Mengenal Jenis Decision Making Bias Dalam Bisnis

23 May 2022

Pengambilan keputusan yang tepat adalah jalan untuk mencapai target perusahaan. Untuk mengambil keputusan bisnis yang tepat, diperlukan perspektif yang objektif. Memiliki objektivitas untuk menilai suatu keputusan adalah hal yang menantang karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

Salah satu faktor yang menentukan proses pengambilan keputusan adalah bias atau prasangka. Hal ini membuat Anda kesulitan berpikir secara objektif, padahal perspektif yang objektif dan jernih diperlukan agar Anda dapat mengembangkan sebuah bisnis.

 

Pengertian Decision Making Bias

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bias berarti kecenderungan untuk mendukung atau menentang sesuatu hal, orang, atau kelompok dengan cara yang kurang adil. Decision making bias atau aspek bias dalam pengambilan keputusan berarti proses pengambilan keputusan yang tidak adil, tidak logis, atau tidak objektif.

Pengambilan keputusan sebaiknya dilakukan seobjektif mungkin agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan. Ada beberapa hal yang mungkin tidak Anda sadari sehingga memahami faktor-faktor bias juga penting dilakukan.

 

Jenis-jenis Decision Making Bias

Bias dapat dihindari dengan mengidentifikasi faktor yang dapat memengaruhi sebuah pengambilan keputusan. Hal ini membuat siapa pun bisa bersikap objektif dalam mengambil sebuah keputusan. Berikut ini beberapa jenis decision making bias yang perlu dipahami.

  1. Survivorship Bias (Bias Bertahan Hidup)

Survivorship bias adalah pola pikir yang hanya berfokus pada kesuksesan tanpa melihat proses kegagalan suatu usaha. Jenis bias ini berbahaya bagi kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. 

Pemimpin perusahaan yang memiliki jenis bias ini cenderung terlalu optimis. Biasanya, akan muncul asumsi bahwa semua keputusan yang diambil pasti akan berdampak positif.

Agar terhindar dari bias ini, Anda dapat melihat data dan fakta yang di lapangan secara komprehensif dan menyeluruh. Langkah ini dapat membantu Anda untuk mengambil keputusan dengan tepat.

  1. Confirmation Bias (Bias Konfirmasi)

Bias konfirmasi adalah pola pikir yang hanya menggunakan sepotong informasi untuk mendukung suatu asumsi atau perspektif tertentu. Dalam bias konfirmasi, data maupun informasi yang digunakan sudah disaring sehingga hanya informasi yang dianggap mendukung suatu asumsi yang dipakai. 

Sedangkan, dalam mengambil keputusan, sebaiknya Anda menggunakan seluruh data dan fakta yang ada. Bias ini dapat dihindari dengan mengubah proses berpikir. Lakukan analisis seluruh informasi dan data terlebih dahulu sebelum mengambil satu keputusan.

  1. Overconfidence Bias (Efek Terlalu Percaya Diri)

Overconfidence bias adalah pola pikir yang menganggap kontribusi Anda adalah yang paling penting dalam memajukan perusahaan. Ketika terlalu percaya diri, seseorang cenderung kesulitan untuk dapat melihat situasi secara objektif.

Pola pikir ini mengesampingkan kontribusi staff lainnya dan tidak mengapresiasi kinerja orang lain. Akibatnya, pengambilan keputusan menjadi tidak tepat karena tidak mengikutsertakan seluruh staf atau anggota tim. 

Untuk menghindarinya, berikan apresiasi atas kinerja kolega dan staff Anda dengan baik. Lihatlah bahwa kesuksesan perusahaan merupakan hasil kerja sebuah tim, bukan satu individu.

  1. Anchoring Bias atau First Impression Bias

Anchoring bias adalah situasi di mana seseorang ‘terjebak’ oleh informasi yang ia terima pertama kalinya. Aspek bias ini membuat seseorang berpikiran tertutup dan tidak mau menerima informasi baru. Akibatnya, keputusan yang diambil merupakan hasil dari analisis informasi yang tidak relevan atau terkini.

Jenis bias ini sering terjadi. Di era modern yang serba dinamis, seorang pemimpin perusahaan dituntut untuk dapat mengambil keputusan dengan cepat. Karena itulah sering kali diambil keputusan saat belum mendapatkan informasi yang lengkap.

  1. Planning fallacy

Planning Fallacy adalah pola pikir seseorang dalam situasi meremehkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Saat melakukan perencanaan, orang memiliki kecenderungan untuk memikirkan skenario terbaik. Faktor-faktor di luar kontrol tidak dipikirkan ketika membuat perencanaan.

Agar terhindar dari bias ini, masukan faktor-faktor yang dapat menunda terselesaikannya suatu pekerjaan. Dengan begitu, perencanaan dan pengambilan keputusan dapat disusun dengan lebih matang. Selain itu, berikan jeda waktu di antara pekerjaan agar eksekusinya lebih maksimal.

  1. Availability Heuristic

Availability heuristic adalah kecenderungan seseorang untuk mengutamakan ide atau pilihan solusi yang muncul pertama kali di dalam kepala. Jenis bias ini membatasi seseorang untuk mencari sebuah solusi. Membuatnya terlalu bergantung dengan satu ide saja, tanpa berpikir kritis.

Hal ini umum terjadi karena lebih menghemat waktu seseorang dalam berpikir dan mengambil keputusan. Agar terhindar dari bias tersebut, biasakan untuk berpikir kritis dan tetap terbuka dengan ide-ide baru yang akan muncul.

  1. Progress Bias (Bias Kemajuan)

Bias kemajuan adalah pola pikir yang terlalu melebih-lebihkan satu kinerja positif dan meremehkan kinerja negatif. Jenis bias tersebut dapat membuat seseorang mengambil keputusan yang salah padahal situasi yang sedang dialami tidak sebaik yang dipikirkan.

Agar terhindar dari bias kemajuan, dengarkanlah masukan dari tim atau staff perusahaan Anda. Hal ini akan membuat Anda melihat situasi dari berbagai sudut pandang dan memberikan gambaran perusahaan yang lebih objektif.

Para eksekutif perusahaan harus mampu mempertimbangkan peluang dan mengambil keputusan dengan cepat. Melalui program Problem Solving & Decision Making, para peserta akan dilatih untuk membuat keputusan yang mampu mengatasi masalah dengan cepat tanpa menimbulkan masalah potensial di masa yang akan datang.

Pengambilan keputusan yang tepat adalah jalan untuk mencapai target perusahaan. Untuk mengambil keputusan bisnis yang tepat, diperlukan perspektif yang objektif. Memiliki objektivitas untuk menilai suatu keputusan adalah hal yang menantang karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

Salah satu faktor yang menentukan proses pengambilan keputusan adalah bias atau prasangka. Hal ini membuat Anda kesulitan berpikir secara objektif, padahal perspektif yang objektif dan jernih diperlukan agar Anda dapat mengembangkan sebuah bisnis.

 

Pengertian Decision Making Bias

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bias berarti kecenderungan untuk mendukung atau menentang sesuatu hal, orang, atau kelompok dengan cara yang kurang adil. Decision making bias atau aspek bias dalam pengambilan keputusan berarti proses pengambilan keputusan yang tidak adil, tidak logis, atau tidak objektif.

Pengambilan keputusan sebaiknya dilakukan seobjektif mungkin agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan. Ada beberapa hal yang mungkin tidak Anda sadari sehingga memahami faktor-faktor bias juga penting dilakukan.

 

Jenis-jenis Decision Making Bias

Bias dapat dihindari dengan mengidentifikasi faktor yang dapat memengaruhi sebuah pengambilan keputusan. Hal ini membuat siapa pun bisa bersikap objektif dalam mengambil sebuah keputusan. Berikut ini beberapa jenis decision making bias yang perlu dipahami.

  1. Survivorship Bias (Bias Bertahan Hidup)

Survivorship bias adalah pola pikir yang hanya berfokus pada kesuksesan tanpa melihat proses kegagalan suatu usaha. Jenis bias ini berbahaya bagi kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. 

Pemimpin perusahaan yang memiliki jenis bias ini cenderung terlalu optimis. Biasanya, akan muncul asumsi bahwa semua keputusan yang diambil pasti akan berdampak positif.

Agar terhindar dari bias ini, Anda dapat melihat data dan fakta yang di lapangan secara komprehensif dan menyeluruh. Langkah ini dapat membantu Anda untuk mengambil keputusan dengan tepat.

  1. Confirmation Bias (Bias Konfirmasi)

Bias konfirmasi adalah pola pikir yang hanya menggunakan sepotong informasi untuk mendukung suatu asumsi atau perspektif tertentu. Dalam bias konfirmasi, data maupun informasi yang digunakan sudah disaring sehingga hanya informasi yang dianggap mendukung suatu asumsi yang dipakai. 

Sedangkan, dalam mengambil keputusan, sebaiknya Anda menggunakan seluruh data dan fakta yang ada. Bias ini dapat dihindari dengan mengubah proses berpikir. Lakukan analisis seluruh informasi dan data terlebih dahulu sebelum mengambil satu keputusan.

  1. Overconfidence Bias (Efek Terlalu Percaya Diri)

Overconfidence bias adalah pola pikir yang menganggap kontribusi Anda adalah yang paling penting dalam memajukan perusahaan. Ketika terlalu percaya diri, seseorang cenderung kesulitan untuk dapat melihat situasi secara objektif.

Pola pikir ini mengesampingkan kontribusi staff lainnya dan tidak mengapresiasi kinerja orang lain. Akibatnya, pengambilan keputusan menjadi tidak tepat karena tidak mengikutsertakan seluruh staf atau anggota tim. 

Untuk menghindarinya, berikan apresiasi atas kinerja kolega dan staff Anda dengan baik. Lihatlah bahwa kesuksesan perusahaan merupakan hasil kerja sebuah tim, bukan satu individu.

  1. Anchoring Bias atau First Impression Bias

Anchoring bias adalah situasi di mana seseorang ‘terjebak’ oleh informasi yang ia terima pertama kalinya. Aspek bias ini membuat seseorang berpikiran tertutup dan tidak mau menerima informasi baru. Akibatnya, keputusan yang diambil merupakan hasil dari analisis informasi yang tidak relevan atau terkini.

Jenis bias ini sering terjadi. Di era modern yang serba dinamis, seorang pemimpin perusahaan dituntut untuk dapat mengambil keputusan dengan cepat. Karena itulah sering kali diambil keputusan saat belum mendapatkan informasi yang lengkap.

  1. Planning fallacy

Planning Fallacy adalah pola pikir seseorang dalam situasi meremehkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Saat melakukan perencanaan, orang memiliki kecenderungan untuk memikirkan skenario terbaik. Faktor-faktor di luar kontrol tidak dipikirkan ketika membuat perencanaan.

Agar terhindar dari bias ini, masukan faktor-faktor yang dapat menunda terselesaikannya suatu pekerjaan. Dengan begitu, perencanaan dan pengambilan keputusan dapat disusun dengan lebih matang. Selain itu, berikan jeda waktu di antara pekerjaan agar eksekusinya lebih maksimal.

  1. Availability Heuristic

Availability heuristic adalah kecenderungan seseorang untuk mengutamakan ide atau pilihan solusi yang muncul pertama kali di dalam kepala. Jenis bias ini membatasi seseorang untuk mencari sebuah solusi. Membuatnya terlalu bergantung dengan satu ide saja, tanpa berpikir kritis.

Hal ini umum terjadi karena lebih menghemat waktu seseorang dalam berpikir dan mengambil keputusan. Agar terhindar dari bias tersebut, biasakan untuk berpikir kritis dan tetap terbuka dengan ide-ide baru yang akan muncul.

  1. Progress Bias (Bias Kemajuan)

Bias kemajuan adalah pola pikir yang terlalu melebih-lebihkan satu kinerja positif dan meremehkan kinerja negatif. Jenis bias tersebut dapat membuat seseorang mengambil keputusan yang salah padahal situasi yang sedang dialami tidak sebaik yang dipikirkan.

Agar terhindar dari bias kemajuan, dengarkanlah masukan dari tim atau staff perusahaan Anda. Hal ini akan membuat Anda melihat situasi dari berbagai sudut pandang dan memberikan gambaran perusahaan yang lebih objektif.

Para eksekutif perusahaan harus mampu mempertimbangkan peluang dan mengambil keputusan dengan cepat. Melalui program Problem Solving & Decision Making, para peserta akan dilatih untuk membuat keputusan yang mampu mengatasi masalah dengan cepat tanpa menimbulkan masalah potensial di masa yang akan datang.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia