Selama lebih dari 30 tahun berkiprah, institusi pengembangan ini telah menjadi mitra terpercaya bagi berbagai perusahaan nasional, multinasional, BUMN, maupun instansi pemerintah dalam mengembangkan SDM yang mampu menaklukkan tantangan bisnis.
Sebelum mempelopori program Master of Business Administration (kini Magister Manajemen) di Tanah Air, Prasetiya Mulya telah lebih dulu aktif menyelenggarakan kursus dan pengembangan manajemen untuk para pelaku usaha. Berawal dari misi Yayasan Prasetiya Mulya untuk mengembangkan profesionalisme dalam praktik manajemen bisnis di Indonesia, pada tahun 1982 didirikanlah Lembaga Manajemen Prasetiya Mulya yang selanjutnya menjadi Prasetiya Mulya Executive Learning Institute.
Dengan meyakini bahwa manusia adalah modal utama bagi keberlangsungan bisnis, Executive Learning Institute menawarkan solusi integratif guna mengembangkan kapabilitas manajemen dan kepemimpinan bisnis, baik untuk menjembatani kesenjangan individual maupun menyamakan standar kompetensi tertentu. Bidangnya mencakup Organization Development, Performance Management, Human Capital Development, Leadership Transition, hingga Grooming Leaders.
Deddi Tedjakumara, Executive Director Prasetiya Mulya Executive Learning Institute, menyebut bahwa pihaknya bukanlah lembaga pelatihan, melainkan pengembangan. “Kami menganut paradigma peningkatan performa yang dicapai melalui pembelajaran, tidak terpaku pada tools. Problem terbesar di dunia usaha hari ini bukan ketidaktahuan, melainkan ketidakmampuan mengkontekstualisasikan yang diketahui ke dalam situasi yang dihadapi. Kami bukan seperti apotek yang langsung memberi obat, melainkan layaknya dokter yang menganalisis gejalanya terlebih dulu. Bagian dari solusinya bisa saja berbentuk obat, tapi pendekatannya berbeda,” paparnya.
Melalui materi dan metode yang sistematis, setiap program Executive Learning Institute dijalankan oleh para konsultan yang merupakan pakar dan praktisi di berbagai industri. “Berbeda dengan lembaga konsultasi, kami tidak mencekoki mitra dengan solusi A atau B, karena perubahannya berjalan seiring pengembangan manusianya,” imbuh Deddi.
Pertama, ada Short Course yang dirancang dalam format workshop selama 2-3 hari untuk menginspirasi dan memperkaya perspektif bisnis. “Sifatnya public, siapa pun bisa menjadi peserta sehingga dapat saling mengkaji perspektif dari sektor industri lain,” kata Deddi seraya menyebutkan topik-topik manajemen fungsional yang ditawarkan meliputi Human Resource, Marketing, Operation/Production, Finance, Contemporary Topics, dan Strategic Management.
Masih di kategori public, terdapat Certification Program yang merupakan pembelajaran manajemen bersertifikat yang dikemas dalam bentuk modular. Berlangsung selama 4 bulan, peserta dapat memilih Certificate of Business Management, Certificate of Financial Performance Analysis, Certificate of Strategic Finance Management, serta International Professional Certification Program in Purchasing and Supply Chain Management. Puncaknya adalah Customized Program, yang dirancang secara kontekstual untuk memecahkan masalah dan memenuhi berbagai kebutuhan pengembangan perusahaan. Melalui pertimbangan mendalam terhadap struktur organisasi dan arah strategis masing-masing perusahaan, jelas Deddi,
program ini dapat dilaksanakan dalam bentuk assessment, in class program, executive coaching, team building, simulasi bisnis, dan banyak lagi.
“Setelah kami menganalisis perusahaan mitra dan mengusulkan alternatif solusi, harus ada komitmen pengembangan mulai dari pucuk pimpinannya. Ini sangat penting, mengingat proses pengembangan membutuhkan engagement jangka panjang. Dalam menghadapi tantangan dunia bisnis yang dinamis dan penuh ketidakpastian, cara berpikir yang jernih menjadi kuncinya.
Setiap perusahaan pasti punya masalah yang berbeda-beda. Teorinya boleh sama, tapi konteks penerapannya bisa sangat berbeda. We fit rather than fix,” tandasnya.
Tutorial registrasi online prasmul-eli
1. Masuk ke website registrasi https://registration.prasmul-eli.co/
Anda juga bisa masuk melalui website prasmul-eli.co
2. Masukkan email dan password yang sudah Anda daftarkan. Kemudian pilih "Login".
Jika Anda belum memiliki akun, pilih "Daftar" dan ikuti instruksi selanjutnya.
3. Setelah masuk dengan akun Anda, pilih program yang Anda minati
4.Pilih tanggal program yang Anda ikuti, kemudian klik icon keranjang
5. Program yang Anda pilih akan muncul di bagian "Daftar Keinginan"
6. Ikuti instruksi selanjutnya untuk menyelesaikan proses pendaftaran dan pembayaran.
7. Setelah proses pendaftaran dan pembayaran diverifikasi oleh tim kami, Anda akan menerima email yang berisi konfirmasi keikutsertaan Anda.
Selamat! Anda telah terdaftar dan siap untuk mengikuti program prasmul-eli.
Selama lebih dari 30 tahun berkiprah, institusi pengembangan ini telah menjadi mitra terpercaya bagi berbagai perusahaan nasional, multinasional, BUMN, maupun instansi pemerintah dalam mengembangkan SDM yang mampu menaklukkan tantangan bisnis.
Sebelum mempelopori program Master of Business Administration (kini Magister Manajemen) di Tanah Air, Prasetiya Mulya telah lebih dulu aktif menyelenggarakan kursus dan pengembangan manajemen untuk para pelaku usaha. Berawal dari misi Yayasan Prasetiya Mulya untuk mengembangkan profesionalisme dalam praktik manajemen bisnis di Indonesia, pada tahun 1982 didirikanlah Lembaga Manajemen Prasetiya Mulya yang selanjutnya menjadi Prasetiya Mulya Executive Learning Institute.
Dengan meyakini bahwa manusia adalah modal utama bagi keberlangsungan bisnis, Executive Learning Institute menawarkan solusi integratif guna mengembangkan kapabilitas manajemen dan kepemimpinan bisnis, baik untuk menjembatani kesenjangan individual maupun menyamakan standar kompetensi tertentu. Bidangnya mencakup Organization Development, Performance Management, Human Capital Development, Leadership Transition, hingga Grooming Leaders.
Deddi Tedjakumara, Executive Director Prasetiya Mulya Executive Learning Institute, menyebut bahwa pihaknya bukanlah lembaga pelatihan, melainkan pengembangan. “Kami menganut paradigma peningkatan performa yang dicapai melalui pembelajaran, tidak terpaku pada tools. Problem terbesar di dunia usaha hari ini bukan ketidaktahuan, melainkan ketidakmampuan mengkontekstualisasikan yang diketahui ke dalam situasi yang dihadapi. Kami bukan seperti apotek yang langsung memberi obat, melainkan layaknya dokter yang menganalisis gejalanya terlebih dulu. Bagian dari solusinya bisa saja berbentuk obat, tapi pendekatannya berbeda,” paparnya.
Melalui materi dan metode yang sistematis, setiap program Executive Learning Institute dijalankan oleh para konsultan yang merupakan pakar dan praktisi di berbagai industri. “Berbeda dengan lembaga konsultasi, kami tidak mencekoki mitra dengan solusi A atau B, karena perubahannya berjalan seiring pengembangan manusianya,” imbuh Deddi.
Pertama, ada Short Course yang dirancang dalam format workshop selama 2-3 hari untuk menginspirasi dan memperkaya perspektif bisnis. “Sifatnya public, siapa pun bisa menjadi peserta sehingga dapat saling mengkaji perspektif dari sektor industri lain,” kata Deddi seraya menyebutkan topik-topik manajemen fungsional yang ditawarkan meliputi Human Resource, Marketing, Operation/Production, Finance, Contemporary Topics, dan Strategic Management.
Masih di kategori public, terdapat Certification Program yang merupakan pembelajaran manajemen bersertifikat yang dikemas dalam bentuk modular. Berlangsung selama 4 bulan, peserta dapat memilih Certificate of Business Management, Certificate of Financial Performance Analysis, Certificate of Strategic Finance Management, serta International Professional Certification Program in Purchasing and Supply Chain Management. Puncaknya adalah Customized Program, yang dirancang secara kontekstual untuk memecahkan masalah dan memenuhi berbagai kebutuhan pengembangan perusahaan. Melalui pertimbangan mendalam terhadap struktur organisasi dan arah strategis masing-masing perusahaan, jelas Deddi,
program ini dapat dilaksanakan dalam bentuk assessment, in class program, executive coaching, team building, simulasi bisnis, dan banyak lagi.
“Setelah kami menganalisis perusahaan mitra dan mengusulkan alternatif solusi, harus ada komitmen pengembangan mulai dari pucuk pimpinannya. Ini sangat penting, mengingat proses pengembangan membutuhkan engagement jangka panjang. Dalam menghadapi tantangan dunia bisnis yang dinamis dan penuh ketidakpastian, cara berpikir yang jernih menjadi kuncinya.
Setiap perusahaan pasti punya masalah yang berbeda-beda. Teorinya boleh sama, tapi konteks penerapannya bisa sangat berbeda. We fit rather than fix,” tandasnya.