Menjadi bos untuk diri sendiri merupakan idaman banyak orang. Tidak heran sejumlah karyawan kantoran juga memanfaatkan skill dan networking dari pengalaman bekerja untuk membangun usaha sampingan sendiri. Dengan tetap berkomitmen dan fokus pada pekerjaan utama, tidak sedikit orang yang mengembangkan usaha tersebut dan dikenal sebagai side hustler.
Pada sebagian orang, tanda siap memulai bisnis akan terlihat jelas. Orang lain pun akan bisa langsung merasakan dan memberikan penilaian. Meskipun begitu, tetap ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan, terutama manajemen waktu. Menjaga komitmen untuk dapat fokus pada pekerjaan utama dan menjalankan bisnis tentu menjadi pilihan sekaligus keputusan yang besar bagi banyak orang.
Kesiapan dalam berbisnis tentunya bisa dilihat dari mentalitas dalam bisnis. Selain itu, kecakapan dalam memikirkan strategi juga jadi tanda Anda punya modal yang bagus. Untuk lebih jelasnya, simak ciri-ciri orang yang siap menjalankan bisnis.
Gairah berbisnis mungkin terdengar klise untuk sebagian orang. Namun, elemen ini jadi sangat penting dalam membangun bisnis. Mereka yang benar-benar niat membangun bisnis akan terus lapar dalam mencari cara untuk melakukannya.
Passion ini juga yang membawa Anda mau belajar banyak dan terbuka dengan hal baru. Kesiapan ini juga yang memberikan Anda untuk kemampuan untuk menghadapi segala masalah dan risiko dalam bisnis. Meski hanya bisnis kecil-kecilan, karyawan yang melakukan bisnis sampingan mungkin juga bisa menyumbangkan ide menarik untuk dikembangkan di perusahaan.
Membangun bisnis merupakan dunia yang sama sekali berbeda dengan menjadi karyawan di sebuah perusahaan. Pengalaman bisnis akan mengajarkan banyak hal bahkan keahlian yang sebenarnya bukan bidang Anda. Orang yang siap berbisnis tentunya mampu menurunkan ego dan biasanya bisa bekerja dengan baik sebagai pemimpin sebuah tim.
Ilmu yang Anda dapatkan juga bukan hanya tentang hard dan soft skill. Kesiapan mental juga diuji saat membangun bisnis. Jika seseorang tidak benar-benar berkomitmen, Anda bisa gagal kapan saja.
Potensi ketidakseimbangan antara pekerjaan dan bisnis harus selalu siap untuk dihadapi. Namun, mereka yang siap berbisnis tidak akan gentar menghadapi kegagalan. Anda mungkin sempat mundur karena harus fokus pada pekerjaan utama, tapi pengalaman bekerja juga bisa dijadikan pelajaran.
Bukan hanya siap untuk gagal, orang yang mulai berbisnis atau mulai melakukan side hustle pun siap untuk berhasil. Keberhasilan juga menjadi ujian untuk setiap pebisnis, terutama untuk tetap berkomitmen pada pekerjaan utama. Di sisi lain, Anda tentu harus bisa menentukan prioritas untuk tetap berkomitmen pada pekerjaan.
Membangun bisnis tanpa rencana yang matang hanya akan menjadi projek menghambur-hamburkan uang saja. Karena itu, buatlah rencana yang baik dan detail untuk tidak mengabaikan pekerjaan utama. Jangan pernah memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan atau resign tanpa rencana yang matang.
Anda harus punya rencana jangka pendek dalam membangun bisnis. Lengkapi misi Anda dengan rencana jangka panjang. Anda harus tanyakan pada diri sendiri akan dibawa ke mana bisnis yang dibangun. Anda juga bisa sharing dengan manajer untuk tetap dapat mengelola bisnis atau bahkan membangun bisnis bersama.
Menjadi pebisnis harus punya kemampuan yang hebat dalam mengatur waktu. Anda harus siap memberikan 24 jam waktu untuk menjalankan segala hal dalam bisnis. Tantangan sebenarnya adalah mengatur deadline secara tepat dan menentukan skala prioritas. Tidak semua pekerjaan harus dilakukan sendiri sehingga Anda dituntut untuk dapat bertanggung jawab sekaligus mampu mendelegasikan tugas.
Anda yang punya pengetahuan dalam bisnis yang akan dijalani tentunya akan lebih siap. Hal ini juga menggambarkan bahwa Anda tahu kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Namun, tidak masalah jika Anda belum punya pengetahuan tersebut. Karyawan yang sedang membangun bisnis juga akan banyak belajar dari pekerjaan utama yang ditekuni sehingga dapat mempelajari visi dan misi jangka panjang.
Bisnis tanpa modal bisa jadi hanya sebatas isapan jempol. Bisnis sekecil apa pun butuh modal agar bisa menjalankan operasional. Tanpa modal yang cukup, Anda sendiri yang akan bingung dalam mengaplikasikan segala rencana.
Para pelaku bisnis yang cakap tahu cara menggunakan modal dengan lebih efektif dan efisien. Sebagai contohnya saat seseorang membangun bisnis keluarga. Anda perlu mengelola urusan finansial, operasional, strategi, dan pemasaran dengan baik yang tentunya bisa dipelajari selama bekerja.
Perusahaan yang memahami potensi para karyawan dapat mendukung mereka untuk tetap mengembangkan bisnis. Selama tanggung jawab karyawan di perusahaan tetap dikelola dengan baik, bisnis atau usaha yang dijalankan karyawan juga bisa bermanfaat untuk insight operasional bisnis Anda.
Pembekalan dari perusahaan atas pengembangan diri karyawan dapat menjadi modal yang saling menguntungkan untuk membentuk kepribadian pemimpin yang andal. Mendukung hal tersebut, prasmul eli merancang program Neuroleadership melalui terobosan neuroscience untuk dapat meningkatkan kinerja dalam berkolaborasi, berinovasi, dan tetap luwes saat berada di bawah tekanan.
Jadi, karyawan bisa terus mengembangkan diri untuk fokus pada bidang yang diminati sekaligus tetap berkomitmen dalam pengembangan perusahaan. Membuka kesempatan agar karyawan dapat berbisnis juga menjadi win win solution karena mereka tetap menghargai kesempatan yang diberikan perusahaan dan meningkatkan rasa bertanggung jawab.