Membuat Business Value untuk Stakeholders

01 June 2022

Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa konsumen membeli produk brand tertentu? Mengapa investor berinvestasi di brand tertentu? Atau mengapa karyawan memilih untuk bekerja di satu perusahaan ketimbang perusahaan lain?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah karena adanya nilai pada brand. Nilai tersebut bermanfaat untuk membangun jiwa kompetitif, citra merek yang positif, dan dapat meningkatkan keuntungan. Tidak hanya untuk brand, value dari sebuah bisnis juga sangat penting bagi para pemangku kepentingan atau stakeholders.

 

Stakeholders Utama dalam Bisnis

Selain stakeholders, mungkin Anda pernah mendengar kata shareholders. Walau keduanya terdengar mirip, keduanya bukanlah hal yang sama. 

Shareholders adalah pemilik saham atau biasa juga disebut dengan pemegang saham di sebuah perusahaan. Stakeholders adalah para pemangku kepentingan yang mewakili audiens lebih banyak. Mereka adalah individu atau kelompok yang dapat memengaruhi dan dipengaruhi oleh perusahaan.

Dalam lingkupnya, stakeholders memiliki dua kategori, yaitu internal dan eksternal. Stakeholders internal beroperasi dalam suatu organisasi sehingga memiliki hubungan langsung dengan perusahaan.

Stakeholders secara langsung dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, sementara tindakan mereka akan mempengaruhi jalannya organisasi. Stakeholders internal ini meliputi para pihak di bawah ini:

  • Karyawan

Kumpulan individu yang dipekerjakan oleh perusahaan dengan imbalan kompensasi, berupa upah.

  • Pemilik bisnis

Individu yang bertanggung jawab atas komponen keungan dan operasional bisnis.

  • Investor

Individu atau kelompok yang menginvestasikan modal di perusahaan dengan imbalan berupa keuntungan finansial jangka panjang.

Stakeholders eksternal beroperasi di luar perusahan, tetapi masih terpengaruh oleh tindakan dari organisasi itu sendiri. Stakeholders eksternal yang memiliki peran dalam sebuah bisnis meliputi:

  • Konsumen yang merupakan embeli barang atau jasa bisnis

  • Suppliers yaitu perusahaan yang menjual bahan mentah yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa bisnis

Untuk meraih kesuksesan, suatu bisnis membutuhkan stakeholders internal dan juga eksternal, sehingga perusahaan tidak boleh fokus pada satu pihak dan mengabaikan yang lain. Oleh karena itu, fokuslah untuk memaksimalkan keduanya dan pastikan profitabilitas jangka panjang.

 

Apa Itu Nilai dalam Bisnis?

Untuk menarik para investor dan memaksimalkan keuntungan perusahaan, para pemimpin bisnis dapat menciptakan konsistensi nilai. Nilai yang dimaksud dalam sebuah rangkaian proese bisnis yaitu:

  • Financial value yang merupakan nilai laporan keuntungan perusahaan. Jenis nilai ini adalah imbalan atas modal yang diberikan oleh investor.

  • Perceived value, yaitu bentuk nilai yang subjektif dan mencakup faktor-faktor, seperti willingness to pay untuk barang atau jasa, dan kepuasan karyawan dengan lingkungan kerja mereka. Walau sulit untuk menentukan angka pada perceived value, semuanya akan berdampak langsung pada nilai keuangan perusahaan.

Membuat Nilai Bagi Stakeholders

Professor Mihir Desai dari Harvard Business School menjelaskan bahwa ada tiga sumber penciptaan nilai finansial:

  1. Banting biaya modal

Sebuah bisnis harus mampu mengatasi tingkat diskonto, yaitu tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan untuk dapat kembali ke nilai yang sekarang.

  1. Terus banting biaya modal

Keuntungan satu tahun, tidak akan menghasilkan nilai jangka panjang. Oleh karena itu, untuk berhasil secara finansial, bisnis harus terus mengatasi tingkat potongan atau bunga.

  1. Growing

Semakin banyak kesuksesan finansial yang dicapai perusahaan, maka akan semakin banyak juga nilai yang diciptakan.

Untuk meningkatkan nilai barang atau jasa, para pemimpin bisnis harus memastikan bahwa mereka dapat memenuhi janji kepada para konsumen, sehingga harus mampu membuat strategi bisnis yang berkelanjutan.

Misalnya, perusahaan dapat melakukan branding yang dapat memotivasi konsumen untuk memilih perusahaan Anda ketimbang yang lain. Pembuatan nilai bagi stakeholders ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu rasio market-to-book dan value stick.

 

Membuat Nilai dengan Rasio Market-to-Book

Untuk menarik para investor, brand harus bisa membuat nilai finansial dengan membandingkan tingkat bunga, pengembalian saham, dan biaya modal antara buku saham suatu perusahaan dengan nilai pasarnya di pasar modal. 

Nilai pasar tersebut adalah nilai ekuitas yang dipandang oleh investor. Rasio ini mempertimbangkan hubungan antara dua faktor, yaitu book value dan market value. Book value adalah nilai akuntansi historis dari aset dan ekuitas perusahaan. Sementara market value adalah nilai aset dan ekuitas perusahaan saat ini.

 

Membuat Nilai dengan The Value Stick

Tidak hanya investor, stakeholders lain seperti konsumen, karyawan, supplier, dan perusahaan juga perlu membangun nilai. Nilai-nilai itu dapat dibangun dengan value stick, yaitu representasi dari strategi berbasis nilai yang terdiri dari empat komponen:

  1. Willingness to pay: nominal tertinggi yang konsumen sedia bayarkan untuk suatu produk atau jasa.

  2. Harga: jumlah yang harus dibayar oleh konsumen untuk suatu produk atau jasa.

  3. Biaya: biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa.

  4. Willingness to sell: pemasok minimum yang bersedia menerima bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa.

Sehingga pemimpin bisnis harus mampu membuat nilai yang berfokus pada peningkatkan kepuasaan konsumen, karyawan, dan surplus supplier.

Jika dilihat di atas kertas, menciptakan sebuah nilai terlihat mudah, tetapi kenyataannya proses pembangunannya cukup sulit. Balik modal, mempertahankan kesuksesan, dan mengembangkan bisnis adalah tugas menantang dan hanya dapat dicapai dengan pemahaman prinsip-prinsip keuangan komperhensif.

Langkah yang dapat diambil untuk menciptakan nilai bisnis adalah dengan mengasah keterampilan pengambilan keputusan dan keterampilan finansial. Anda tidak dapat menciptakan value tanpa memperoleh keuntungan.

Para stakeholders harus mampu menghadapi situasi yang dinamis dan membekali diri dengan kemampuan Strategic Business Analysis. Melalui program tersebut, Anda bisa menganalisis berbagai faktor yang membawa kepada pemahaman, penerjemahan, dan pencirian isu-isu strategis untuk menciptakan value yang sesuai dengan kelangsungan perusahaan.

Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa konsumen membeli produk brand tertentu? Mengapa investor berinvestasi di brand tertentu? Atau mengapa karyawan memilih untuk bekerja di satu perusahaan ketimbang perusahaan lain?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah karena adanya nilai pada brand. Nilai tersebut bermanfaat untuk membangun jiwa kompetitif, citra merek yang positif, dan dapat meningkatkan keuntungan. Tidak hanya untuk brand, value dari sebuah bisnis juga sangat penting bagi para pemangku kepentingan atau stakeholders.

 

Stakeholders Utama dalam Bisnis

Selain stakeholders, mungkin Anda pernah mendengar kata shareholders. Walau keduanya terdengar mirip, keduanya bukanlah hal yang sama. 

Shareholders adalah pemilik saham atau biasa juga disebut dengan pemegang saham di sebuah perusahaan. Stakeholders adalah para pemangku kepentingan yang mewakili audiens lebih banyak. Mereka adalah individu atau kelompok yang dapat memengaruhi dan dipengaruhi oleh perusahaan.

Dalam lingkupnya, stakeholders memiliki dua kategori, yaitu internal dan eksternal. Stakeholders internal beroperasi dalam suatu organisasi sehingga memiliki hubungan langsung dengan perusahaan.

Stakeholders secara langsung dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, sementara tindakan mereka akan mempengaruhi jalannya organisasi. Stakeholders internal ini meliputi para pihak di bawah ini:

  • Karyawan

Kumpulan individu yang dipekerjakan oleh perusahaan dengan imbalan kompensasi, berupa upah.

  • Pemilik bisnis

Individu yang bertanggung jawab atas komponen keungan dan operasional bisnis.

  • Investor

Individu atau kelompok yang menginvestasikan modal di perusahaan dengan imbalan berupa keuntungan finansial jangka panjang.

Stakeholders eksternal beroperasi di luar perusahan, tetapi masih terpengaruh oleh tindakan dari organisasi itu sendiri. Stakeholders eksternal yang memiliki peran dalam sebuah bisnis meliputi:

  • Konsumen yang merupakan embeli barang atau jasa bisnis

  • Suppliers yaitu perusahaan yang menjual bahan mentah yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa bisnis

Untuk meraih kesuksesan, suatu bisnis membutuhkan stakeholders internal dan juga eksternal, sehingga perusahaan tidak boleh fokus pada satu pihak dan mengabaikan yang lain. Oleh karena itu, fokuslah untuk memaksimalkan keduanya dan pastikan profitabilitas jangka panjang.

 

Apa Itu Nilai dalam Bisnis?

Untuk menarik para investor dan memaksimalkan keuntungan perusahaan, para pemimpin bisnis dapat menciptakan konsistensi nilai. Nilai yang dimaksud dalam sebuah rangkaian proese bisnis yaitu:

  • Financial value yang merupakan nilai laporan keuntungan perusahaan. Jenis nilai ini adalah imbalan atas modal yang diberikan oleh investor.

  • Perceived value, yaitu bentuk nilai yang subjektif dan mencakup faktor-faktor, seperti willingness to pay untuk barang atau jasa, dan kepuasan karyawan dengan lingkungan kerja mereka. Walau sulit untuk menentukan angka pada perceived value, semuanya akan berdampak langsung pada nilai keuangan perusahaan.

Membuat Nilai Bagi Stakeholders

Professor Mihir Desai dari Harvard Business School menjelaskan bahwa ada tiga sumber penciptaan nilai finansial:

  1. Banting biaya modal

Sebuah bisnis harus mampu mengatasi tingkat diskonto, yaitu tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan untuk dapat kembali ke nilai yang sekarang.

  1. Terus banting biaya modal

Keuntungan satu tahun, tidak akan menghasilkan nilai jangka panjang. Oleh karena itu, untuk berhasil secara finansial, bisnis harus terus mengatasi tingkat potongan atau bunga.

  1. Growing

Semakin banyak kesuksesan finansial yang dicapai perusahaan, maka akan semakin banyak juga nilai yang diciptakan.

Untuk meningkatkan nilai barang atau jasa, para pemimpin bisnis harus memastikan bahwa mereka dapat memenuhi janji kepada para konsumen, sehingga harus mampu membuat strategi bisnis yang berkelanjutan.

Misalnya, perusahaan dapat melakukan branding yang dapat memotivasi konsumen untuk memilih perusahaan Anda ketimbang yang lain. Pembuatan nilai bagi stakeholders ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu rasio market-to-book dan value stick.

 

Membuat Nilai dengan Rasio Market-to-Book

Untuk menarik para investor, brand harus bisa membuat nilai finansial dengan membandingkan tingkat bunga, pengembalian saham, dan biaya modal antara buku saham suatu perusahaan dengan nilai pasarnya di pasar modal. 

Nilai pasar tersebut adalah nilai ekuitas yang dipandang oleh investor. Rasio ini mempertimbangkan hubungan antara dua faktor, yaitu book value dan market value. Book value adalah nilai akuntansi historis dari aset dan ekuitas perusahaan. Sementara market value adalah nilai aset dan ekuitas perusahaan saat ini.

 

Membuat Nilai dengan The Value Stick

Tidak hanya investor, stakeholders lain seperti konsumen, karyawan, supplier, dan perusahaan juga perlu membangun nilai. Nilai-nilai itu dapat dibangun dengan value stick, yaitu representasi dari strategi berbasis nilai yang terdiri dari empat komponen:

  1. Willingness to pay: nominal tertinggi yang konsumen sedia bayarkan untuk suatu produk atau jasa.

  2. Harga: jumlah yang harus dibayar oleh konsumen untuk suatu produk atau jasa.

  3. Biaya: biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa.

  4. Willingness to sell: pemasok minimum yang bersedia menerima bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa.

Sehingga pemimpin bisnis harus mampu membuat nilai yang berfokus pada peningkatkan kepuasaan konsumen, karyawan, dan surplus supplier.

Jika dilihat di atas kertas, menciptakan sebuah nilai terlihat mudah, tetapi kenyataannya proses pembangunannya cukup sulit. Balik modal, mempertahankan kesuksesan, dan mengembangkan bisnis adalah tugas menantang dan hanya dapat dicapai dengan pemahaman prinsip-prinsip keuangan komperhensif.

Langkah yang dapat diambil untuk menciptakan nilai bisnis adalah dengan mengasah keterampilan pengambilan keputusan dan keterampilan finansial. Anda tidak dapat menciptakan value tanpa memperoleh keuntungan.

Para stakeholders harus mampu menghadapi situasi yang dinamis dan membekali diri dengan kemampuan Strategic Business Analysis. Melalui program tersebut, Anda bisa menganalisis berbagai faktor yang membawa kepada pemahaman, penerjemahan, dan pencirian isu-isu strategis untuk menciptakan value yang sesuai dengan kelangsungan perusahaan.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia