Kondisi tim marketing di era disrupsi ini didorong untuk mencapai pencapaian yang banyak dengan sumber daya yang terbatas. Dengan budget dan jumlah yang terbatas, kehadiran mereka diharapkan untuk membantu pertumbuhan bisnis perusahaan.
Dengan perubahan pasar yang begitu cepat, tim marketing tidak bisa hanya melakukan business as usual (BAU). Mereka perlu memiliki tujuan yang adaptif di era marketing modern ini, dan juga meningkatkan kemampuan untuk berkolaborasi dengan lintas divisi.
Penemuan dari studi yang dilaksanakan oleh McKinsey menunjukkan bahwa tim marketing sekarang ini dihadapkan pada kesenjangan keterampilan yang dimiliki, adanya efisiensi anggaran aktivitas marketing, dan efektivitas tim dan juga teknologi.
Sebanyak 81% perusahaan tidak memiliki teknologi marketing terintegrasi yang bisa memberikan pengalaman personalisasi pada setiap channel. Ditambah lagi sebanyak 76% tim marketing di perusahaan belum sepenuhnya sukses melakukan aktivitas operasionalnya secara agile.
Dari fakta-fakta tersebut, tim marketing membutuhkan dukungan melalui pembelajaran seperti marketing management training. Bukan sekedar pelatihan biasa, tapi pelatihan yang dibutuhkan adalah pelatihan yang bisa membantu tim marketing meningkatkan performa dan juga agility dalam proses marketingnya.
Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas materi apa saja dalam marketing management training yang bisa membuat tim menjadi adaptif dan bisa mencapai tujuannya walau dengan sumber daya terbatas.
Hal paling umum yang dilakukan perusahaan untuk mencapai target dari aktivitas pemasarannya adalah dengan merekrut pihak ketiga yakni agensi pemasaran. Namun, jika budget perusahaan terbatas maka pilihan menggunakan agensi pemasaran bukan pilihan yang tepat.
Pilihan lainnya agar tim internal marketing perusahaan tidak memiliki ketergantungan dengan agensi adalah mengadakan pelatihan marketing management training untuk tim internal.
Berikut ini tantangan yang dihadapi oleh tim marketing sehingga perusahaan perlu menginvestasikan pada pelatihan marketing management.
Seringkali kampanye digital berjalan terus tanpa menghasilkan hasil yang signifikan bagi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa tanda seperti ROAS (Return on Ad Spend) yang stagnan atau bahkan menurun, biaya per lead (Cost Per Lead) atau biaya per akuisisi yang tinggi, serta tingkat konversi yang rendah.
Selain itu, ketiadaan sistem review dan evaluasi kampanye yang kurang jelas memperparah situasi, karena tim tidak memiliki data akurat untuk mengambil keputusan.
Kondisi ini menjadi sinyal kuat bahwa tim pemasaran membutuhkan pelatihan agar mampu mengoptimalkan strategi pemasaran dan memperbaiki efektivitas anggaran yang dialokasikan.
Ketika manajemen perusahaan menetapkan target pertumbuhan yang lebih ambisius, seperti ekspansi ke pasar baru atau peningkatan brand awareness, hal ini menuntut kesiapan tim marketing yang lebih matang.
Contohnya, perusahaan mungkin perlu memperbesar skala tim marketing, memasuki segmen pasar baru seperti beralih dari B2B ke B2C, atau meluncurkan produk baru yang membutuhkan kampanye besar dan terintegrasi.
Untuk menghadapi tantangan ini, pelatihan yang tepat sangat diperlukan agar tim dapat menyusun dan mengeksekusi strategi pemasaran yang scalable serta berorientasi pada pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Seringkali terjadi ketidakseimbangan kompetensi di dalam tim pemasaran, di mana anggota senior belum selalu mengikuti tren digital terbaru, sementara anggota junior belum memahami strategi bisnis secara mendalam.
Hal ini tercermin dari ketergantungan yang tinggi pada agency atau vendor luar, kolaborasi antar fungsi seperti design, sales, dan digital yang kurang optimal, serta sering muncul miskomunikasi dalam penyusunan kampanye.
Perubahan signifikan dalam struktur tim marketing seperti pergantian marketing manager baru, pembentukan tim baru, atau penambahan banyak staf baru sering menimbulkan tantangan.
Efek yang timbul antara lain proses kerja yang tidak baku, strategi yang tidak terdokumentasi dengan baik, dan kebutuhan mendesak untuk menyamakan pemahaman serta keterampilan.
Banyak perusahaan menghadapi masalah tingginya biaya penggunaan agency atau vendor eksternal untuk aktivitas pemasaran, sementara tim internal belum memiliki skill yang memadai untuk menjalankan kampanye secara mandiri. Hal ini mendorong kebutuhan untuk membangun kapabilitas internal yang kuat agar perusahaan tidak selalu bergantung pada pihak luar.
Untuk meniadakan kesenjangan keterampilan yang dimiliki tim marketing dengan kondisi marketing modern, maka materi marketing management training yang dibutuhkan pun meliputi proses marketing yang terintegrasi.
Menurut McKinsey, berikut ini adalah materi marketing untuk membangun kapabilitas menjalankan aktivitas marketing di era disrupsi ini.
Fokus pada pelanggan sebagai pusat dari semua strategi pemasaran berarti seluruh aktivitas marketing dirancang berdasarkan kebutuhan, preferensi, dan perilaku pelanggan.
Dengan memahami pelanggan secara mendalam, tim pemasaran dapat menyusun pesan, produk, dan layanan yang relevan, meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Pendekatan ini membantu perusahaan membangun hubungan jangka panjang yang kuat serta mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Kemampuan mengelola seluruh perjalanan pelanggan dari tahap kesadaran (awareness), pertimbangan (consideration), hingga pembelian dan retensi sangat krusial.
Tim pemasaran yang menguasai full-funnel marketing dapat menyusun strategi yang menyentuh setiap tahap dengan konten dan taktik yang tepat, sehingga memperbesar peluang konversi dan meningkatkan lifetime value pelanggan. Pendekatan ini memastikan tidak ada potensi pelanggan yang terlewatkan selama proses pembelian.
Mengadopsi model operasional yang gesit memungkinkan tim pemasaran untuk merespons perubahan pasar dengan cepat dan efektif.
Dengan struktur yang fleksibel dan proses iteratif, tim dapat menguji, belajar, dan beradaptasi secara real-time terhadap feedback pelanggan, tren baru, atau kompetitor. Agile marketing meningkatkan efisiensi kerja, meminimalkan risiko kegagalan, dan mempercepat inovasi dalam kampanye pemasaran.
Keunggulan dalam mengelola berbagai saluran pemasaran secara efektif berarti tim mampu menjalankan kampanye yang konsisten dan terintegrasi di berbagai platform, baik online seperti media sosial, email, website, maupun offline seperti event dan retail.
Hal ini meningkatkan jangkauan audiens dan memperkuat pesan dari brand secara menyeluruh, sehingga menciptakan pengalaman pelanggan yang mulus dan meningkatkan hasil pemasaran.
Kemampuan mengukur dan menganalisis kinerja pemasaran secara akurat adalah fondasi untuk pengambilan keputusan yang berbasis data. Tim pemasaran harus mampu menetapkan KPI yang tepat, menggunakan tools analytics, dan menginterpretasi data untuk mengetahui efektivitas setiap aktivitas marketing.
Dengan metrik yang jelas, perusahaan dapat mengoptimalkan anggaran, memperbaiki strategi, dan membuktikan dampak pemasaran terhadap bisnis secara transparan.
Pemanfaatan data pelanggan dan teknologi pemasaran membantu tim membuat keputusan yang lebih cerdas dan terpersonalisasi sesuai dengan strategi pemasaran.
Dengan mengintegrasikan data dari berbagai touchpoint dan memanfaatkan teknologi seperti CRM, automation, dan AI, tim dapat mengidentifikasi segmen pasar, memprediksi kebutuhan pelanggan, dan mengotomatisasi kampanye yang relevan. Hal ini meningkatkan efisiensi operasional dan hasil pemasaran yang lebih tepat sasaran.
Apakah kondisi tim marketing Anda sedang mengalami tantangan yang sudah disebutkan di atas? Budget terbatas tapi harapan dari manajemen tidak terbatas?
Untuk investasi pada agensi budget tidak cukup, maka investasi pada marketing management training menjadi pilihan yang tepat. Dengan investasi ilmu, para tim marketing akan berimprovisasi sendiri.
Bila Anda mencari pelatihan marketing management yang sudah meliputi enam kapabilitas yang direkomendasikan oleh riset dari McKinsey dan bisa menghilangkan kesenjangan keterampilan, maka pelatihan marketing management training dari prasmul-eli adalah solusi tepat.