Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

5 Cara Wujudkan Inisiatif Produk


05 June 2023
Banner-Article-Mei-8 (1).jpg

Tujuan atau objektif yang jelas dari proses pembuatan maupun pengembangan produk/fitur memang penting. Namun, membuat inisiatif produk berbasis tujuan ada kalanya tidak semudah yang dibayangkan. 

Visi produk yang kuat dapat membuat tim produk Anda fokus pada tujuan bisnis atau objektif dari pengembangan produk itu sendiri. Namun tanpa tujuan strategis dan inisiatif produk, Anda akan kesulitan untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan. 

Pada dasarnya, strategi produk bertumpu pada tiga komponen inti:

  • Visi produk: inti dari apa yang akan dibangun dan bayangan tentang peran atau fungsi produk di masa depan.
  • Tujuan produk: tujuan terukur yang dapat dicapai dalam kerangka waktu tetap dan langkah-langkah rencana yang akan membantu Anda mencapai visi produk.
  • Inisiatif produk berbasis tujuan: Upaya dan pekerjaan dengan rencana terperinci yang akan Anda selesaikan untuk mencapai setiap tujuan.

Dengan menetapkan inisiatif produk berbasis tujuan, Anda dapat menjaga tim produk untuk tetap pada rencana yang telah disepakati dan lebih mudah meyakinkan pemangku kepentingan tentang potensi bisnis produk. Selain itu, hal ini juga berguna dalam menjamin produk atau fitur yang akan dirilis agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

Apa itu inisiatif produk berbasis tujuan?

Inisiatif produk adalah tahapan investasi utama atau terfokus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan produk Anda. Umumnya, tujuan produk secara umum ditetapkan terlebih dulu, lalu akan dikaitkan dengan inisiatif produk berbasis tujuan. Tahap tersebut dapat dilanjutkan dengan mengelompokkan fitur atau tahapan rencana di bawah setiap inisiatif produk. Dengan begitu, Anda dapat memprioritaskan pekerjaan yang dianggap mampu memberikan nilai paling besar untuk pengguna dan berkontribusi pada bisnis. Pengorganisasian kepentingan strategis seperti ini dapat mengurangi pekerjaan yang tidak selaras dengan visi produk dan menjaga rencana agar sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Kerangka waktu untuk inisiatif produk berbasis tujuan akan bervariasi tergantung pada ruang lingkup, kapasitas tim, dan faktor lainnya. Menyelaraskan garis waktu inisiatif dengan periode perencanaan strategis dapat diturunkan ke dalam tujuan setengah tahunan atau triwulanan. Setiap inisiatif produk biasanya mencakup beberapa rilis atau sprint dan pengalaman atau saran dari pengguna.

Cara untuk membuat inisiatif produk berbasis tujuan

Langkah pertama untuk mengubah rencana produk Anda menjadi kenyataan adalah menetapkan tujuan yang tepat. Secara lebih detail, berikut lima cara membuat inisiatif produk berbasis tujuan.

1. Mulailah dengan visi perusahaan dan produk

Hubungkan kembali visi produk dengan visi organisasi untuk memahami bagaimana produk yang akan dikembangkan dapat membantu perusahaan mencapai tujuan bisnis. Jadikan visi produk tersebut sebagai jembatan antara kebutuhan bisnis dan menjawab kebutuhan pengguna.

Gunakan pernyataan visi perusahaan dan produk untuk merefleksikan tujuan mana yang akan memenuhi kebutuhan pengguna, namun di saat yang bersamaan mampu meraih tujuan bisnis.

2. Dapatkan masukan sebanyak mungkin

Cara membuat inisiatif produk berbasis tujuan yang kedua adalah dengan menampung masukan sebanyak dan seberagam mungkin mengenai produk yang akan dirilis. Menetapkan tujuan produk tidak boleh ditentukan tanpa campur tangan dari pemangku kepentingan lain yang terkait. Semakin banyak Anda berkolaborasi secara lintas fungsi dengan anggota tim yang berbeda, tujuan produk yang akan dikembangkan akan semakin menyeluruh.

Dapatkan masukan pemangku kepentingan untuk memastikan tujuan Anda sesuai dengan tujuan dan metrik bisnis utama. Selain itu, pertimbangkan pula berbagai pandangan dari tim produk Anda untuk memastikan pengembangan produk agar tetap pada rencana strategis.

Penting juga bagi Anda untuk memanfaatkan input pengguna dalam menetapkan tujuan berdasarkan informasi data. Perangkat lunak yang mampu merekam pengalaman produk memungkinkan Anda melihat gambaran tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk. Melalui data ini, Anda dapat melakukan riset lebih lanjut, seperti dengan wawancara maupun survei saran pengguna.

3. Bersikap objektif dan spesifik

Membuat inisiatif produk berbasis tujuan dengan metode  SMART (Specific, Measurable, Actionable, Realistic, dan Time-Bound) mungkin terdengar klise. Namun, sering kali metode ini memiliki persentase keberhasilan yang tinggi.

Sertakan metrik secara spesifik dalam pengembangan inisiatif produk berbasis tujuan. Dengan begitu, kemajuan dan keberhasilan dari rencana yang telah dieksekusi dapat terukur dan terdefinisi. Spesifik juga berarti menentukan tenggat waktu secara jelas dalam pekerjaan yang akan dilakukan oleh tim produk.

4. Temukan titik tengah antara ambisi dan realita

Menemukan titik tengah antara ambisi dan realita adalah salah satu cara membuat inisiatif produk berbasis tujuan yang penting untuk dipertimbangkan. Benar bahwa inisiatif produk harus cukup ambisius untuk menjawab kepuasan pelanggan dan mencapai target bisnis. Namun, target yang ingin dicapai pun harus cukup realistis. Menetapkan tujuan dikembangkannya produk yang terlalu ambisius, lalu gagal dan tidak mencapai target dapat berdampak negatif terhadap bisnis. Sebagai contoh, kondisi ini dapat menurunkan motivasi tim, mengikis kepercayaan pemangku kepentingan lainnya, dan bahkan mengecewakan pengguna hingga menurunnya produktivitas.

Masukan dari tim Product Engineers, tim pemasaran dan penjualan dapat membantu Anda menyeimbangkan antara ambisi dengan realita saat menetapkan sasaran produk. Dengan begitu, implementasi rencana dan target dapat lebih mudah terwujud.

5. Utamakan kebutuhan pengguna

Kebutuhan pengguna yang beragam, idealnya mampu mendorong inisiatif produk berbasis tujuan. Lakukan riset berkelanjutan untuk terus memperdalam data tentang interaksi antara pengguna dengan produk Anda. Catat apa yang mereka suka, tidak suka, dan inginkan atau harapkan. Anda harus terus mendengarkan masukan dari pelanggan untuk memastikan tujuan produk dan bisnis agar tetap relevan dengan pengalaman produk dan kebutuhan mereka.

Proses dan cara membuat inisiatif produk berbasis tujuan bukanlah merupakan proses yang instan. Komunikasi terbuka dan kerjasama lintas fungsi perlu terus didorong agar strategi implementasi produk selalu berkesinambungan. Kelima tips membuat inisiatif produk berbasis tujuan yang telah dijabarkan di atas hanyalah sebatas gambaran besar dari detail pekerjaan strategis yang sesungguhnya. Dengan mengimplementasikan kelima langkah ini, dapat memperbesar keberhasilan terwujudnya tujuan produk dan target bisnis yang selaras dengan kepuasan pelanggan.

ARTIKEL TERKAIT
Banner-Article-July-No.12.jpg
Apa Itu Scrum Master? Peran dalam Bisnis dan Skill yang Dibutuhkan
26 July 2024

Scrum Master adalah profesional yang berperan penting dalam implementasi kerangka kerja Scrum, sebuah metodologi dalam manajemen proyek Agile. 

Mereka bertanggung jawab untuk memfasilitasi dan memastikan efektivitas tim dalam menjalankan prinsip-prinsip Scrum. 

Artikel ini akan membahas definisi Scrum Master secara lebih mendalam, menjelaskan peran-peran yang mereka jalankan, serta menguraikan keterampilan-keterampilan esensial yang diperlukan untuk menjadi seorang Scrum Master.

Apa Itu Scrum Master?

Scrum Master adalah sebuah posisi pekerjaan atau peran dalam dunia pengembangan perangkat lunak, terutama yang menerapkan metodologi Scrum.

Scrum Master memiliki peran khusus dalam tim pengembangan yang bertanggung jawab untuk memfasilitasi dan memastikan penerapan metodologi Scrum dengan efektif.

Seorang Scrum Master biasanya bekerja sama dengan tim pengembangan untuk membantu mereka menjalankan proses Scrum secara konsisten. 

Mereka juga berinteraksi dengan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya untuk memastikan transparansi dan komunikasi yang baik sepanjang proses pengembangan.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun Scrum Master memiliki tanggung jawab dalam mengelola proses Scrum, mereka tidak bertindak sebagai manajer proyek yang mengontrol anggaran atau sumber daya. 

Fokus utama mereka adalah memastikan bahwa tim dapat bekerja secara efisien dan adaptif dalam mencapai tujuan proyek dengan memanfaatkan prinsip-prinsip Agile dan Scrum.

Supaya lebih mudah dipahami, bayangkan sebuah tim sedang membuat aplikasi ponsel baru. Maka, Scrum Master akan melakukan hal-hal seperti di bawah ini:

  1. Memastikan semua orang dalam tim tahu apa yang harus mereka kerjakan.
  2. Mengadakan pertemuan singkat setiap hari untuk membahas kemajuan dan masalah.
  3. Membantu menyelesaikan masalah yang menghambat pekerjaan tim.
  4. Mengajarkan cara-cara baru untuk bekerja lebih efisien.
  5. Melindungi tim dari gangguan luar yang bisa menghambat pekerjaan.

Scrum Master tidak mengatur apa yang harus dikerjakan tim atau bagaimana cara mengerjakannya. Scrum Master lebih fokus pada bagaimana tim bisa bekerja sama dengan baik.

Peran dari Scrum Master

Scrum Master adalah seorang fasilitator dan pemimpin yang memastikan tim pengembangan perangkat lunak menerapkan metodologi Scrum dengan efektif. 

Tugas utama mereka meliputi mengatur dan memfasilitasi pertemuan Scrum, menghilangkan hambatan yang menghalangi kemajuan tim, dan memastikan bahwa prinsip-prinsip Scrum dipatuhi. 

Berikut adalah tugas-tugas utama seorang Scrum Master:

1. Membantu Tim Scrum:

  • Mengajarkan anggota tim untuk bekerja secara mandiri dan saling membantu.
  • Membantu tim menghasilkan bagian-bagian produk yang berkualitas tinggi dan sesuai standar.
  • Menghilangkan hal-hal yang menghalangi kemajuan tim.
  • Memastikan semua pertemuan penting seperti daily standup dan sprint planning berjalan dengan baik dan sesuai jadwal.

2. Membantu Product Owner:

  • Membantu Product Owner membuat tujuan produk yang jelas dan mengelola daftar tugas yang perlu diselesaikan.
  • Membantu tim memahami tugas-tugas yang perlu dikerjakan dengan jelas.
  • Membantu Product Owner merencanakan pengembangan produk berdasarkan data dan pengalaman.
  • Membantu Product Owner berkomunikasi dan bekerja sama dengan pihak lain yang terlibat dalam proyek.

3. Mendukung Organisasi:

  • Melatih karyawan dan pemangku kepentingan dalam menggunakan Scrum.
  • Membantu orang-orang dalam organisasi memahami pentingnya menggunakan data dan bukti nyata dalam pekerjaan mereka.
  • Menghilangkan hambatan komunikasi antara tim Scrum dan pemangku kepentingan.

Skill yang Dibutuhkan oleh Scrum Master

Scrum Master adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk memastikan tim bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan proyek. 

Untuk menjadi seorang Scrum Master yang andal, diperlukan serangkaian keterampilan khusus yang memadukan aspek kepemimpinan, komunikasi, dan pemecahan masalah. 

Berikut adalah keterampilan-keterampilan penting yang harus dimiliki oleh seorang Scrum Master:

1. Kemampuan Memimpin

Scrum Master harus bisa memimpin tim, tapi bukan dalam artian seperti bos yang suka memerintah. 

Namun, lebih seperti teman yang membantu tim bekerja sama dengan baik. Misalnya dengan membantu tim, memfasilitasi tim, dan mendukung setiap anggota untuk berkembang. 

Dengan gaya kepemimpinan seperti ini akan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendorong kreativitas serta inovasi dalam tim.

2. Pintar Berkomunikasi

Kemampuan berkomunikasi yang jelas dan transparan sangat penting bagi seorang Scrum Master. 

Mereka harus mampu menyampaikan informasi tentang status proyek, tujuan, dan hambatan kepada semua anggota tim dan pemangku kepentingan. 

3. Empati

Scrum Master perlu memiliki empati tinggi untuk memahami tantangan yang dihadapi tim. 

Anda harus bisa memberikan dukungan emosional dan motivasi, terutama saat tim menghadapi kesulitan. 

Jika Anda memiliki kemampuan ini, tentu akan dapat membantu membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat dalam tim.

4. Kemampuan Problem Solving

Saat tim menghadapi kesulitan, Scrum Master harus bisa membantu mencari jalan keluarnya.

Oleh karena itu, Anda harus memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik. 

Mulai dari mengidentifikasi akar masalah, menganalisis situasi, dan menemukan solusi yang efektif untuk menjaga tim tetap produktif.

5. Adaptabilitas

Scrum Master harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan tim dan proyek. 

Misalnya, kalau ada cara kerja baru, Anda harus cepat belajar dan tidak kaku.

6. Keterampilan Fasilitasi

Scrum Master bertanggung jawab untuk memfasilitasi berbagai pertemuan, seperti daily stand-up, sprint planning, dan retrospective. 

Mereka harus memastikan pertemuan-pertemuan ini berjalan lancar, fokus, dan menghasilkan outcome yang diinginkan. 

7. Coaching dan Mentoring

Salah satu peran utama Scrum Master adalah menjadi coach dan mentor bagi anggota tim. 

Mereka harus mampu membimbing tim untuk terus meningkatkan kinerja dan memahami nilai-nilai Agile dengan lebih baik.

8. Pengetahuan Teknis

Meskipun tidak wajib, memiliki latar belakang teknis bisa sangat bermanfaat bagi Scrum Master, terutama ketika bekerja dengan tim pengembangan. 

Pemahaman teknis membantu Anda lebih mengerti tantangan yang dihadapi tim dan dapat berkomunikasi lebih efektif dengan anggota tim teknis.

9. Manajemen Waktu

Scrum Master harus memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik untuk memastikan tim tetap on track dan mencapai tujuan sprint. 

Mulai dari membantu tim dalam estimasi waktu, memprioritaskan tugas, dan mengelola backlog produk.

Dengan menguasai keterampilan-keterampilan ini, seorang Scrum Master dapat secara efektif memimpin tim mereka.  

Namun perlu diingat bahwa menjadi Scrum Master yang andal adalah proses pembelajaran berkelanjutan. 

Terus mengasah keterampilan ini dan tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru dalam metodologi Agile akan membantu Scrum Master untuk terus berkembang.

Jika Anda ingin meningkatkan kemampuan Anda dan membawa tim menuju kesuksesan, bergabunglah dengan program Agile with Scrum dari prasmul-eli. 

Dengan mengikuti program Agile with Scrum, Anda akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang konsep Agile, menguasai kerangka kerja Scrum, dan meningkatkan kemampuan melalui simulasi.

Daftar program Agile with Scrum sekarang!

Banner-Article-July-No.10.jpg
Definisi Fishbone Diagram, Struktur, dan Langkah Membuatnya!
23 July 2024

Fishbone diagram adalah alat analisis visual yang bisa mengurai masalah kompleks menjadi komponen-komponen yang lebih mudah dikelola, mengidentifikasi akar penyebab, dan akhirnya menemukan solusi yang tepat.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang fishbone diagram, mulai dari definisi, struktur, kapan penggunaannya yang tepat, hingga langkah-langkah detail dalam pembuatannya.

Definisi Fishbone Diagram 

Fishbone diagram adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memvisualisasikan penyebab potensial dari sebuah masalah atau efek tertentu. 

Nama "Fishbone" atau tulang ikan berasal dari bentuk diagram yang menyerupai kerangka ikan.

Diagram ini membantu tim untuk secara sistematis menguraikan berbagai faktor yang mungkin menyebabkan masalah tersebut. Sehingga memudahkan identifikasi akar penyebab dan solusi yang tepat. 

Fishbone diagram banyak digunakan dalam manufaktur, layanan industri, pengembangan produk, dan masih banyak lagi. 

Fishbone diagram memiliki beberapa keunggulan:

  1. Memungkinkan analisis yang sistematis dan terstruktur.
  2. Mendorong pemikiran kreatif dan brainstorming.
  3. Memvisualisasikan hubungan antara berbagai penyebab.
  4. Membantu mengidentifikasi area yang memerlukan pengumpulan data lebih lanjut.
  5. Meningkatkan pemahaman tim terhadap kompleksitas masalah.

Struktur Fishbone Diagram 

Fishbone diagram adalah alat visual yang sangat berguna untuk menganalisis akar penyebab suatu masalah. 

Struktur diagram ini mirip dengan kerangka ikan, yang terdiri dari dua bagian utama:

1. Kepala Ikan: Pokok Permasalahan

Bagian kepala ikan merupakan tempat untuk menuliskan pokok permasalahan atau akibat yang sedang dianalisis. 

Di sini, Anda bisa menjelaskan secara singkat apa masalah yang terjadi, kapan terjadinya, dan rincian lain yang relevan. 

Misalnya, "Penurunan penjualan produk X sebesar 30% dalam 3 bulan terakhir".

2. Tulang Ikan: Faktor-faktor Penyebab

Tulang-tulang ikan yang menyangga badan dan sirip ikan merepresentasikan berbagai faktor penyebab yang berkontribusi pada masalah utama. 

Umumnya, ada enam kategori utama yang digunakan atau dikenal dengan istilah "6M":

a. Method (Metode): Berkaitan dengan operasi perusahaan, termasuk proses produksi, pemasaran, dan distribusi.

b. Manpower (Sumber Daya Manusia): Faktor-faktor yang berhubungan dengan karyawan, seperti keterampilan, jumlah tenaga kerja, atau masalah kinerja.

c. Material (Bahan): Meliputi masalah yang berkaitan dengan bahan baku, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun penyimpanan.

d. Machine (Mesin): Mencakup masalah yang berhubungan dengan peralatan dan mesin yang digunakan dalam proses produksi atau operasi.

e. Measurement (Pengukuran): Berkaitan dengan aspek-aspek pengukuran dan perhitungan, seperti kesalahan input data atau masalah dalam sistem pengukuran kinerja.

f. Mother Nature (Lingkungan): Faktor-faktor eksternal yang sulit dikontrol, seperti kondisi cuaca, bencana alam, atau situasi pandemi.

Kapan Waktu yang Tepat Menggunakan Fishbone Diagram

Fishbone diagram sangat berguna dalam situasi-situasi berikut:

1. Mengidentifikasi Penyebab Masalah

Anda bisa menggunakan fishbone diagram ketika memiliki masalah yang kompleks dan ingin mengetahui penyebab utamanya.

Pasalnya, fishbone diagram dapat membantu memecah masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga lebih mudah dianalisis.

2. Membantu Proses Brainstorming

Diagram ini membantu saat Anda dan tim sedang melakukan sesi brainstorming untuk menemukan berbagai kemungkinan penyebab suatu masalah.

Diagram ini menyediakan struktur, sehingga ide-ide dapat dikategorikan dengan rapi.

3. Mencegah Pemikiran yang Stagnan

Ketika tim Anda cenderung terjebak dalam pola pikir yang sama atau solusi yang sama berulang kali, diagram ini akan membantu.

Diagram ini mendorong untuk melihat masalah dari berbagai sudut dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin terlewatkan.

4. Mengorganisasi Informasi yang Kompleks

Ketika Anda memiliki banyak informasi tentang suatu masalah dan perlu mengorganisasinya dengan cara yang logis dan sistematis. 

Fishbone diagram membantu mengelompokkan penyebab ke dalam kategori yang jelas.

5. Meningkatkan Kualitas Produk atau Proses

Saat Anda ingin meningkatkan kualitas produk dan perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hasil akhir. 

Diagram ini sering digunakan dalam quality management untuk menemukan dan mengatasi penyebab cacat atau ketidaksesuaian.

6. Menganalisis Data

Ketika Anda memiliki data yang menunjukkan bahwa ada masalah, tetapi Anda tidak yakin apa yang menyebabkannya. 

Diagram ini membantu menghubungkan data dengan penyebab potensial.

Langkah Membuat Fishbone Diagram

Membuat fishbone diagram melibatkan beberapa langkah yang terstruktur. Mengutip Coursera, berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk membuat fishbone diagram yang efektif:

  1. Merumuskan Pernyataan Masalah 

Langkah pertama dan paling krusial adalah mendefinisikan masalah dengan jelas.

Pernyataan masalah ini akan menjadi "kepala ikan" dalam diagram. Letakkan pernyataan ini di sisi kanan dengan panah mengarah padanya. 

Penting untuk memastikan bahwa seluruh tim setuju dengan definisi masalah ini, karena akan menjadi fokus dari seluruh analisis.

  1. Menentukan Kategori Penyebab Utama 

Selanjutnya, identifikasi kategori-kategori penyebab utama yang akan membentuk "tulang" utama dari diagram. 

Kategori ini bervariasi tergantung pada industri dan masalah yang dihadapi. 

Misalnya, dalam industri manufaktur, kategori umum bisa mencakup:

  • Sumber Daya Manusia
  • Peralatan dan Mesin
  • Proses dan Prosedur
  • Bahan Baku
  • Faktor Lingkungan
  • Prosedur Pengukuran

Lakukan sesi brainstorming dengan tim untuk menentukan kategori yang paling relevan dengan masalah Anda.

  1. Melakukan Brainstorming Penyebab 

Setelah kategori utama ditentukan, lakukan brainstorming untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin penyebab potensial. 

Dorong tim untuk berpikir secara luas dan mendalam, tanpa membatasi ide-ide yang muncul.

  1. Mengkategorikan Penyebab 

Setelah daftar penyebab terkumpul, kelompokkan penyebab-penyebab tersebut ke dalam kategori yang sesuai pada diagram. 

Penyebab-penyebab ini akan menjadi "tulang-tulang kecil" yang menghubungkan kategori dengan "tulang punggung" diagram.

  1. Menggali Sub-penyebab 

Untuk setiap penyebab yang teridentifikasi, gali lebih dalam dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan efektif seperti "Mengapa hal ini terjadi?" 

Proses ini akan menghasilkan lapisan-lapisan cabang atau "tulang" tambahan pada diagram. Sehingga membantu tim untuk memahami akar permasalahan dengan lebih komprehensif.

  1. Mengidentifikasi Akar Penyebab 

Langkah terakhir dan terpenting adalah mengidentifikasi akar penyebab dari masalah yang dinyatakan. 

Perhatikan penyebab-penyebab yang muncul paling sering dan yang muncul di lebih dari satu kategori. 

Penyebab-penyebab ini kemungkinan besar merupakan akar dari masalah yang sedang dianalisis.

Fishbone diagram adalah alat yang sangat efektif dalam menganalisis masalah dan pengambilan keputusan di berbagai industri. 

Dengan memahami struktur dan cara penggunaannya, Anda dapat meningkatkan kemampuan tim dalam mengidentifikasi akar penyebab masalah dan mengembangkan solusi yang tepat. 

Jika Anda ingin memperdalam pemahaman tentang manajemen proyek, kami mengundang Anda untuk mengikuti program The Real Project Management dari prasmul-eli.

Dalam program ini, Anda akan mempelajari berbagai aspek manajemen proyek, mulai dari perencanaan dan implementasi hingga manajemen risiko dan kepemimpinan. 

Daftar kelas The Real Project Management sekarang!

Banner-Article-Juni-DESTHINK.jpg
Pengertian Design Thinking serta Tujuan, Langkah, dan Prinsipnya
04 July 2024

Apakah Anda pernah merasa bingung saat ingin menyelesaikan sebuah masalah yang berfokus pada pengguna atau user? Tenang saja, ada pendekatan yang bisa membantu Anda keluar dari situasi tersebut, namanya adalah design thinking!

Design thinking bukan hanya untuk desainer grafis atau arsitek ya, tapi bisa digunakan oleh siapa pun yang ingin menemukan solusi kreatif untuk masalah apapun.

Sebuah studi menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang menerapkan design thinking secara konsisten memiliki keuntungan finansial hingga 50% lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing mereka yang tidak menerapkan pendekatan ini.

Lantas, apa itu design thinking?

Mari kita kupas tuntas pengertian design thinking, prinsip, tujuan, hingga langkah-langkahnya!

Apa Itu Design Thinking?

Design thinking adalah cara untuk memecahkan masalah dengan kreatif dan sistematis. Proses ini melibatkan lima fase yaitu empati (Empathize), definisi (Define), ideasi (Ideate), prototipe (Prototype), dan pengujian (Test). 

Menariknya, metode ini dikembangkan oleh para akademisi dan profesional kreatif dari institusi ternama seperti Stanford University, lho. 

Mereka menyadari bahwa untuk benar-benar menyelesaikan masalah, tidak bisa hanya mengandalkan logika semata. Melainkan, emosi dan empati juga turut berperan penting. 

Penelitian bahkan membuktikan bahwa ketika Anda berempati, kreativitas dapat melejit! 

Tujuan Design Thinking

Design thinking bisa membawa banyak manfaat bagi tim atau organisasi Anda, lho! Yuk, simak penjelasan di bawah ini:

  • Lebih memahami apa yang benar-benar dibutuhkan oleh user. 
  • Mencoba ide-ide baru secara bertahap sehingga risiko kegagalan lebih kecil.
  • Berpikir kreatif dan menciptakan solusi yang benar-benar baru.
  • Metode ini memungkinkan Anda untuk cepat belajar dari kesalahan sehingga bisa membuat perbaikan dengan lebih cepat.
  • Design thinking juga membuat kolaborasi di tim menjadi lebih baik.

Langkah-Langkah Design Thinking

Design thinking adalah konsep yang memberikan solusi kreatif dan inovatif. Metode ini tidak sekadar tentang menyelesaikan masalah, tetapi juga tentang merasakan dan memahami kebutuhan user secara lebih personal.

Bahkan menurut penelitian, tim yang menerapkan design thinking lebih mampu menemukan solusi yang inovatif dan memuaskan user.

Lalu, bagaimana langkah-langkah dalam design thinking? Berikut penjelasannya!

1. Empathize (empati)

Langkah pertama dalam proses design thinking adalah berempati. Artinya, Anda berusaha untuk memahami masalah dari sudut pandang user. 

Anda harus bisa merasakan apa yang dirasakan oleh user dan memahami perspektif mereka dengan lebih baik. Entah itu melalui wawancara, observasi, atau penelitian. 

Kenapa ini penting dilakukan?

Sebab dengan cara ini, Anda bisa menciptakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan sekadar mengandalkan dugaan semata. 

2. Define (definisi)

Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan (define). Setelah mengumpulkan informasi, saatnya Anda menganalisisnya. 

Rumuskan masalah yang jelas dan spesifik berdasarkan data yang dikumpulkan. Fase ini membantu Anda tetap fokus dalam mencari solusi.

 3. Ideate (ideasi)

Ideasi adalah fase di mana Anda bebas berimajinasi dan mengeluarkan semua ide yang ada di kepala. Tidak ada batasan dalam berideasi. 

Anda bisa menciptakan sebanyak mungkin ide, seaneh atau sebrilian apa pun itu. Anda juga bisa mengadakan sesi brainstorming untuk menghasilkan ide-ide baru dan inovatif. 

4. Prototype (prototipe)

Setelah itu, langkah keempat adalah membuat prototipe. Ambil beberapa ide terbaik Anda dan ciptakan prototipe atau model awal dari solusi tersebut.

Prototipe ini bisa berupa model fisik, mock-up digital, atau bahkan sketsa sederhana. Tujuannya untuk menguji konsep secara nyata dan mendapatkan feedback dari user, sebelum Anda menghabiskan banyak waktu dan sumber daya untuk mengembangkannya. 

5. Test (pengujian)

Terakhir, ada langkah fase pengujian (test). Ini adalah langkah di mana Anda menguji prototipe kepada user untuk melihat seberapa efektifnya dalam memecahkan masalah.

Dengan melakukan pengujian, Anda akan mendapatkan feedback dari user. Dengan begitu, Anda dapat menggunakan informasi ini untuk memperbaiki dan mengembangkan solusi Anda lebih lanjut.

Prinsip-Prinsip Design Thinking

Sekarang mari kita bahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam design thinking yang bisa membantu Anda menciptakan solusi yang kreatif dan bermanfaat bagi pengguna. Beberapa prinsip tersebut meliputi:

Peduli dengan user experience

Dalam design thinking, yang paling penting adalah memahami kebutuhan dan perasaan user. 

Anda harus mendengarkan apa yang mereka butuhkan dan bagaimana pengalaman mereka menggunakan produk atau layanan Anda. Ingat, pengguna itulah yang menjadi pusat inovasi, bukan teknologi.

Bekerjasama

Anda juga perlu bekerja sama dengan tim lain, seperti tim pemasaran dan desain. Dengan bekerja sama, Anda bisa mendapatkan ide-ide segar yang berguna untuk menciptakan solusi yang lebih baik.

Menghasilkan Ide dan Solusi

Setelah Anda mengerti masalahnya, saatnya untuk mengembangkan ide-ide kreatif. Jangan takut untuk berpikir out of the box dan mengeksplorasi berbagai ide yang mungkin terjadi. Ingat, semakin banyak ide, semakin baik!

Mencoba dan Memperbaiki

Design thinking tidak hanya tentang menghasilkan ide, tapi juga tentang menciptakan prototype, mengujinya, dan melakukan perbaikan berdasarkan feedback dari user. Proses ini mungkin akan berulang sampai Anda menemukan solusi yang tepat.

Terlibat secara Aktif

Terpenting adalah Anda harus terlibat secara aktif dalam menyelesaikan masalah. Daripada hanya berspekulasi tentang kebutuhan user, sebaiknya Anda berinteraksi langsung dengan user dan mendengarkan apa yang mereka butuhkan.

Siap Menghadapi Rintangan

Ingat, tidak semua hal akan berjalan mulus di awal. Kegagalan adalah bagian dari proses. Anda harus belajar dari kesalahan dan terus mencoba hal yang baru.

Fleksibel

Desain yang baik harus bisa beradaptasi dengan perubahan di masa depan. Anda harus siap untuk mengubah produk atau layanan Anda agar tetap relevan dengan kebutuhan user.

Sederhana

Produk yang sukses adalah produk yang sederhana dan mudah digunakan. Anda harus menghilangkan hal-hal yang tidak perlu agar produk lebih mudah dimengerti oleh user. 

 

Nah, itulah penjelasan lengkap tentang design thinking! Dengan pendekatan ini, Anda dapat menemukan solusi kreatif untuk berbagai masalah yang tengah dihadapi.

Jika Anda tertarik untuk belajar lebih dalam tentang design thinking dan mengembangkan keterampilan Anda dalam menciptakan solusi kreatif, jangan ragu untuk bergabung dengan program pelatihan kami! 

Kami menawarkan kelas yang didesain untuk membantu Anda memahami konsep design thinking secara lebih mendalam dan menerapkannya dalam praktik. 
Ingin mengikuti kelas “Design Thinking for Business Innovation”? Daftar di sini sekarang!