Menurut survei McKinsey Global, sebanyak 84% eksekutif merasa inovasi sangat penting bagi strategi pertumbuhan perusahaan. Dengan memahami berbagai jenis inovasi dapat membantu mengidentifikasi strategi yang sesuai dengan bisnis Anda, mengonseptualisasikan posisi bisnis, dan mengenali strategi inovasi kompetitor.
Ada dua jenis inovasi dalam bisnis, yaitu sustaining dan disruptive innovation. Keduanya sangat penting dalam membuat strategi bisnis. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui keduanya dan faktor-faktor pembedanya.
Ketika perusahaan berinovasi dengan menciptakan produk yang lebih baik dari sebelumnya, itu disebut dengan sustaining innovation. Produk tersebut nantinya akan lebih diterima oleh konsumen, dan menarik keuntungan yang lebih tinggi. Keduanya juga menjadi faktor pendorong dari sustaining innovation. Biasanya strategi ini digunakan oleh perusahaan yang sudah sukses di industri bisnis mereka.
Contoh strategi ini adalah pengenalan laptop di industri komputasi. Laptop adalah bentuk sustaining innovation yang berasal dari PC. Melihat perkembangan zaman atau tren, laptop menawarkan fleksibilitas untuk penggunanya. Penggunanya dapat membawa laptop ke mana pun berada. Dengan inovasi seperti ini, willingness to pay konsumen laptop menjadi lebih tinggi.
Mengandalkan sustaining innovation sepertinya menjadi strategi yang baik. Terlebih Anda akan mendapatkan margin keuntungan yang lebih tinggi. Namun, hanya dengan sustain innovation beberapa perusahaan besar gagal mempertahankan kesuksesannya.
Jenis inovasi kedua adalah disruptive innovation. Inovasi ini terjadi ketika perusahaan dengan sumber daya yang sedikit bergerak ke atas dan bersaing dengan bisnis yang sudah ada. Ada dua jenis disruptive innovation:
Low-end disruption terjadi ketika perusahaan menggunakan model bisnis berbiaya rendah untuk masuk ke pasar yang ada, dan mengklaim segmen.
New-market disruption terjadi ketika perusahaan menciptakan, dan mengklaim segmen baru di pasar dengan cara melayani basis konsumen yang kurang terlayani.
Keduanya dapat terjadi karena pasar diabaikan oleh perusahaan lama. Karena terbiasa meningkatkan produk dan layanan, perusahaan lama akan berfokus pada audiens yang memiliki demand, dan keuntungan tinggi, sehingga kurang memperhatikan audiens lainya. Ini membuka kesempatan disruptive innovation untuk menyediakan produk-produk yang “cukup baik” kepada audiens kelas bawah.
Sama seperti contoh industri komputasi, pengenalan smartphone merupakan disruptive innovation, khususnya di pasar baru. Tanpa disadari smartphone telah menghasilkan pasar baru. Audiens yang menggunakan internet, tetapi tidak membutuhkan spek canggih pada PC atau laptop akan memilih menggunakan smartphone. Lambat laun peningkatan kualitas tersebut akan menyebabkan konsumen meninggalkan PC dan laptop.
Inovasi dalam bisnis sudah sangat lumrah terjadi dalam jangka waktu yang singkat. Hal ini dapat berdampak bagi perusahaan baik secara positif maupun negatif. Namun, ada baiknya untuk memperhatikan beberapa faktor utama yang membedakan jenis inovasi agar dapat menentukan action plan yang tepat untuk pengembangan bisnis Anda.
Perbedaan utama antara sustaining dan disruptive innovation adalah kinerja produk yang ada di pasar. Sustaining innovation berusaha untuk menciptakan produk yang berkualitas tinggi dan bekerja lebih baik daripada yang sudah ada. Di sisi lain, disruptive innovation bertujuan untuk menciptakan produk yang “cukup baik.”
Berkaitan erat dengan kualitas dan kinerja produk, perbedaan utama lainnya adalah target audiens. Ketika sustaining innovation menargetkan konsumen yang mau membayar harga lebih tinggi, disruptive innovation hadir untuk audiens yang mencari harga wajar.
Artinya target audiens disruptive innovation tidak memerlukan fitur canggih dan mahal. Bagi mereka kualitas yang “cukup baik” sudah sesuai dengan yang mereka butuhkan. Biasanya inovasi ini dicari oleh segmen pasar kelas bawah, dan baru.
Pembeda terakhir adalah model bisnis. Disruptive innovation bergantung pada model bisnis biaya rendah dengan keuntungan yang rendah pula. Sebaliknya, sustaining innovation bergantung pada model bisnis dengan keuntungan yang tinggi.
Perbedaan ini penting, sebab jika disruptive innovation menghasilkan margin yang lebih tinggi, bisnis incumbent akan termotivasi untuk merebut pasar.
Mengetahui jenis dan cara masing-masing inovasi berperan pada pasar adalah langkah pertama untuk mempersiapkan, dan menyusun strategi bisnis. Untuk lebih mengetahui tentang strategi dan perbedaan keduanya pertimbangkan untuk terus up to date dengan perkembangan terkini.
Para eksekutif perusahaan dapat mengikuti program Business Development Planning untuk melakukan perencanaan bisnis dengan menganalisa skenario usaha. Melalui program ini, Anda dapat memperhatikan kesempatan dan tantangan yang ada serta membahas aspek strategis maupun fungsional secara komprehensif.
Scrum Master adalah profesional yang berperan penting dalam implementasi kerangka kerja Scrum, sebuah metodologi dalam manajemen proyek Agile.
Mereka bertanggung jawab untuk memfasilitasi dan memastikan efektivitas tim dalam menjalankan prinsip-prinsip Scrum.
Artikel ini akan membahas definisi Scrum Master secara lebih mendalam, menjelaskan peran-peran yang mereka jalankan, serta menguraikan keterampilan-keterampilan esensial yang diperlukan untuk menjadi seorang Scrum Master.
Scrum Master adalah sebuah posisi pekerjaan atau peran dalam dunia pengembangan perangkat lunak, terutama yang menerapkan metodologi Scrum.
Scrum Master memiliki peran khusus dalam tim pengembangan yang bertanggung jawab untuk memfasilitasi dan memastikan penerapan metodologi Scrum dengan efektif.
Seorang Scrum Master biasanya bekerja sama dengan tim pengembangan untuk membantu mereka menjalankan proses Scrum secara konsisten.
Mereka juga berinteraksi dengan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya untuk memastikan transparansi dan komunikasi yang baik sepanjang proses pengembangan.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun Scrum Master memiliki tanggung jawab dalam mengelola proses Scrum, mereka tidak bertindak sebagai manajer proyek yang mengontrol anggaran atau sumber daya.
Fokus utama mereka adalah memastikan bahwa tim dapat bekerja secara efisien dan adaptif dalam mencapai tujuan proyek dengan memanfaatkan prinsip-prinsip Agile dan Scrum.
Supaya lebih mudah dipahami, bayangkan sebuah tim sedang membuat aplikasi ponsel baru. Maka, Scrum Master akan melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
Scrum Master tidak mengatur apa yang harus dikerjakan tim atau bagaimana cara mengerjakannya. Scrum Master lebih fokus pada bagaimana tim bisa bekerja sama dengan baik.
Scrum Master adalah seorang fasilitator dan pemimpin yang memastikan tim pengembangan perangkat lunak menerapkan metodologi Scrum dengan efektif.
Tugas utama mereka meliputi mengatur dan memfasilitasi pertemuan Scrum, menghilangkan hambatan yang menghalangi kemajuan tim, dan memastikan bahwa prinsip-prinsip Scrum dipatuhi.
Berikut adalah tugas-tugas utama seorang Scrum Master:
Scrum Master adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk memastikan tim bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan proyek.
Untuk menjadi seorang Scrum Master yang andal, diperlukan serangkaian keterampilan khusus yang memadukan aspek kepemimpinan, komunikasi, dan pemecahan masalah.
Berikut adalah keterampilan-keterampilan penting yang harus dimiliki oleh seorang Scrum Master:
Scrum Master harus bisa memimpin tim, tapi bukan dalam artian seperti bos yang suka memerintah.
Namun, lebih seperti teman yang membantu tim bekerja sama dengan baik. Misalnya dengan membantu tim, memfasilitasi tim, dan mendukung setiap anggota untuk berkembang.
Dengan gaya kepemimpinan seperti ini akan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendorong kreativitas serta inovasi dalam tim.
Kemampuan berkomunikasi yang jelas dan transparan sangat penting bagi seorang Scrum Master.
Mereka harus mampu menyampaikan informasi tentang status proyek, tujuan, dan hambatan kepada semua anggota tim dan pemangku kepentingan.
Scrum Master perlu memiliki empati tinggi untuk memahami tantangan yang dihadapi tim.
Anda harus bisa memberikan dukungan emosional dan motivasi, terutama saat tim menghadapi kesulitan.
Jika Anda memiliki kemampuan ini, tentu akan dapat membantu membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat dalam tim.
Saat tim menghadapi kesulitan, Scrum Master harus bisa membantu mencari jalan keluarnya.
Oleh karena itu, Anda harus memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik.
Mulai dari mengidentifikasi akar masalah, menganalisis situasi, dan menemukan solusi yang efektif untuk menjaga tim tetap produktif.
Scrum Master harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan tim dan proyek.
Misalnya, kalau ada cara kerja baru, Anda harus cepat belajar dan tidak kaku.
Scrum Master bertanggung jawab untuk memfasilitasi berbagai pertemuan, seperti daily stand-up, sprint planning, dan retrospective.
Mereka harus memastikan pertemuan-pertemuan ini berjalan lancar, fokus, dan menghasilkan outcome yang diinginkan.
Salah satu peran utama Scrum Master adalah menjadi coach dan mentor bagi anggota tim.
Mereka harus mampu membimbing tim untuk terus meningkatkan kinerja dan memahami nilai-nilai Agile dengan lebih baik.
Meskipun tidak wajib, memiliki latar belakang teknis bisa sangat bermanfaat bagi Scrum Master, terutama ketika bekerja dengan tim pengembangan.
Pemahaman teknis membantu Anda lebih mengerti tantangan yang dihadapi tim dan dapat berkomunikasi lebih efektif dengan anggota tim teknis.
Scrum Master harus memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik untuk memastikan tim tetap on track dan mencapai tujuan sprint.
Mulai dari membantu tim dalam estimasi waktu, memprioritaskan tugas, dan mengelola backlog produk.
Dengan menguasai keterampilan-keterampilan ini, seorang Scrum Master dapat secara efektif memimpin tim mereka.
Namun perlu diingat bahwa menjadi Scrum Master yang andal adalah proses pembelajaran berkelanjutan.
Terus mengasah keterampilan ini dan tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru dalam metodologi Agile akan membantu Scrum Master untuk terus berkembang.
Jika Anda ingin meningkatkan kemampuan Anda dan membawa tim menuju kesuksesan, bergabunglah dengan program Agile with Scrum dari prasmul-eli.
Dengan mengikuti program Agile with Scrum, Anda akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang konsep Agile, menguasai kerangka kerja Scrum, dan meningkatkan kemampuan melalui simulasi.
Fishbone diagram adalah alat analisis visual yang bisa mengurai masalah kompleks menjadi komponen-komponen yang lebih mudah dikelola, mengidentifikasi akar penyebab, dan akhirnya menemukan solusi yang tepat.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang fishbone diagram, mulai dari definisi, struktur, kapan penggunaannya yang tepat, hingga langkah-langkah detail dalam pembuatannya.
Fishbone diagram adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memvisualisasikan penyebab potensial dari sebuah masalah atau efek tertentu.
Nama "Fishbone" atau tulang ikan berasal dari bentuk diagram yang menyerupai kerangka ikan.
Diagram ini membantu tim untuk secara sistematis menguraikan berbagai faktor yang mungkin menyebabkan masalah tersebut. Sehingga memudahkan identifikasi akar penyebab dan solusi yang tepat.
Fishbone diagram banyak digunakan dalam manufaktur, layanan industri, pengembangan produk, dan masih banyak lagi.
Fishbone diagram memiliki beberapa keunggulan:
Fishbone diagram adalah alat visual yang sangat berguna untuk menganalisis akar penyebab suatu masalah.
Struktur diagram ini mirip dengan kerangka ikan, yang terdiri dari dua bagian utama:
Bagian kepala ikan merupakan tempat untuk menuliskan pokok permasalahan atau akibat yang sedang dianalisis.
Di sini, Anda bisa menjelaskan secara singkat apa masalah yang terjadi, kapan terjadinya, dan rincian lain yang relevan.
Misalnya, "Penurunan penjualan produk X sebesar 30% dalam 3 bulan terakhir".
Tulang-tulang ikan yang menyangga badan dan sirip ikan merepresentasikan berbagai faktor penyebab yang berkontribusi pada masalah utama.
Umumnya, ada enam kategori utama yang digunakan atau dikenal dengan istilah "6M":
a. Method (Metode): Berkaitan dengan operasi perusahaan, termasuk proses produksi, pemasaran, dan distribusi.
b. Manpower (Sumber Daya Manusia): Faktor-faktor yang berhubungan dengan karyawan, seperti keterampilan, jumlah tenaga kerja, atau masalah kinerja.
c. Material (Bahan): Meliputi masalah yang berkaitan dengan bahan baku, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun penyimpanan.
d. Machine (Mesin): Mencakup masalah yang berhubungan dengan peralatan dan mesin yang digunakan dalam proses produksi atau operasi.
e. Measurement (Pengukuran): Berkaitan dengan aspek-aspek pengukuran dan perhitungan, seperti kesalahan input data atau masalah dalam sistem pengukuran kinerja.
f. Mother Nature (Lingkungan): Faktor-faktor eksternal yang sulit dikontrol, seperti kondisi cuaca, bencana alam, atau situasi pandemi.
Fishbone diagram sangat berguna dalam situasi-situasi berikut:
Anda bisa menggunakan fishbone diagram ketika memiliki masalah yang kompleks dan ingin mengetahui penyebab utamanya.
Pasalnya, fishbone diagram dapat membantu memecah masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga lebih mudah dianalisis.
Diagram ini membantu saat Anda dan tim sedang melakukan sesi brainstorming untuk menemukan berbagai kemungkinan penyebab suatu masalah.
Diagram ini menyediakan struktur, sehingga ide-ide dapat dikategorikan dengan rapi.
Ketika tim Anda cenderung terjebak dalam pola pikir yang sama atau solusi yang sama berulang kali, diagram ini akan membantu.
Diagram ini mendorong untuk melihat masalah dari berbagai sudut dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin terlewatkan.
Ketika Anda memiliki banyak informasi tentang suatu masalah dan perlu mengorganisasinya dengan cara yang logis dan sistematis.
Fishbone diagram membantu mengelompokkan penyebab ke dalam kategori yang jelas.
Saat Anda ingin meningkatkan kualitas produk dan perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hasil akhir.
Diagram ini sering digunakan dalam quality management untuk menemukan dan mengatasi penyebab cacat atau ketidaksesuaian.
Ketika Anda memiliki data yang menunjukkan bahwa ada masalah, tetapi Anda tidak yakin apa yang menyebabkannya.
Diagram ini membantu menghubungkan data dengan penyebab potensial.
Membuat fishbone diagram melibatkan beberapa langkah yang terstruktur. Mengutip Coursera, berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk membuat fishbone diagram yang efektif:
Langkah pertama dan paling krusial adalah mendefinisikan masalah dengan jelas.
Pernyataan masalah ini akan menjadi "kepala ikan" dalam diagram. Letakkan pernyataan ini di sisi kanan dengan panah mengarah padanya.
Penting untuk memastikan bahwa seluruh tim setuju dengan definisi masalah ini, karena akan menjadi fokus dari seluruh analisis.
Selanjutnya, identifikasi kategori-kategori penyebab utama yang akan membentuk "tulang" utama dari diagram.
Kategori ini bervariasi tergantung pada industri dan masalah yang dihadapi.
Misalnya, dalam industri manufaktur, kategori umum bisa mencakup:
Lakukan sesi brainstorming dengan tim untuk menentukan kategori yang paling relevan dengan masalah Anda.
Setelah kategori utama ditentukan, lakukan brainstorming untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin penyebab potensial.
Dorong tim untuk berpikir secara luas dan mendalam, tanpa membatasi ide-ide yang muncul.
Setelah daftar penyebab terkumpul, kelompokkan penyebab-penyebab tersebut ke dalam kategori yang sesuai pada diagram.
Penyebab-penyebab ini akan menjadi "tulang-tulang kecil" yang menghubungkan kategori dengan "tulang punggung" diagram.
Untuk setiap penyebab yang teridentifikasi, gali lebih dalam dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan efektif seperti "Mengapa hal ini terjadi?"
Proses ini akan menghasilkan lapisan-lapisan cabang atau "tulang" tambahan pada diagram. Sehingga membantu tim untuk memahami akar permasalahan dengan lebih komprehensif.
Langkah terakhir dan terpenting adalah mengidentifikasi akar penyebab dari masalah yang dinyatakan.
Perhatikan penyebab-penyebab yang muncul paling sering dan yang muncul di lebih dari satu kategori.
Penyebab-penyebab ini kemungkinan besar merupakan akar dari masalah yang sedang dianalisis.
Fishbone diagram adalah alat yang sangat efektif dalam menganalisis masalah dan pengambilan keputusan di berbagai industri.
Dengan memahami struktur dan cara penggunaannya, Anda dapat meningkatkan kemampuan tim dalam mengidentifikasi akar penyebab masalah dan mengembangkan solusi yang tepat.
Jika Anda ingin memperdalam pemahaman tentang manajemen proyek, kami mengundang Anda untuk mengikuti program The Real Project Management dari prasmul-eli.
Dalam program ini, Anda akan mempelajari berbagai aspek manajemen proyek, mulai dari perencanaan dan implementasi hingga manajemen risiko dan kepemimpinan.
Daftar kelas The Real Project Management sekarang!
Apakah Anda pernah merasa bingung saat ingin menyelesaikan sebuah masalah yang berfokus pada pengguna atau user? Tenang saja, ada pendekatan yang bisa membantu Anda keluar dari situasi tersebut, namanya adalah design thinking!
Design thinking bukan hanya untuk desainer grafis atau arsitek ya, tapi bisa digunakan oleh siapa pun yang ingin menemukan solusi kreatif untuk masalah apapun.
Sebuah studi menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang menerapkan design thinking secara konsisten memiliki keuntungan finansial hingga 50% lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing mereka yang tidak menerapkan pendekatan ini.
Lantas, apa itu design thinking?
Mari kita kupas tuntas pengertian design thinking, prinsip, tujuan, hingga langkah-langkahnya!
Design thinking adalah cara untuk memecahkan masalah dengan kreatif dan sistematis. Proses ini melibatkan lima fase yaitu empati (Empathize), definisi (Define), ideasi (Ideate), prototipe (Prototype), dan pengujian (Test).
Menariknya, metode ini dikembangkan oleh para akademisi dan profesional kreatif dari institusi ternama seperti Stanford University, lho.
Mereka menyadari bahwa untuk benar-benar menyelesaikan masalah, tidak bisa hanya mengandalkan logika semata. Melainkan, emosi dan empati juga turut berperan penting.
Penelitian bahkan membuktikan bahwa ketika Anda berempati, kreativitas dapat melejit!
Design thinking bisa membawa banyak manfaat bagi tim atau organisasi Anda, lho! Yuk, simak penjelasan di bawah ini:
Design thinking adalah konsep yang memberikan solusi kreatif dan inovatif. Metode ini tidak sekadar tentang menyelesaikan masalah, tetapi juga tentang merasakan dan memahami kebutuhan user secara lebih personal.
Bahkan menurut penelitian, tim yang menerapkan design thinking lebih mampu menemukan solusi yang inovatif dan memuaskan user.
Lalu, bagaimana langkah-langkah dalam design thinking? Berikut penjelasannya!
Langkah pertama dalam proses design thinking adalah berempati. Artinya, Anda berusaha untuk memahami masalah dari sudut pandang user.
Anda harus bisa merasakan apa yang dirasakan oleh user dan memahami perspektif mereka dengan lebih baik. Entah itu melalui wawancara, observasi, atau penelitian.
Kenapa ini penting dilakukan?
Sebab dengan cara ini, Anda bisa menciptakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan sekadar mengandalkan dugaan semata.
Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan (define). Setelah mengumpulkan informasi, saatnya Anda menganalisisnya.
Rumuskan masalah yang jelas dan spesifik berdasarkan data yang dikumpulkan. Fase ini membantu Anda tetap fokus dalam mencari solusi.
Ideasi adalah fase di mana Anda bebas berimajinasi dan mengeluarkan semua ide yang ada di kepala. Tidak ada batasan dalam berideasi.
Anda bisa menciptakan sebanyak mungkin ide, seaneh atau sebrilian apa pun itu. Anda juga bisa mengadakan sesi brainstorming untuk menghasilkan ide-ide baru dan inovatif.
Setelah itu, langkah keempat adalah membuat prototipe. Ambil beberapa ide terbaik Anda dan ciptakan prototipe atau model awal dari solusi tersebut.
Prototipe ini bisa berupa model fisik, mock-up digital, atau bahkan sketsa sederhana. Tujuannya untuk menguji konsep secara nyata dan mendapatkan feedback dari user, sebelum Anda menghabiskan banyak waktu dan sumber daya untuk mengembangkannya.
Terakhir, ada langkah fase pengujian (test). Ini adalah langkah di mana Anda menguji prototipe kepada user untuk melihat seberapa efektifnya dalam memecahkan masalah.
Dengan melakukan pengujian, Anda akan mendapatkan feedback dari user. Dengan begitu, Anda dapat menggunakan informasi ini untuk memperbaiki dan mengembangkan solusi Anda lebih lanjut.
Sekarang mari kita bahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam design thinking yang bisa membantu Anda menciptakan solusi yang kreatif dan bermanfaat bagi pengguna. Beberapa prinsip tersebut meliputi:
Dalam design thinking, yang paling penting adalah memahami kebutuhan dan perasaan user.
Anda harus mendengarkan apa yang mereka butuhkan dan bagaimana pengalaman mereka menggunakan produk atau layanan Anda. Ingat, pengguna itulah yang menjadi pusat inovasi, bukan teknologi.
Anda juga perlu bekerja sama dengan tim lain, seperti tim pemasaran dan desain. Dengan bekerja sama, Anda bisa mendapatkan ide-ide segar yang berguna untuk menciptakan solusi yang lebih baik.
Setelah Anda mengerti masalahnya, saatnya untuk mengembangkan ide-ide kreatif. Jangan takut untuk berpikir out of the box dan mengeksplorasi berbagai ide yang mungkin terjadi. Ingat, semakin banyak ide, semakin baik!
Design thinking tidak hanya tentang menghasilkan ide, tapi juga tentang menciptakan prototype, mengujinya, dan melakukan perbaikan berdasarkan feedback dari user. Proses ini mungkin akan berulang sampai Anda menemukan solusi yang tepat.
Terpenting adalah Anda harus terlibat secara aktif dalam menyelesaikan masalah. Daripada hanya berspekulasi tentang kebutuhan user, sebaiknya Anda berinteraksi langsung dengan user dan mendengarkan apa yang mereka butuhkan.
Ingat, tidak semua hal akan berjalan mulus di awal. Kegagalan adalah bagian dari proses. Anda harus belajar dari kesalahan dan terus mencoba hal yang baru.
Desain yang baik harus bisa beradaptasi dengan perubahan di masa depan. Anda harus siap untuk mengubah produk atau layanan Anda agar tetap relevan dengan kebutuhan user.
Produk yang sukses adalah produk yang sederhana dan mudah digunakan. Anda harus menghilangkan hal-hal yang tidak perlu agar produk lebih mudah dimengerti oleh user.
Nah, itulah penjelasan lengkap tentang design thinking! Dengan pendekatan ini, Anda dapat menemukan solusi kreatif untuk berbagai masalah yang tengah dihadapi.
Jika Anda tertarik untuk belajar lebih dalam tentang design thinking dan mengembangkan keterampilan Anda dalam menciptakan solusi kreatif, jangan ragu untuk bergabung dengan program pelatihan kami!
Kami menawarkan kelas yang didesain untuk membantu Anda memahami konsep design thinking secara lebih mendalam dan menerapkannya dalam praktik.
Ingin mengikuti kelas “Design Thinking for Business Innovation”? Daftar di sini sekarang!