Menurut survei McKinsey Global, sebanyak 84% eksekutif merasa inovasi sangat penting bagi strategi pertumbuhan perusahaan. Dengan memahami berbagai jenis inovasi dapat membantu mengidentifikasi strategi yang sesuai dengan bisnis Anda, mengonseptualisasikan posisi bisnis, dan mengenali strategi inovasi kompetitor.
Ada dua jenis inovasi dalam bisnis, yaitu sustaining dan disruptive innovation. Keduanya sangat penting dalam membuat strategi bisnis. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui keduanya dan faktor-faktor pembedanya.
Ketika perusahaan berinovasi dengan menciptakan produk yang lebih baik dari sebelumnya, itu disebut dengan sustaining innovation. Produk tersebut nantinya akan lebih diterima oleh konsumen, dan menarik keuntungan yang lebih tinggi. Keduanya juga menjadi faktor pendorong dari sustaining innovation. Biasanya strategi ini digunakan oleh perusahaan yang sudah sukses di industri bisnis mereka.
Contoh strategi ini adalah pengenalan laptop di industri komputasi. Laptop adalah bentuk sustaining innovation yang berasal dari PC. Melihat perkembangan zaman atau tren, laptop menawarkan fleksibilitas untuk penggunanya. Penggunanya dapat membawa laptop ke mana pun berada. Dengan inovasi seperti ini, willingness to pay konsumen laptop menjadi lebih tinggi.
Mengandalkan sustaining innovation sepertinya menjadi strategi yang baik. Terlebih Anda akan mendapatkan margin keuntungan yang lebih tinggi. Namun, hanya dengan sustain innovation beberapa perusahaan besar gagal mempertahankan kesuksesannya.
Jenis inovasi kedua adalah disruptive innovation. Inovasi ini terjadi ketika perusahaan dengan sumber daya yang sedikit bergerak ke atas dan bersaing dengan bisnis yang sudah ada. Ada dua jenis disruptive innovation:
Low-end disruption terjadi ketika perusahaan menggunakan model bisnis berbiaya rendah untuk masuk ke pasar yang ada, dan mengklaim segmen.
New-market disruption terjadi ketika perusahaan menciptakan, dan mengklaim segmen baru di pasar dengan cara melayani basis konsumen yang kurang terlayani.
Keduanya dapat terjadi karena pasar diabaikan oleh perusahaan lama. Karena terbiasa meningkatkan produk dan layanan, perusahaan lama akan berfokus pada audiens yang memiliki demand, dan keuntungan tinggi, sehingga kurang memperhatikan audiens lainya. Ini membuka kesempatan disruptive innovation untuk menyediakan produk-produk yang “cukup baik” kepada audiens kelas bawah.
Sama seperti contoh industri komputasi, pengenalan smartphone merupakan disruptive innovation, khususnya di pasar baru. Tanpa disadari smartphone telah menghasilkan pasar baru. Audiens yang menggunakan internet, tetapi tidak membutuhkan spek canggih pada PC atau laptop akan memilih menggunakan smartphone. Lambat laun peningkatan kualitas tersebut akan menyebabkan konsumen meninggalkan PC dan laptop.
Inovasi dalam bisnis sudah sangat lumrah terjadi dalam jangka waktu yang singkat. Hal ini dapat berdampak bagi perusahaan baik secara positif maupun negatif. Namun, ada baiknya untuk memperhatikan beberapa faktor utama yang membedakan jenis inovasi agar dapat menentukan action plan yang tepat untuk pengembangan bisnis Anda.
Perbedaan utama antara sustaining dan disruptive innovation adalah kinerja produk yang ada di pasar. Sustaining innovation berusaha untuk menciptakan produk yang berkualitas tinggi dan bekerja lebih baik daripada yang sudah ada. Di sisi lain, disruptive innovation bertujuan untuk menciptakan produk yang “cukup baik.”
Berkaitan erat dengan kualitas dan kinerja produk, perbedaan utama lainnya adalah target audiens. Ketika sustaining innovation menargetkan konsumen yang mau membayar harga lebih tinggi, disruptive innovation hadir untuk audiens yang mencari harga wajar.
Artinya target audiens disruptive innovation tidak memerlukan fitur canggih dan mahal. Bagi mereka kualitas yang “cukup baik” sudah sesuai dengan yang mereka butuhkan. Biasanya inovasi ini dicari oleh segmen pasar kelas bawah, dan baru.
Pembeda terakhir adalah model bisnis. Disruptive innovation bergantung pada model bisnis biaya rendah dengan keuntungan yang rendah pula. Sebaliknya, sustaining innovation bergantung pada model bisnis dengan keuntungan yang tinggi.
Perbedaan ini penting, sebab jika disruptive innovation menghasilkan margin yang lebih tinggi, bisnis incumbent akan termotivasi untuk merebut pasar.
Mengetahui jenis dan cara masing-masing inovasi berperan pada pasar adalah langkah pertama untuk mempersiapkan, dan menyusun strategi bisnis. Untuk lebih mengetahui tentang strategi dan perbedaan keduanya pertimbangkan untuk terus up to date dengan perkembangan terkini.
Para eksekutif perusahaan dapat mengikuti program Business Development Planning untuk melakukan perencanaan bisnis dengan menganalisa skenario usaha. Melalui program ini, Anda dapat memperhatikan kesempatan dan tantangan yang ada serta membahas aspek strategis maupun fungsional secara komprehensif.