Mengenal User Centered Design, Fase, dan Proses Iteratifnya

05 December 2023

Pengembangan sebuah produk akan sangat bergantung pada penggunanya. Dalam hal ini, pengguna mengacu pada orang yang menjadi target konsumen. Biasanya, profil setiap pengguna (user) juga bisa berbeda-beda berdasarkan produknya secara spesifik.

Berdasarkan hal itu pula muncul pemahaman yang disebut user-centered design (UCD). UCD bukan tentang sembarang orang, melainkan target user yang Anda bayangkan sebagai pengguna produk Anda. UCD mempertimbangkan karakteristik target konsumen dan hal-hal yang membuat mereka unik.

Dalam praktiknya, UCD dinilai dapat menginformasikan hal-hal yang ingin dilakukan user dengan produk Anda dan cara mereka akan menggunakannya. Untuk memahami lebih baik tentang user-centered design, simak penjelasan berikut.

Apa Itu User Centered Design?

Melansir dari HubSpot, Lindsay Derby mendefinisikan user-centered design sebagai pendekatan desain iteratif yang didasarkan atas pembuatan keputusan yang sesuai kebutuhan user.

Berdasarkan pengertian user-centered design tersebut, bisa dikatakan bahwa konsepnya berfokus pada pengguna produk. Dengan mengimplementasikan berbagai teknik riset, UCD menggabungkan kebutuhan dan perasaan user dalam setiap fase pengembangan produk.

Proses pengembangan produk pada UCD melibatkan adanya pengumpulan feedback dari user. Setelah itu, UCD menekankan pengujian ide dan proses desain ulang sesuai dengan kebutuhan pada user. Harapannya, produk dapat digunakan, memuaskan, dan berdampak secara emosional bagi para penggunanya.

Fase User Centered Design

Secara umum, setiap iterasi pendekatan UCD melibatkan empat fase berikut ini.

  • Memahami konteks saat user menggunakan suatu sistem untuk melakukan iterasi
  • Identifikasi dan penentuan kebutuhan-kebutuhan yang relevan bagi pengguna (user requirement)
  • Membuat desain pengembangan sebagai solusi dari kebutuhan-kebutuhan para user
  • Evaluasi sebagai penilaian terhadap konteks dan kebutuhan para pengguna untuk memeriksa seberapa baik kinerja suatu desain

Proses User Centered Design (UCD)

Tidak semua bisnis dapat mengimplementasikan proses UCD yang sama. Namun, ada tahap-tahap yang bisa dijadikan patokan untuk para desainer di antaranya sebagai berikut.

  1. Riset pengguna (research)

Ketahui siapa pengguna produk Anda dengan melakukan penelitian yang mendalam terkait konteks interaksi mereka saat menggunakan produk. Anda bisa menggunakan metode survey, wawancara, FGD, atau penelitian etnografi untuk membuat user persona.

User persona bisa dimanfaatkan untuk referensi stakeholder dalam pengembangan produk yang selaras dengan kebutuhan bisnis. Ungkap kesulitan dan masalah yang dihadapi oleh user agar Anda dapat membuat produk yang tepat sebagai solusinya.

  1. Menyelaraskan target user dengan sasaran bisnis (align)

Anda dapat menentukan ruang lingkup proyek dan menemukan demografi target yang tepat. Anda juga perlu menentukan titik temu antara user dan sasaran bisnis. Dengan begitu, Anda bisa menilai fitur yang bisa bermanfaat untuk meningkatkan revenue produk.

  1. Buat solusi (build)

Setelah melakukan riset, buat rangkaian pengembangan produk. Tentukan user journey, user flows, wireframe, mock-up, dan prototype untuk membuat user testing. Buatlah fitur dan konten yang mudah dipahami dengan teknik card sorting.

  1. Pengujian dan feedback (test)

Jika sudah menyiapkan prototype, lakukan uji kegunaan pada kelompok pengguna yang dituju dan dapatkan feedback. Proses ini juga bisa dilakukan dengan wawancara dan survey untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Pada tahap ini, Anda dapat mulai melakukan analisis atas kesesuaian desain sebagai solusi masalah user.

  1. Ulangi proses desain (iterate)

Jika proses pengujian prototype sudah selesai, Anda bisa melakukan iterasi terhadap semua rangkaian dari awal hingga tahap keempat. Hal ini dirancang untuk dapat menelusuri kembali kesesuaian produk dengan tujuan bisnis yang ingin Anda raih.

Setiap melakukan iterasi, evaluasi, dan berikan tantangan kepada tim untuk menemukan solusi yang lebih baik. Jika hal itu muncul, artinya produk masih bisa dikembangkan sebagai inovasi baru. Program Design Thinking for Business Innovation menjadi salah satu program yang cocok untuk mengetahui proses pengembangan produk yang sesuai permintaan pasar.

Pengembangan sebuah produk akan sangat bergantung pada penggunanya. Dalam hal ini, pengguna mengacu pada orang yang menjadi target konsumen. Biasanya, profil setiap pengguna (user) juga bisa berbeda-beda berdasarkan produknya secara spesifik.

Berdasarkan hal itu pula muncul pemahaman yang disebut user-centered design (UCD). UCD bukan tentang sembarang orang, melainkan target user yang Anda bayangkan sebagai pengguna produk Anda. UCD mempertimbangkan karakteristik target konsumen dan hal-hal yang membuat mereka unik.

Dalam praktiknya, UCD dinilai dapat menginformasikan hal-hal yang ingin dilakukan user dengan produk Anda dan cara mereka akan menggunakannya. Untuk memahami lebih baik tentang user-centered design, simak penjelasan berikut.

Apa Itu User Centered Design?

Melansir dari HubSpot, Lindsay Derby mendefinisikan user-centered design sebagai pendekatan desain iteratif yang didasarkan atas pembuatan keputusan yang sesuai kebutuhan user.

Berdasarkan pengertian user-centered design tersebut, bisa dikatakan bahwa konsepnya berfokus pada pengguna produk. Dengan mengimplementasikan berbagai teknik riset, UCD menggabungkan kebutuhan dan perasaan user dalam setiap fase pengembangan produk.

Proses pengembangan produk pada UCD melibatkan adanya pengumpulan feedback dari user. Setelah itu, UCD menekankan pengujian ide dan proses desain ulang sesuai dengan kebutuhan pada user. Harapannya, produk dapat digunakan, memuaskan, dan berdampak secara emosional bagi para penggunanya.

Fase User Centered Design

Secara umum, setiap iterasi pendekatan UCD melibatkan empat fase berikut ini.

  • Memahami konteks saat user menggunakan suatu sistem untuk melakukan iterasi
  • Identifikasi dan penentuan kebutuhan-kebutuhan yang relevan bagi pengguna (user requirement)
  • Membuat desain pengembangan sebagai solusi dari kebutuhan-kebutuhan para user
  • Evaluasi sebagai penilaian terhadap konteks dan kebutuhan para pengguna untuk memeriksa seberapa baik kinerja suatu desain

Proses User Centered Design (UCD)

Tidak semua bisnis dapat mengimplementasikan proses UCD yang sama. Namun, ada tahap-tahap yang bisa dijadikan patokan untuk para desainer di antaranya sebagai berikut.

  1. Riset pengguna (research)

Ketahui siapa pengguna produk Anda dengan melakukan penelitian yang mendalam terkait konteks interaksi mereka saat menggunakan produk. Anda bisa menggunakan metode survey, wawancara, FGD, atau penelitian etnografi untuk membuat user persona.

User persona bisa dimanfaatkan untuk referensi stakeholder dalam pengembangan produk yang selaras dengan kebutuhan bisnis. Ungkap kesulitan dan masalah yang dihadapi oleh user agar Anda dapat membuat produk yang tepat sebagai solusinya.

  1. Menyelaraskan target user dengan sasaran bisnis (align)

Anda dapat menentukan ruang lingkup proyek dan menemukan demografi target yang tepat. Anda juga perlu menentukan titik temu antara user dan sasaran bisnis. Dengan begitu, Anda bisa menilai fitur yang bisa bermanfaat untuk meningkatkan revenue produk.

  1. Buat solusi (build)

Setelah melakukan riset, buat rangkaian pengembangan produk. Tentukan user journey, user flows, wireframe, mock-up, dan prototype untuk membuat user testing. Buatlah fitur dan konten yang mudah dipahami dengan teknik card sorting.

  1. Pengujian dan feedback (test)

Jika sudah menyiapkan prototype, lakukan uji kegunaan pada kelompok pengguna yang dituju dan dapatkan feedback. Proses ini juga bisa dilakukan dengan wawancara dan survey untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Pada tahap ini, Anda dapat mulai melakukan analisis atas kesesuaian desain sebagai solusi masalah user.

  1. Ulangi proses desain (iterate)

Jika proses pengujian prototype sudah selesai, Anda bisa melakukan iterasi terhadap semua rangkaian dari awal hingga tahap keempat. Hal ini dirancang untuk dapat menelusuri kembali kesesuaian produk dengan tujuan bisnis yang ingin Anda raih.

Setiap melakukan iterasi, evaluasi, dan berikan tantangan kepada tim untuk menemukan solusi yang lebih baik. Jika hal itu muncul, artinya produk masih bisa dikembangkan sebagai inovasi baru. Program Design Thinking for Business Innovation menjadi salah satu program yang cocok untuk mengetahui proses pengembangan produk yang sesuai permintaan pasar.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia