Di era digitalisasi dan perubahan perilaku konsumen yang tidak mudah terprediksi, setiap manajer pemasaran perlu menguasai pilar penting dalam marketing management sebagai kompetensi strategis.
Peran manajer pemasaran telah berevolusi, dari sekadar mengatur kampanye promosi menjadi arsitek utama strategi bisnis yang berbasis pelanggan.
Hal ini semakin relevan ketika laporan McKinsey tahun 2023 menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan pendekatan pemasaran berbasis data dapat meningkatkan ROI hingga 20%.
Menurut riset American Marketing Association (AMA), efektivitas pemasaran kini dinilai dari pengalaman pelanggan yang konsisten, bukan hanya seberapa menarik kampanye yang dijalankan.
Manajer pemasaran yang mampu mengintegrasikan analitik, kolaborasi lintas fungsi, serta memahami customer journey dari awal hingga akhir akan menjadi penggerak utama pertumbuhan bisnis.
Karena itu, kemampuan ini bukan hanya soal mencapai target, tetapi juga membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi perusahaan.
Marketing management adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran dengan tujuan utama menciptakan nilai pelanggan dan menghasilkan profitabilitas bisnis yang berkelanjutan.
Menurut Philip Kotler, yang dikenal sebagai “bapak pemasaran modern,” marketing management adalah seni dan ilmu dalam memilih target pasar serta menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai superior kepada pelanggan.
Di tengah disrupsi digital dan perubahan perilaku konsumen yang dinamis, fungsi marketing tidak lagi hanya soal promosi, tetapi menjadi penggerak strategi bisnis secara keseluruhan.
Salah satu elemen kunci dalam marketing management adalah pemahaman pasar melalui riset yang sistematis.
Berdasarkan laporan dari McKinsey & Company, perusahaan yang mengintegrasikan data dan analitik dalam pengambilan keputusan pemasaran dapat meningkatkan ROI hingga 15–20%.
Ini menunjukkan pentingnya marketing management berbasis data, bukan asumsi.
Pemasar yang andal perlu mampu membaca tren, memahami segmen pasar, serta menerjemahkannya menjadi strategi diferensiasi dan positioning yang tepat.
Marketing management juga berkaitan erat dengan pengelolaan bauran pemasaran atau marketing mix (produk, harga, distribusi, dan promosi). Di era digital saat ini, konsep ini berkembang menjadi 7P dengan tambahan people, process, dan physical evidence.
Lembaga seperti American Marketing Association (AMA) menekankan bahwa efektivitas pemasaran modern tidak hanya dinilai dari output promosi, tetapi dari pengalaman holistik pelanggan (customer journey) yang dikelola secara konsisten lintas kanal.
Dalam praktiknya, marketing management mencakup pengelolaan brand, kampanye digital, content marketing, hingga kolaborasi lintas fungsi seperti sales dan customer service.
7 Pilar Marketing Management adalah kerangka strategis yang digunakan perusahaan untuk mengelola seluruh aspek pemasaran secara komprehensif dan terintegrasi, agar dapat menciptakan, mengkomunikasikan, dan mempertahankan nilai pelanggan.
Model ini berasal dari pengembangan konsep klasik 4P (Product, Price, Place, Promotion) yang diperkenalkan oleh E. Jerome McCarthy pada tahun 1960, lalu diperluas menjadi 7P oleh Booms dan Bitner tahun 1981 untuk mengakomodasi dinamika industri jasa dan bisnis modern.
Hingga saat ini, lembaga kredibel seperti American Marketing Association (AMA) dan Harvard Business School masih merekomendasikan framework ini sebagai fondasi dalam mengelola marketing secara profesional.
Berikut adalah uraian 7 Pilar dalam konteks Marketing Management:
Produk atau layanan adalah dasar dari semua strategi pemasaran. Menurut Philip Kotler, "The product is the heart of marketing efforts."
Produk harus terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar.
Berdasarkan riset McKinsey tahun 2023, perusahaan yang berfokus pada inovasi produk mencatat pertumbuhan pendapatan 2,4 kali lebih tinggi dibandingkan pesaingnya.
Harga mencerminkan nilai produk di mata pelanggan dan menjadi elemen strategis dalam positioning.
Survei Deloitte tahun 2022 mengungkapkan bahwa 82% konsumen membandingkan harga online sebelum membuat keputusan pembelian.
Strategi harga yang efektif harus mempertimbangkan faktor kompetitif, psikologis, dan value-based pricing.
Distribusi mengatur bagaimana produk tersedia bagi pelanggan. Dengan transformasi digital, distribusi mencakup jalur fisik dan kanal daring.
Studi dari Harvard Business Review menyatakan bahwa perusahaan dengan pendekatan omnichannel meningkatkan loyalitas pelanggan hingga 90% lebih tinggi dibanding single-channel.
Promosi adalah bagaimana perusahaan mengkomunikasikan nilai produknya ke pasar. Ini mencakup iklan, PR, media sosial, SEO, dan lainnya.
Menurut laporan Gartner tahun 2024, perusahaan yang mengintegrasikan kampanye digital dan offline berhasil meningkatkan brand engagement rata-rata sebesar 27%.
Karyawan adalah duta besar brand. Kualitas layanan sangat bergantung pada keterampilan, sikap, dan motivasi staf.
Gallup Workplace Report menunjukkan bahwa perusahaan dengan employee engagement tinggi memiliki profitabilitas 23% lebih besar dibandingkan rata-rata industri.
Marketing management harus memastikan bahwa seluruh proses, mulai dari produksi, penjualan, pelayanan, hingga feedback pelanggan, berjalan efisien dan terstandarisasi.
Dalam Forrester Research tahun 2023 menemukan bahwa 79% pelanggan meninggalkan brand setelah satu pengalaman buruk akibat proses layanan yang tidak mulus.
Dalam produk jasa dan digital, bukti fisik seperti website, brosur, ulasan pelanggan, dan packaging membangun persepsi kualitas.
Menurut Nielsen Trust Report, 92% konsumen mempercayai user-generated content (review dan testimoni) dibandingkan iklan resmi.
Menguasai manajemen pemasaran bukan hanya tentang memahami teori, tetapi juga tentang mampu menerapkan strategi pemasaran yang efektif, terukur, dan berorientasi pada hasil nyata.
Sebagai seorang pemimpin berpengalaman, Anda harus mengamati ada beberapa indikator utama yang menunjukkan bahwa seorang manajer pemasaran benar-benar menguasai disiplin ini.
Pendapat ini juga diperkuat oleh riset dari lembaga kredibel seperti American Marketing Association (AMA), McKinsey, dan HubSpot.
Seorang manajer pemasaran yang menguasai marketing management mampu merancang rencana pemasaran yang komprehensif, meliputi analisis pasar, segmentasi, targeting, positioning , serta penggunaan bauran pemasaran (7P).
Menurut riset McKinsey tahun 2024, perusahaan yang mengimplementasikan strategi pemasaran berbasis data dan terintegrasi mampu meningkatkan efektivitas kampanye hingga 25% lebih tinggi dibandingkan pendekatan tradisional.
Di era digital, penguasaan terhadap data analitik menjadi indikator kritis. Seorang manajer pemasaran yang andal tidak hanya melihat vanity metrics (seperti jumlah likes), tetapi juga memahami metrik strategis seperti Customer Acquisition Cost (CAC), Customer Lifetime Value (CLV), Conversion Rate, dan Return of Investment (ROI) dari kampanye pemasaran.
Laporan dari HubSpot tahun 2023 menunjukkan bahwa 73% perusahaan top-performing memiliki manajer pemasaran yang rutin menggunakan data analytics dalam pengambilan keputusan.
Marketing tidak bisa berjalan dalam silo. Seorang manajer pemasaran sejati mampu memimpin tim kreatif, digital, penjualan, bahkan keuangan dalam satu ekosistem yang saling terhubung.
Menurut Gallup's State of the Global Workplace Report tahun 2023, organisasi dengan kolaborasi lintas departemen yang kuat mencatatkan pertumbuhan pendapatan 21% lebih tinggi dibandingkan yang bergerak sendiri-sendiri.
Seorang manajer pemasaran yang mahir harus memahami seluruh siklus customer journey, mulai dari awareness hingga advocacy, dan mampu menciptakan pengalaman pelanggan yang konsisten di setiap titik sentuh pelanggan.
Studi dari PwC tahun 2024 menyebutkan bahwa 73% konsumen menyatakan customer experience adalah faktor utama dalam keputusan membeli, lebih penting daripada harga atau produk itu sendiri.
Menguasai marketing management berarti siap menghadapi perubahan cepat dalam tren pasar, teknologi baru (seperti AI dalam marketing, automation, personalisasi), dan perubahan perilaku konsumen.
Menurut laporan Salesforce State of Marketing tahun 2024, 91% pemimpin pemasaran mengatakan bahwa kemampuan adaptasi cepat terhadap perubahan adalah kunci utama kesuksesan jangka panjang.
Seorang manajer pemasaran yang menguasai marketing management akan terlihat dari kemampuannya menyusun strategi berbasis data, mengeksekusi kampanye terintegrasi, memimpin tim, menciptakan customer experience yang kuat, dan beradaptasi dengan perubahan tren.
Agar indikator-indikator tersebut dikuasai, manajer membutuhkan pelatihan pemasaran yang memadai dan kredibel.
prasmul-eli menyediakan Program Marketing Management Training yang dipercaya mengembangkan potensi manajer dalam menerapkannya secara berkelanjutan relevan dengan visi dan misi perusahaan Anda.
Dalam lanskap digital, bisnis yang sering muncul di setiap kanal yang diakses konsumen adalah bisnis yang bisa memenangkan hati konsumen.
Untuk itu peran manajer pemasaran dengan keterampilan marketing management menjadi sangat krusial untuk menumbuhkan visibilitas perusahaan hingga berdampak pada penghasilan profit bagi perusahaan.
Inilah saatnya untuk terus memaksimalkan praktik manajemen pemasaran untuk mendorong pertumbuhan bisnis.