Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Bagaimana Memaksimalkan Manfaat Digital Marketing Di Masa Krisis?

cover-artikel-putih.jpg

Pasca COVID-19, dunia terus mengalami perubahan. Kompetisi antar perusahaan pun semakin ketat. Bisnis yang pintar untuk meningkatkan visibilitasnya, maka bisnis itulah yang akan dikenal oleh konsumen. Oleh karena itu, banyak perusahaan terus melakukan aktivitas digital marketing untuk bisa beradaptasi di masa krisis. 

Apalagi bila melihat isu politik yang terus berkembang baik di Indonesia maupun di ranah global juga mempengaruhi iklim dunia bisnis. Kondisi politik yang tidak menentu membuat konsumen menahan daya belinya untuk mencegah kemungkinan terburuk. 

Daya beli konsumen yang menurun tentu berpengaruh pada operasi bisnis. Bisnis akan mengurangi budget operasional seperti budget untuk marketing. Dilemanya adalah dengan budget terbatas, perusahaan menuntut tim marketing-nya untuk mendatangkan sebanyak mungkin penjualan agar perusahaan bisa terus bertahan. 

Di tengah dilema tersebut, aktivitas pemasaran yang paling memungkinkan adalah dengan mengoptimalkan aktivitas digital marketing. Lantas bagaimana memaksimalkan manfaat digital marketing di masa krisis? Simak penjelasan berikut!  

 

Tantangan yang Dihadapi Tim Pemasaran Saat Krisis Melanda  

Ketika krisis yang disebabkan oleh perubahan faktor ekonomi, politik, dan lainnya yang menyebabkan perusahaan merugi, pilihan terburuk yang dipilih perusahaan adalah melakukan PHK agar perusahaan masih bisa terus berjalan. Selain PHK, perusahaan juga akan melakukan efisiensi budget operasional seperti operasional marketing.

Tim marketing sejatinya pun dihadapkan dengan berbagai tantangan, bukan hanya dari terbatasnya budget perusahaan. Namun, ada tantangan eksternal yang perlu ditangani ketika krisis melanda. Apa sajakah itu? 

  1. Penurunan Daya Beli Konsumen

Ketika krisis penurunan daya beli konsumen menjadi hal yang mutlak terjadi. Konsumen menahan uangnya untuk mencegah kemungkinan terburuk. Konsumen menjadi lebih selektif dan mengurangi pengeluaran, terutama untuk produk non-esensial. Dampaknya bagi bisnis adalah tentu penjualan menurun. 

  1. Perubahan Prioritas Konsumen

Fokus konsumen akan bergeser ke kebutuhan dasar, keamanan, dan kepercayaan merek. Mereka akan memprioritaskan pada kebutuhan primer terlebih dahulu.

  1. Ketidakpastian dan Volatilitas Pasar

Sulit merencanakan kampanye jangka panjang karena situasi berubah cepat. Perilaku konsumen pun susah diprediksi karena berubah dengan cepat pula. Analisis pasar jadi tidak akurat karena data historis kehilangan relevansi.

  1. Pergeseran Saluran dan Platform

Perusahaan yang masih belum memprioritaskan aktivitas digital marketing-nya maka siap-siap untuk tidak lagi relevan dengan kondisi pasar. Sekarang ini konsumen sebagian besar lebih menghabiskan banyak waktunya di saluran digital dan e-commerce.

  1. Kompetisi Semakin Ketat

Semua bisnis berebut atensi di ruang digital dengan anggaran terbatas.Pesaing bisa jadi lebih adaptif atau agresif dengan promosi. Bisnis yang mampu muncul di setiap saluran digital mempunyai potensi untuk menjadi top of mind di benak konsumen. 

Tantangan tersebut membuat tim marketing perlu mengatur strategi digital marketing-nya kembali. Pada saat ini, sudah tidak bijak lagi jika hanya fokus pada satu channel saja walaupun channel tersebut adalah channel unggulan perusahaan. 

Sekarang ini kuncinya ada pada visibilitas bisnis di seluruh saluran digital. Oleh karena itu, bisnis bisa mencoba mengaktivasi dan mengoptimalkan aktivitas omnichannel agar aktivitas digital marketing yang dilakukan tidak hanya mendapat dampak yang biasa, tapi bisa membawa dampak lebih banyak bagi perusahaan. 

Cara Mengoptimalkan Manfaat Digital Marketing Di Masa Krisis 

Apakah bisnis Anda sudah mulai melakukan aktivitas digital marketing, tapi dampaknya belum terasa? Aktivitas digital marketing ini perpaduan antara seni dan kemampuan untuk memanfaatkan data. Untuk mengoptimalkan manfaat digital marketing terlebih di masa krisis, ada rekomendasi dari McKinsey yang masih sangat relevan dengan era sekarang.

  1. Koordinasikan Aktivitas Digital Untuk Menjangkau Konsumen Sepanjang Customer Journey. 

Setiap bisnis punya costumer journey-nya masing-masing. Perjalanan konsumen dari mengenal hingga akhirnya membeli produk dari sebuah bisnis pun beragam. Untuk itu penting untuk mengintegrasikan aktivitas antar saluran atau omnichannel. Integrasikan antara social media, website, e-commerce, dan CRM (Customer Relationship Management) platform, digital advertising platform. 

Tujuan adanya strategi omnichannel adalah untuk memastikan konsumen mendapat pengalaman yang konsisten dan mulus dari tahap awal mengenal brand hingga akhirnya melakukan pembelian dan menjadi pelanggan loyal. Ini berarti brand harus hadir secara aktif di setiap titik kontak digital yang mungkin dilalui pelanggan.

Contoh dari strategi omnichannel ini adalah misalkan tim marketing Anda akan menjaring konsumen baru lewat iklan awareness di Instagram, ketika konsumen melakukan klik pada iklan tersebut, konsumen akan diarahkan pada konten blog informasional. 

Di dalam konten blog yang berisi informasi ini ada ajakan untuk mengunjungi halaman landing page. Kemudian ada chatbot WhatsApp yang melakukan follow up apabila konsumen mengisi formulir yang ada di landing page. Setelah konsumen melakukan pembelian, konsumen akan mendapatkan program loyalti misal mendapatkan email diskon untuk pembelian selanjutnya. 

  1. Jadikan Konsumen Sebagai Brand Ambassador melalui Konten

Alih-alih hanya mengandalkan pesan dari brand, strategi ini mendorong konsumen sendiri untuk membuat dan menyebarkan konten tentang pengalaman mereka. Konsumen dilibatkan untuk menjadi bagian dari narasi brand, sehingga mereka merasa memiliki identitas bersama brand tersebut. Dengan begitu, mereka bukan hanya pembeli, tapi juga menjadi duta merek (brand advocate) yang menyebarkan pesan secara organik dan lebih dipercaya oleh jaringan mereka.

Contohnya adalah dengan mengadakan kampanye hashtag challenge, review di TikTok, testimoni video di Instagram Story, atau referral program yang memberikan insentif saat mereka mengajak teman membeli.

  1. Berpikir Layaknya Publisher Konten

Di era digital dan krisis, brand harus mengadopsi pola pikir seperti media—produksi konten dalam jumlah besar, terjadwal, dan relevan untuk berbagai segmen pasar. Ini mencakup pemilihan format konten (artikel, video, infografik), platform distribusi (YouTube, LinkedIn, TikTok), serta penyesuaian konten terhadap karakteristik dan kebutuhan tiap audiens. Konsistensi, keberagaman, dan nilai konten menjadi elemen penting untuk mempertahankan perhatian konsumen.

Misalkan brand Anda adalah brand kecantikan, maka konten yang dibuat tidak hanya konten tentang produk, tetapi juga konten tentang tips perawatan wajah di blog, tutorial make-up di YouTube Shorts, infografik ingredients di Instagram, email newsletter setiap Jumat, dan semisalnya. 

  1. Gunakan Data Digital secara Strategis

Dengan melimpahnya data digital dari berbagai saluran (klik iklan, perilaku pengguna di website, engagement media sosial), brand harus mampu mengelola dan menginterpretasi data untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat. Data digunakan untuk personalisasi kampanye, segmentasi pelanggan, retargeting iklan, dan mengukur efektivitas setiap saluran. Strategi ini menjamin bahwa anggaran pemasaran digunakan secara efisien dan tepat sasaran.

Aktivitas yang mencerminkan menggunakan data digital secara strategis adalah menggunakan Google Analytics untuk mengetahui halaman mana yang paling banyak ditinggalkan, kemudian kita lakukan perbaikan pada landing page tersebut, setelah perbaikan dilakukan maka perlu  dipantau apakah ada peningkatan konversi atau tidak, dan retarget pengunjung yang belum checkout lewat email reminder atau iklan dinamis.

 

Apakah Bisnis Anda Masih Belum Mendapatkan Manfaat Maksimal Dari Digital Marketing? 

Apakah bisnis Anda masih belum merasakan manfaat besar dari aktivitas digital marketing? Bukannya untung, sering kali Return of Investment (ROI) yang telah dikeluarkan untuk aktivitas digital marketing masih rendah. Jika kondisi bisnis Anda masih seperti itu, maka ada yang perlu diperbaiki. 

Anda bisa mengikutkan tim marketing bisnis Anda untuk mengikuti pelatihan Digital Marketing yang bisa membuka wawasan dan strategi baru untuk meningkatkan nilai ROI dari aktivitas digital marketing. 

prasmul-eli menyediakan pelatihan digital marketing yang bisa tim Anda ikuti. Peserta akan dilatih dengan coach professional dan tentunya Anda akan belajar strategi omnichannel yang mampu memaksimalkan manfaat digital marketing bagi bisnis Anda. 

Inilah saatnya untuk meningkatkan manfaat maksimal dari digital marketing untuk terus bertumbuh di masa krisis. 

ARTIKEL TERKAIT