakup enam tahapan dalam bisnis. Berikut ini penjelasannya.

1. Pelanggan (Customer)

Proses manajemen rantai pasok dimulai dari konsumen yang memesan barang. Dalam proses pemesanan ini, pihak pelanggan akan memberikan informasi yang berhubungan dengan produk tersebut, seperti jumlah pesanan dan tanggal pengiriman.

2. Persiapan (Planning)

Setelah pesanan diterima, perusahaan Anda dapat membuat strategi atau rencana produksi untuk memenuhi pesanan tersebut. Tim produksi bertanggung jawab dalam menyediakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

3. Transaksi (Purchasing)

Tahapan ini mencakup pembelian bahan baku produk yang dilakukan setelah ada perincian rencana produksi. Tim pembelian akan menghubungi pihak pemasok untuk pembelian bahan baku dan pendukung serta mencatat tanggal penerimaan dan jumlah bahan baku yang dibeli.

4. Bahan Baku (Inventory)

Setelah bahan baku dibeli, akan dilakukan pemeriksaan kualitas. Jika kualitasnya telah memenuhi syarat yang ditentukan, bahan baku tersebut akan disimpan di dalam gudang penyimpanan untuk kemudian diolah.

5. Produksi (Production)

Langkah ini meliputi proses pengolahan bahan baku dan pendukung untuk dijadikan sebagai produk sesuai dengan pesanan konsumen. Setelah melewati proses produksi, barang akan kembali disimpan terlebih dulu dalam gudang untuk disiapkan menuju tahap berikutnya.

6. Pengiriman (Delivery)

Tahap terakhir dalam SCM adalah pengiriman barang dari pabrik untuk didistribusikan kepada konsumen yang telah memesan produk. Tugas utama kurir adalah memastikan bahwa setiap barang terkirim sesuai dengan keadaan, jumlah, dan tanggal yang telah dipesan.

 

Contoh Strategi Supply Chain untuk Bisnis

Berikut strategi supply chain yang bisa diterapkan dalam sebuah bisnis:

1. Pengelolaan Berdasarkan Permintaan

Salah satu aspek yang dicakup SCM adalah konsumen. Ini berarti sangat penting untuk melihat data historis tentang apa yang dibutuhkan pelanggan dan memberikan informasi tersebut kepada seluruh pihak terkait dalam rantai pasokan.

Dengan begitu, siklus dapat berjalan lebih efisien. Perusahaan Anda juga akan lebih dapat mengantisipasi permintaan pelanggan di masa depan.

Meski demikian, strategi ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk diadopsi dan mendapatkan angka yang akurat adalah hal yang rumit. Ditambah lagi, analisis dari angka-angka tersebut dapat ditafsirkan dengan cara yang berbeda-beda sehingga akan mengarah pada potensi yang bias alias ketidakpastian.

2. Pengelolaan Tangkas Berdasarkan Keadaan

Strategi rantai pasok ini berfokus pada perubahan di pasar, ketersediaan material, fluktuasi musiman, dan permintaan konsumen serta bagaimana perusahaan Anda dengan gesit menyikapinya. Jika strategi ini dapat Anda terapkan dengan tepat, dalam rantai pasok siklus akan berjalan lebih efisien dan efektif.

Misalnya, perusahaan membeli sebagian bahan jadi lalu secara sigap melakukan produksi disertai dengan penyesuaian sebagai respons terhadap kondisi pasar saat ini. Strategi ini bisa dengan baik dilakukan jika produk dapat dilakukan modifikasi dengan cepat atau memiliki masa pakai yang singkat. 

Strategi ini tidak dapat Anda terapkan untuk segala situasi. Penerapannya tidak akan cocok apabila perusahaan Anda lebih memerlukan perencanaan sumber daya jangka panjang. Alih-alih mengirit, hal yang terjadi bisa saja meningkatkan pemborosan dan inefisiensi.

3. Pengelolaan Rantai Pasok Kolaboratif

Mengingat ada banyak pihak yang terlibat dalam rantai pasok, tentu kolaborasi yang sejalan akan menunjang peningkatan efisiensi. Misalnya, perusahaan Anda berkolaborasi dengan pihak pemasok bahan baku dalam hal penyediaan layanan transportasi yang dikhususkan sehingga pengiriman bisa lebih terjamin.

Kerja sama ini memang bukan hal yang selalu mudah dilakukan, tetapi dapat memberikan penghematan yang signifikan dan peningkatan dalam hal kinerja. Strategi ini juga dapat mengantisipasi perubahan yang ada berdasarkan keadaan pasar, misalnya saja kondisi pandemi yang berimbas terhadap segala aspek industri.

Kelebihan lainnya dari strategi ini adalah adanya pembagian biaya dan risiko sehingga tidak dibebankan pada satu pihak saja. Oleh karena itu, dibutuhkan komunikasi dan kesepakatan yang jelas tentang prioritas dan tujuan setiap kolaborasi supaya strategi kolaboratif ini dapat berjalan secara imbang dan beriringan.

Cari tahu lebih banyak tentang Supply Chain Management dengan mengikuti berbagai pelatih. Salah satunya Program Supply Chain Management dari prasmul eli. Anda bisa mendapatkan berbagai ilmu tentang strategi purchasing hingga seleksi para supplier.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia