Istilah dan Metriks Dasar yang Penting dalam Menjalankan Ecommerce

04 August 2022

Melakukan penjualan melalui toko online (e-commerce) menjadi salah satu cara praktis yang dipilih banyak orang untuk memasarkan produk. Tidak hanya terbatas untuk produk fisik, produk dalam bidang jasa mulai memanfaatkan penggunaan e-commerce.

Penggunaan e-commerce tidak semata-mata memindahkan katalog produk ke sebuah website. Ada berbagai fitur yang bisa dimanfaatkan untuk memantau penjualan agar makin laris. Layaknya toko fisik, berbagai upaya pemasaran bisa dilakukan untuk menarik pembeli.

Saat beralih ke e-commerce, ada banyak metriks yang bisa dihitung secara kuantitatif untuk menemukan perilaku konsumen. Melalui berbagai perhitungan metriks yang berbeda, Anda bisa melacak dan menemukan target konsumen yang membutuhkan produk Anda.

Apa itu metriks e-commerce?

Metriks adalah data dan analisis penting yang dapat membantu mengukur kesuksesan bisnis secara keseluruhan. Data yang bisa didapatkan dari platform e-commerce ini akan menunjukkan jumlah pelanggan yang Anda dapatkan, seberapa sering pelanggan kembali, dan bahkan jumlah orang yang meninggalkan barang di keranjang online mereka.

Beberapa metrik dapat membantu sebuah brand untuk mengukur popularitas dari sebuah produk. Hal ini tentunya juga dapat membantu bisnis Anda untuk dapat mengembangkan strategi produksi dan pemasaran pada pasar yang tepat dalam jangka waktu panjang.

Macam-macam istilah metriks e-commerce

Saat menggunakan e-commerce, akan muncul beberapa istilah yang terus berkembang. Tak hanya untuk kebutuhan di platform tertentu, Anda juga bisa memanfaatkan metriks tersebut untuk mengembangkan bisnis ke skala yang lebih besar di antaranya sebagai berikut:

1. Conversion rate

Conversion rate akan menjadi salah satu metrik yang paling penting untuk diperhatikan. Bagi para seller e-commerce, conversion rate adalah tolok ukur yang paling penting. Conversion rate Anda harus tetap stabil atau sebaiknya meningkat seiring waktu.

Jika Anda melihat penurunan besar, ini mungkin saat yang tepat untuk menyelidiki penyebabnya. Penurunan tersebut dapat menjadi momentum untuk memastikan situs web atau strategi pada platform e-commerce Anda masih berfungsi dengan baik.

Sederhananya, Anda dapat mengukur conversion rate (CVR) sebagai jumlah orang yang melakukan pembelian dari total jumlah orang yang mengakses situs web Anda. Rumus presentasenya terlihat seperti ini:

CVR (dalam %) = (jumlah Pembelian / jumlah Sesi) x 100

2. Customer lifetime value

Customer lifetime value (CLV atau CLTV) adalah pendapatan total yang dapat diharapkan sebuah bisnis dari satu pelanggan sepanjang masa hidupnya. Jumlah ini akan bervariasi berdasarkan industri dan produk juga.

Nilai seumur hidup pelanggan dari produk SaaS yang berharga $25/bulan bisa menjadi hanya $900 jika rata-rata pelanggan bertahan selama tiga tahun. Sedangkan nilai umur pelanggan dari toko lilin aromaterapi bisa jauh lebih dari itu jika pelanggan terus datang kembali setiap bulan dan sepanjang tahun.

3. Average order value

Customer lifetime value (AOV) memberi tahu Anda jumlah rata-rata yang dihabiskan pelanggan pada satu waktu di toko Anda. AOV adalah metrik yang dapat membantu Anda mengukur pendapatan dan membuat sasaran realistis untuk pelanggan baru dengan rumus:

AOV = Total Pendapatan / Jumlah Total Pesanan

4. Customer acquisition costs

Biaya customer acquisition costs (CAC) memberi tahu biaya rata-rata untuk mendapatkan pelanggan baru. Ini adalah metrik lain yang harus Anda hitung sendiri berdasarkan anggaran pemasaran yang dialokasikan untuk menghasilkan pelanggan dengan rumus:

CAC = Jumlah yang Dibelanjakan untuk Pemasaran / # Pelanggan Baru

5. Bounce rate

Bounce rate adalah metrik yang perlu diperhatikan oleh siapa pun dengan jenis situs web apa pun. Bounce rate merupakan jumlah orang yang membuka situs, tapi meninggalkannya lagi tanpa melakukan tindakan apa pun, baik mengklik ke halaman lain, mengisi formulir, memeriksa produk, dll.

Bounce rate rata-rata untuk sebuah website e-commerce adalah 20% - 45%. Jadi, cobalah untuk mempertahankan angka tersebut atau bahkan lebih rendah. Untuk mengurangi bounce rate, pastikan desain dan navigasi website cukup menarik. Hal ini dapat mendorong pengunjung yang merupakan calon konsumen dapat mengetahui produk saat berkunjung.

6. Click-through rate

Click-through rate (CTR) adalah rasio yang dihitung saat seseorang mengklik sebuah email, iklan, postingan media sosial, dan mendarat di situs web. Untuk menghitung rasio klik-tayang, gunakan rumus berikut:

CTR = (# Klik / # Tampilan/Tayangan) x 100

Secara keseluruhan, CTR cenderung menjadi angka yang cukup rendah. Jika Anda melihat CTR 2% atau lebih tinggi, artinya nilai tersebut sudah bisa dilakukan dengan cukup baik.

7. Sessions

Sessions biasanya dapat dilihat dan dianalisis berdasarkan jumlah traffic. Angka ini akan menunjukkan jumlah pengunjung yang datang dan bagaimana mereka mengaksesnya. Sumber traffic yang paling umum adalah:

Pencarian (search): Pengunjung situs web yang mendarat di situs web Anda setelah mengklik dari hasil pencarian

Langsung (direct): Pengunjung situs web yang membuka situs web Anda setelah mengetiknya langsung di kolom URL

Sosial: Pengunjung situs web yang membuka situs web Anda setelah mengklik dari platform media sosial

Email: Pengunjung situs web yang membuka situs web Anda setelah mengklik dari buletin email

Melihat statistik ini dapat membantu Anda mengukur channel pemasaran yang paling populer untuk bisnis. Misalnya, Anda mungkin ingin meningkatkan strategi SEO atau menambah daftar email untuk meningkatkan kunjungan email.

Berdasarkan metriks yang sesuai, Anda bisa membuat strategi yang tepat untuk mengembangkan fokus bisnis online. Tidak hanya itu, Anda juga bisa menghubungkannya dengan strategi offline sebagai suatu upaya pemasaran yang terintegrasi.

Melakukan penjualan melalui toko online (e-commerce) menjadi salah satu cara praktis yang dipilih banyak orang untuk memasarkan produk. Tidak hanya terbatas untuk produk fisik, produk dalam bidang jasa mulai memanfaatkan penggunaan e-commerce.

Penggunaan e-commerce tidak semata-mata memindahkan katalog produk ke sebuah website. Ada berbagai fitur yang bisa dimanfaatkan untuk memantau penjualan agar makin laris. Layaknya toko fisik, berbagai upaya pemasaran bisa dilakukan untuk menarik pembeli.

Saat beralih ke e-commerce, ada banyak metriks yang bisa dihitung secara kuantitatif untuk menemukan perilaku konsumen. Melalui berbagai perhitungan metriks yang berbeda, Anda bisa melacak dan menemukan target konsumen yang membutuhkan produk Anda.

Apa itu metriks e-commerce?

Metriks adalah data dan analisis penting yang dapat membantu mengukur kesuksesan bisnis secara keseluruhan. Data yang bisa didapatkan dari platform e-commerce ini akan menunjukkan jumlah pelanggan yang Anda dapatkan, seberapa sering pelanggan kembali, dan bahkan jumlah orang yang meninggalkan barang di keranjang online mereka.

Beberapa metrik dapat membantu sebuah brand untuk mengukur popularitas dari sebuah produk. Hal ini tentunya juga dapat membantu bisnis Anda untuk dapat mengembangkan strategi produksi dan pemasaran pada pasar yang tepat dalam jangka waktu panjang.

Macam-macam istilah metriks e-commerce

Saat menggunakan e-commerce, akan muncul beberapa istilah yang terus berkembang. Tak hanya untuk kebutuhan di platform tertentu, Anda juga bisa memanfaatkan metriks tersebut untuk mengembangkan bisnis ke skala yang lebih besar di antaranya sebagai berikut:

1. Conversion rate

Conversion rate akan menjadi salah satu metrik yang paling penting untuk diperhatikan. Bagi para seller e-commerce, conversion rate adalah tolok ukur yang paling penting. Conversion rate Anda harus tetap stabil atau sebaiknya meningkat seiring waktu.

Jika Anda melihat penurunan besar, ini mungkin saat yang tepat untuk menyelidiki penyebabnya. Penurunan tersebut dapat menjadi momentum untuk memastikan situs web atau strategi pada platform e-commerce Anda masih berfungsi dengan baik.

Sederhananya, Anda dapat mengukur conversion rate (CVR) sebagai jumlah orang yang melakukan pembelian dari total jumlah orang yang mengakses situs web Anda. Rumus presentasenya terlihat seperti ini:

CVR (dalam %) = (jumlah Pembelian / jumlah Sesi) x 100

2. Customer lifetime value

Customer lifetime value (CLV atau CLTV) adalah pendapatan total yang dapat diharapkan sebuah bisnis dari satu pelanggan sepanjang masa hidupnya. Jumlah ini akan bervariasi berdasarkan industri dan produk juga.

Nilai seumur hidup pelanggan dari produk SaaS yang berharga $25/bulan bisa menjadi hanya $900 jika rata-rata pelanggan bertahan selama tiga tahun. Sedangkan nilai umur pelanggan dari toko lilin aromaterapi bisa jauh lebih dari itu jika pelanggan terus datang kembali setiap bulan dan sepanjang tahun.

3. Average order value

Customer lifetime value (AOV) memberi tahu Anda jumlah rata-rata yang dihabiskan pelanggan pada satu waktu di toko Anda. AOV adalah metrik yang dapat membantu Anda mengukur pendapatan dan membuat sasaran realistis untuk pelanggan baru dengan rumus:

AOV = Total Pendapatan / Jumlah Total Pesanan

4. Customer acquisition costs

Biaya customer acquisition costs (CAC) memberi tahu biaya rata-rata untuk mendapatkan pelanggan baru. Ini adalah metrik lain yang harus Anda hitung sendiri berdasarkan anggaran pemasaran yang dialokasikan untuk menghasilkan pelanggan dengan rumus:

CAC = Jumlah yang Dibelanjakan untuk Pemasaran / # Pelanggan Baru

5. Bounce rate

Bounce rate adalah metrik yang perlu diperhatikan oleh siapa pun dengan jenis situs web apa pun. Bounce rate merupakan jumlah orang yang membuka situs, tapi meninggalkannya lagi tanpa melakukan tindakan apa pun, baik mengklik ke halaman lain, mengisi formulir, memeriksa produk, dll.

Bounce rate rata-rata untuk sebuah website e-commerce adalah 20% - 45%. Jadi, cobalah untuk mempertahankan angka tersebut atau bahkan lebih rendah. Untuk mengurangi bounce rate, pastikan desain dan navigasi website cukup menarik. Hal ini dapat mendorong pengunjung yang merupakan calon konsumen dapat mengetahui produk saat berkunjung.

6. Click-through rate

Click-through rate (CTR) adalah rasio yang dihitung saat seseorang mengklik sebuah email, iklan, postingan media sosial, dan mendarat di situs web. Untuk menghitung rasio klik-tayang, gunakan rumus berikut:

CTR = (# Klik / # Tampilan/Tayangan) x 100

Secara keseluruhan, CTR cenderung menjadi angka yang cukup rendah. Jika Anda melihat CTR 2% atau lebih tinggi, artinya nilai tersebut sudah bisa dilakukan dengan cukup baik.

7. Sessions

Sessions biasanya dapat dilihat dan dianalisis berdasarkan jumlah traffic. Angka ini akan menunjukkan jumlah pengunjung yang datang dan bagaimana mereka mengaksesnya. Sumber traffic yang paling umum adalah:

Pencarian (search): Pengunjung situs web yang mendarat di situs web Anda setelah mengklik dari hasil pencarian

Langsung (direct): Pengunjung situs web yang membuka situs web Anda setelah mengetiknya langsung di kolom URL

Sosial: Pengunjung situs web yang membuka situs web Anda setelah mengklik dari platform media sosial

Email: Pengunjung situs web yang membuka situs web Anda setelah mengklik dari buletin email

Melihat statistik ini dapat membantu Anda mengukur channel pemasaran yang paling populer untuk bisnis. Misalnya, Anda mungkin ingin meningkatkan strategi SEO atau menambah daftar email untuk meningkatkan kunjungan email.

Berdasarkan metriks yang sesuai, Anda bisa membuat strategi yang tepat untuk mengembangkan fokus bisnis online. Tidak hanya itu, Anda juga bisa menghubungkannya dengan strategi offline sebagai suatu upaya pemasaran yang terintegrasi.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia