Peran dan Contoh Etika Bisnis untuk Meningkatkan Performa Perusahaan

26 October 2023

Saat menjalani bisnis atau sudah memiliki jabatan di sebuah perusahaan, peraturan dan etika menjadi pendorong agar lebih disiplin. Etika bisnis dapat membentuk nilai dan perilaku semua elemen yang ada di dalam organisasi, mulai dari staf, manajer, hingga pimpinan. 

Etika bisnis juga bisa menciptakan suasana dan hubungan yang sehat untuk sesama rekan kerja. Namun, tidak semua manajer dan karyawan memahami betul seperti apa etika bisnis yang tepat. Agar lebih paham, berikut ini penjelasan tentang definisi perilaku etis dan contohnya yang dalam diaplikasikan di perusahaan.

Apa itu perilaku etis?

Pada dasarnya, perilaku etis dalam berbisnis mengacu pada tindakan, keputusan yang mematuhi nilai-nilai yang dianggap tepat dalam konteks bisnis. Ini mencakup berbagai aspek, termasuk cara perusahaan berinteraksi dengan pelanggan, karyawan, pesaing, stakeholders, dan masyarakat umum. 

Dalam lingkungan bisnis, perilaku etis berlaku bagi seluruh stakeholders yang terlibat dalam seluruh aktivitas bisnis. Mereka harus menunjukkan perilaku yang jujur dan adil dalam hubungan mereka dengan rekan kerja dan klien. 

Menampilkan perilaku etis yang baik dapat meningkatkan nilai moral perusahaan dan hubungan klien. Dari sisi karyawan, mereka juga ingin bekerja di perusahaan yang memperlakukan semua orang dan kliennya dengan adil, serta memiliki praktik bisnis yang baik dan beretika.

Pada intinya, perilaku etis adalah bekerja sesuai dengan standar perusahaan yang adil dan transparan. Tidak hanya sekadar mematuhi aturan tetapi juga melakukan tugas dengan baik.

Untuk memahami betapa pentingnya perilaku etis, ada contoh perilaku tidak etis yang bisa berdampak pada perusahaan. Bayangkan ada perusahaan yang hanya mempekerjakan anggota keluarga dengan kapabilitas yang tidak mumpuni. 

Memang tidak ilegal, tetapi tindakan tersebut bisa berdampak buruk terhadap nilai, kesuksesan, bahkan citra perusahaan. Apalagi bila pekerjaan dari anggota keluarga yang tidak punya kapabilitas itu, dilakukan oleh karyawan lain sehingga orang tersebut tidak melakukan apapun. 

Di sisi lain, manajer memiliki perilaku etis akan bersikap adil dalam segala situasi. Kemudian secara perlahan, karyawan bisa menilai dan percaya bahwa tim di bawah kepemimpinan Anda bisa bekerja lebih baik.

Dengan bersikap etis, Anda sebagai pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan mendorong sikap baik untuk karyawan.

Contoh perilaku etis yang bisa meningkatkan performa bisnis

Mungkin Anda merasa bingung dalam memahami perilaku etis ini. Umumnya, perilaku etis mencakup kejujuran, integritas, keadilan dan berbagai sifat positif lainnya. 

Selain itu, mereka yang mempertimbangkan kepentingan orang lain ketika mengambil keputusan menunjukkan perilaku etis. Berikut adalah contoh umum lainnya dari perilaku etis.

  1. Menghargai orang lain

Orang yang berperilaku etis, akan selalu menghormati satu sama lain, bahkan untuk sesuatu atau pendapat yang tidak disetujuinya.

Rasa menghargai orang lain ini untuk semua kalangan, termasuk manajer dan staf, rekan kerja dan klien. Ketika seseorang bisa menghargai orang lain, tidak perlu menolak kritik atau masukan, mampu berkomunikasi lebih terbuka, dan dapat menerima sudut pandang orang lain.

  1. Komunikasi yang terbuka

Semua bisnis atau perusahaan yang sukses, bisa berkomunikasi secara efektif. Ketika sistem komunikasinya terbuka satu sama lain dan karyawan mau berbincang, kesalahpahaman dapat dihindari.

Anda bisa mengobrol dengan karyawan secara berkala, misalnya setiap satu bulan sekali untuk catch up pekerjaan. Melalui sesi tersebut, buat karyawan nyaman dan tidak judging sehingga ia bisa bercerita tentang keluh kesahnya. 

  1. Tanggung jawab

Kesalahan dan kesalahpahaman pasti terjadi di lingkungan kerja mana pun. Namun, ketika hal tersebut terjadi, karyawan perlu mempertanggungjawabkan tindakan mereka.

Saat mereka bertanggung jawab atas apa yang terjadi dan proaktif dalam memperbaikinya, itu bentuk perilaku etis. Adanya standar akuntabilitas suatu organisasi membuat orang-orang di dalamnya menjaga diri mereka sendiri dan rekan-rekan pada standar tanggung jawab tersebut.

Etika perusahaan mungkin tidak terlihat, tidak berwujud, dan mungkin kadang tidak disadari oleh orang lain. Namun, etika ini ada hubungan yang jelas dengan kinerja secara semua pihak. Melalui program Strategic Business Analysis lingkungan bisnis (internal dan eksternal) memiliki implikasi yang penting terhadap strategi perusahaan.

Saat menjalani bisnis atau sudah memiliki jabatan di sebuah perusahaan, peraturan dan etika menjadi pendorong agar lebih disiplin. Etika bisnis dapat membentuk nilai dan perilaku semua elemen yang ada di dalam organisasi, mulai dari staf, manajer, hingga pimpinan. 

Etika bisnis juga bisa menciptakan suasana dan hubungan yang sehat untuk sesama rekan kerja. Namun, tidak semua manajer dan karyawan memahami betul seperti apa etika bisnis yang tepat. Agar lebih paham, berikut ini penjelasan tentang definisi perilaku etis dan contohnya yang dalam diaplikasikan di perusahaan.

Apa itu perilaku etis?

Pada dasarnya, perilaku etis dalam berbisnis mengacu pada tindakan, keputusan yang mematuhi nilai-nilai yang dianggap tepat dalam konteks bisnis. Ini mencakup berbagai aspek, termasuk cara perusahaan berinteraksi dengan pelanggan, karyawan, pesaing, stakeholders, dan masyarakat umum. 

Dalam lingkungan bisnis, perilaku etis berlaku bagi seluruh stakeholders yang terlibat dalam seluruh aktivitas bisnis. Mereka harus menunjukkan perilaku yang jujur dan adil dalam hubungan mereka dengan rekan kerja dan klien. 

Menampilkan perilaku etis yang baik dapat meningkatkan nilai moral perusahaan dan hubungan klien. Dari sisi karyawan, mereka juga ingin bekerja di perusahaan yang memperlakukan semua orang dan kliennya dengan adil, serta memiliki praktik bisnis yang baik dan beretika.

Pada intinya, perilaku etis adalah bekerja sesuai dengan standar perusahaan yang adil dan transparan. Tidak hanya sekadar mematuhi aturan tetapi juga melakukan tugas dengan baik.

Untuk memahami betapa pentingnya perilaku etis, ada contoh perilaku tidak etis yang bisa berdampak pada perusahaan. Bayangkan ada perusahaan yang hanya mempekerjakan anggota keluarga dengan kapabilitas yang tidak mumpuni. 

Memang tidak ilegal, tetapi tindakan tersebut bisa berdampak buruk terhadap nilai, kesuksesan, bahkan citra perusahaan. Apalagi bila pekerjaan dari anggota keluarga yang tidak punya kapabilitas itu, dilakukan oleh karyawan lain sehingga orang tersebut tidak melakukan apapun. 

Di sisi lain, manajer memiliki perilaku etis akan bersikap adil dalam segala situasi. Kemudian secara perlahan, karyawan bisa menilai dan percaya bahwa tim di bawah kepemimpinan Anda bisa bekerja lebih baik.

Dengan bersikap etis, Anda sebagai pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan mendorong sikap baik untuk karyawan.

Contoh perilaku etis yang bisa meningkatkan performa bisnis

Mungkin Anda merasa bingung dalam memahami perilaku etis ini. Umumnya, perilaku etis mencakup kejujuran, integritas, keadilan dan berbagai sifat positif lainnya. 

Selain itu, mereka yang mempertimbangkan kepentingan orang lain ketika mengambil keputusan menunjukkan perilaku etis. Berikut adalah contoh umum lainnya dari perilaku etis.

  1. Menghargai orang lain

Orang yang berperilaku etis, akan selalu menghormati satu sama lain, bahkan untuk sesuatu atau pendapat yang tidak disetujuinya.

Rasa menghargai orang lain ini untuk semua kalangan, termasuk manajer dan staf, rekan kerja dan klien. Ketika seseorang bisa menghargai orang lain, tidak perlu menolak kritik atau masukan, mampu berkomunikasi lebih terbuka, dan dapat menerima sudut pandang orang lain.

  1. Komunikasi yang terbuka

Semua bisnis atau perusahaan yang sukses, bisa berkomunikasi secara efektif. Ketika sistem komunikasinya terbuka satu sama lain dan karyawan mau berbincang, kesalahpahaman dapat dihindari.

Anda bisa mengobrol dengan karyawan secara berkala, misalnya setiap satu bulan sekali untuk catch up pekerjaan. Melalui sesi tersebut, buat karyawan nyaman dan tidak judging sehingga ia bisa bercerita tentang keluh kesahnya. 

  1. Tanggung jawab

Kesalahan dan kesalahpahaman pasti terjadi di lingkungan kerja mana pun. Namun, ketika hal tersebut terjadi, karyawan perlu mempertanggungjawabkan tindakan mereka.

Saat mereka bertanggung jawab atas apa yang terjadi dan proaktif dalam memperbaikinya, itu bentuk perilaku etis. Adanya standar akuntabilitas suatu organisasi membuat orang-orang di dalamnya menjaga diri mereka sendiri dan rekan-rekan pada standar tanggung jawab tersebut.

Etika perusahaan mungkin tidak terlihat, tidak berwujud, dan mungkin kadang tidak disadari oleh orang lain. Namun, etika ini ada hubungan yang jelas dengan kinerja secara semua pihak. Melalui program Strategic Business Analysis lingkungan bisnis (internal dan eksternal) memiliki implikasi yang penting terhadap strategi perusahaan.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia