Manfaat Menerapkan Prinsip Manajemen Risiko

10 August 2022

Demi menjaga keberlangsungan dan kelancaran sebuah bisnis dalam jangka waktu yang cukup lama diperlukan rencana manajemen risiko yang matang. Manajemen risiko yang baik akan membantu melindungi sumber daya, reputasi atau brand image, dan karyawan perusahaan Anda.

Setiap bisnis atau perusahaan mengkomunikasikan risiko secara berbeda dan memiliki budaya serta protokol dalam mengelola manajemen risikonya sesuai dengan kebijakan masing-masing. Saat melakukan perencanaan risiko, proses manajemen risiko harus menyelaraskan serta mengintegrasikan kepentingan internal dan eksternal sebuah perusahaan. 

Manajemen risiko tidak hanya perihal mengatasi atau menyelesaikan masalah. Bagian penting dari manajemen risiko adalah memiliki strategi untuk menghindari, mengelola, dan memulihkan diri dari sebuah risiko atau masalah yang akan dihadapi. Berikut adalah prinsip manajemen risiko yang dapat Anda gunakan ketika ingin mengintegrasikan rencana risiko ke dalam perusahaan atau bisnis Anda.

  1. Pastikan untuk Mengidentifikasi Risiko Lebih Awal

Hal ini merupakan prinsip manajemen risiko yang paling penting. Pastikan Anda mengetahui dan memahami risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan Anda. Menilai dan mengetahui berbagai macam risiko yang dapat terjadi merupakan langkah bijak yang sebaiknya dilakukan sebelum bisnis atau program Anda dimulai.

Mengidentifikasi penyebab munculnya risiko, kemudian merancang tindakan preventif atau pencegahan serta respons yang akan dilakukan jika risiko tersebut terjadi. Setelah risiko berhasil diidentifikasi dan diketahui penyebabnya, besar kecilnya risiko juga perlu diukur sehingga respons yang dilakukan akan tepat sasaran.

  1. Faktor Dalam Tujuan dan Sasaran Bisnis atau Perusahaan

Pastikan rencana manajemen risiko Anda sesuai dengan tujuan dan sasaran bisnis secara keseluruhan. Jika telah berhasil melihat risiko yang dapat terjadi, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi dampaknya bagi perusahaan, baik dari segi finansial maupun reputasi.

Setiap perusahaan akan memiliki hasil dan prioritas yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing, dan hal ini perlu diintegrasikan ke dalam rencana manajemen risiko. Strategi risiko harus konsisten dengan tujuan dan budaya perusahaan secara keseluruhan.

  1. Mengelola Risiko Sesuai Keadaan

Sebuah keadaan menjadi sangat penting ketika mempertimbangkan risiko, karena setiap perusahaan memiliki tingkat toleransi yang berbeda dalam menghadapi sebuah risiko. Berbagai faktor seperti politik, teknologi, hukum, dan sosial akan mempengaruhi sebuah perusahaan dan industri secara berbeda. 

Setiap organisasi memiliki cara yang berbeda-beda pula dalam mengomunikasikan manajemen risiko. Hal inilah yang membuat pentingkan proses manajemen risiko untuk dapat diintegrasikan pada keadaan internal dan eksternal ketika melakukan perencanaan risiko.

  1. Melibatkan Para Pemangku Kepentingan (Stakeholders)

Saat Anda melakukan perencanaan risiko, penting untuk memanggil dan melibatkan pihak-pihak yang sesuai dengan keahliannya saat akan terlibat dalam bisnis Anda, serta pakar dalam perusahaan Anda yang dapat memberikan saran untuk perencanaan risiko.

Sepanjang proses manajemen risiko, para pemangku kepentingan harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan memanfaatkan pemangku kepentingan untuk perencanaan risiko, Anda akan mengidentifikasi dan mendapatkan wawasan tentang potensi risiko yang mungkin tidak Anda temukan atau pertimbangkan sebelumnya.

  1. Memastikan Tanggung Jawab dan Peran yang Jelas

Rencana manajemen risiko mungkin dimiliki oleh satu individu, seperti manajemen program atau manajer perubahan, praktik manajemen risikonya harus dijalankan dengan transparansi dan visibilitas. Setiap orang harus mengetahui peran yang mereka jalani dalam mengurangi risiko dan tanggung jawab harus jelas serta inklusif selama melakukan proses manajemen risiko.

Beri ruang untuk orang lain menyampaikan pendapatnya untuk didengar dan didorong dengan pertanyaan yang mengarah pada diskusi. Semakin banyak orang yang berpartisipasi, semakin banyak risiko yang dapat dikelola secara kreatif dan efektif. 

Setiap orang dalam bisnis atau perusahaan Anda harus dinamis, fleksibel, dan responsif. Setiap individu harus diberdayakan untuk menghadapi risiko sesuai pada kemampuan masing-masing.

  1. Membuat Siklus Tinjauan Risiko

Setelah Anda mengidentifikasi risiko dan membuat rencana atau strategi manajemen risiko, penting tetap membentuk mentalitas. Di setiap langkah dalam proses, semua risiko harus dievaluasi dan setiap intervensi atau tindakan pencegahan harus diterapkan jika memang diperlukan.

Anda dapat membuat semua orang tetap terhubung dengan melaporkan risiko dan mengkomunikasikan setiap perubahan yang terjadi dengan pemangku kepentingan secara tepat waktu. Dengan hal ini, Anda mungkin dapat masuk dan mengatasi berbagai macam masalah yang muncul sebelum membuahkan hasil.

  1. Berusaha untuk Perbaikan

Penting untuk meninjau kembali rencana manajemen risiko yang telah berjalan, dan mencari ruang untuk perbaikan. Selalu berusaha untuk beradaptasi dengan cara Anda mengelola risiko dan membawa pembelajaran ini ke bisnis Anda selanjutnya.

Tujuh prinsip manajemen risiko di atas dapat menjadi acuan utama dalam merencanakan dan menentukan bentuk-bentuk risiko yang dapat Anda alami. Tindakan preventif dan cara mengatasi risiko yang ada juga dapat didiskusikan sebelum memulai bisnis Anda. Hal ini tentu saja akan menambah nilai bagi perusahaan Anda, perkembangan yang positif, serta mempersiapkan segala kemungkinan yang ada demi kelancaran bisnis.

Demi menjaga keberlangsungan dan kelancaran sebuah bisnis dalam jangka waktu yang cukup lama diperlukan rencana manajemen risiko yang matang. Manajemen risiko yang baik akan membantu melindungi sumber daya, reputasi atau brand image, dan karyawan perusahaan Anda.

Setiap bisnis atau perusahaan mengkomunikasikan risiko secara berbeda dan memiliki budaya serta protokol dalam mengelola manajemen risikonya sesuai dengan kebijakan masing-masing. Saat melakukan perencanaan risiko, proses manajemen risiko harus menyelaraskan serta mengintegrasikan kepentingan internal dan eksternal sebuah perusahaan. 

Manajemen risiko tidak hanya perihal mengatasi atau menyelesaikan masalah. Bagian penting dari manajemen risiko adalah memiliki strategi untuk menghindari, mengelola, dan memulihkan diri dari sebuah risiko atau masalah yang akan dihadapi. Berikut adalah prinsip manajemen risiko yang dapat Anda gunakan ketika ingin mengintegrasikan rencana risiko ke dalam perusahaan atau bisnis Anda.

  1. Pastikan untuk Mengidentifikasi Risiko Lebih Awal

Hal ini merupakan prinsip manajemen risiko yang paling penting. Pastikan Anda mengetahui dan memahami risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan Anda. Menilai dan mengetahui berbagai macam risiko yang dapat terjadi merupakan langkah bijak yang sebaiknya dilakukan sebelum bisnis atau program Anda dimulai.

Mengidentifikasi penyebab munculnya risiko, kemudian merancang tindakan preventif atau pencegahan serta respons yang akan dilakukan jika risiko tersebut terjadi. Setelah risiko berhasil diidentifikasi dan diketahui penyebabnya, besar kecilnya risiko juga perlu diukur sehingga respons yang dilakukan akan tepat sasaran.

  1. Faktor Dalam Tujuan dan Sasaran Bisnis atau Perusahaan

Pastikan rencana manajemen risiko Anda sesuai dengan tujuan dan sasaran bisnis secara keseluruhan. Jika telah berhasil melihat risiko yang dapat terjadi, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi dampaknya bagi perusahaan, baik dari segi finansial maupun reputasi.

Setiap perusahaan akan memiliki hasil dan prioritas yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing, dan hal ini perlu diintegrasikan ke dalam rencana manajemen risiko. Strategi risiko harus konsisten dengan tujuan dan budaya perusahaan secara keseluruhan.

  1. Mengelola Risiko Sesuai Keadaan

Sebuah keadaan menjadi sangat penting ketika mempertimbangkan risiko, karena setiap perusahaan memiliki tingkat toleransi yang berbeda dalam menghadapi sebuah risiko. Berbagai faktor seperti politik, teknologi, hukum, dan sosial akan mempengaruhi sebuah perusahaan dan industri secara berbeda. 

Setiap organisasi memiliki cara yang berbeda-beda pula dalam mengomunikasikan manajemen risiko. Hal inilah yang membuat pentingkan proses manajemen risiko untuk dapat diintegrasikan pada keadaan internal dan eksternal ketika melakukan perencanaan risiko.

  1. Melibatkan Para Pemangku Kepentingan (Stakeholders)

Saat Anda melakukan perencanaan risiko, penting untuk memanggil dan melibatkan pihak-pihak yang sesuai dengan keahliannya saat akan terlibat dalam bisnis Anda, serta pakar dalam perusahaan Anda yang dapat memberikan saran untuk perencanaan risiko.

Sepanjang proses manajemen risiko, para pemangku kepentingan harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan memanfaatkan pemangku kepentingan untuk perencanaan risiko, Anda akan mengidentifikasi dan mendapatkan wawasan tentang potensi risiko yang mungkin tidak Anda temukan atau pertimbangkan sebelumnya.

  1. Memastikan Tanggung Jawab dan Peran yang Jelas

Rencana manajemen risiko mungkin dimiliki oleh satu individu, seperti manajemen program atau manajer perubahan, praktik manajemen risikonya harus dijalankan dengan transparansi dan visibilitas. Setiap orang harus mengetahui peran yang mereka jalani dalam mengurangi risiko dan tanggung jawab harus jelas serta inklusif selama melakukan proses manajemen risiko.

Beri ruang untuk orang lain menyampaikan pendapatnya untuk didengar dan didorong dengan pertanyaan yang mengarah pada diskusi. Semakin banyak orang yang berpartisipasi, semakin banyak risiko yang dapat dikelola secara kreatif dan efektif. 

Setiap orang dalam bisnis atau perusahaan Anda harus dinamis, fleksibel, dan responsif. Setiap individu harus diberdayakan untuk menghadapi risiko sesuai pada kemampuan masing-masing.

  1. Membuat Siklus Tinjauan Risiko

Setelah Anda mengidentifikasi risiko dan membuat rencana atau strategi manajemen risiko, penting tetap membentuk mentalitas. Di setiap langkah dalam proses, semua risiko harus dievaluasi dan setiap intervensi atau tindakan pencegahan harus diterapkan jika memang diperlukan.

Anda dapat membuat semua orang tetap terhubung dengan melaporkan risiko dan mengkomunikasikan setiap perubahan yang terjadi dengan pemangku kepentingan secara tepat waktu. Dengan hal ini, Anda mungkin dapat masuk dan mengatasi berbagai macam masalah yang muncul sebelum membuahkan hasil.

  1. Berusaha untuk Perbaikan

Penting untuk meninjau kembali rencana manajemen risiko yang telah berjalan, dan mencari ruang untuk perbaikan. Selalu berusaha untuk beradaptasi dengan cara Anda mengelola risiko dan membawa pembelajaran ini ke bisnis Anda selanjutnya.

Tujuh prinsip manajemen risiko di atas dapat menjadi acuan utama dalam merencanakan dan menentukan bentuk-bentuk risiko yang dapat Anda alami. Tindakan preventif dan cara mengatasi risiko yang ada juga dapat didiskusikan sebelum memulai bisnis Anda. Hal ini tentu saja akan menambah nilai bagi perusahaan Anda, perkembangan yang positif, serta mempersiapkan segala kemungkinan yang ada demi kelancaran bisnis.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia