Cara Beradaptasi Terhadap Dampak Inflasi Global dalam Berbisnis

06 October 2022

Inflasi mempengaruhi semua orang, harga-harga semakin naik dan belum ada tanda-tanda akan turun dalam waktu dekat. Berbagai bisnis sudah mulai terombang-ambing dan lelah selama kurang lebih dua tahun pandemi global yang membutuhkan solusi inovatif yang gesit. 

Para pemilik bisnis perlu mencari tahu apa yang menurut konsumen saat ini paling menarik dalam hal nilai. Dalam usaha melakukannya dengan baik, gambaran besarnya bagi mereka adalah dengan visibilitas dan wawasan tentang operasional, data untuk menginformasikan keputusan, pemikiran cepat, dan penguatan hubungan bisnis.

Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan Perusahaan untuk Menghadapi Inflasi

Perusahaan perlu mengatasi leaking bucket terkait anggaran. Banyak perusahaan tidak mengukur biaya operasional yang tidak efisien dan menggerogoti keuntungan. Konsumen yang memesan tiga kali seminggu daripada satu pesanan besar lebih banyak membutuhkan biaya pengiriman. Memesan barang-barang khusus dan memproses pengembalian juga membutuhkan biaya tapi hal ini jarang diukur dan diperhitungkan ke dalam anggaran.

Jadi meskipun konsumen dapat terlihat sangat positif dari perspektif profitabilitas, setelah Anda menambahkan semua elemen biaya untuk dilayani, mungkin hasilnya akan mengejutkan karena biaya yang membengkak. Visibilitas dari ujung ke ujung ini memungkinkan untuk mengatasi masalah yang mengikis margin keuntungan, sehingga tidak melulu soal menaikkan harga (jual).

1. Lakukan Audit Terhadap Leaking Bucket dalam Perusahaan

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan dan memahami data. Banyak perusahaan yang tidak melacak data di tingkat Representative level, Account level, atau Vice President level. Mereka tidak melaporkan data secara mingguan untuk meminta pertanggung jawaban pihak-pihak terkait. 

Tidak adanya laporan data mingguan akan membuat perusahaan kesulitan melakukan analisis tentang alasan internal yang menolak kenaikan harga, masalah dalam pengadaan barang atau operasional perusahaan yang tidak sejalan dengan (permintaan) pasar.

Semua pelacakan dan analisis itu sering kali tidak dilakukan sehingga akan ada kesempatan-kesempatan baik yang terlewatkan. Dalam mengatasi masalah ini, diperlukan kedisiplinan dan ketertiban dalam hal pelaporan dan juga akuntabilitas di antara level internal perusahaan. Dengan begitu, akan muncul diskusi untuk beradaptasi dan mengatasi masalah yang dihadapi menggunakan data yang ada di perusahaan.

2. Mengambil Keputusan Saat Kenaikan Harga Terus Terjadi

Sangat penting untuk mengolah angka terkait kenaikan harga, seperti memberikan kenaikan harga cukup agresif pada beberapa produk dan lebih sedikit pada produk lainnya. Hal ini disebabkan karena pelanggan juga memiliki peran yang menjadi faktor penentu harga. 

Pelanggan dapat memilih untuk mencari perusahaan atau vendor lain, menghilangkan produk tertentu, bahkan menggantinya dengan produk generik atau lebih murah. Terdapat pengetahuan terkait pasar yang mendukung dan juga seni untuk mengetahui konsumen setia perusahaan Anda dan konsumen yang mungkin pergi.

Membuat keputusan pada masa inflasi harus dipercepat sepuluh kali lipat dari biasanya. Dengan inflasi yang langka seperti ini, tidak ada bisnis seperti hari-hari sebelumnya. Setiap perubahan yang dilakukan harus dipantau dan dievaluasi secara ketat dan disesuaikan dengan cepat jika diperlukan.

3. Mempertahankan Konsumen untuk Jangka Panjang

Hal terakhir yang diinginkan perusahaan adalah dianggap menaikkan harga dengan alasan adanya inflasi. Konsumen sudah menduga adanya beberapa kenaikan harga, tetapi bukan berarti mereka senang akan hal itu. Jika kendala rantai pasokan diketahui maka adanya kenaikan dapat berjalan dengan baik, tetapi tidak jika situasi yang terjadi adalah kebalikannya. Perusahaan yang belum melakukan riset terkait kenaikan harga terhadap produk atau jasa yang ditawarkan dapat berimbas kehilangan konsumennya.

Terdapat beberapa cara perusahaan dapat mendukung konsumen untuk retensi jangka panjang, bahkan di tengah kenaikan harga. Pada saat pendistribusian, perusahaan dapat bekerja sama dengan konsumen dan mengidentifikasi produk pada rantai pasok yang dapat ditukar dengan produk yang lebih murah untuk membantu menghemat biaya. Ketika ada kenaikan harga, komunikasi tentang alasan di baliknya adalah kunci. Komunikasi yang baik terjadi dalam konteks layanan dan strategi keseluruhan untuk tetap memberikan bisnis terbaik, bukan hanya percakapan terkait angka atau nominal harga.

4. Memahami Pertumbuhan dan Profitabilitas Bisnis

Penting untuk selalu mengingat perbedaan antara laba kotor dan margin kotor. Perusahaan tampak tumbuh karena meningkatnya pendapatan dengan adanya kenaikan harga. Jika perusahaan melakukan hal ini tanpa mempertahankan atau memperluas margin kotor, artinya keputusan masih kurang efektif memberikan keuntungan meskipun adanya pertumbuhan topline.

Kesalahpahaman tersebut yang menghancurkan nilai pemegang saham. Hal yang menciptakan nilai pemegang saham terbaik adalah pertumbuhan yang menguntungkan. Pertumbuhan tersebut mengacu pada kemampuan untuk menumbuhkan pendapatan pada tingkat yang sama dengan laba. 

Tantangan inflasi yang sesungguhnya adalah melewati kenaikan biaya sambil mempertahankan margin dan tanpa kehilangan konsumen. Hal itulah yang membuat pemahaman terkait kenaikan harga menjadi sangat penting.

5. Memahami Peluang Keuntungan Jangka Panjang

Pada titik tertentu, situasi akan berada di tahap deflasi. Konsumen akan mengharapkan harga turun dan perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menurunkan harga saat terjadi deflasi. Hal ini memungkinkan jika perusahaan disiplin dalam menangkap kenaikan biaya yang telah dikeluarkan dan berikan kepada pelanggan.

Sebuah perusahaan dapat menjadikan inflasi sebagai peluang untuk membangun kemitraan jangka panjang dengan konsumen. Perusahaan tidak hanya mempertahankan margin keuntungan, mereka bekerja untuk memenangkan pangsa pasar dengan bermitra dengan pelanggan. 

Selain itu, masa inflasi juga dapat menguji kesungguhan perusahaan untuk menunjukkan kepada pelanggan bahwa mereka peduli dan bersedia bekerja lebih keras untuk  layanan terbaik. Hal ini menjadi prinsip penting yang perlu diperhatikan seiring dengan kondisi bisnis yang berubah dengan cepat.

Melalui Strategic Business Analysis, para eksekutif perusahaan bisa berbagi pandangan untuk mengasah keterampilan dalam mengaplikasikan pengambilan keputusan berbasis model analisis lingkungan. Jika terjadi masa sulit seperti inflasi yang harus dihadapi oleh para pengambil keputusan, perusahaan tidak hanya unggul dalam margin tetapi juga penguatan hubungan baik dengan konsumen.

Inflasi mempengaruhi semua orang, harga-harga semakin naik dan belum ada tanda-tanda akan turun dalam waktu dekat. Berbagai bisnis sudah mulai terombang-ambing dan lelah selama kurang lebih dua tahun pandemi global yang membutuhkan solusi inovatif yang gesit. 

Para pemilik bisnis perlu mencari tahu apa yang menurut konsumen saat ini paling menarik dalam hal nilai. Dalam usaha melakukannya dengan baik, gambaran besarnya bagi mereka adalah dengan visibilitas dan wawasan tentang operasional, data untuk menginformasikan keputusan, pemikiran cepat, dan penguatan hubungan bisnis.

Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan Perusahaan untuk Menghadapi Inflasi

Perusahaan perlu mengatasi leaking bucket terkait anggaran. Banyak perusahaan tidak mengukur biaya operasional yang tidak efisien dan menggerogoti keuntungan. Konsumen yang memesan tiga kali seminggu daripada satu pesanan besar lebih banyak membutuhkan biaya pengiriman. Memesan barang-barang khusus dan memproses pengembalian juga membutuhkan biaya tapi hal ini jarang diukur dan diperhitungkan ke dalam anggaran.

Jadi meskipun konsumen dapat terlihat sangat positif dari perspektif profitabilitas, setelah Anda menambahkan semua elemen biaya untuk dilayani, mungkin hasilnya akan mengejutkan karena biaya yang membengkak. Visibilitas dari ujung ke ujung ini memungkinkan untuk mengatasi masalah yang mengikis margin keuntungan, sehingga tidak melulu soal menaikkan harga (jual).

1. Lakukan Audit Terhadap Leaking Bucket dalam Perusahaan

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan dan memahami data. Banyak perusahaan yang tidak melacak data di tingkat Representative level, Account level, atau Vice President level. Mereka tidak melaporkan data secara mingguan untuk meminta pertanggung jawaban pihak-pihak terkait. 

Tidak adanya laporan data mingguan akan membuat perusahaan kesulitan melakukan analisis tentang alasan internal yang menolak kenaikan harga, masalah dalam pengadaan barang atau operasional perusahaan yang tidak sejalan dengan (permintaan) pasar.

Semua pelacakan dan analisis itu sering kali tidak dilakukan sehingga akan ada kesempatan-kesempatan baik yang terlewatkan. Dalam mengatasi masalah ini, diperlukan kedisiplinan dan ketertiban dalam hal pelaporan dan juga akuntabilitas di antara level internal perusahaan. Dengan begitu, akan muncul diskusi untuk beradaptasi dan mengatasi masalah yang dihadapi menggunakan data yang ada di perusahaan.

2. Mengambil Keputusan Saat Kenaikan Harga Terus Terjadi

Sangat penting untuk mengolah angka terkait kenaikan harga, seperti memberikan kenaikan harga cukup agresif pada beberapa produk dan lebih sedikit pada produk lainnya. Hal ini disebabkan karena pelanggan juga memiliki peran yang menjadi faktor penentu harga. 

Pelanggan dapat memilih untuk mencari perusahaan atau vendor lain, menghilangkan produk tertentu, bahkan menggantinya dengan produk generik atau lebih murah. Terdapat pengetahuan terkait pasar yang mendukung dan juga seni untuk mengetahui konsumen setia perusahaan Anda dan konsumen yang mungkin pergi.

Membuat keputusan pada masa inflasi harus dipercepat sepuluh kali lipat dari biasanya. Dengan inflasi yang langka seperti ini, tidak ada bisnis seperti hari-hari sebelumnya. Setiap perubahan yang dilakukan harus dipantau dan dievaluasi secara ketat dan disesuaikan dengan cepat jika diperlukan.

3. Mempertahankan Konsumen untuk Jangka Panjang

Hal terakhir yang diinginkan perusahaan adalah dianggap menaikkan harga dengan alasan adanya inflasi. Konsumen sudah menduga adanya beberapa kenaikan harga, tetapi bukan berarti mereka senang akan hal itu. Jika kendala rantai pasokan diketahui maka adanya kenaikan dapat berjalan dengan baik, tetapi tidak jika situasi yang terjadi adalah kebalikannya. Perusahaan yang belum melakukan riset terkait kenaikan harga terhadap produk atau jasa yang ditawarkan dapat berimbas kehilangan konsumennya.

Terdapat beberapa cara perusahaan dapat mendukung konsumen untuk retensi jangka panjang, bahkan di tengah kenaikan harga. Pada saat pendistribusian, perusahaan dapat bekerja sama dengan konsumen dan mengidentifikasi produk pada rantai pasok yang dapat ditukar dengan produk yang lebih murah untuk membantu menghemat biaya. Ketika ada kenaikan harga, komunikasi tentang alasan di baliknya adalah kunci. Komunikasi yang baik terjadi dalam konteks layanan dan strategi keseluruhan untuk tetap memberikan bisnis terbaik, bukan hanya percakapan terkait angka atau nominal harga.

4. Memahami Pertumbuhan dan Profitabilitas Bisnis

Penting untuk selalu mengingat perbedaan antara laba kotor dan margin kotor. Perusahaan tampak tumbuh karena meningkatnya pendapatan dengan adanya kenaikan harga. Jika perusahaan melakukan hal ini tanpa mempertahankan atau memperluas margin kotor, artinya keputusan masih kurang efektif memberikan keuntungan meskipun adanya pertumbuhan topline.

Kesalahpahaman tersebut yang menghancurkan nilai pemegang saham. Hal yang menciptakan nilai pemegang saham terbaik adalah pertumbuhan yang menguntungkan. Pertumbuhan tersebut mengacu pada kemampuan untuk menumbuhkan pendapatan pada tingkat yang sama dengan laba. 

Tantangan inflasi yang sesungguhnya adalah melewati kenaikan biaya sambil mempertahankan margin dan tanpa kehilangan konsumen. Hal itulah yang membuat pemahaman terkait kenaikan harga menjadi sangat penting.

5. Memahami Peluang Keuntungan Jangka Panjang

Pada titik tertentu, situasi akan berada di tahap deflasi. Konsumen akan mengharapkan harga turun dan perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menurunkan harga saat terjadi deflasi. Hal ini memungkinkan jika perusahaan disiplin dalam menangkap kenaikan biaya yang telah dikeluarkan dan berikan kepada pelanggan.

Sebuah perusahaan dapat menjadikan inflasi sebagai peluang untuk membangun kemitraan jangka panjang dengan konsumen. Perusahaan tidak hanya mempertahankan margin keuntungan, mereka bekerja untuk memenangkan pangsa pasar dengan bermitra dengan pelanggan. 

Selain itu, masa inflasi juga dapat menguji kesungguhan perusahaan untuk menunjukkan kepada pelanggan bahwa mereka peduli dan bersedia bekerja lebih keras untuk  layanan terbaik. Hal ini menjadi prinsip penting yang perlu diperhatikan seiring dengan kondisi bisnis yang berubah dengan cepat.

Melalui Strategic Business Analysis, para eksekutif perusahaan bisa berbagi pandangan untuk mengasah keterampilan dalam mengaplikasikan pengambilan keputusan berbasis model analisis lingkungan. Jika terjadi masa sulit seperti inflasi yang harus dihadapi oleh para pengambil keputusan, perusahaan tidak hanya unggul dalam margin tetapi juga penguatan hubungan baik dengan konsumen.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia