5 Faktor untuk Mengetahui Kompetisi dalam Berbisnis

02 May 2022

Teori Porter’s 5 Forces adalah sebuah metode dengan lima faktor utama yang digunakan untuk mengetahui kompetisi dari sebuah industri atau bisnis. Tujuan dari metode ini adalah mengidentifikasi daya tarik sebuah perusahaan yang dapat mempengaruhi keuntungan.

Bicara soal keuntungan, Anda bisa mengimplementasikan teori tersebut untuk melakukan pemetaan pada kondisi usaha atau bisnis. Berdasarkan teori yang dibuat oleh seorang Profesor Harvard, Michael E. Porter pada tahun 1979, berikut faktor-faktor penentu yang bisa mempengaruhi keuntungan produk dalam sebuah bisnis.

  1. Ancaman Pengganti (Threat of Substitutes)

Ancaman (produk/jasa) pengganti tidak bisa dianggap remeh. Terdapat beberapa perusahaan yang memiliki posisi terkuat di pasarnya sendiri atau bahkan menciptakan pasar monopoli. Walaupun sebuah perusahaan memiliki kekuatan pasar yang tidak tertandingi, tetapi masih bisa mendapatkan ancaman pengganti yang signifikan. 

Coca-Cola pernah mendapatkan tekanan dari konsumen yang sadar akan kesehatan tentang konsumsi minuman dengan kadar gula rendah. Munculnya berbagai macam air perisa dan jus menjadi minuman pengganti yang memberikan tekanan kepada Coca-Cola untuk berinovasi.

Meskipun masih mendominasi pasar minuman ringan, Coca-Cola perlahan mulai kehilangan pendapatan. Hal ini disebabkan oleh pilihan orang yang beralih untuk mengonsumsi minuman ringan yang lebih sehat seperti low sugar smoothies atau jus.

Dalam kasus ini, Coca-Cola bukanlah perusahaan monopoli dan sebagian besar faktor lain tidak berlaku kecuali ancaman pengganti yang menjadi faktor utama penentu. Hal ini tentu saja tidak luput dari perhatian perusahaan, yang memperluas variasi produk Diet Coke atau Zero Sugar.

Untuk perusahaan dengan posisi pasar yang kuat, ancaman pengganti mungkin salah satu masalah yang paling penting. Bisa dibilang, empat kekuatan lainnya cenderung kurang menjadi penentu di pasar yang memiliki konsentrasi persaingan yang padat.

  1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Ancaman pendatang baru mengacu betapa mudahnya mudahnya memasuki atau meninggalkan sebuah pasar atau dikenal pula dengan hambatan masuk dan keluar. Semakin mudah hambatan sebuah pasar, makin mudah pula pendatang untuk masuk dan memanfaatkan aspek baru.

Hl ini memang tidak menguntungkan bagi perusahaan manapun. Namun, faktor ini dapat membantu perusahaan yang sudah ada untuk memastikan bahwa mereka tetap proaktif dengan penawaran atau desain produk terbaru.

Ada enam bidang utama yang mengurangi ancaman pendatang baru dan menciptakan hambatan masuk yang signifikan. Ada banyak faktor lain yang berkontribusi, tetapi ini adalah yang utama:

  • Skala Ekonomi

Perusahaan baru tidak memiliki sumber daya yang sama untuk bersaing dalam harga dengan perusahaan yang sudah ada sehingga menghadirkan hambatan besar untuk masuk.

  • Pencitraan

Citra dari sebuah merek adalah hambatan lain yang sulit diatasi oleh pendatang baru. Setelah sebuah citra terbentuk dan dikenal luas, akan sulit mengalahkan bisnis dari sebuah merek yang telah terpercaya.

  • Persyaratan Modal

Beberapa industri memerlukan modal yang signifikan, seperti industri minyak, gas, atau perbankan. Pendatang baru membutuhkan jutaan bahkan milyaran untuk memulai usaha di bidang tersebut dengan kesuksesan yang tidak dapat dipastikan. Oleh karena itu, pendatang baru muncul terbatas pada bisnis dengan kebutuhan modal yang besar.

  • Teknologi Ekonomi

Teknologi dan keahlian industri tertentu sangat berharga bagi sebuah bisnis, tetapi juga menjadi sebuah hambatan yang sulit diatasi bagi pendatang baru. 

  • Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah dapat membatasi persaingan di pasar, baik dengan membuat undang-undang baru, atau mengenakan tarif/kuota pada barang yang masuk dari luar negeri. Keduanya membatasi persaingan dengan membuatnya lebih sulit secara teknis dan mahal untuk masuk ke pasar tersebut.

  • Hambatan Strategis

Di beberapa industri, perusahaan pertama yang ada memiliki citra baik dan posisi yang sangat menguntungkan. Namun, perusahaan yang sudah ada dapat menyingkirkan perusahaan baru dengan mudah menggunakan ‘penetapan harga predator’ yaitu mengendalikan supply chain dengan tujuan memberi harga yang lebih rendah untuk konsumen.

  1. Daya Tawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers)

Pembeli memiliki daya tawar yang signifikan jika ada beberapa penjual lain, namun hanya ada segelintir pembeli. Pembeli dapat menolak untuk membeli, namun penjual tidak dapat menolak penjualan. Akibatnya, pembeli memiliki kekuatan yang signifikan untuk mendikte harga yang bersedia mereka bayar – jika tidak, mereka akan membawa penawaran mereka ke penjual lain.

  1. Daya Tawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers)

Pemasok dapat mengerahkan kekuatan mereka dengan menaikkan harga, mengurangi kualitas, atau membatasi pasokan untuk dapat mengambil keuntungan dari pembeli. Mereka bisa menjadi lebih kuat jika daya tawar ini meluas ke bawah supply chain. 

Misalnya, produsen mungkin memiliki kekuasaan atas pengecer yang pada posisinya memiliki kekuasaan atas konsumen. Hasilnya akan terlihat atau berdampak pada biaya yang diteruskan melalui supply chain.

  1. Persaingan Kompetitif (Competitive Rivalry)

Persaingan kompetitif adalah persaingan yang menggunakan cara seperti persaingan harga, pengenalan produk, dan kampanye iklan. Persaingan ketat ini memberi tekanan, baik pada perusahaan baru atau yang sudah ada untuk menurunkan harga dan bersaing lebih agresif. Akibatnya, perusahaan yang ada dapat mengalami penurunan keuntungan karena kemungkinan penurunan harga demi memperebutkan posisi yang paling unggul untuk menarik pelanggan.

Makin lemah faktor-faktor tersebut memengaruhi perusahaan, semakin banyak kesempatan untuk mencapai keuntungan yang tinggi. Artinya, sebuah produk yang ditawarkan bisnis Anda memiliki daya tarik dan mampu bertahan di tengah kompetisi pasar yang kompetitif.

Teori Porter’s 5 Forces adalah sebuah metode dengan lima faktor utama yang digunakan untuk mengetahui kompetisi dari sebuah industri atau bisnis. Tujuan dari metode ini adalah mengidentifikasi daya tarik sebuah perusahaan yang dapat mempengaruhi keuntungan.

Bicara soal keuntungan, Anda bisa mengimplementasikan teori tersebut untuk melakukan pemetaan pada kondisi usaha atau bisnis. Berdasarkan teori yang dibuat oleh seorang Profesor Harvard, Michael E. Porter pada tahun 1979, berikut faktor-faktor penentu yang bisa mempengaruhi keuntungan produk dalam sebuah bisnis.

  1. Ancaman Pengganti (Threat of Substitutes)

Ancaman (produk/jasa) pengganti tidak bisa dianggap remeh. Terdapat beberapa perusahaan yang memiliki posisi terkuat di pasarnya sendiri atau bahkan menciptakan pasar monopoli. Walaupun sebuah perusahaan memiliki kekuatan pasar yang tidak tertandingi, tetapi masih bisa mendapatkan ancaman pengganti yang signifikan. 

Coca-Cola pernah mendapatkan tekanan dari konsumen yang sadar akan kesehatan tentang konsumsi minuman dengan kadar gula rendah. Munculnya berbagai macam air perisa dan jus menjadi minuman pengganti yang memberikan tekanan kepada Coca-Cola untuk berinovasi.

Meskipun masih mendominasi pasar minuman ringan, Coca-Cola perlahan mulai kehilangan pendapatan. Hal ini disebabkan oleh pilihan orang yang beralih untuk mengonsumsi minuman ringan yang lebih sehat seperti low sugar smoothies atau jus.

Dalam kasus ini, Coca-Cola bukanlah perusahaan monopoli dan sebagian besar faktor lain tidak berlaku kecuali ancaman pengganti yang menjadi faktor utama penentu. Hal ini tentu saja tidak luput dari perhatian perusahaan, yang memperluas variasi produk Diet Coke atau Zero Sugar.

Untuk perusahaan dengan posisi pasar yang kuat, ancaman pengganti mungkin salah satu masalah yang paling penting. Bisa dibilang, empat kekuatan lainnya cenderung kurang menjadi penentu di pasar yang memiliki konsentrasi persaingan yang padat.

  1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Ancaman pendatang baru mengacu betapa mudahnya mudahnya memasuki atau meninggalkan sebuah pasar atau dikenal pula dengan hambatan masuk dan keluar. Semakin mudah hambatan sebuah pasar, makin mudah pula pendatang untuk masuk dan memanfaatkan aspek baru.

Hl ini memang tidak menguntungkan bagi perusahaan manapun. Namun, faktor ini dapat membantu perusahaan yang sudah ada untuk memastikan bahwa mereka tetap proaktif dengan penawaran atau desain produk terbaru.

Ada enam bidang utama yang mengurangi ancaman pendatang baru dan menciptakan hambatan masuk yang signifikan. Ada banyak faktor lain yang berkontribusi, tetapi ini adalah yang utama:

  • Skala Ekonomi

Perusahaan baru tidak memiliki sumber daya yang sama untuk bersaing dalam harga dengan perusahaan yang sudah ada sehingga menghadirkan hambatan besar untuk masuk.

  • Pencitraan

Citra dari sebuah merek adalah hambatan lain yang sulit diatasi oleh pendatang baru. Setelah sebuah citra terbentuk dan dikenal luas, akan sulit mengalahkan bisnis dari sebuah merek yang telah terpercaya.

  • Persyaratan Modal

Beberapa industri memerlukan modal yang signifikan, seperti industri minyak, gas, atau perbankan. Pendatang baru membutuhkan jutaan bahkan milyaran untuk memulai usaha di bidang tersebut dengan kesuksesan yang tidak dapat dipastikan. Oleh karena itu, pendatang baru muncul terbatas pada bisnis dengan kebutuhan modal yang besar.

  • Teknologi Ekonomi

Teknologi dan keahlian industri tertentu sangat berharga bagi sebuah bisnis, tetapi juga menjadi sebuah hambatan yang sulit diatasi bagi pendatang baru. 

  • Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah dapat membatasi persaingan di pasar, baik dengan membuat undang-undang baru, atau mengenakan tarif/kuota pada barang yang masuk dari luar negeri. Keduanya membatasi persaingan dengan membuatnya lebih sulit secara teknis dan mahal untuk masuk ke pasar tersebut.

  • Hambatan Strategis

Di beberapa industri, perusahaan pertama yang ada memiliki citra baik dan posisi yang sangat menguntungkan. Namun, perusahaan yang sudah ada dapat menyingkirkan perusahaan baru dengan mudah menggunakan ‘penetapan harga predator’ yaitu mengendalikan supply chain dengan tujuan memberi harga yang lebih rendah untuk konsumen.

  1. Daya Tawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers)

Pembeli memiliki daya tawar yang signifikan jika ada beberapa penjual lain, namun hanya ada segelintir pembeli. Pembeli dapat menolak untuk membeli, namun penjual tidak dapat menolak penjualan. Akibatnya, pembeli memiliki kekuatan yang signifikan untuk mendikte harga yang bersedia mereka bayar – jika tidak, mereka akan membawa penawaran mereka ke penjual lain.

  1. Daya Tawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers)

Pemasok dapat mengerahkan kekuatan mereka dengan menaikkan harga, mengurangi kualitas, atau membatasi pasokan untuk dapat mengambil keuntungan dari pembeli. Mereka bisa menjadi lebih kuat jika daya tawar ini meluas ke bawah supply chain. 

Misalnya, produsen mungkin memiliki kekuasaan atas pengecer yang pada posisinya memiliki kekuasaan atas konsumen. Hasilnya akan terlihat atau berdampak pada biaya yang diteruskan melalui supply chain.

  1. Persaingan Kompetitif (Competitive Rivalry)

Persaingan kompetitif adalah persaingan yang menggunakan cara seperti persaingan harga, pengenalan produk, dan kampanye iklan. Persaingan ketat ini memberi tekanan, baik pada perusahaan baru atau yang sudah ada untuk menurunkan harga dan bersaing lebih agresif. Akibatnya, perusahaan yang ada dapat mengalami penurunan keuntungan karena kemungkinan penurunan harga demi memperebutkan posisi yang paling unggul untuk menarik pelanggan.

Makin lemah faktor-faktor tersebut memengaruhi perusahaan, semakin banyak kesempatan untuk mencapai keuntungan yang tinggi. Artinya, sebuah produk yang ditawarkan bisnis Anda memiliki daya tarik dan mampu bertahan di tengah kompetisi pasar yang kompetitif.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia